Rabu, 08 April 2009

[daarut-tauhiid] Memberi TERIMA KASIH



Memberi TERIMA KASIH Berterima kasihlah (hanya) kepada yang memberi, dan
memberilah (hanya) kepada yang berterima kasih

Dalam hukum fisika dasar, kita mengenal suatu hukum aksi-reaksi, dimana jika
pada suatu benda diberikan aksi, maka benda tersebut akan memberikan reaksi.
Jika Anda memberi, maka Anda akan menerima; demikian sering dikutip oleh
para motivator. Lebih lanjut, sering dikumandangkan dalam seminar-seminar
motivasi ternama, 'Anda hanya akan mendapat banyak, jika Anda memberi
banyak' (Tung Desem Waringin, Mario Teguh).

Dalam bentuk paling diterima, konsep memberi-menerima dikenal sebagai
perniagaan, perdagangan, usaha, bisnis atau jual-beli. Jika Anda menghargai
suatu produk (barang atau jasa), maka Anda akan mendapatkan manfaat. Jika
kehadiran Anda memberikan nilai tambah bagi perusahaan, maka perusahaan akan
memberi Anda sejumlah uang sebagai penghargaan kepada Anda. Hanya mereka
yang memberi, yang akan menerima.

---

Bagaimana perasaan Anda, ketika sesaat setelah Anda memberikan uang kepada
pengemis (pada banyak pengamen, bernyanyi adalah salah satu jenis cara
meminta), kemudian dia 'ngeloyor' begitu saja dari hadapan kita? Apakah Anda
marah, kecewa, dongkol, geram, dan lain sebagainya? Jangan. Jangan
sekali-kali Anda menghakimi diri sebagai insan yang tidak ikhlas, tidak
tulus! Itu adalah reaksi wajar, alamiah, dan niscaya. Alam, kebudayaan,
wahyu, ilham, filsafat, kebaikan, agama, moralitas, dan etika sosial telah
mendidik, membiasakan, dan memberitahu kita bahwa memang seharusnya Anda
mendapatkan reaksi kebaikan - paling tidak ucapan terima kasih.
Ketidak-damaian Anda mengindikasikan terjadinya keseimbangan alam yang
rusak.

Tapi mohon untuk tak berlama-lama dalam ketidak-damaian. Sebagai pribadi
yang telah tercerahkan, adalah mudah dan cepat bagi Anda untuk
menyeimbangkan kembali. Melalui sebuah pengertian dan maaf yang tulus tanpa
diminta, Anda seharusnya cepat kembali damai. Bukankah hati Anda seperti
danau yang dalam, senantiasa memiliki mekanisme cepat dan baik untuk
menenangkan kembali permukaannya yang baru saja bergelombang terkena
lemparan batu.

---

Kepada pribadi-pribadi yang belum mengenal benar arti aksi-reaksi,
memberi-menerima; kita harus memberikan pelajaran kehidupan. Mereka harus
mengalami kekosongan pendapatan akibat ketidak-sediaan mengapresiasi
pemberian. Mereka harus menyadari keniscayaan hukum alam, tidak ada reaksi
jika tidak ada aksi. Tidak akan ada lagi donasi jika tidak ada ungkapan
terima kasih. Tidak akan ada lagi bantuan jika tidak ada ungkapan terima
kasih.

Mohon Anda sangat sadari, nilai ketulusan Anda dalam melaksanakan
perintah-Nya untuk menolong sesama, tidak ada kaitannya dengan hal-hal fisik
(uang dan terima kasih). Ketulusan adalah hubungan sangat pribadi antara
Anda dengan Tuhan Anda. Jumlah uang dan ucapan terima kasih, (seharusnya)
tidak mempengaruhi kualitas hubungan Anda dengan-Nya. Tetapi, atas setiap
uang yang dipindah-tangankan, ada keniscayaan mengundang ucapan terima
kasih Karena pada hukum alam yang telah Ditetapkan-Nya, ada pemberian ada,
ucapan terima kasih.

Kemudian bagi sang penerima, nilai syukur yang dipanjatkan pada hadirat-Nya,
(seyogyanya) tidak ada hubungannya dengan terima kasih yang diucapkan dan
jumlah uang yang diterima. Pasangan kata *tulus-syukur* sama sekali terpisah
dengan pasangan kata *bantuan-terima kasih*.

---

Hanya karena kita tidak bisa mengindera, belum tentu tidak ada. Contoh
terdekatnya adalah jiwa (nyawa, roh) Anda. Begitu dekat, begitu nyata,
begitu vital, begitu dominan, tapi Anda tidak pernah dapat menginderanya.
Demikianlah pula dengan pemberian-Nya. Terlalu banyak pemberian-Nya yang
tidak akan pernah kita mampu menginderanya. Kalau begitu, seharusnya kita
tidak punya alasan untuk tidak mengungkapkan rasa terima kasih kita
pada-Nya. Mohon Anda jeli memperhatikan, bahwa rasa jauh lebih kompleks,
lebih kaya makna, lebih besar dibandingkan ucapan. Rasa terima kasih adalah
kondisi jiwa yang penuh syukur. Dan persembahan rasa terima kasih adalah
satu-satunya yang mampu dan sepadan kita panjatkan atas anugerah-Nya yang
tak terhitung itu.

---

Ucapkanlah terima kasih untuk membalas setiap pemberian. Ungkapkanlah rasa
terima kasih untuk semua angerah-Nya. Keduanya (ucapan dan ungkapan rasa)
bisa jadi ada dalam satu satuan waktu dan tempat. Bukankah binar mata Anda
mengindikasikan lembutnya ucapan terima kasih yang sampai dipendengaran dan
gemuruhnya rasa terima kasih yang naik ke langit!

Senantiasa, berterima kasihlah hanya pada yang memberi dan memberilah hanya
pada yang berterima kasih, terutama pada Yang Maha Memberi (Ar Razak) dan
Yang Maha Bersyukur (Asy Syakur). Jika Anda tidak pernah akan mampu
untuk *tidak
menerima*, mengapa Anda punya kesempatan untuk tidak memberi?

---

From the note of Syarif Niskala, also blogged at syarifniskala dot com.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

Yahoo! Groups

Mom Power

Kids, family & home

Join the discussion

All-Bran

10 Day Challenge

Join the club and

feel the benefits.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: