Rabu, 11 Maret 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2560

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (20 Messages)

Messages

1.

Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Novi

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Mar 10, 2009 7:41 am (PDT)

Mbak Novi, buku ini bukan hanya terfokus pada kekejian atau kebengisan
seorang pembunuh terhadap korban-korbannya, tetapi lebih kepada sisi
psikologisnya, mengapa ia melakukan hal itu. Dan 75% isi buku ini bertutur
tentang kisah hidup Grenouille yang menyedihkan, yang terbuang,
terpinggirkan, dan disiksa lahir batin oleh orang-orang di sekitarnya.
Sehingga saat ia melakukan pembunuhan-pembunuhan itu, aku sangat paham dan
mengerti mengapa ia sampai melakukan hal itu.

Silakan baca bukunya bila berkenan, Mbak :-)

Thanks a lot...

salam
Lia

On 3/9/09, novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com> wrote:
>
> Uraian mba Lia keren, mantab, deh...
>
> Beberapa kali aku lihat buku ini sampai ganti cover, tapi masih ragu untuk
> membeli dan membacanya, hehehe...
>
> Tapi, baca uraian mbak lia, malah jadi penasaran, nih :D Hmmm, ternyata
> cerita "serem" bisa dituturkan dengan sangat baik di review mbak lia,
> hehehe...
>
> Sejak baca Sheila 1, 2, Jadie, Billie, dll... aku udah mulai enggan baca
> buku yang berbau kekerasan, hehehe.. Takut imajinasi berkembang ke
> mana-mana, terus ga bisa tidur, deh... :D *jadi malu :D
>
> Duh, pengen banget bikin review buku yang dibaca. Iri sama mbak lia, mbak
> rini, sinta, dan semuaaa... Abis baca pada nge-review...
> Kapan ya aku nge-review :D
>
> Salam
>
> Novi :)
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Judul buku : Perfume – The Story Of A Murderer*
> >
> > *Judul asli : Das Parfum: Die Geschichte Eines Murders*
> >
> > *Penulis : Patrick Suskind*
> >
> > *Genre : Fiction - suspense*
> >
> > *Tebal : 423 halaman*
> >
> > *Cetakan : Keenam, Agustus 2006*
> >
> > *Penerbit : Dastan Books*
> >
> >
> >
> > Resensi oleh : Lia Octavia
> >
> >
> >
> >
> >
> > Manusia pada dasarnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang hidup karena
> cinta,
> > oleh cinta, dan untuk cinta. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai
> > merupakan kebutuhan dasar yang seringkali diabaikan oleh manusia itu
> sendiri
> > karena perbedaan persepsi dan definisi mengenai cinta. Terlepas dari
> > persoalan apakah itu cinta, kebutuhan yang satu ini ternyata mampu
> mengubah
> > sejarah kehidupan seseorang, masyarakat, bangsa, bahkan dunia, serta
> > mengubah cara pandang seseorang terhadap yang lain. Cinta yang membuat
> dunia
> > terus berputar selama jantung masih berdetak dan nafas masih berhembus.
> > Dunia yang terus berputar selama Sang Pencipta Dunia menghendakinya.
> >
> >
> >
> > Kebutuhan akan cinta dimulai ketika seorang anak manusia dilahirkan ke
> > dunia. Yaitu cinta seorang ibu kepada anaknya. Cinta inilah yang tidak
> > didapat oleh Jean-Babtiste Grenouille, seorang bayi laki-laki yang
> > dilahirkan di tempat terakhir yang pernah dibayangkan oleh manusia,
> tempat
> > terbusuk seantero kerajaan Perancis pada abad kedelapan belas. Kelahiran
> > Grenouille di sebuah kedai ikan yang menebarkan aroma gabungan antara
> melon
> > busuk dan bekas bakaran kotoran binatang serta amis yang sengatannya
> mampu
> > menutupi aroma mayat, di musim panas itu, merupakan kelahiran yang kelima
> > kalinya bagi ibunda Grenouille dan tidak diketahui siapa ayahnya.
> Kelahiran
> > Grenouille di bawah meja jagal ikan yang bercampur dengan darah dan
> kotoran
> > ikan. Kelahiran Grenouille di balik kerumunan lalat, kotoran, dan kepala
> > ikan. Kelahiran Grenouille yang tidak dikehendaki. Kelahiran Grenouille
> yang
> > tanpa cinta.
> >
> >
> >
> > Menjadi yatim piatu sejak bayi, ibunda Grenouille dihukum penggal karena
> > sebelumnya membunuh empat bayi-bayinya, Grenouille kecil menjalani hidup
> > dari satu ibu susu ke ibu susu lainnya. Dari rumah yatim piatu hingga
> biara.
> > Keanehan yang ada pada dirinya, yaitu Grenouille yang tidak memiliki bau
> > seperti halnya manusia lain, membuat Grenouille terbuang dan mengalami
> > siksaan demi siksaan di dalam tempat tinggalnya. Seperti di rumah Madame
> > Gillard, seorang wanita paruh baya yang mengambil anak-anak tanpa nama
> asal
> > ada yang bersedia membayar; wanita yang tega menyiksanya sampai mati
> untuk
> > kesalahan kecil sekali pun.
> >
> >
> >
> > Grenouille kecil belajar untuk patuh, hari demi hari memendam seluruh
> energi
> > pemberontakan dan pertentangan, mengubahnya menjadi keinginan tunggal
> untuk
> > bertahan hidup ala kutu di pohon. Mematuhi dan mengerjakan semua perintah
> > tanpa bertanya, membiarkan dirinya dikunci di lemari, bekerja hingga enam
> > belas jam sehari. Begitulah Grenouille menjalani hari-harinya. Tanpa
> rasa.
> > Tanpa cinta.
> >
> >
> >
> > Mimpi Grenouille yang sangat didambakannya adalah tetap hidup dan
> > menggenggam secuil kebebasan yang lebih dari cukup untuk bernafas, tanpa
> > tahu alasan mengapa manusia-manusia yang ada di sekitarnya selalu
> berusaha
> > menyingkirkannya, membuangnya, hanya karena ia berbeda. Grenouille yang
> > tidak sama dengan manusia-manusia lain. Grenouille yang tidak berbau.
> > Grenouille yang ditolak bumi.
> >
> >
> >
> > Hingga kemudian Grenouille menemukan kenyataan bahwa ia memiliki daya
> > penciuman yang luar biasa. Sebuah anugerah yang dititipkan Sang Pencipta
> > padanya. Hidung Grenouille mampu mengurai berbagai macam bau, mulai dari
> > benda-benda terkecil hingga benda-benda yang letaknya berada dalam radius
> > beberapa kilometer dari tempatnya berada. Hidung inilah yang kemudian
> > membawanya bekerja di rumah Baldini, seorang pengusaha parfum ternama di
> > Paris. Di sana, di tengah berbagai siksaan yang terus menerpa, Grenouille
> > belajar meramu dan membuat berbagai macam parfum dengan aroma yang
> > berbeda-beda. Dan karena kebenciannya pada manusia yang tidak pernah
> > mencintainya membuat Grenouille terobsesi menciptakan parfum terbaik yang
> > pernah ada, yaitu aroma seorang perawan.
> >
> >
> >
> >
> >
> > ******
> >
> >
> >
> > Patrick Suskind lahir pada tahun 1949. Belajar sejarah di Munich dna
> menjadi
> > penulis di dunia pertelevisian. Novelnya yang berjudul *Die Taube*
> (Burung
> > Merpati) kemudian diadaptasi menjadi naskah panggung dan dipentaskan
> pertama
> > kali di gedung Teater BAC London pada Mei 1993. Naskah panggung lainnya
> yang
> > berjudul *Der Kontrabas* (Bas Ganda) dipentaskan di Munich pertama
> kalitahun
> > 1981 dan sejak itu menjadi salah satu karya yang paling sering
> dipentaskan
> > di Jerman, Swiss, dan Austria. Novel Suskind lain yang berjudul *Die
> > Geschichte Von Herr Sommer* (Kisah Tuan Sommer) (1992) dan *Drei
> Geschichten
> > * (Tiga Kisah) (1996). Novel Das Parfum ini adalah novel pertamanya yang
> > terjual lebih dari 15 juta kopi.
> >
> >
> >
> > Suskind menuturkan kisah ini dengan baik dan amat tidak biasa dengan
> > menuturkan latar belakang psikologi seorang manusia yang tidak pernah
> > mengenal cinta, manusia yang terbuang dan terpinggirkan dari
> masyarakatnya,
> > dan justru manusia seperti itulah yang diberi anugerah lebih oleh
> > Penciptanya. Anugerah yang bisa menjadi rebutan oleh manusia-manusia lain
> > yang haus oleh ketenaran, popularitas, dan nafsu. Manusia-manusia lain
> yang
> > berjalan di dalam kegelapan jiwa mereka karena kebodohan dan
> ketidaktahuan
> > mereka sendiri.
> >
> >
> >
> > Suskind memaparkan tragedi demi tragedi kemanusiaan di atas panggung
> bernama
> > kehidupan, dengan pembaca sebagai penontonnya. Dan dengan riset yang
> sangat
> > baik mengenai aroma dan cara pengolahan parfum, buku ini menjadi cermin
> > latar belakang psikologis mengapa seseorang dapat bertindak seperti
> Tuhan;
> > mengakhiri kehidupan orang lain. Seseorang yang tidak dicintai hanya
> karena
> > ia berbeda. Semua, karena satu kata yang mampu mengubah segalanya. Semua,
> > karena cinta.
> >
> >
> >
> >
> >
> > Jakarta, 9 Maret 2009 at 5.20 p.m.
> >
> > Dipersembahkan untuk Retnadi Nur'aini
> >
> > http://mutiaracinta.multiply.com
> >
> >
> >
> >
> > *******
> >
>
>
>
2a.

Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Retno

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Mar 10, 2009 7:56 am (PDT)

Resensi ini memang kutulis untuk Mbak Retno yang telah bersedia meminjamkan
buku ini padaku karena buku ini sudah habis terjual, bahkan buku bekasnya
pun sudah tidak ada lagi.

Aku begitu trenyuh dan menangis ketika Grenouille ini diejek, disiksa,
hingga kemanusiaannya pun direnggut darinya. Ku pikir, sebenarnya yang jahat
dan keterlaluan adalah manusia-manusia yang melampaui batas, hingga tega
merenggut kehormatan kemanusiaan orang lain. Sisi-sisi manusia sangat
berlapis. Kita takkan pernah tahu apa yang akan dilakukannya.

Aku sebenarnya kurang setuju dgn endorsement buku ini yg melebih2kan dan
menonjolkan pembunuhannya. Mem-brain washed pembaca sebelum buku ini dibuka.
Padahal novel ini sangat bagus bila dikaji dari sisi psikologinya.

Kekuatan dendam di buku ini berbeda dgn di novel2 Sidney Sheldon. Kalau di
buku ini, hukum sebab akibat sangat berperan dan ditambah dengan anugerah
Grenouille dengan penciuman yang lebih tajam dari anjing pelacak, bisa
dipastikan Grenouille pasti berhasil membunuh semua korban2 yang diincarnya.
Aku sudah menduga seperti itu ketika ia membunuh untuk pertama kalinya. Aku
yakin pembunuhan2 selanjutnya pasti akan sukses, tanpa kesulitan yang
berarti. Pengejaran pada korban-korbannya adalah sebuah petualangan yang
mengasyikkan bagi Grenouille.

Walau aku sudah menonton filmnya berkali-kali, tetap saja esensi dan
penggambaran buku ini berbeda dengan filmnya. Terutama dari sudut pandang
penceritaan. Tidak ada yang menyoroti kehampaan Grenouille ttg cinta. Seakan
semuanya wajar dan sah-sah saja untuk memperolok dan menyiksa orang lain
hanya karena ia berbeda. Bukankah kebanyakan hal seperti itu juga terjadi di
masyarakat dalam kehidupan nyata?

Well, diskusi yang sangat menyenangkan, Mbak Retno. It always will :-)
Thanks a lot

Salam
Lia

On 3/10/09, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com> wrote:
>
> waaaa...ada yg menulis resensi utkku!!!
> gyaaaa!!!(ibu hamil norak mode on), terima kasih mbak lia..
> emang keren bgt ni buku. pendalaman karakternya, cara ngebalut emosinya
> pake kata2.
>
> aku sedih bgt pas si grenouille ini diejek2 orang karena dia nggak berbau.
> karena dia berbeda.
> trus aku juga merinding pas grenouille ini nunggu si anak perempuan kecil
> itu beranjak dewasa, sampai beraroma pekat perawan spt yg
> diharapkannya--kesabaran menunggu yg mengingatkanku pd kekuatan dendam
> tokoh2 sidney sheldon.
>
> dan covernya oke banget! eyecatching dr jauh, tapi nggak suram dan
> deppressing karena warnanya ijo2 gitu (btw, dr jauh kaya buah anggur nggak
> sih?)
>
> pun filmnya bergaya teatrikal, kupikir, tetep aja, ada "rasa" yg
> kurang--hmmm, mungkin karena kurang narasi..
> itu yg bikin aku pas nonton endingnya kok berasa antiklimaks ya?
>
> ps buat novi: buku ini beda sm tipe buku sheila nov. mulai dr settingan
> zaman yg beda, juga angle pengisahan. dulu kayanya aku pernah baca "belajar
> utk membunuh"nya agatha christie, nah semacam itu deh.
>
> dan buat mbak lia, thanks for writing such a deep, intense, and beautiful
> review ya..
>
> salam,
>
> -retno-
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Judul buku : Perfume – The Story Of A Murderer*
> >
> > *Judul asli : Das Parfum: Die Geschichte Eines Murders*
> >
> > *Penulis : Patrick Suskind*
> >
> > *Genre : Fiction - suspense*
> >
> > *Tebal : 423 halaman*
> >
> > *Cetakan : Keenam, Agustus 2006*
> >
> > *Penerbit : Dastan Books*
> >
> >
> >
> > Resensi oleh : Lia Octavia
> >
> >
> >
> >
>
>
>
2b.

Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Retno

Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Tue Mar 10, 2009 9:54 pm (PDT)

betul mbak, kupikir waktu awal baca Perfume juga begitu. kok nggak pas sama endorsementnya (berhubung waktu itu emang lg cari buku thriller ala Da Vinci Code). Setelah dilanjutin baca, thriller sih emang, tepatnya psychological thriller. Dan buku ini juga sempat bikin kenyamanan psikologisku terganggu. Bukan hanya tentang Grenouille, tapi tempat hidupnya, orang-orang di sekitarnya.
Dan karena alasan itu juga, ini bukan buku favoritku. tapi jelas Perfume adalah buku yang memberi kesan dalam. i never thought there would be a story like this. thanks mbak lia.


Airin Nisa
Public Relations
iPower Communications
Jl. Kran Raya Blok B4-7/32 Kemayoran Jakarta 10610
Office: 021-422 0761/021 421 2148

________________________________
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 10, 2009 9:55:57 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Retno

Resensi ini memang kutulis untuk Mbak Retno yang telah bersedia meminjamkan buku ini padaku karena buku ini sudah habis terjual, bahkan buku bekasnya pun sudah tidak ada lagi.

Aku begitu trenyuh dan menangis ketika Grenouille ini diejek, disiksa, hingga kemanusiaannya pun direnggut darinya. Ku pikir, sebenarnya yang jahat dan keterlaluan adalah manusia-manusia yang melampaui batas, hingga tega merenggut kehormatan kemanusiaan orang lain. Sisi-sisi manusia sangat berlapis. Kita takkan pernah tahu apa yang akan dilakukannya.

Aku sebenarnya kurang setuju dgn endorsement buku ini yg melebih2kan dan menonjolkan pembunuhannya. Mem-brain washed pembaca sebelum buku ini dibuka. Padahal novel ini sangat bagus bila dikaji dari sisi psikologinya.

Kekuatan dendam di buku ini berbeda dgn di novel2 Sidney Sheldon. Kalau di buku ini, hukum sebab akibat sangat berperan dan ditambah dengan anugerah Grenouille dengan penciuman yang lebih tajam dari anjing pelacak, bisa dipastikan Grenouille pasti berhasil membunuh semua korban2 yang diincarnya. Aku sudah menduga seperti itu ketika ia membunuh untuk pertama kalinya. Aku yakin pembunuhan2 selanjutnya pasti akan sukses, tanpa kesulitan yang berarti. Pengejaran pada korban-korbannya adalah sebuah petualangan yang mengasyikkan bagi Grenouille.

Walau aku sudah menonton filmnya berkali-kali, tetap saja esensi dan penggambaran buku ini berbeda dengan filmnya. Terutama dari sudut pandang penceritaan. Tidak ada yang menyoroti kehampaan Grenouille ttg cinta. Seakan semuanya wajar dan sah-sah saja untuk memperolok dan menyiksa orang lain hanya karena ia berbeda. Bukankah kebanyakan hal seperti itu juga terjadi di masyarakat dalam kehidupan nyata?

Well, diskusi yang sangat menyenangkan, Mbak Retno. It always will :-)
Thanks a lot

Salam
Lia

On 3/10/09, Bu CaturCatriks <punya_retno@ yahoo.com> wrote:
waaaa...ada yg menulis resensi utkku!!!
gyaaaa!!!(ibu hamil norak mode on), terima kasih mbak lia..
emang keren bgt ni buku. pendalaman karakternya, cara ngebalut emosinya pake kata2.

aku sedih bgt pas si grenouille ini diejek2 orang karena dia nggak berbau. karena dia berbeda.
trus aku juga merinding pas grenouille ini nunggu si anak perempuan kecil itu beranjak dewasa, sampai beraroma pekat perawan spt yg diharapkannya- -kesabaran menunggu yg mengingatkanku pd kekuatan dendam tokoh2 sidney sheldon.

dan covernya oke banget! eyecatching dr jauh, tapi nggak suram dan deppressing karena warnanya ijo2 gitu (btw, dr jauh kaya buah anggur nggak sih?)

pun filmnya bergaya teatrikal, kupikir, tetep aja, ada "rasa" yg kurang--hmmm, mungkin karena kurang narasi..
itu yg bikin aku pas nonton endingnya kok berasa antiklimaks ya?

ps buat novi: buku ini beda sm tipe buku sheila nov. mulai dr settingan zaman yg beda, juga angle pengisahan. dulu kayanya aku pernah baca "belajar utk membunuh"nya agatha christie, nah semacam itu deh.

dan buat mbak lia, thanks for writing such a deep, intense, and beautiful review ya..

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Lia Octavia <liaoctavia@. ..> wrote:
>
> *Judul buku : Perfume â€" The Story Of A Murderer*
>
> *Judul asli : Das Parfum: Die Geschichte Eines Murders*
>
> *Penulis : Patrick Suskind*
>
> *Genre : Fiction - suspense*
>
> *Tebal : 423 halaman*
>
> *Cetakan : Keenam, Agustus 2006*
>
> *Penerbit : Dastan Books*
>
>
>
> Resensi oleh : Lia Octavia
>
>
>
>

2c.

Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Retno

Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Tue Mar 10, 2009 9:54 pm (PDT)

betul mbak, kupikir waktu awal baca Perfume juga begitu. kok nggak pas sama endorsementnya (berhubung waktu itu emang lg cari buku thriller ala Da Vinci Code). Setelah dilanjutin baca, thriller sih emang, tepatnya psychological thriller. Dan buku ini juga sempat bikin kenyamanan psikologisku terganggu. Bukan hanya tentang Grenouille, tapi tempat hidupnya, orang-orang di sekitarnya.
Dan karena alasan itu juga, ini bukan buku favoritku. tapi jelas Perfume adalah buku yang memberi kesan dalam. i never thought there would be a story like this. thanks mbak lia.


Airin Nisa
Public Relations
iPower Communications
Jl. Kran Raya Blok B4-7/32 Kemayoran Jakarta 10610
Office: 021-422 0761/021 421 2148

________________________________
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 10, 2009 9:55:57 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [ruang baca] Perfume - The Story Of A Murderer => Mbak Retno

Resensi ini memang kutulis untuk Mbak Retno yang telah bersedia meminjamkan buku ini padaku karena buku ini sudah habis terjual, bahkan buku bekasnya pun sudah tidak ada lagi.

Aku begitu trenyuh dan menangis ketika Grenouille ini diejek, disiksa, hingga kemanusiaannya pun direnggut darinya. Ku pikir, sebenarnya yang jahat dan keterlaluan adalah manusia-manusia yang melampaui batas, hingga tega merenggut kehormatan kemanusiaan orang lain. Sisi-sisi manusia sangat berlapis. Kita takkan pernah tahu apa yang akan dilakukannya.

Aku sebenarnya kurang setuju dgn endorsement buku ini yg melebih2kan dan menonjolkan pembunuhannya. Mem-brain washed pembaca sebelum buku ini dibuka. Padahal novel ini sangat bagus bila dikaji dari sisi psikologinya.

Kekuatan dendam di buku ini berbeda dgn di novel2 Sidney Sheldon. Kalau di buku ini, hukum sebab akibat sangat berperan dan ditambah dengan anugerah Grenouille dengan penciuman yang lebih tajam dari anjing pelacak, bisa dipastikan Grenouille pasti berhasil membunuh semua korban2 yang diincarnya. Aku sudah menduga seperti itu ketika ia membunuh untuk pertama kalinya. Aku yakin pembunuhan2 selanjutnya pasti akan sukses, tanpa kesulitan yang berarti. Pengejaran pada korban-korbannya adalah sebuah petualangan yang mengasyikkan bagi Grenouille.

Walau aku sudah menonton filmnya berkali-kali, tetap saja esensi dan penggambaran buku ini berbeda dengan filmnya. Terutama dari sudut pandang penceritaan. Tidak ada yang menyoroti kehampaan Grenouille ttg cinta. Seakan semuanya wajar dan sah-sah saja untuk memperolok dan menyiksa orang lain hanya karena ia berbeda. Bukankah kebanyakan hal seperti itu juga terjadi di masyarakat dalam kehidupan nyata?

Well, diskusi yang sangat menyenangkan, Mbak Retno. It always will :-)
Thanks a lot

Salam
Lia

On 3/10/09, Bu CaturCatriks <punya_retno@ yahoo.com> wrote:
waaaa...ada yg menulis resensi utkku!!!
gyaaaa!!!(ibu hamil norak mode on), terima kasih mbak lia..
emang keren bgt ni buku. pendalaman karakternya, cara ngebalut emosinya pake kata2.

aku sedih bgt pas si grenouille ini diejek2 orang karena dia nggak berbau. karena dia berbeda.
trus aku juga merinding pas grenouille ini nunggu si anak perempuan kecil itu beranjak dewasa, sampai beraroma pekat perawan spt yg diharapkannya- -kesabaran menunggu yg mengingatkanku pd kekuatan dendam tokoh2 sidney sheldon.

dan covernya oke banget! eyecatching dr jauh, tapi nggak suram dan deppressing karena warnanya ijo2 gitu (btw, dr jauh kaya buah anggur nggak sih?)

pun filmnya bergaya teatrikal, kupikir, tetep aja, ada "rasa" yg kurang--hmmm, mungkin karena kurang narasi..
itu yg bikin aku pas nonton endingnya kok berasa antiklimaks ya?

ps buat novi: buku ini beda sm tipe buku sheila nov. mulai dr settingan zaman yg beda, juga angle pengisahan. dulu kayanya aku pernah baca "belajar utk membunuh"nya agatha christie, nah semacam itu deh.

dan buat mbak lia, thanks for writing such a deep, intense, and beautiful review ya..

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Lia Octavia <liaoctavia@. ..> wrote:
>
> *Judul buku : Perfume â€" The Story Of A Murderer*
>
> *Judul asli : Das Parfum: Die Geschichte Eines Murders*
>
> *Penulis : Patrick Suskind*
>
> *Genre : Fiction - suspense*
>
> *Tebal : 423 halaman*
>
> *Cetakan : Keenam, Agustus 2006*
>
> *Penerbit : Dastan Books*
>
>
>
> Resensi oleh : Lia Octavia
>
>
>
>

3.

(cerdem) Siap Saji Secepat Jido Hanbaiki

Posted by: "Rose FN" roses_fn@yahoo.com   roses_fn

Tue Mar 10, 2009 8:34 am (PDT)

Siap Saji Secepat Jido-Hanbaiki
 
Di zaman yang kian moderen, jelas menuntut orang untuk bergerak lebih cepat. Baik dalam pekerjaan maupun fasilitas yang mendukung. Semua seakan mengikuti ritme kehidupan, yang sudah tidak berjalan lambat lagi. Demikian pula untuk mendapatkan makanan lezat hangat. Orang-orang akan memburu makanan, yang siap disantap!
 
Di negara Jepang, tentu saja ‘kecepatan’ sudah dikenal akrab. Seperti jido-hanbaiki (vending machine) alias mesin penjualan otomatis. ‘Si mesin pintar’ yang menjual minuman, rokok ataupun makanan itu, banyak sekali ditemui di sudut-sudut jalan di Jepang. Khusus untuk mesin minuman ringan, jangankan di jalanan yang ramai, di ujung gunung saja mesin ini berdiri tegak. Mesin terlihat aman saja dan setia menanti orang, yang akan memencet tombol di badannya. Si mesin juga akan mengembalikan uang kembalian, dengan tepat. Tidak ada selisih.
 
Siang tadi, pulang dari ‘baito eikaiwa’, saya iseng-iseng berhasil mewancarai beberapa orang di dekat halte bis. Pikiran ini timbul, karena banyak orang yang menekan mesin minuman di dekat halte bis ini. Bunyi ‘gedebuk’ botol kaleng atau botol plastik yang jatuh dari tubuh mesin, terdengar nyaring. Tak urung, membuat mata saya berkali-kali mengerling ke arah botol dan kaleng yang berdebam tadi.
 
“Selamat siang, maaf boleh saya tahu, kenapa Anda senang membeli minuman di mesin ini? Tidak di mini swalayan saja?” Tanya saya, kepada seorang mahasiswa berambut kuning.
 
 “Oh, boleh saja. Hm.., saya membeli minuman ini di mesin, karena mudah sekali, Tinggal pencet tombol, keluar!” ucapnya ramah, sambil tersenyum.
 
“Oh, iya ya..mudah. Kalau untuk harga, lebih murah mana, bila dibandingkan dengan di mini swalayan?” Tanya saya lagi.
 
“Ah, sama saja saya kira.” Jawabnya. Ia juga menunjukan koin seratus yen dan dua puluh yen kuning brons. Menunjukan harga minuman itu.
 
“Oh, begitu, sama harganya ya. Terimakasih ya.”
 
Kemudian saya beralih kepada kepada seorang bapak separuh baya di sebelahnya. Bapak ini mengenakan jas hitam (umumnya disebut “salariman”).
 
Saya: “Selamat siang. Maaf, boleh tanya Pak?”
 
Salariman: “Oh, oke, silahkan.”
 
Saya: “Maaf, saya sedikit ingin tahu nih. Kenapa Bapak membeli minuman ringan, di mesin ini? Tidak ke mini swalayan di sudut itu?” Tangan saya menunjuk ke arah  swalayan berlogo 77 di dekat halte.
 
Salariman:  “Membeli satu minuman di mini swalayan, repot lah. Karena saya harus mengantri di kasir. Malas ah!”
 
Saya: “Oh, jadi di mesin minuman ini, lebih praktis ya?”
 
Salariman: “Ya, begitulah.”
 
Saya: “Terimakasih, Pak.”
 
Kemudian saya beranjak kepada ibu muda, yang menggandeng bocah kecil  di sebelahnya.
 
Saya: “Bagaimana pendapat Ibu, tentang membeli minuman di mesin ini?”
 
Seorang Ibu: “Harganya sama kok, minuman hangat dan dingin tinggal pilih. Saya lebih suka membeli di mesin, cepat kan!”
 
Saya ucapkan sekali lagi kepada ketiganya, “Terimakasih banyak.”
 
Mereka cukup ramah dan mau menjawab obrolan (wawancara) ringan tadi. Tak lama kemudian, bis yang ditunggu pun datang.
 
“Ah, lega sekali naik bis. Sejuk, bersih dan enggak capek.” Gumam hati. Terbayang lelah menyetir sendiri. Tetapi, saya kerap berhitung ongkos, untuk tiga atau empat orang dalam keluarga kami. Cukup mahal juga, bila naik kendaraan umum. Saya sering memilih menyetir atau meminta suami membawa mobil. Demi penghematan dan juga kepraktisan karena bawa banyak buku dan alat peraga.
Oh ya, kembali pada soal ‘kepraktisan’ membeli minuman di mesin tadi. Menurut mereka, kalau hanya untuk membeli satu minuman, tetapi harus bertemu kasir. “Rese gitu loh!” Kira-kira begitu ucap mereka. Untuk seseorang yang sedang tergesa,  tentu hal itu tidak disukai. Apalagi harganya tak jauh berbeda. Kadang sama harganya dengan di mini swalayan.
Melihat fenomena demikian, mini swalayan seperti tak mau kalah dengan jido-hanbaiki. Kebetulan malam ini, saya menyaksikan ragam berita seputar ‘Jepun’ di tivi. Rupanya, si mini swalayan meluaskan produk penjualan bento hangat. Kalau dulu pilihan masih di seputar makanan hangat odeng (mirip semur berisi sayur dan daging). Atau bakpau yang bisa dihangatkan. Kini hampir semua jenis ‘makan siang ala resto’ disediakan di mini swalayan itu. Ada spageti saus tomat bertabur keju, spageti telur ikan dan daging cincang. Ada ramen (mie rebus) aneka rasa. Yakiniku (daging sapi tumis), chicken katsu (ayam goreng berbalut tepung roti) berikut nasi, yang bisa dihidangkan panas-panas. Cepat siap saji.
Semua bentuk makanan itu sudah dibekukan. Pembeli tinggal memilih, kemudian si pelayan akan memanaskannya beberapa menit saja. Untuk para pegawai, mahasiswa atau siapapun yang berpacu dengan waktu, produk ini nampaknya diminati tinggi. Untuk bujangers bisa membelinya dan membawanya pulang. Lalu memanaskannya sendiri di rumah. Dijamin harga jauh lebih murah, daripada memasak sendiri atau makan di restoran.
Terlihat beberapa orang memilih-milih makan siang kesukaan mereka. Gambar cukup besar terpampang di depan kaca, seperti menu di restoran. Pelayan akan menghangatkan bento pilihan pembeli, satu, dua menit. Oven tidak hanya satu, tetapi banyak. Oven berderet terletak di belakang menempel di tembok. Menghadap ke arah pembeli. Jadi, pembeli tidak usah lama mengantri.
Manajer mini swalayan yang diwawancara, mengatakan: “Omzet naik drastis pada musim dingin ini. Makanan hangat siap saji, akan tambah dicari. Dan ia yakin omzet penjualan bento hangat akan naik secepat gerak Jido-Hanbaiki.”
Saya terlonjak girang. Lalu langsung menuliskan cerita ini. Kenapa? Karena sepertinya ‘tanya’ saya, langsung dijawab oleh mini swalayan di tivi. Hm.. pertanyaan saya yang masih belum terpuasi oleh jawaban tiga orang di halte siang tadi, jadi bisa bersambung. Besok, rencananya saya ingin mewawancarai orang di halte, tentang “bento hangat” J (end)
-----------------------
Catatan : cerdem: cerita adem :D
Baito eikaiwa: kerja part time di kelas bhs Inggris (mengajar)
bento : bekal makanan
salariman: Salary man (karyawan dengan gaji bulanan)
bujangers : para bujang
 

4.

(Karyaku) Segala Hal tentang Syok Jantung

Posted by: "dr Dito" ditoanurogo@gmail.com   d17o

Tue Mar 10, 2009 8:50 am (PDT)

*Segala Hal tentang Syok Jantung*
*
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Segala+Hal+tentang+Syok+Jantung&dn=20090307204557
*
**

*Mohon komentar positif Anda.*
**
*semoga bermanfaat.*
**
*Best regards,*
**
*Dito*
5a.

(Catatan kaki)  Siaran Pers LBH Jakarta dalam rangka Hari Perempuan

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Tue Mar 10, 2009 6:49 pm (PDT)

Semoga bermanfaat.
Icha

Dear all,
 
Selamat Hari Perempuan Internasional, semoga apa yang kita upayakan bersama untuk keadilan dan kesetaraan perempuan terus membuahkan hasil dan kita tetap semangat menghadapi semua kendala yang akan menguatkan kita semua.
 
salam,
LBH Apik Jakarta
 
SIARAN PERS
MEMPERINGATI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 8 MARET
 
“PEREMPUAN MEMILIH PERCERAIAN SEBAGAI JALAN KELUAR DARI
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”
 
Sepanjang awal tahun hingga akhir Februari 2009, LBH APIK Jakarta mencatat kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 160 kasus melalui pengaduan langsung (90 kasus) maupun melalui telepon (70 kasus). Dari 160 kasus itu, 77,8% atau 130 kasus merupakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT merupakan prosentase terbesar dibanding kekerasan lain seperti kekerasan dalam pacaran (4,8%), kasus paska perceraian (4,8%), ketenagakerjaan (3%), kekerasan seksual (2,4%), hak waris (2,4%), adopsi anak (0,5%), pidana lain (penipuan, penganiayaan, pencemaran nama baik akibat laporan perkosaan 1,9%), dan pengaduan lain (2,4%).
Dari 77,8% kasus KDRT atau sebanyak 130 kasus, perceraian merupakan pilihan tertinggi bagi perempuan korban untuk menyelesaikan ataupun memutus rantai kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya. Prosentase perempuan yang menggugat cerai yakni 49% dan 3% suami yang menceraikan korban. Dari angka gugatan cerai perempuan tersebut, 46,8% nya karena akibat dari nikah siri yang dilakukan suami yang menyebabkan KDRT berupa penelantaran rumah tangga, sedangkan sisanya karena alasan lain. Dari 46,8% tersebut, 43,4% nya istri yang dinikah siri mengajukan gugatan perceraian karena menjadi korban penelantaran; dan 56,6% nya merupakan istri sah yang menjadi korban penelantaran karena suami menikah lagi di bawah tangan/siri. Sementara itu, 16% perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan diceraikan secara tidak sah diancam pidana perzinahan akibat berelasi dengan laki-laki lain.
Data faktual tersebut menunjukkan kasus perceraian paling banyak disebabkan karena suami melakukan poligami dengan pernikahan di bawah tangan (siri). Meskipun UU Perkawinan No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam telah mengatur secara tegas tentang poligami terbatas dan tata cara perkawinan, bahkan KUHP memberikan ancaman pidana bagi yang orang yang masih terikat perkawinan melakukan pernikahan lain. Namun, hal ini belum menjadi factor pencegah terjadinya pernikahan siri yang secara realita merugikan perempuan dan anak.  
Berdasarkan fakta tersebut LBH Apik Jakarta menyampaikan sikap sebagai berikut :
1.      Perempuan dalam pernikahan siri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga tidak dapat menuntut secara pidana berdasarkan UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, karena dalam praktek hukum Aparat Penegak Hukum mendasarkan adanya perkawinan berdasarkan UU No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam yakni perkawinan yang tercatat oleh Negara, dimana Akta Nikah menjadi bukti adanya perkawinan. Hal ini yang menyebabkan 43,4 % perempuan yang dinikah siri meminta cerai suaminya, karena hukum tidak melindungi perkawinan di bawah tangan sehingga perempuan yang menjadi korban menjadi tidak terlindungi;
2.      Perceraian sebagian besar dilakukan akibat Poligami. Bahkan poligami dilakukan dengan pernikahan di bawah tangan, tanpa ijin istri sah dan menyebabkan adanya penelantaran dalam rumah tangga bagi istri sah. Hal tersebut menunjukkan perempuan tidak dijamin hak-haknya dalam perkawinan sah maupun di bawah tangan;
3.      Fakta perlakuan suami terhadap istri yang sewenang-wenang dengan mengucapkan cerai tanpa putusan pengadilan dan kemudian memperlakukan istrinya tersebut sebagai bukan istrinya lagi, telah menyebabkan 1,6% perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga mencari jalan penyelesaian lain hingga disangka dan diancam tindak pidana perzinahan;
4.      Relasi suami istri yang setara dan tidak stereotyping negative terhadap laki-laki dan perempuan belum tersosialisasi dengan maksimal baik di lingkup individu, keluarga, masyarakat, penegakan hukum, dan tata pemerintahan sesuai dengan amanat pasal 2 dan 5 UU No.7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;
5.      Perempuan sebagai pihak yang rentan membutuhkan akses informasi dan perlindungan yang menjamin hak-haknya sebagai perempuan dalam perkawinan terlindungi, untuk itu dibutuhkan payung hukum yang berbasis jender (memberikan perlindungan perempuan agar tidak menjadi korban dalam proses hukum pernikahan di bawah tangan/siri, poligami dan bentuk kejahatan perkawinan;
6.      Lembaga peradilan dan upaya penegakan hukum dapat memprioritaskan perlindungan bagi perempuan dalam penanganan terhadap kasus yang menempatkan perempuan sebagai korban dalam lembaga maupun hubungan perkawinan;
7.      Mengajak semua pihak agar sejalan dengan LBH Apik Jakarta untuk mencegah terjadinya perkawiman yang tidak melindungi istri, baik istri sah maupun istri yang lain, dan mengajak kepada perempuan untuk berani menolak untuk melakukan atau untuk terlibat dalam perkawinan yang penuh kekerasan apapun bentuknya.
Demikian siaran pers ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret yang menjadi titik awal diakuinya partisipasi dan peran perempuan dalam memberikan dan membuat keputusan di ranah publik maupun privat bagi terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di muka bumi ini.
 
LBH Apik Jakarta, 8 Maret 2009
 
Estu Rakhmi Fanani,S.Pi                                         Sri Nurherwati,S. H
         Direktur                                                  Koordinator Pelayanan Hukum

5b.

(Catatan kaki)  Siaran Pers LBH Jakarta dalam rangka Hari Perempuan

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Tue Mar 10, 2009 6:50 pm (PDT)

Semoga bermanfaat.
Icha

Dear all,
 
Selamat Hari Perempuan Internasional, semoga apa yang kita upayakan bersama untuk keadilan dan kesetaraan perempuan terus membuahkan hasil dan kita tetap semangat menghadapi semua kendala yang akan menguatkan kita semua.
 
salam,
LBH Apik Jakarta
 
SIARAN PERS
MEMPERINGATI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 8 MARET
 
“PEREMPUAN MEMILIH PERCERAIAN SEBAGAI JALAN KELUAR DARI
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”
 
Sepanjang awal tahun hingga akhir Februari 2009, LBH APIK Jakarta mencatat kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 160 kasus melalui pengaduan langsung (90 kasus) maupun melalui telepon (70 kasus). Dari 160 kasus itu, 77,8% atau 130 kasus merupakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT merupakan prosentase terbesar dibanding kekerasan lain seperti kekerasan dalam pacaran (4,8%), kasus paska perceraian (4,8%), ketenagakerjaan (3%), kekerasan seksual (2,4%), hak waris (2,4%), adopsi anak (0,5%), pidana lain (penipuan, penganiayaan, pencemaran nama baik akibat laporan perkosaan 1,9%), dan pengaduan lain (2,4%).
Dari 77,8% kasus KDRT atau sebanyak 130 kasus, perceraian merupakan pilihan tertinggi bagi perempuan korban untuk menyelesaikan ataupun memutus rantai kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya. Prosentase perempuan yang menggugat cerai yakni 49% dan 3% suami yang menceraikan korban. Dari angka gugatan cerai perempuan tersebut, 46,8% nya karena akibat dari nikah siri yang dilakukan suami yang menyebabkan KDRT berupa penelantaran rumah tangga, sedangkan sisanya karena alasan lain. Dari 46,8% tersebut, 43,4% nya istri yang dinikah siri mengajukan gugatan perceraian karena menjadi korban penelantaran; dan 56,6% nya merupakan istri sah yang menjadi korban penelantaran karena suami menikah lagi di bawah tangan/siri. Sementara itu, 16% perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan diceraikan secara tidak sah diancam pidana perzinahan akibat berelasi dengan laki-laki lain.
Data faktual tersebut menunjukkan kasus perceraian paling banyak disebabkan karena suami melakukan poligami dengan pernikahan di bawah tangan (siri). Meskipun UU Perkawinan No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam telah mengatur secara tegas tentang poligami terbatas dan tata cara perkawinan, bahkan KUHP memberikan ancaman pidana bagi yang orang yang masih terikat perkawinan melakukan pernikahan lain. Namun, hal ini belum menjadi factor pencegah terjadinya pernikahan siri yang secara realita merugikan perempuan dan anak.  
Berdasarkan fakta tersebut LBH Apik Jakarta menyampaikan sikap sebagai berikut :
1.      Perempuan dalam pernikahan siri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga tidak dapat menuntut secara pidana berdasarkan UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, karena dalam praktek hukum Aparat Penegak Hukum mendasarkan adanya perkawinan berdasarkan UU No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam yakni perkawinan yang tercatat oleh Negara, dimana Akta Nikah menjadi bukti adanya perkawinan. Hal ini yang menyebabkan 43,4 % perempuan yang dinikah siri meminta cerai suaminya, karena hukum tidak melindungi perkawinan di bawah tangan sehingga perempuan yang menjadi korban menjadi tidak terlindungi;
2.      Perceraian sebagian besar dilakukan akibat Poligami. Bahkan poligami dilakukan dengan pernikahan di bawah tangan, tanpa ijin istri sah dan menyebabkan adanya penelantaran dalam rumah tangga bagi istri sah. Hal tersebut menunjukkan perempuan tidak dijamin hak-haknya dalam perkawinan sah maupun di bawah tangan;
3.      Fakta perlakuan suami terhadap istri yang sewenang-wenang dengan mengucapkan cerai tanpa putusan pengadilan dan kemudian memperlakukan istrinya tersebut sebagai bukan istrinya lagi, telah menyebabkan 1,6% perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga mencari jalan penyelesaian lain hingga disangka dan diancam tindak pidana perzinahan;
4.      Relasi suami istri yang setara dan tidak stereotyping negative terhadap laki-laki dan perempuan belum tersosialisasi dengan maksimal baik di lingkup individu, keluarga, masyarakat, penegakan hukum, dan tata pemerintahan sesuai dengan amanat pasal 2 dan 5 UU No.7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;
5.      Perempuan sebagai pihak yang rentan membutuhkan akses informasi dan perlindungan yang menjamin hak-haknya sebagai perempuan dalam perkawinan terlindungi, untuk itu dibutuhkan payung hukum yang berbasis jender (memberikan perlindungan perempuan agar tidak menjadi korban dalam proses hukum pernikahan di bawah tangan/siri, poligami dan bentuk kejahatan perkawinan;
6.      Lembaga peradilan dan upaya penegakan hukum dapat memprioritaskan perlindungan bagi perempuan dalam penanganan terhadap kasus yang menempatkan perempuan sebagai korban dalam lembaga maupun hubungan perkawinan;
7.      Mengajak semua pihak agar sejalan dengan LBH Apik Jakarta untuk mencegah terjadinya perkawiman yang tidak melindungi istri, baik istri sah maupun istri yang lain, dan mengajak kepada perempuan untuk berani menolak untuk melakukan atau untuk terlibat dalam perkawinan yang penuh kekerasan apapun bentuknya.
Demikian siaran pers ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret yang menjadi titik awal diakuinya partisipasi dan peran perempuan dalam memberikan dan membuat keputusan di ranah publik maupun privat bagi terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di muka bumi ini.
 
LBH Apik Jakarta, 8 Maret 2009
 
Estu Rakhmi Fanani,S.Pi                                         Sri Nurherwati,S. H
         Direktur                                                  Koordinator Pelayanan Hukum

5c.

(Catatan kaki)  Siaran Pers LBH Jakarta dalam rangka Hari Perempuan

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Tue Mar 10, 2009 6:54 pm (PDT)


Semoga bermanfaat.
Icha

Dear all,
 
Selamat Hari Perempuan Internasional, semoga apa yang kita upayakan bersama untuk keadilan dan kesetaraan perempuan terus membuahkan hasil dan kita tetap semangat menghadapi semua kendala yang akan menguatkan kita semua.
 
salam,
LBH Apik Jakarta
 
SIARAN PERS
MEMPERINGATI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 8 MARET
 
“PEREMPUAN MEMILIH PERCERAIAN SEBAGAI JALAN KELUAR DARI
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”
 
Sepanjang awal tahun hingga akhir Februari 2009, LBH APIK Jakarta mencatat kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 160 kasus melalui pengaduan langsung (90 kasus) maupun melalui telepon (70 kasus). Dari 160 kasus itu, 77,8% atau 130 kasus merupakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT merupakan prosentase terbesar dibanding kekerasan lain seperti kekerasan dalam pacaran (4,8%), kasus paska perceraian (4,8%), ketenagakerjaan (3%), kekerasan seksual (2,4%), hak waris (2,4%), adopsi anak (0,5%), pidana lain (penipuan, penganiayaan, pencemaran nama baik akibat laporan perkosaan 1,9%), dan pengaduan lain (2,4%).
Dari 77,8% kasus KDRT atau sebanyak 130 kasus, perceraian merupakan pilihan tertinggi bagi perempuan korban untuk menyelesaikan ataupun memutus rantai kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya. Prosentase perempuan yang menggugat cerai yakni 49% dan 3% suami yang menceraikan korban. Dari angka gugatan cerai perempuan tersebut, 46,8% nya karena akibat dari nikah siri yang dilakukan suami yang menyebabkan KDRT berupa penelantaran rumah tangga, sedangkan sisanya karena alasan lain. Dari 46,8% tersebut, 43,4% nya istri yang dinikah siri mengajukan gugatan perceraian karena menjadi korban penelantaran; dan 56,6% nya merupakan istri sah yang menjadi korban penelantaran karena suami menikah lagi di bawah tangan/siri. Sementara itu, 16% perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan diceraikan secara tidak sah diancam pidana perzinahan akibat berelasi dengan laki-laki lain.
Data faktual tersebut menunjukkan kasus perceraian paling banyak disebabkan karena suami melakukan poligami dengan pernikahan di bawah tangan (siri). Meskipun UU Perkawinan No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam telah mengatur secara tegas tentang poligami terbatas dan tata cara perkawinan, bahkan KUHP memberikan ancaman pidana bagi yang orang yang masih terikat perkawinan melakukan pernikahan lain. Namun, hal ini belum menjadi factor pencegah terjadinya pernikahan siri yang secara realita merugikan perempuan dan anak.  
Berdasarkan fakta tersebut LBH Apik Jakarta menyampaikan sikap sebagai berikut :
1.      Perempuan dalam pernikahan siri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga tidak dapat menuntut secara pidana berdasarkan UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, karena dalam praktek hukum Aparat Penegak Hukum mendasarkan adanya perkawinan berdasarkan UU No. 1/1974 dan Kompilasi Hukum Islam yakni perkawinan yang tercatat oleh Negara, dimana Akta Nikah menjadi bukti adanya perkawinan. Hal ini yang menyebabkan 43,4 % perempuan yang dinikah siri meminta cerai suaminya, karena hukum tidak melindungi perkawinan di bawah tangan sehingga perempuan yang menjadi korban menjadi tidak terlindungi;
2.      Perceraian sebagian besar dilakukan akibat Poligami. Bahkan poligami dilakukan dengan pernikahan di bawah tangan, tanpa ijin istri sah dan menyebabkan adanya penelantaran dalam rumah tangga bagi istri sah. Hal tersebut menunjukkan perempuan tidak dijamin hak-haknya dalam perkawinan sah maupun di bawah tangan;
3.      Fakta perlakuan suami terhadap istri yang sewenang-wenang dengan mengucapkan cerai tanpa putusan pengadilan dan kemudian memperlakukan istrinya tersebut sebagai bukan istrinya lagi, telah menyebabkan 1,6% perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga mencari jalan penyelesaian lain hingga disangka dan diancam tindak pidana perzinahan;
4.      Relasi suami istri yang setara dan tidak stereotyping negative terhadap laki-laki dan perempuan belum tersosialisasi dengan maksimal baik di lingkup individu, keluarga, masyarakat, penegakan hukum, dan tata pemerintahan sesuai dengan amanat pasal 2 dan 5 UU No.7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;
5.      Perempuan sebagai pihak yang rentan membutuhkan akses informasi dan perlindungan yang menjamin hak-haknya sebagai perempuan dalam perkawinan terlindungi, untuk itu dibutuhkan payung hukum yang berbasis jender (memberikan perlindungan perempuan agar tidak menjadi korban dalam proses hukum pernikahan di bawah tangan/siri, poligami dan bentuk kejahatan perkawinan;
6.      Lembaga peradilan dan upaya penegakan hukum dapat memprioritaskan perlindungan bagi perempuan dalam penanganan terhadap kasus yang menempatkan perempuan sebagai korban dalam lembaga maupun hubungan perkawinan;
7.      Mengajak semua pihak agar sejalan dengan LBH Apik Jakarta untuk mencegah terjadinya perkawiman yang tidak melindungi istri, baik istri sah maupun istri yang lain, dan mengajak kepada perempuan untuk berani menolak untuk melakukan atau untuk terlibat dalam perkawinan yang penuh kekerasan apapun bentuknya.
Demikian siaran pers ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret yang menjadi titik awal diakuinya partisipasi dan peran perempuan dalam memberikan dan membuat keputusan di ranah publik maupun privat bagi terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di muka bumi ini.
 
LBH Apik Jakarta, 8 Maret 2009
 
Estu Rakhmi Fanani,S.Pi                                         Sri Nurherwati,S. H
         Direktur                                                  Koordinator Pelayanan Hukum

6a.

Re: kisah Nyata: Balada Wanita Renta, Sebatang Kara  Yang Buta Mata

Posted by: "aris El Durra" apri_eldurra@yahoo.com   aris_eldurra

Tue Mar 10, 2009 6:56 pm (PDT)

kereen...

ijin copas buat buletin eska solo, boleh gak??...biar lebih dahsyat efeknya...sukron

>
> BALADA WANITA RENTA, SEBATANG KARA YANG BUTA MATA
> Jika Anda tinggal di Madiun, dan tinggal di dekat wanita ini, Anda akan mengenal Wanita malang ini. Mbah Lasinem Namanya. Usianya sudah sangat lanjut. ...dst

7a.

Re: Ibu Kehidupan Dan Anak-anak Nakal (Unfinished Amazing Mom's

Posted by: "Ceko Spy" cekospy@yahoo.com   cekospy

Tue Mar 10, 2009 6:56 pm (PDT)

Oya? wah, berarti kalo memenuhin syarat, ada kemungkinan lolos jadi pemenang ya? haha.. ngarep!

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "sismanto" <siril_wafa@...> wrote:
>
> meski kurang selembar, tapi saya menikmati tulisan njenengan. benar-benar tulisan seorangpengamen cinta. ditunggu tulisan berikutnya yach...
>
>
>
> ~ Sis~
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Ceko Spy" <cekospy@> wrote:
> >
> >
> > Ibu Kehidupan dan Anak-anak Nakal
> >
> >
> >
> > Dia adalah Ibu dari semua Ibu Pertiwi. Ibu dari segala kehidupan mahluk
> > hidup. Tidak kah kita salut dan kagum padanya, dari sekian banyak jutaan
> > bahkan milyaran benda langit, kenapa `Ia' yang dipilih sebagai
> > Ibu kita? Yang di dalam perutnya-lah kita lahir, hidup, beranak-pinak
> > www.pengamencinta.wordpress.com
> > <http://www.pengamencinta.wordpress.com%20>
> >
>

7b.

Re: Ibu Kehidupan Dan Anak-anak Nakal (Unfinished Amazing Mom's

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Tue Mar 10, 2009 8:07 pm (PDT)

hahhaha... barangkali iya. tapi saya bukan jurinya :D
tapi lain kali khan bisa ikut lagi. .
semoga njenengan nyaman di SK

~sis~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Ceko Spy" <cekospy@...> wrote:
>
> Oya? wah, berarti kalo memenuhin syarat, ada kemungkinan lolos jadi pemenang ya? haha.. ngarep!
>

8a.

Re: (Inspirasi) Kabut Langit Ubud

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Tue Mar 10, 2009 7:00 pm (PDT)

mbak jenny,

saya paling suka paragraf terakhir
barangkali kebahagiaan sejati memang sudah lama bersemayam di hati
karenanya yg kita perlukan, hanyalah sedikit berkaca dan membuka hati

ps: hmm, bisa juga ditambahkan dgn sepiring nasi hangat, sayur buncis dan tahu tempe goreng sih :)

thanks for writing ya..

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Jenny Jusuf <j3nnyjusuf@...> wrote:
>
> Sejak dulu, saya selalu bangga memproklamirkan diri sebagai pemimpi.
> Saya punya banyak impian, harapan dan cita-cita yang digantung setinggi
> langit. Semuanya berjajar dengan setumpuk angan dan khayalan tentang
> apa yang akan saya nikmati seandainya mimpi-mimpi itu jadi nyata.
>
> Saya
> bekerja keras demi membuat mimpi tidak cuma eksis di kepala.
> Mimpi-mimpi itu adalah saya. Masa depan saya. Tempat saya menumpukan
> pegangan. Dan mimpi-mimpi itu pula yang membuat saya bertahan. Betah
> bersahabat dengan penat dan lelah. Mampu menghabiskan ribuan jam
> berkulik dan berkutat tanpa sayang tenaga. Mencoba menipu waktu demi
> mencuri seremah kesempatan yang (siapa tahu) bisa menghantarkan saya
> menjadi sosok sehebat Ibu Rowling atau Pak Hirata.
>
> Ya, siapa
> tahu? Kita tak pernah tahu. Barangkali kelak Dewi Fortuna akan menaruh
> belas kasihan pada saya. Atau bosan mendengar gedoran saya di pintunya.
> Barangkali ia akan bersedia menyisihkan sekeping keberuntungan untuk
> saya. Kita tak akan tahu.
>
> Demi mimpi pula, saya rajin mengoleksi
> kata-kata mutiara dari para pesohor dunia, berharap kebijaksanaan yang
> sama akan menghantarkan saya ke gerbang kesuksesan. Kalau mereka bisa,
> mengapa saya tidak?
>
> Kesempatan tidak datang dua kali. Saya tahu.
> Semua orang tahu. Barangkali itu sebabnya kita rela bekerja bagai kuda.
> Barangkali itu sebabnya kita rela terdera. Barangkali itu sebabnya kita
> tak henti-hentinya berpacu. Barangkali itu sebabnya kita bermusuhan
> dengan waktu dan mencibir kepada mereka yang (dianggap) malas. Semua
> demi kesempatan yang takkan datang dua kali. Agar kita tak perlu
> menunda kesuksesan, dan kebahagiaan yang didambakan bisa segera diraih.
>
> "Each second of life is a miracle."
> Demikian kalimat yang singgah di benak saya beberapa malam lalu, saat
> memandangi langit Ubud. Udara dingin karena hujan baru saja berhenti.
> Saya duduk sendirian, menatapi pucuk-pucuk pohon dari balik pintu kaca.
> Malam itu adalah malam pertama saya di Ubud.
>
> Saya selalu suka
> duduk seorang diri, memandangi alam dan langit. Sayangnya, kemewahan
> ini tidak sering saya dapatkan, karena di Jakarta alam harus rela
> mengalah dengan gedung dan atap rumah. Belum lagi suara bising yang
> kerap menggusur ketenangan. Di Ubud, berkali-kali saya merasakan
> ‘orgasme’. Langit Ubud adalah salah satu langit terindah yang pernah
> saya lihat. Suatu pagi, saya melongok keluar jendela dan
> tercengang-cengang melihat warna biru yang amat jernih, sampai dada
> saya sesak oleh haru. Namun, malam itu yang ada hanya gelap. Hujan
> masih menyisakan selaput di langit. Tak hanya mendung, pepohonan pun
> ditutupi kabut tipis.
>
> Saya terdiam, merenungi kalimat yang
> barusan singgah di kepala. Setiap detik dalam hidup adalah sebuah
> keajaiban. Entah sudah berapa puluh kali saya mengulang kalimat yang
> sama sejak pertama kali membacanya. Berkali-kali pula saya menangkap
> keindahan dalam pernyataan sederhana itu. Namun, malam ini ia seolah
> punya ‘nyawa’.
>
> Kabut yang menutupi pepohonan mulai menebal.
> Sukar untuk melihat dengan jelas. Udara bertambah dingin. Lampu
> penerang di taman mungil itu adalah satu-satunya sumber cahaya, karena
> saya tidak menyalakan lampu kamar.
>
> Each second of life is a miracle. Saya
> terpekur sendiri. Mukjizat macam apa yang bisa terjadi sekarang?
> Satu-satunya yang membedakan malam ini dari malam-malam lain adalah,
> kini saya berada di Pulau Dewata, di kamar luas yang menghadap taman
> lengkap dengan kolam renang. Kamar yang selama empat hari ke depan akan
> menjadi milik saya seorang. Saya sangat beruntung. Bisa berada di
> tempat ini adalah berkah yang tidak pernah saya duga, dan semua sudah
> lebih dari cukup. Kendati begitu, malam ini sama biasanya dengan
> malam-malam lain. Mukjizat apa yang bisa terjadi?
>
> Tapi, mukjizat
> memang tidak kenal tempat dan situasi. Belum selesai otak saya mencerna
> makna kalimat di atas, mendadak saya memasuki keheningan yang intens.
> Apa yang pernah saya alami dalam retreat meditasi di Mendut kembali
> terjadi. Keheningan yang pekat menyelubungi saya seperti selimut hangat
> tebal. Kursi berlengan yang saya duduki terasa ‘bernyawa’ ketika sekat
> ruang dan waktu kembali lenyap. Haru yang dalam membuncah ketika saya
> kembali menembusi tabir antara yang fana dan abadi. Detik itu, saya
> kembali menghentikan waktu.
>
> Mata saya membasah. Mendadak, setiap
> detik yang bergulir menjadi sama berharganya. Mendadak, mukjizat ini
> menjadi sama berartinya dengan cerita-cerita ajaib yang saya baca di
> kitab suci. Mendadak, berjalan di atas air menjadi sama sakralnya
> dengan memandangi pepohonan di teras kamar.
>
> Kabut di luar mulai
> bergeser. Memperlihatkan rimbunan daun dan pucuk ranting yang mencakari
> langit. Terus bergerak, sampai akhirnya lenyap sama sekali. Namun, saya
> tak lagi peduli. Dengan atau tanpa kabut, detik ini adalah mukjizat.
> Saya menggenggamnya erat-erat selagi bisa.
>
> Dan saya tahu.
> Keheningan inilah yang membawa saya ke tanah Ubud. Kesunyian inilah
> yang membuat saya menerima undangan sahabat saya, menghantarkan saya
> memesan tiket pesawat dan mengemasi pakaian, hingga akhirnya
> menginjakkan kaki di tempat ini. Detik itu, saya kembali bersentuhan
> dengan mukjizat paling luar biasa sekaligus paling sederhana di muka
> bumi: keabadian dalam kekinian. The eternal now.
>
> Barangkali ini terdengar absurd
> bagi para penjunjung mimpi, namun dalam kekinian, impian dan cita-cita
> tak lagi kuat mencengkeram saya. Bukan karena ia kehilangan makna,
> namun karena saya tidak lagi punya ambisi untuk menggaransi masa depan.
> Bukan karena ia tak berharga, namun karena yang terpenting bagi saya
> hanya hidup di saat ini. Seutuh-utuhnya.
>
> 'Keajaiban' itu tidak
> berlangsung lama. Air mata saya pun kering dengan cepat. Tak lama
> kemudian, penerangan di taman meredup. Sebagian lampu mendadak padam,
> yang tersisa hanya segaris sinar berwarna kuning. Spontan, saya
> mendongak ke langit yang tersaput mendung. Kabut baru saja berlalu,
> mungkinkah mendung ini juga?
>
> Setitik cahaya muncul di antara
> dedaunan. Disusul titik-titik berikutnya. Saya bangkit dari kursi dan
> membuka pintu yang menghubungkan kamar dan taman. Udara dingin
> menggigit, namun saya tak peduli. Masuk angin harga yang kecil bila
> dibandingkan dengan indahnya langit berbintang. Namun, tak urung saya
> ragu. Jangan-jangan dugaan saya salah.
>
> Saya melangkah keluar.
> Merapatkan tangan di dada sambil mendongak ke langit. Saya harus
> menggigit bibir agar tidak memekik kegirangan. Harapan saya terkabul.
> Langit Ubud memang bertabur bintang.
>
> Malam itu, saya tertidur dengan sebuah doa. Terima
> kasih telah mengijinkan saya hadir lagi di sini. Dan sekiranya Engkau
> tidak keberatan, tolong ijinkan saya kembali sesekali. Ingatkan saya
> untuk pulang. Ke sini. Ke kini.
>
> *****
>
> Berhari-hari
> setelah kembali ke Jakarta, saya masih merenungi pengalaman itu. Betapa
> berharganya setiap detik dalam hidup; bukan karena ia mengandung
> kesempatan untuk mengamankan masa depan, bukan pula karena ia tak bisa
> diulang kembali, melainkan karena ia adalah mukjizat. Ia satu-satunya
> saat dimana waktu terhenti. Tempat keabadian tercipta, dimana surga
> bukan cuma slogan.
>
> Saya ingin berhenti bergumul. Saya ingin
> berhenti berpacu. Saya ingin berhenti terseret ke masa lalu dan
> terlempar ke masa depan. Saya hanya ingin berhenti.
>
> Siang tadi,
> ketika waktu makan tiba, saya meluangkan waktu untuk sejenak memandangi
> makanan di atas piring. Gundukan nasi putih mengepul, tumpukan sayur
> buncis, sepotong tahu, dan tempe goreng. Segelas air hangat.
>
> Ketika
> saya mengatupkan tangan untuk berdoa, yang muncul adalah rasa terima
> kasih yang mendalam. Sepenuh hati saya bersyukur atas makanan yang
> sebentar lagi berpindah ke perut. Bersyukur atas segelas air yang siap
> menuntaskan haus. Bersyukur karena saya masih bisa menyuapkan nasi ke
> mulut, sendok demi sendok. Bersyukur atas satu lagi kesempatan untuk
> pulang ke saat ini. Ke heningnya detik ini. Ke beningnya hati. Bersama
> nasi putih, sayur buncis, tahu goreng, dan air hangat.
>
> Barangkali,
> kebahagiaan sejati memang dimulai ketika kita bisa menerima dan
> mensyukuri hidup, apa adanya. Barangkali ia terletak pada ikhlasnya
> hati yang rela berserah dan berpasrah. Barangkali, kebahagiaan memang
> tidak pernah pergi kemana-mana, dan tak perlu dicari-cari. Barangkali,
> kita hanya perlu menjemputnya di rumah.
>
> ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com
>

8b.

Re: sepiring nasi hangat

Posted by: "Adjie" inner_coach@yahoo.com   inner_coach

Wed Mar 11, 2009 2:08 am (PDT)

Saat cimanggis dipayungi mendung, asyik banget kalau di tambah lagi pakai sambal belimbing wuluh, lalapan dan tahu goreng.

Wuihhhh................

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Bu CaturCatriks" <punya_retno@...> wrote:
>
> mbak jenny,
>
> saya paling suka paragraf terakhir
> barangkali kebahagiaan sejati memang sudah lama bersemayam di hati
> karenanya yg kita perlukan, hanyalah sedikit berkaca dan membuka hati
>
> ps: hmm, bisa juga ditambahkan dgn sepiring nasi hangat, sayur buncis dan tahu tempe goreng sih :)
>
> thanks for writing ya..
>
> salam,
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Jenny Jusuf <j3nnyjusuf@> wrote:
> >
> > Sejak dulu, saya selalu bangga memproklamirkan diri sebagai pemimpi.
> >

9.

[Inspirasi] Magno Inspiration

Posted by: "Budi Setiawan" bukik_psi@yahoo.com   bukik_psi

Tue Mar 10, 2009 7:50 pm (PDT)

Magno Inspiration: How to Designing Indonesia Impian?

Hari ini, aku membaca Kompas (Minggu, 8/03/09). Seperti biasa, edisi minggu banyak artikel-artikel yang menyegarkan. Tetapi tidak seperti biasa, hari ini ada sebuah artikel yang sungguh menggugah. Apa? Judulnya dari Kandangan Menuju London. Bercerita mengenai Magno, perjalanannya dari Temanggung (sepertinya dulu pernah lewat sekali hehe) hingga London (kalau ini masih diangan-angan).

Foto ilustrasinya akan memancing orang berkomentar, loh itu kan radio jadul. Tapi mataku gak semudah itu tertipu. Radio ini sangat kuat desainya. Ada kontras, ada kemewahan yang sederhana, ada kesan antik yang dipadu dengan fungsional masa kini, nuansa alami masa lalu berbaur nuansa futuristik. Benar-benar pas. Tidak lebih. Tidak kurang. Itulah kesanku dalam melihat. Pantas saja kalau berbagai penghargaan internasional didapatkan, sebuah pengakuan dunia atas keindahan Magno. (seperti apa sih cantiknya radio Magno? Buka aja di www.magno-design.com)

Menukik mengalami perjalanan kisah sang desainer, Singgih Susilo Kartono, mulutku gak bisa nahan untuk bilang "WoW!". Manusia Ajaib Indonesia. Apa yang dilakukannya adalah sebuah blueprint bagaimana Indonesia Impian dapat terwujud. Jalan yang akan memperindah Indonesia, mendesain Indonesia menjadi apa yang dicita-citakan bersama. Sebuah tawaran jalan hidup yang beda.

Dan langsung saja, intuisiku memintaku melakukan upaya untuk mendekatkan diri dengan Singgih. Persis sebagaimana intuisiku memintaku berkenalan dengan orang-orang hebat dalam hidupku. Apa? Langsung melakukan pencarian di Facebook. Dan benar adanya. Beliaunya punya FB. Hahahaha senangnya. Lakukan permintaan sebagai teman. Sambil berharap permintaan disetujui. Hahahaha tak perlu menanti lama. Masuk pemberitahuan di my bb. Diterima sebagai teman. Langsung melihat profilya, melihat foto-foto dan menyapa beliau. Hehehe dibalas. Norak ya?¦.biarin deh. Dampak Magno memang hebat. Akhirnya, aku menulis lagi setelah lebih dari 6 bulan berhenti.

Kembali ke artikel itu ya.

"Indonesia dikenal dengan hutan tropisnya. Harus ada produk kayu dari Indonesia yang menjadi ikon dunia":. Wuih baca ini rasanya merinding. Bisa ya? Dalam satu kalimat itu saja, kerasa banget apresiasi terhadap apa yang ada dipadu dengan impian masa depan. Ada penemuan atas yang berharga dari bangsa ini, sekaligus cita-cita yang mendunia. Discovery berpadu Dream dengan manis.

Pasti ada banyak komentar sinis. "Hei,hutan tropis yang mana? Yang sudah habis terkena ilegal logging?" Atau, "hutan tropis kan warisan nenek moyang dari dulu. Apa yang dibanggakan?". Atau, ngomong-ngomong soal hutan tropis? Wah itu masalah besar bangsa ini!. Sinis juga bisa berasal dari arah yang berbeda. Icon dunia? Mimpi kali ye?Icon dunia di tengah negeri para pembajak. Orang boleh ngomong apa.

Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa, Tampaknya usaha saya mulai berhasil. Kalau mencari wooden radio di internet, Magno keluar di urutan pertama. Magno sebagaimana asal katanya magnifying glass, akhirnya mewujudkan harapan kreatornya. memperkenalkan kehidupan desa dan memperlihatkan jiwa produk saya

Lebih dari Magno, Singgih telah menunjukkan dan memerankan sebuah jalan hidup alternatif. Jalan hidup sebagai desainer. Jalan hidup desainer bukanlah tata langkah yang harus dilakukan langkah demi langkah. Jalan ini bukan sebuah peta penunjuk jalan. Bukan pula mengenai keterampilan teknis seorang desainer yang dapat dipelajari di bangku kuliah. Bukan pula sekumpulan rumus-rumus menghitung dimensi produk. Jalan desainer adalah alternatif paradigma atau cara pandang dalam menjalani kehidupan. Sebuah spirit yang didapatkan dari laku. Bagaimana itu?

Menemukan apa yang berharga. Radio Magno terbuat dari kayu sonokeling dan pinus. Bahan-bahan berharga yang mudah didapatkan di bumi Indonesia. Membayangkan apa yang ingin dicapai. Ada idealisme yang terang dalam radio Magno. Ikon dunia. Ia membaca trend terbaru, bukan untuk meniru tetapi untuk melampui. Mendesain, memberi bentuk pada nilai dan impian. Bahan kayu yang dipadu impian menjadi ikon dunia. Jadilah radio Magno. Walau kayu tetapi dapat dihubungan dengan iPod atau MP3 player lain.

So, jalan hidup desainer adalah mendesain impian menjadi nyata dengan menggunakan bahan berharga yang tersedia di sekitar kita. Bayangkan, bagaimana kalau kita berperan sebagai desainer kehidupan kita? Desainer keluarga kita. Desainer organisasi kita. Desainer Indonesia kita. Apa yang akan kita desain? Akan kita desain seperti apa?

Mungkinkah? Dalam kehidupan, kita pada dasarnya telah menjadi seorang desainer pada beragam tingkatan. Coba lihat sekitar kita. Hampir seluruhnya hasil desain manusia, hasil desain kita. Kita mendesain kehidupan kita, kemudian kehidupan kita mendesain diri kita. Kita semua merupakan desainer dunia kita sendiri sekaligus merupakan produk dari desain kita tersebut.

Jika mungkin, kenapa kebanyakan dari kita tidak memilih jalan hidup desainer? Berabad yang lalu, ketika kita memasuki jaman industri mulailah otak kiri lebih memainkan peranan dalam kehidupan. Mode berpikir analitis menjadi dominan. Kita asyik berpikir secara parsial. Kita asyik mencari persoalan di sekitar kita. Sampai-sampai tanpa disadari terbangun anggapan bahwa kehidupan adalah persoalan yang harus diselesaikan.

Dalam kehidupan organisasi, semakin kentara pola kehidupan semacam itu. Manajer lebih bertindak sebagai pemadam kebakaran, penyelesai persoalan. Memutuskan sebuah pilihan dari serangkaian alternatif yang tersedia. Kita lebih sering menggunakan pilihan kata atau seperti ikuti aturan atau keluar dari perusahaan, daripada menggunakan dan. Terasa lebih praktis memilih jalan yang mendahulukan sebuah harapan dan mengorbankan harapan yang lain. Menentukan sebuah pilihan dan mengorbankan pilihan yang lain.

Dalam konteks organisasi, Avital, M. & Boland, R.J. (2008) memperkenalkan managing as designing, mengelola sebagai desainer. Tantangan untuk mendesain sebuah organisasi yang mengartikulasikan seluruh harapan. Tantangan untuk menemukan dan menggunakan apa yang berharga untuk mewujudkan seluruh harapan. Apa mungkin? Sangat tidak mungkin apabila kita masih terpaku pada bentuk-bentuk lama. Sikap managing as designing menantang kita untuk selalu berinovasi, menemukan bentuk-bentuk baru seiring dengan perubahan bahan yang tersedia, sejalan dengan harapan yang terus berkembang.

Dalam konteks indonesia, bangsa ini tidak membutuhkan pemimpin sebagai problem solver, penyelesaian persoalan. Selain karena bertumpuknya persoalan, solusi yang berasal dari cara berpikir problem solving, tidak pernah beranjak jauh dari problem yang coba diatasi. Bukan melekat pada harapan yang ingin diwujudkan.

Indonesia butuh pemimpin yang bermental desainer. Pemimpin yang mendesain solusi-solusi yang mengoptimalkan apa yang berharga untuk mewujudkan seluruh harapan. Pemimpin yang bersungguh-sungguh berniat dan bertindak untuk mendesain Indonesia Impian, Indonesia harapan kita bersama.

Mari tantang diri kita untuk menjadi desainer kehidupan kita, Indonesia kita!

Sumber: http://appreciativeorganization.wordpress.com/

Budi Setiawan

http://fpsi.unair.ac.id/
http://appreciativeorganization.wordpress.com
PIN BB: 25222123
SMS: 0856 306 99 72
FB: bukikpsi@gmail.com

Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3
http://downloads.yahoo.com/id/firefox/

10a.

Re: (Inspirasi) Lima Kualitas  Sebuah Pensil

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Tue Mar 10, 2009 8:14 pm (PDT)

Asyik inspirasinya pAk Teha.
ini kalo saya ceritakan ke anak-anak pasti akan memilih kualitas yang kedua (rautan pensil).

Nggak tahu kenapa mereka sedit sedikit ijin meraut pensil
sedit sedikit ijin meraut pensil . . .
jangan-jangan mereka sudah mengaplikasikan sehari-hari tentang pesan moral dari pensil itu Pak Teha.

Makasih ya inspirasinya

~sis~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> Inspirasi
>
> *LIMA KUALITAS SEBUAH PENSIL*
>
> Seo

11.

[Catcil] Menyesalkah Dilahirkan Sebagai Wanita

Posted by: "MIAU IMA" yory_2008@yahoo.com   yory_2008

Tue Mar 10, 2009 10:10 pm (PDT)

tulisan ini didedikasikan untuk seluruh wanita di dunia (ya¦nggak
usah muluk-muluk) siapapun yang membaca tulisan ini lah yang berjenis
kelamin wanita¦, tapi laki-laki juga boleh¦paling nggak biar tahu
tentang kehebatan wanita (bagi yang belum tahu) dan mengingatkan
kembali bahwa wanita itu Makhluk Allah Yang Paling Indah dan Kuat (bagi
yang sudah tahu)

Wanita¦..karena wanita begitu berharga..karena wanita seperti mutiara yang harus dijaga keindahannyakarena wanita begitu mempesona membuat para pecintanya bertekuk lutut padanya.

Banyak
yang bilang menjadi terlahir menjadi wanita adalah sebuah penderitaan,
malapetaka, dan musibah. Mengapa? katanya sih sulit banget jadi wanita
itu. Mesti begini dan begitu. Ribet dan nggak praktis. Namun tak jarang
juga yang menyatakan sejuta rasa syukur dilahirkan menjadi seorang
wanita. Apakah Kita salah satu nya (mudah-mudahan begitu), karena
wanita diciptakan dengan berbagai macam kelebihan dan keistimewaan.
Mari kita teliti lebih jauh

see more.................
http://mioariefiansyah.wordpress.com/2009/03/10/menyesalkah-dilahirkan-sebagai-wanita-bag-i/
http://mioariefiansyah.wordpress.com/2009/03/10/menyesalkah-dilahirkan-sebagai-wanita-bag-ii/

saran dan kritik sangat dinanti

syukron

New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
12.

[Catcil] Dampingilah Dia

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Mar 10, 2009 11:02 pm (PDT)

Usai breafing pagi aku masuk ke ruang bersalin. Seorang perempuan muda sedang terbaring lemah menunggu persalinan anak pertamanya. Aku sapa dia dan menanyakan dimana keluarganya. Perempuan berusia 21 tahun ini menangis. Ternyata suaminya takut menemaninya di ruang bersalin. Sedangkan ibu mertuanya pulang setelah semalaman menemaninya.

Aku membimbing dia melafalkan doa dan asma - asma Allah agar semangatnya hidup kembali. Semangatnya seolah melayang, padahal seharusnya perempuan yang akan berjihad untuk mengeluarkan seorang jundi dari rahimnya harus memiliki semangat yang tinggi. Proses melahirkan butuh semangat yang tinggi sehingga menghasilkan tenaga yang besar. Tanya deh ma ibu - ibu yang sudah melahirkan. Bener kan mom? ^_^

Karena harus mengerjakan hal lain, setelah kira - kira 10 menit aku menemaninya, aku harus meninggalkannya dengan bidan dan perawat. Aku minta mereka tetap membimbingnya untuk terus berdzikir.

Usai mengerjakan beberapa hal dan supervisi kegiatan imunisasi, aku kembali menjenguk ke ruang persalinan. Alhamdulillah pembukaan sudah lengkap dan Ati siap untuk melahirkan. Aku melihat suaminya sudah mendampinginya.

Proses kelahiran ini tidak mudah karena ternyata suaminya juga udah lemes duluan. Waduh gawat juga fikirku.Gimana dia bisa memberikan semangat kepada istrinya jika dia sendiri juga pucat pasi.
Aku sempat khawatir juga melihat Ati tidak bisa mengejan panjang. Berkali - kali kepala anaknya sudah menyentuh jalan lahir tapi masuk kembali. Bahkan ketika kepala sudah keluarpun, dia berhenti mengedan sehingga bahu anaknya sangkut.

Alhamdulillah akhirnya bayi laki - laki itu lahir juga. Suaminya berkali - kali mencium istrinya dan kemudian keluar dari kamar persalinan. Aku berharap dia sujud syukur, tapi entahlah aku tidak memantau apa yang dia lakukan karena aku berkonsentrasi berdoa agar tangis anaknya keras karena dia sudah cukup lama berada di jalan lahir.

......................................................................

Perjuangan melahirkan bukanlah hal mudah. Karena itu Allah memberikan perumpamaan bahwa melahirkan sama dengan jihad. Subhanallah betapa mulianya seorang perempuan.

Suami sebagai pendamping harus bisa mempersiapkan segala hal bahkan jauh hari sebelum waktunya tiba. Dukungan moral sangat di butuhkan oleh para ibu yang seolah siap meregang nyawa. Sang suami sebagai sandaran sang istri harus memiliki mental yang jauh lebih kuat sehingga istri juga bisa berjuang demi melahirkan buah hati tercinta.

Banyak persiapan yang harus dilakukan oleh para calon ayah seperti pengetahuan tentang kehamilan dan proses melahirkan, mental, merawat bayi dan tentunya finansial. Masih banyak lagi yang harus dipelajari oleh para calon ayah. Nah saya berikan kesempatan kepada yang sudah jadi ayah untuk meneruskan tulisan ini, hehehe

Sekian dulu pengalaman saya hari ini
Smoga berguna .............

Medan, 12 Maret 2009
anty thahir

13.

Fwd:  (Tulis) Mengetahui, Intuisi, Puisi,

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Wed Mar 11, 2009 2:00 am (PDT)


--- In Forum_LingkarPena@yahoogroups.com, "ahmad ade" <ahmadade@...>
wrote:

"Hati adalah misteri" kata beberapa sahabat kepada saya. Lalu bagaimana
kita bisa mengerti bagaimana "wajah hati" itu sesungguhnya?. Sebuah
misteri mengandung berbagai makna, meti dikuak lewat berbagai cara. Dan
renungan dari beberapa puisi, kiranya merupakan salah satu upaya,
menyibak tabir misteri dari "wajah hati" manusia.

Membaca tulisan atau artikel yang berbicara mengenai inti paling dalam
dari seorang manusia, memang selalu mengasyikkan. Apalagi jika hal itu
dihubungkan dengan aktiitas hidup keseharian yang nyata dan konkrit.

Hal ini bisa dimaklumi, karena tiap orang pasti mau "hidup dalam",
agaknya tak seorangpun manusia - kalo dia normal- yang hidup asal hidup,
bukan? tetapi sejauh mana orang bisa dan sanggup mencapai atau merangkul
situasu dari keberadaannya seperti itu; inilah soalnya.
Dan itu bukanlah soal yang mudah untuk dijawab.

Mengenai hal itu, kita percayakan saja pada mereka yang berkompetensi
untuk menajawabnya.

Namun tidak terlalu salah kiranya kita mencoba menyentuh sedikit
mengenai salah satu bagian dari hidup manusia, yaitu hati. Jadi bukan
mengenai 'Hidup dalam' atau 'Kedalaaman hidup seorang manusia'. Kita
hanya mau mencoba menatap wajah hati, itu pun lewat bebrapa
penampilan puisi berikut. Mengenai gejolak di hati mengawali
permenungan, mengajak kita bicara tentang wajah hati :

tak pernah kutahu tentang cintaku,
karena hati ketika itu
tak pernah sampai terselami kedalamannya,
berdiri diluar, mengetuk tetap sunyi
angin menertawakanku.
kucoba jenguk kedalaman hati
tak sanggup aku
-tanpa rahmat penerang-
hati tetap tak terpegang,
bukan sembunyi, hanya masih terkunci.
O, betapa sejak semula kurindu
bara nyala api rohani membakar
kobarlah! kobarlah!
hanguskan tabir pembalut diri
supaya tidak lagi terhalang
jalan menuju hati.

(thetis arta)

"kepekaan yang berlandaskan intuisi", ujar Blaise Pascal. Bagi seorang
Pascal, hati mempunyai pengetahuannya sendiri yaitu : cinta kasih;
pengetahuan yang mengatasi pengetahuan akal-budi. Kekayaan nuansa yang
padat dalam ungkapan ini, juga ada pada serpihan sebuah puisi berikut :

wajah hati:
adalah pecinta dan pendoa
karena disudut-sudut hati
selalu ada cinta,
selalu ada doa
karena cintalah hati berdoa
dan dalam doalah hati belajar mencintai.

Hati adalah salah satu cermin keluhuran dan kemurnian, tetapi sekaligu
kita dihadapkan pada kenyataan lain, bahwa di tepikeluhuran dan
kemurnian, juga ada goda yang mengetuk, juga ada dosa yang membujuk. Dua
kekuatan yang selalu siap menghanyutkan. maka tak jarang hanyut
diterapkan untuk mengukur keteguhan hati, Ahh, tapi untuk hanyut
mememrlukan dorongan arus bukan? Terbacalah oleh kita 'arus' yang selalu
siap melanda itu? Mari kita coba tatap puisi :

menitilah hatiku, mentilah, atas bianglala hari
tikam, wahai tikamlah, keresahan yang hadir
sebab hari-hari panjang
dilewati dalam sengketa dan benci.
memercik bagai percikan air
mengalir bagai aliran darah yang memberi hidup;
percikilah bara nyalamu dengan kasih
mengalirlah diantara gairah petualangan dosa.
menitilah hatiku, menitilah bersama tubuh ini,
titian rapuh dan lemah,
jangan dekap atasmu kelelahan
yang berpangkal pada kelemahan insani,
sengat-sengat hari
janganlah memeatahkan langkahmu.
menitilah hatiku, menitilah.
dengan kapakmu, rangkullah dukanya
hempaskan dan pecahkan!
raup keriangan nirwana yang bersumber atas rahmatNya
hadirkan dalam syair dan doa
sementara dari keinginan dan nafsu yang menjepit
biarkan tubuh meronta
ingin membesakan diri.

sekilas kekayaan nuansa yang terkandung di lubuk terdalam, mulai tanpil
lewat wajahnya yang menawan. Ada 'doa' dan 'cinta' ada pula
'pengetahuan' disitu.

"Pengetahuan yang bersumber pada hati dapat mengenal masalah-masalah
kehidupan sejati, karena masalah tsb tidak dapat dirumuskan dengan
kaidah-kaidah logika semata", ujar Pascal. "Hati memeiliki pertimbangan
yang tak dikenaal oleh akal budi", kataMax scheler mempertegas maksud
Pascal.

Lalu puisi thetis arta :

tak perlu dicari,
hati sudah memiliki wajahnya yang sejati.
tak perlu diperas,
hati sudah memiliki kisahnya yang murni
tak perlu diremas,
hati sudah memiliki kepekaanya rasanya sendiri.
tak perlu ditata dengan paksa,
hati sudah memiliki keasriannya yang mandiri
bukankah pada mulanya hati dicipta
untuk keagungan citra manusia,
pun bagi keluhuran budinya?
rabalah kedalamannya
jenguklah isinya
kebeningan adalah citranya yang murni
tempat bersemayam roh.
ya sejak semula: dalam dirinya sendiri
hati adalah cermin keluhuran dan kemurnian
dan sejak semula: akan mengetuk pula
di pintunya: segala goda,
membujuk segala dosa
(thetis arta)

Hati memang memiliki kepekaannya sendiri, yang berkembang menjadi
semacam pengetahuan bila ia diresapi dengan cinta dan pengetahuan,
terutama dalam kehidupan. "Hanya pengetahuan inilah yang dapat
menjadikan yakin sesama, apabila penalaran logistidak memadai, ujar
Blaise Pascal lebih lanjut.

Bukan berarti harus terbelenggu dengan kata dan rasa. sesuatu yang
sebetulnya tidak jelek, tetapikalau keterlaluan memungkinkan tertutupnya
hati. Tertutup pula jalan menuju hati, setidaknya ini yang perlu
dibebaskan.

dibelenggu oleh kata dan rasa
hati adalah seperti sungai yang beriak
pada alurnya yang sempit dan dangkal :
mengalir di permukaan,
bertahan di kedalaman
terhalang bebatuan dan lumpur :
sesak dan melumpuhkan
dibelenggu kata dan rasa
hati mnjadi mudah untuk menduga dan curiga
menjadi sulit memahami dan mengerti
terlalu peka: untuk ihargai dan dikasihani
uuntuk dipahami dan dicintai.
dibelenggu oleh kata dan rasa,
hati kehilangan tempat untuk berpaut
kehilangan kasihnya untuk berdenyut
kehilangan kebeningannya yang tulus
karena terlalu banyak menuntut
(thetis
arta)

Kita memang tidak bisa menyelami hati sepenuhnya. Mata indrawi kita
takkan sanggup untuk melakukan hal itu. Karena bukala wajah hati yang
membuka tabirnya, hanya dapat menikmati lewat mata hati itu juga.

Tetapi bukan berarti pada hal sedalam mana kesanggupan kita menatap,
tetapi sejauh mana 'kebutuhan' kita akan hal itu, sehingga menjadi
'rindu' yang membuat kita memahami apa yang bukan diri kita sendiri dan
mengakuinya sebagai yang lain dan 'bebas'. Hanya dengan mengakui yang
lain sebagai pribadi, maka kita dapat merealisasikan diri kita sebagai
pribadi: suatu subyek yang terbuka terhadap relasi-relasi pribadi dengan
orang lain. Dan....

Tuhan, terima kasih
Kau beri aku sebuah hati
tempat kubercermin:
segala yang baik dan jahat,
pahala dan dosa
pemberian dan pamrih
tirani dan kasih.

"Qod aflaha man zakkaha wa qod khoba man dassaha.."

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---

14.

(catcil) Makna Peci

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Wed Mar 11, 2009 2:17 am (PDT)

Makna Peci

Setiap kali saya bertemu orang seperti berenang dilautan kearifan. Kearifan itu seolah menjadi satu pada diri sosok yang biasa dan tidak bernama. Pertemuan dengan orang lain buat saya berarti sama halnya mendidik diri sendiri, berempati bahkan juga terlibat dalam pergumulan batin yang melahirkan pencerahan.

Pencerahan itu juga saya dapatkan ketika saya bertemu dengan penjual peci yang beberapa hari menjelang lebaran yang lalu. Sosok raut mukanya berseri, dia bertutur bahwa sudah hampir 35 tahun dirinya berjualan peci. Saya bertanya padanya, "Bapak apa yang menarik dari menjual peci?"

Katanya menjual peci adalah pekerjaan yang mulia yang memiliki makna untuk selalu mawas diri. "adek tau apa artinya peci?" tanya si penjual peci. "Tidak pak." Jawab saya. "Peci itu artinya pikiran suci, Maknanya agar kita menjaga kesucian pikiran kita dari belenggu dan kotoran-kotoran hawa nafsu." Kata si penjual peci itu.

…..Sungguh, Allah cinta orang yang taubat, dan cinta orang yang bersuci diri."

(QS. Al-Baqarah : 222)

Wassalam,
Agussyafii
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta Rasul" (ACR), Hari Kamis, tanggal 26 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431 atau http://agussyafii.blogspot.com

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: