Jumat, 10 April 2009

[daarut-tauhiid] Kitab Al-Qur’an sebagai Pemersatu Umat Manusia




"Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujianterhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum
Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? " (QS. Al-Maa'idah: 48-50)
Setelah berbicara mengenai Kitab
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as. dan Kitab Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa as., kini surat al-Ma'idah ayat 48 menerangkan tentang al-Qur'an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.. Ayat di atas menjelaskan kebenaran yang
terkandung di dalam al-Qur'an, yakni membenarkan dan sekaligus meluruskan
Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum al-Qur'an.
Membenarkan dalam artian kata
membuat syariat baru, yaitu syariat yang diusung oleh Nabi Muhammad Saw.,
kerena dengan turunnya al-Qur'an ini sudah otomatis membatalkan syariat-syariat
yang sebelumnya sudah ada. Lalu ada sebuah pertanyaan yang timbul mengenai hal
ini, yaitu kenapa Allah SWT. merubah syariat-syariat yang sebelumnya?
Seandainya Allah SWT. menghendaki kaum Nabi Musa as., kaum Nabi Isa as., dan
kaum Nabi Muhammad Saw. menjadi satu kaum yang padu, pasti Allah SWT. bisa saja
melakukan hal tersebut, namun Allah SWT. ingin menguji hamba-hamba-Nya agar
hamba-hamba-Nya mempotensialkan segala hal, baik itu mengenai syariat maupun
potensi-potensi yang lainnya.
Oleh karena itu semenjak
datangnya Islam, agama-agama samawi yang lainnya sudah terhapuskan.
Bahkan agama Islam ini adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT.
terhitung semenjak mulai diutusnya Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul hingga hari
kiamat nanti. Allah berfirman: "Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam" (QS. Ali 'Imran: 19). Melalui
tuntunan syariat yang baru inilah kita semuanya berlomba-lomba dalam kebaikan
dan berbuat aneka kebajikan, tidak ada gunanya lagi menghabiskan waktu dengan
sia-sia dan berdebat yang tiada artinya, karena manusia semuanya akan kembali
kepada Allah SWT. dan jalan satu-satunya menuju hal itu melalui syariat dan
tuntunan yang dibawa oleh Nabi yang terhebat yaitu Nabi Muhammad Saw..
Di dalam internal Islam
sendiri telah banyak terjadi perbedaan dan perselisihan pendapat mengenai
hal-hal yang furu'iyah, namun anehnya masih banyak yang menganggap
perbedaan ini menjadi hal yang sangat istimewa dan bahkan tidak jarang akan
menjadikan ta'ashub buta yang akan menjurus kepada pertengkaran dan per-cekcok-kan.
Seharusnya sebagai umat Islam sudah tidak pantas lagi untuk bertengkar, sudah
tidak zamannya lagi untuk mencari-cari kesalahan kelompok lain, namun yang
seharusnya dilakukan adalah mencari persamaan-persamaan yang ada, bukan
perbedaan.. Dan kita semua yakin bahwa persamaan-persamaan yang ada lebih banyak
dari pada perbedaannya, mungkin jika dipersentasikan 95% banding 5%. Astaghfirullah lalu apakah kita akan mengambil yang 5% ketimbang yang 95%, sungguh zalimnya
orang-orang yang mengambil 5% itu.
Kemudian meluruskan kitab-kitab Samawi sebelumnya, yakni memperbaiki dan membatalkan kitab-kitab yang sebelumnya, karena
tidak bisa dipungkiri lagi jikalau Kitab-Kitab Samawi yang lainnya telah terkontaminasi oleh
perkataan-perkataan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga merubah
wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT.. Contohnya Kitab kebanggaan Umat
Kristiani yaitu Injil. Mungkin banyak yang mengkritisi tentang penggunaan kata
"Injil" tersebut, ada yang mengatakan bahwa yang dijadikan kitab sandaran oleh
Umat Kristiani bukanlah Injil asli, tetapi lebih tepatnya adalah Perjanjian
Baru. Karena injil yang sebenarnya adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT.
kepada Nabi Isa as. tanpa adanya tambahan-tambahan dari manusia. Sedangkan
Perjanjian Baru yang diterbitkan antara tahun 50 Masehi hingga tahun 100 Masehi
ini mula-mula adalah surat-surat Paulus, kemudian barulah judul-judul yang lainnya
ditambahkan. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan Kitab
Perjanjian Baru tersebut setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin
disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan manusia.
Oleh karena itulah al-Qur'an
sebagai kitab yang membenarkan cocok bagi semua umat, bukan hanya umat Islam
saja tetapi untuk umat secara keseluruhan, seperti apa yang difirmankan oleh
Allah dalam surat al-An'am ayat 90 yang artinya "Mereka
itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam
menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan
untuk seluruh ummat.". Namun sayangnya kebanyakan umat yang masih
berpegang kepada kitab-kitab Samawi enggan untuk menerima al-Qur'an
sebagai pelurus dan pembenar, padahal kitab-kitab mereka tidak murni lagi,
banyak terjadi tambahan-tambahan yang tidak dikehendaki oleh Allah SWT.. bukan
hanya itu saja kitab-kitabnya pun sudah dialihbahasakan yang akan merusak makna
yang terkandung. "Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh
selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada
keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (QS.
Yunus: 37)

Adi Nurseha (http://nuraurora.com)

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Yahoo! Groups

Mom Power

Kids, family & home

Join the discussion

Health Groups

for people over 40

Join people who are

staying in shape.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: