Selasa, 07 April 2009

[daarut-tauhiid] Bersama Kafilah Dakwah



Kalau tiada jama'ah dalam kehidupan
Niscaya kita tak punya banyak jalan
Dan yang lemah akan menjadi mangsa
Bagi orang yang kuat perkasa
(Imam Abdullah bin al-Mubarak)

Saya teringat dengan satu kisah yang disampaikan Syaikh Abbas as-Sisi dalam bukunya "Bagaimana Menyentuh Hati." Syaikh Abbas mengisahkan bahwa dirinya pernah saling berkirim surat dengan seorang pemuda asal Mesir yang baru studi di Amerika. Namun entah mengapa, lama kelamaan Syaikh Abbas tidak mendapat kabar lagi dari pemuda itu. Bahkan ketika menanyakan kabarnya, Syaikh Abbas tidak mendapatkan jawabannya. Mudah-mudahan saja Allah menyelamatkan pemuda itu dari serbuan kemaksiatan yang melanda bangsa Amerika Serikat.

Kisah di atas memberikan pelajaran kepada kita tentang fenomena para aktivis dakwah yang sedikit demi sedikit sudah keluar dari jalur dakwah. Kita mengenal istilah penyakit dakwah yang menyerang sebagian aktivis dakwah. Yaitu bersemangat pada awalnya, kemudian bermalas-malasan hingga berhenti dari beramal. Atau yang lebih dikenal dengan istilah "futur". Hal ini, kata Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya "Terapi Mental Aktivis Harakah", disebabkan beberapa hal, utamanya adalah sering bermaksiat kepada Allah. 

Saya sendiri pernah mengalami hal serupa seperti yang pernah dialami pemuda itu. Selama bertahun-tahun, saya "terlepas" dari genggaman dakwah. Hingga hati ini selalu bimbang, ragu dan bingung kemana harus melangkah. Saya pun mengalami keterpurukan dan membuat hati saya lalai dari mengingat-Nya dan dari ber-amal jama'i. Namun kemudian, saya dipertemukan dengan seorang teman yang kembali menunjukkan saya jalan dakwah yang dulu pernah saya tinggalkan. Selepas saya kembali bergabung, saya merasakan energi positif saya keluar ke permukaan dan menunjukkan saya jalan keluar dari kemelut hati ini. Saya pun semakin mencintai Islam dan menginginkan Islam tegak di muka bumi ini. Semua itu harus direalisasikan dalam tindakan nyata yang saya lakukan dalam aktivitas amal jama'i (bersama) dengan para aktivis dakwah lainnya. Apa yang saya tulis, katakan dan perbuat adalah bagian dari dakwah. Jika saya membangun sebuah "rumah" maka "rumah" yang saya buat
adalah "rumah peradaban". Saya sudah merasakan bagaimana rencana-rencana itu berjalan, menggelinding ibarat bola salju. Alhamdulillah, semua ini berkat karunia Allah Swt.. Tanpa pertolongan dan rahmat-Nya, saya tidak mungkin dapat menghirup udara kemerdekaan yang hakiki. 

Doa yang selalu saya baca ketika hati ini mulai ada kecondongan berbuat maksiat adalah, "Rabbana la tuziq qulubana ba'da idz hadaytana wahablana mil ladunka rahmatan, innaka antal wahhab", Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). Saya berdoa demikian, karena saya takut kembali "jahil" seperti dulu, tak punya pegangan hidup dan tak tahu mau apa. Saya ingin tetap selalu dalam keimanan ini dan terus meningkat hingga saya mati. Karena saya merasakan, keimanan memberikan saya kebahagiaan, ketenangan, dan kesabaran yang berlipat-lipat.

Dakwah tidak butuh kita, tetapi kitalah yang butuh dakwah! Demikian nasihat Syaikh Musthafa Masyhur. Satu hal yang pasti adalah, dakwah memberikan banyak kebaikan untuk kita, namun kita belum tentu memberikan sumbangan positif untuk kemajuan dakwah. Apa yang saya sampaikan di atas dan sampai kata-kata terakhir yang saya sampaikan ini, adalah salah satu dari manfaat bergabung dengan jama'ah dakwah. Karena Anda pasti akan bertanya terlebih dahulu, apa manfaat dari bergabung dengan jama'ah dakwah. Saya memahami hal itu. Karena kita memerlukan jawabannya untuk mendorong kita bergabung dengan jama'ah dakwah.

Yang perlu Anda perhatikan di sini, bahwa dakwah tidak memerlukan orang-orang yang cinta dunia dan rakus dengan materi. Jika itu yang Anda kehendaki, dengan sendirinya, secara alami, Anda akan terpental dari jalan dakwah. Dakwah hanya memerlukan orang-orang yang siap berkorban, ikhlas, taat beribadah, lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. Karena semua itulah yang menjadi sebab-sebab kemenangan dakwah. Dan kemenangan dakwah adalah kemenangan bagi kita semua, bagi peradaban yang lebih berperikemanusiaan, peradaban yang lebih membahagiakan dan lebih menentramkan hati.

http://abufarras.blogspot.com  

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: