Selasa, 07 April 2009

[daarut-tauhiid] Menegakkan Keadilan



Menegakkan Keadilan
Oleh Alwi Shahab

Beberapa saat setelah tentara Islam menaklukkan Jerusalem, Khalifah Umar bin
Khattab pun ingin datang sendiri ke kota itu. Dia berangkat dari Damaskus
menuju Kota Suci pertama umat Islam itu hanya dengan mengendarai seekor unta
disertai pengawalnya. Sang Khalifah, seorang yang sangat rendah hati, sepakat
dengan pengawalnya bahwa keduanya akan bergantian menunggang unta.

Pada waktu yang hampir bersamaan, uskup Jerusalem mengumumkan kepada para
penduduk bahwa seorang pemimpin besar Islam akan datang. Ia juga menyerukan
kepada warga kota untuk menyambutnya.
Ketika para penduduk telah berkumpul di pintu gerbang kota untuk menyambutnya,
mereka tidak melihat adanya arak-arakan seperti layaknya kedatangan seorang
khalifah. Sebaliknya, yang tampak dari kejauhan hanya dua orang, seorang
menunggang unta dan seorang lagi mengawalnya. Ketika keduanya sampai di pintu
gerbang, kebetulan giliran pengawal yang berada di atas unta. Orang banyak pun
mengelu-elukannya. Kesalahpahaman ini berakhir setelah dijelaskan perjanjian
antara khalifah dan pengawalnya saat berangkat menuju Jerusalem. Uskup yang merasa kagum dengan keadilan Khalifah Umar mengatakan kepadanya,
''Hari ini, disebabkan keadilan dan keimanan, tuan telah menerima kunci untuk
masuk Kota Suci ini.
Tetapi, berapa lamakah kunci itu akan tetap di tanganmu?''
Umar pun menjawab, ''Kami memang telah mengambil alih tempat ini dengan empat
sikap, yakni keimanan, keadilan, kebijakan, dan kebenaran. Selama empat sikap
itu dimiliki umat Islam, mereka akan dapat mempertahankan kota ini. Tetapi,
jika umat Islam tidak bisa mempertahankan empat sikap itu, maka tempat ibadah
ini akan berpindah tangan.''

Dalam kondisi sekarang ini, kata-kata yang diucapkan Khalifah Umar itu patut
kita renungkan. Islam memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan tanpa
pandang bulu. Dan, untuk melaksanakannya diperlukan landasan iman yang mantap.
Karena, apabila iman goyah, akan goyah pulalah tegaknya tiang keadilan. ''Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menjadi penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah sekalipun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu.'' (QS An-Nisa: 135).

Berdasarkan ayat itu, kita tidak diperbolehkan untuk ragu-ragu dalam menegakkan
keadilan. Siapa saja yang ternyata bersalah ia harus dihukum, walaupun akan
memberati diri kita sendiri. Bahkan, menurut Islam, segala bentuk permusuhan dan perbedaan pendapat dengan
orang lain tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk tidak berbuat adil.
''Katakanlah yang sebenarnya, meskipun hal itu merugikanmu,'' demikian sabda
Nabi dalam salah satu hadisnya. Nabi sendiri pernah marah ketika ada sahabatnya sengaja mendiamkan dan
menutup-nutupi seorang pencuri, hanya karena ia putri seorang bangsawan
Kuraisy. Kata Nabi, ''Sungguh, Allah telah menghancurkan umat sebelum kamu
disebabkan apabila di antara mereka ada yang berkedudukan terhormat mencuri
didiamkan, tetapi ketika rakyat kecil melakukannya dihukum.''

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: