Senin, 06 April 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2590

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
Re: [Ruang Baca] Let's Talk About... (sebuah resensi) From: inga_fety
2a.
Re: CatCil: Surat Buat Bapak From: inga_fety
3a.
Bls: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan From: bujang kumbang
3b.
Re: Bls: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Aku Lupa Bahwa Aku Perempu From: Rini Agus Hadiyono
4.
(Bahasa--Belajar Menulis) CERPEN DUA KEPALA From: bujang kumbang
5a.
(Ruang Tamu) Perkenalan dong.. Teruntuk sahabatku zaen 01 di Bandung From: aris El Durra
5b.
Re: (Ruang Tamu) Perkenalan dong.. Teruntuk sahabatku zaen 01 di Ban From: Nia Robie'
6.
[etalase] GEMAR BACA DAN CINTA QUR'AN MELALUI LOMBA MENULIS From: ahmad ade
7.
[etalase] (OOT) Eagle Award From: ahmad ade
8a.
(catatan kaki) Just Usul From: ahmad ade
8b.
Re: (catatan kaki) Just Usul From: Rini Agus Hadiyono
8c.
Re: (catatan kaki) Just Usul From: Nursalam AR
9.
(Catcil) Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (1) From: Sisca Lahur
10a.
Re: Berbagi cerita tentang rasa syukur_Maaf jika sudah menerima From: hariyanty thahir
11a.
Re: mhn info From: Bu CaturCatriks
12.
(cerpen Hikmah) Lantaran Ilmu From: yan_ku
13.
Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (2) From: Sisca Lahur
14.
[catcil] Keajaiban di Ambang Kematian From: agussyafii
15.
Petani Yang Miskin From: rahmad nurdin
16.
[Artikel] Rekayasa Teknologi Informasi Berbasis Masjid From: shinta au7
17.
Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (3-tamat) From: Sisca Lahur
18.
[BUKU INCARAN] Pergolakan Spiritual Empat Orang Mualaf From: Anwar Holid
19.
Hukum Kekekalan Energi..It's Real !! From: =MTA(Made Teddy Artiana)=
20.
Rumah Buku, The Coolest Library in Town From: Anwar Holid
21.
[Catcil] Anakku Mempelajari Hak-haknya From: Zakiyatuzzahra Kiki

Messages

1a.

Re: [Ruang Baca] Let's Talk About... (sebuah resensi)

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Fri Apr 3, 2009 2:45 am (PDT)

setelah berfikir bagaimana mendapatkan buku ini, dan meminta mbak ugik pesenin, akhirnya mbak ugik yang baik hati dan tidak sombong memberikan hadiah untukku bukunya Retno dkk :):)
tapi, membacanya mesti nunggu balik ke Indo dulu, gpp deh setidaknya resensi dari mbak lia cukup mengurangi rasa penasaran.

yang selalu ketinggalan dengan buku-buku baru,
fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> Judul buku : *Let's Talk About… - Kumpulan
> Kisah Inspiratif*
>
> Penulis : Retnadi Nur'aini, Airin Nisa,
> Shinta Anita Sari
>
> Tebal : 191 halaman
>
> Genre : Chicken soup – non fiksi
>
> Penerbit : Halaman Moeka Publishing
>
> Cetakan : Pertama, Februari 2009
>
> ISBN : 978-979-19351-0-4
>
>
>
> Resensi oleh : Lia Octavia
>
>
>
>
>
> *Ketika Para Sahabat Berbincang*
>
>
>
>
>
> No man is an island - Dalam kehidupan ini, tidak ada seorang pun yang dapat
> hidup sendiri. Karena manusia pada hakekatnya adalah mahluk sosial. Selalu
> ada orang-orang yang mengelilingi dan menjadi bagian dalam runtutan kisah,
> sejarah, dan perjalanan hidup seseorang. Menjadikan setiap peristiwa penuh
> canda dan tawa, juga duka dan air mata. Peristiwa-peristiwa yang
> mendewasakan seseorang dari hari ke hari. Peristiwa-peristiwa penuh hikmah.
> Demikian juga yang dialami Retno, Ain, dan Shinta. Ketiga sahabat yang
> sedang berbincang-bincang di dalam buku ini.
>
>
>
> Apa saja yang dibicarakan ketiga sahabat ini ketika mereka sedang bertemu?
> Perbincangan yang santai sembari minum kopi di sebuah kafe, misalnya, tentu
> saja dengan meminggirkan topik-topik yang berat dan membuat kening berkerut.
> Apakah bergosip membicarakan info terkini mengenai bintang film kesayangan?
> Tidak. Mereka tidak bertukar ramalan cuaca, apakah hari ini akan cerah atau
> hujan. Mereka juga tidak membicarakan apa model pakaian yang sedang
> ngetrend. Tidak sama sekali. Mereka berbincang mengenai esensi dari
> persahabatan, keluarga, cinta dan pernikahan, serta keajaiban-keajaiban yang
> terjadi dalam hidup. Hikmah-hikmah di balik berbagai fenomena kehidupan yang
> dialami.
>
>
>
> *Berbincang tentang persahabatan*
>
>
>
> Sahabat bukanlah orang yang selalu membenarkan tindakanmu, namun sahabat
> adalah orang yang senantiasa menuntunmu untuk melakukan tindakan yang benar.
> Pada merekalah berbagai kisah dimulai. Seperti bagaimana mereka bertemu,
> berinteraksi, dan melewati hari-hari. Bukan sebuah hal yang mudah untuk
> saling mengerti dan memahami, namun juga bukan hal yang sulit untuk dijalani
> oleh Retnadi Nur'aini, Citra, Ain, Yena, dan Shinta.
>
>
>
> Dalam tujuh tahun usia persahabatan mereka, telah terangkai kisah bagaimana
> mereka bertemu, bertengkar, lalu bertengkar lagi, namun kemudian
> masing-masing berusaha belajar untuk saling memahami bahwa kekurangan yang
> satu adalah kelebihan yang lainnya. Bagaimana sebuah sms atau chatting yang
> sederhana dapat merubah segalanya. Mengharukan, kocak, ringan. Pengalaman
> yang mungkin telah dialami banyak orang, namun sedikit sekali yang bisa
> menghargai, merawat, dan memupuk benih hingga menjadi pohon persahabatan
> yang rindang dan kokoh. Dalam kisah-kisah persahabatan mereka yang
> sederhana, mereka telah menemukan inti dari arti persahabatan itu sendiri.
>
>
>
> *Berbincang tentang keluarga*
>
> * *
>
> Orang pertama yang diperbincangkan adalah ibu. Ibu yang merupakan sekolah
> pertama bagi ketiga sahabat ini, tak ayal lagi merupakan sosok yang sangat
> dicintai dan dihormati. Dari ibu lah, mereka belajar tentang cinta,
> kesetiaan, pengorbanan, dan bagaimana mengenal Sang Penciptanya. Dan dari
> ibu juga, mereka belajar memupuk mimpi akan masa depan mereka, bagaimana
> menjadi orang tua yang baik; ibu bagi anak-anak mereka kelak.
>
>
>
> Mereka juga berbincang tentang orang tua yang seringkali mereka tidak
> mengerti atas sikap dan tindakan mereka. Berusaha mengerti mengapa orang tua
> melarang anak gadisnya pergi hingga larut malam. Berusaha memahami
> kekhawatiran mereka. Berusaha menempatkan pandangan mereka pada sisi sebagai
> orang tua. Tak pelak lagi, melalui kisah-kisah yang mereka alami bersama
> orang tua, mereka belajar dan berlatih untuk menjadi orang tua yang baik
> kelak.
>
>
>
> *Berbincang tentang cinta dan keluarga*
>
>
>
> Cinta selalu menarik untuk diperbincangkan. Seribu satu kisah cinta yang
> dialami seakan tak ada habisnya untuk diceritakan. Tentang mencintai,
> pelajaran cinta pertama, pengkhianatan, impian, pengharapan, dan pernikahan.
> Ketiga sahabat ini berbagi pengalaman saat jatuh cinta, saat membangun mimpi
> dan harapan, juga bagaimana mereka mempersiapkan diri menuju gerbang
> pernikahan. Semua ketakutan dan kekhawatiran yang dialami
> perempuan-perempuan muda, tercurah di dalam kisah-kisah mereka. Belajar
> mengenal cinta dan hakekat cinta itu sendiri. Cinta memang tak pernah
> berhenti bicara hingga manusia itu mengenal siapa dirinya sendiri.
>
>
>
> *Berbincang tentang keajaiban-keajaiban dalam hidup*
>
>
>
> Setiap peristiwa selalu mengubah segalanya. Yang semula statis menjadi
> dinamis. Yang semula diam menjadi bergerak. Yang semula murid menjadi guru.
> Ketiga sahabat ini berbincang mengenai keajaiban yang mereka alami saat
> bersedekah, saat menjahitkan baju pada seorang penjahit sederhana, bahkan
> saat melakukan rutinitas kegiatan di pagi hari. Kejadian-kejadian yang biasa
> menjadi luar biasa ketika diperbincangkan. Pelajaran yang hanya didapat dari
> sekolah kehidupan. Airin Nisa dan Shinta menuliskan beberapa puisi indah
> mereka pada bagian ini.
>
>
>
>
>
> ******
>
> Buku yang berisi kisah-kisah inspiratif ini ditulis oleh tiga sahabat yaitu
> Retnadi Nur'aini, Airin Nisa, dan Shinta Anita.
>
>
>
> Retnadi Nur'aini atau Retno lahir di Jakarta, 6 Mei 1984. Tulisan-tulisannya
> telah dimuat di Republika Ahad, Parents Guide, Kawanku, Femina, dll. Ia
> gemar menulis, melukis, dan membuat kolase. Lulusan Komunikasi Massa
> Universitas Indonesia tahun 2006 ini kini tinggal bersama Catur Sukono,
> suaminya, di Ciawi.
>
>
>
> Airin Nisa lahir di Singapura, 23 Januari 1985. Lulusan jurusan ilmu
> komunikasi Universitas Indonesia tahun 2002 itu kini berprofesi sebagai
> Konsultan Public Relations di sebuah perusahaan swasta. Menulis adalah
> hobinya sejak dibangku sekolah dasar.
>
>
>
> Shinta Anita lahir di Jakarta, 19 April 1984. Kegemaran menulis
> mempertemukannya dengan Ain dan Retno dalam redaksi majalah jurusan
> Komunikasi Universitas Indonesia. Sempat bekerja di sebuah agen perjalanan
> khusus TKI di Korea Selatan, kini Shinta tinggal di Singapura bersama
> keluarga kecilnya dan terus menulis.
>
>
>
> Seluruh kisah-kisah yang terangkum dalam buku ini adalah kisah-kisah ringan
> dan segar serta inspiratif yang mereka perbincangkan dan mereka bagi bersama
> saat bersantai, sambil minum kopi atau makan kudapan. Cerita yang telah
> menjadi bagian dari hidup mereka bertiga dimana melalui kisah-kisah yang
> mereka perbincangkan inilah mereka menjadi dewasa dan bijak dalam memaknai
> hidup.
>
>
>
>
>
> Jakarta, 2 April 2009 at 11.00 p.m.
>
> Dipersembahkan untuk Mbak Retno, Mbak Ain, Mbak Shinta, dengan penuh cinta…
>
>
> http://mutiaracinta.multiply.com
>
>
>
>
> *******
>

2a.

Re: CatCil: Surat Buat Bapak

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Fri Apr 3, 2009 2:47 am (PDT)

waduh, benar kata mbak ugik. setelah berhibernasi dengan winter yang menggigit, karyanya mas indra membuatku terpukau:)
kapan jadi ada kopdar SK Jepang nih, pak moderator?
yuk, kopdaran..

salam,
fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, indra purnama <indrakun@...> wrote:
>
>
> Surat Buat
> Bapak
>
>  
>  
>  
> "Dan
> hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (QS 94:8)
>  
> Sebut
> saja namaku Sapoendi. Ibu bilang namaku mengandung kisah
> mengenai
> bapak,
> yang seingatku belum pernah ku tatap
> wajahnya. Walaupun menurut
> ibu, satu kali aku pernah bertemu
> dengannya tapi itu tak pernah membekas di benakku. 
> "Bapak
> teh sabenerna kungsi sakali nepungan hidep. Tapi ngan ukur sapoe."
> (Bapakmu
> sebenarnya pernah sekali menemuimu nak. Tapi cuma sehari saja)
> "Iya,
> tapi kapan itu Bu?."
>       "Bapakmu seorang tentara, dan ia sering
> ditugaskan kemana-mana..."
> Mengalirlah
> cerita ibu mengenai masa lalunya. Kenangan bersama bapak jelas tergambar dari
> untaian kata-katanya. Walau tak
> tampak
> airmata
> yang mengiringi alunan kisahnya tapi haru biru tergambar jelas
> disana.
>       Bapak pernah menemuiku beberapa hari
> setelah aku lahir, itu menurut ibu. Tapi karena tugas, Bapak hanya sempat berada
> disampingku sehari saja. Sapoe (sehari) dan Ndi (nama kecilku), sehingga aku
> dinamai Sapoendi. Sungguh nama yang bermakna.
>       Lebih dari 25 tahun sejak kepergian bapak.
> Sekian lama juga aku sudah berusaha mencarinya. Tapi karena minimnya informasi
> yang kumiliki mengenai keberadaannya sangat sulit sekali untuk mencari
> jejaknya.
> Saat
> itu aku sudah bekerja dan tinggal di daerah Jakarta. Suatu hari ibu datang untuk menjengukku
> dari Tasik
> Malaya, kampung halamanku di tatar Sunda sana. Aku sungguh sangat
> beruntung memiliki seorang Ibu yang begitu perhatian dengan curahan kasih
> sayangnya yang tak bertepi. Walaupun hati kecilku tetap saja merindukan sosok
> bapak yang belum pernah kutemui. Ingin rasanya bertemu dengannya barang
> sekejap.
> Bukan ingin mempertanyakan ketiadaannya disisiku selama ini tapi paling tidak
> ingin rasanya kutahu bahwa aku pun memiliki seorang bapak yang telah berjasa
> menghadirkanku ke dunia penuh warna ini.
> “Apa
> kita coba kirim surat saja ya Bu?” usulku mantap.
> “Iya,
> tapi alamatnya pun ibu tidak punya. Ibu hanya tahu bapakmu berada di Sukabumi.
> Apa mungkin bisa sampai?” jawabnya ragu.
> “Insya
> Allah, kersaning
> Gusti Allah Bu.”  (Insya
> Allah, Allah
> berkehendak
> Bu)
> Dengan berharap
> pertolongan-Nya akhirnya aku menulis surat untuk bapak. Didalam surat kutuliskan panca kaki (sejarah jati diriku) dan
> segenap rasa rindu akan kehadirannya. Disampul surat hanya kutulis nama bapak yakni Junaedi
> dan alamatnya pun hanya kutuliskan 'Sukabumi' saja. Sebuah surat yang aku sendiripun
> sebenarnya ragu apakah bisa sampai kepada bapak atau
> tidak.
> Secara logika mungkin bisa
> dipastikan surat
> itu tidak akan sampai ke tujuan. Selain memang daerah Sukabumi itu luas dan nama
> Junaedi pun bisa dikatakan merupakan nama orang Sunda yang 'pasaran' sehingga
> kemungkinan akan banyak sekali orang yang bernama sama. Sepertinya akan menjadi
> beban berat buat Pak Pos dalam mencari keberadaannya. Ibarat pepatah 'bagai
> mencari jarum ditumpukan jerami'. Hampir mustahil.
> Tapi tekadku
> sudah mantap. Aku sungguh yakin akan kebesaran-Nya. Tidak ada yang tidak mungkin
> bagi-Nya. Yang penting sebagai manusia aku harus ikhlas berdo'a dan
> berusaha
> sepenuh hati.
> Hasilnya kuserahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak.
> Dengan segenap asa
> kuhitung hari. 3 Minggu berselang sejak kukirimkan surat itu melalui Pos. Ibu
> sepertinya sudah tidak terlalu banyak berharap. Malahan esok rencananya
> beliau akan kembali ke Tasik Malaya.“Teu betah” (gak kerasan)
> katanya.
> “Asa moal mungkin Jang,
> pan Sukabumi teh lega. Tur nu ngaranna Junaedi teh pasti loba lain ngan saurang
> wae.” (Rasanya tidak mungkin
> Nak, Sukabumi itu kan luas. Lagi pula yang bernama Junaedi pasti
> banyak bukan hanya seorang.)
> Memang betul apa yang
> dikatakan ibu. Keraguannya dan mungkin juga keraguan semua orang hampir saja
> mengikis keyakinanku. Tapi aku tak pernah berhenti berharap. Tuhan tak akan
> menyia-nyiakan harapan hambanya. Aku tetap yakin akan kekuasaan-Nya. Setelah
> penantian panjang selama ini dan informasi yang memang sangat minim untuk
> bertemu dengan bapak, apalah lagi yang bisa kuharapkan selain pertolongan-Nya
> saja?.
> Sungguh Allah memang tidak
> pernah menyia-nyiakan harapan hambanya. Akhirnya tibalah hari bersejarah itu.
> Persis 3 minggu setelah surat itu kukirimkan 'keajaiban' itu datang.
>
> “Pak, di warung rokok
> ujung jalan sana
> ada seorang bapak tua berwajah mirip sama Bapak.” Satpam perusahaan yang baru
> kembali dari membeli rokok tiba-tiba mendatangiku.
> “Ah yang bener Din?” aku
> menanggapinya sambil tersenyum.
> “Bener Pak, mirip banget.
> Kalau gak percaya Bapak samperin aja ke warung itu. Katanya dia lagi nyari
> anaknya.”
> Deg, hatiku berdegup
> kencang. Mungkin kah?. Aku berharap sangat. Tanpa pikir panjang aku segera
> bergegas menuju ke tempat yang ditunjukkannya.
> Saat itu senja menjelang
> Ashar, mungkin sekitar jam 3-an. Mendung yang menyelimuti Jakarta sedari pagi mulai
> mengirimkan rintiknya. Seakan gerimisnya ingin turut berbahagia mengiringi
> pertemuan anak dan bapak yang telah puluhan tahun tak
> bersua.
>       Benar saja, di warung rokok yang
> ditunjukkan udin aku segera bisa menemukan seorang bapak yang memang berwajah
> mirip denganku. Tanpa pikir panjang aku segera mendatanginya.
>
> “Pak Junaedi?” begitu saja
> aku bertanya kepada lelaki tua itu.
> “Betul. Ini siapa ya?”
> jawabnya sigap sambil menatapku lekat.
> “Saya Sapoendi Pak, anak
> Bapak yang mengirim surat tempo hari” segera kuraih tangannya untuk
> bersalaman.
> Walaupun baru bertemu aku
> tidak merasa asing kepadanya. Entah apa yang dirasakan bapak waktu itu, aku tak
> bisa menebaknya. Mungkin sepertiku berkecamuknya rasa didada tak bisa terwakili
> oleh kata. Hanya bersalaman, kemudian mengobrol layaknya orang yang berpisah
> satu dua tahun saja. Tidak ada airmata atau dekapan
> hangat. 
>       “Bapak harus ikut ke rumah Ndi sekarang”
> pintaku.
>       “Jangan takut Pak, tidak ada Ibu kok” aku
> berusaha menepis keraguan yang terlukis di wajahnya.
> Begitu pula bapak akhirnya
> bertemu dengan ibu. Seperti aku, ibu juga tidak menampakkan reaksi yang luar
> biasa seperti layaknya orang yang tidak bertemu puluhan tahun. Sepertinya
> kebahagiaan memang tidak selalu tergambar dengan deraian air mata. Allah telah
> mengabulkan do'aku untuk bisa bertemu dengan bapak. Atas kuasa-Nya akhirnya
> surat itu bisa
> sampai ke tangan bapak.
>       Menurut penuturan bapak, suratku datang
> kepadanya melalui tetangganya yang bekerja di kantor Telekomunikasi (sekarang
> Telkom), yang mana tetangganya mendapatkan surat itu karena dititipi oleh temannya yakni
> pak Pos yang kebingungan mencari orang yang dituju oleh suratku itu.
>
> Padahal walaupun
> sebenarnya nama bapak memang Junaedi, tapi di lingkungan tempat tinggalnya dia
> lebih dikenal dengan nama Edi. Dan tetangga nya yang orang telkom itu pun
> sebenarnya kebingungan juga mencarikan orang yang dituju oleh suratku. Tapi
> entah mengapa tetangga bapak itu memberikan surat itu kepada bapak.  
> Tetangga bapak meminta
> bapak untuk mencarikan orang yang dituju oleh suratku. Sedangkan bapak, setelah
> menerima surat
> itu pun bingung harus berbuat apa. Walaupun bapak merasa seperti mengenal nama
> pengirimnya yakni aku, Sapoendi tapi bapak takut jika salah
> orang.
> Tapi entah mengapa sore
> itu terasa ada dorongan yang sangat kuat didalam hatinya sehingga bapak akhirnya
> memberanikan diri untuk membaca surat itu. Yang pada akhirnya menghantarkannya
> untuk bertemu dengan aku, siempunya surat itu yang ternyata anak kandungnya sendiri
> yang sedang mencari-cari keberadaaanya.
>       Apakah hanya suatu kebetulan belaka jika
> surat itu sampai
> ke tangan bapak?. Aku rasa tidak. Aku sangat yakin Allah telah mengatur semuanya
> sehingga surat itu bisa sampai kepada bapak melalui tangan orang-orang yang
> ditunjuknya. 'God work in a misterious way'. Yang manusia perlu lakukan
> adalah berdo'a dengan sepenuh hati, berusaha semaksimal mungkin dan benar-benar
> yakin akan pertolongan-Nya. Allah Swt pasti tidak akan menyia-nyiakan harapan
> hamba-Nya.
>  
>  
> * * * *
> *
>  
>  
> *) Dikisahkan kembali berdasarkan kisah nyata
> seorang sahabat yang terjadi sekitar ditahun 1978.
>

3a.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Fri Apr 3, 2009 5:41 am (PDT)

aku baru tahu kalo Mbak Rini itu perempuan...
hehehe]
wah, dr judul buku kren banget tuh!
masih ada nggak ya di toko buku Mbak Rini buku itu?
sukses selalu buat Mbak Rini
amin
--- Pada Jum, 3/4/09, Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com> menulis:

Dari: Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 3 April, 2009, 10:24 AM

Penulis: Ihsan Abdul Quddus

Penerjemah: Syahid Widi Nugroho

Penerbit: Alifia Books

Tebal: 248 halaman

Cetakan: ke-2, April 2006

Skor: 8

Suad seorang wanita yang berprestasi cemerlang dan ambisius. Ia menyadari benar kemampuannya sehingga tidak menghendaki pernikahan dan rumahtangga membelenggu langkahnya. Suad merasa tak mampu seiring sejalan dengan suaminya, Abdul Hamid, yang terksan 'malas' dan cepat berpuas diri. Maka pernikahan yang telah membuahkan satu putri itu pun diakhirinya.

Ternyata status janda yang melekat beserta aneka predikat miringnya membuat Suad tidak nyaman bersepakterjang baik dalam dunia politik maupun sebagai dosen. Ia memungkiri dorongan emosional dan hasrat batin akan pentingnya seorang pendamping, semata karena memikirkan bahwa hidupnya sudah nyaman. Putri semata wayangnya, Faizah, lebih diposisikan sebagai adik karena dipercayakan kepada sang ibu. Suad tak punya waktu luang untuk memperhatikan buah hatinya sebagaimana mestinya.

Sebagaimana dalam kajian emosi karakter utama dalam tinjauan ini, Suad digambarkan sangat egois. Setelah melimpahkan Faizah pada ibunya, ia tenang-tenang berkarir namun terusik juga kala Abdul Hamid menikah lagi dan istri barunya tampak lebih berterima secara emosi bagi Faizah. Lucu memang, Suad yang terkesan mandiri dan ironis sempat kecewa saat mengetahui bayinya perempuan.

Novel terjemahan Arab [yang entah mengapa tidak mencantumkan judul aslinya] ini di mata saya cukup apik dibandingkan bacaan dari alihbahasa yang sama. Penerjemahannya cair dan sangat membantu khususnya bagi pembaca yang tidak terbiasa dengan fiksi sarat narasi. Terkadang begitu menghanyutkan sehingga saya lupa bahwa setting Aku Lupa adalah Mesir, yang masa itu tengah bergolak. Terdapat adegan-adegan mesra di sejumlah bagian namun disajikan sangat halus.

Bagi saya pribadi, cerita Suad dan keresahan-keresahan nya menghenyakkan pada aneka pemikiran. Pentingnya waktu dalam berumahtangga, komunikasi, perhatian, dan kerelaan mengesampingkan ambisi adalah beberapa di antaranya. Suad yang sesekali sok tegar toh menyadari bahwa dirinya sempat bertekuk lutut di hadapan seorang lelaki. Pertengahan kisah sempat menjemukan, namun ketika Suad menikah lagi dengan Doktor Kamal Ramzi cerita mulai menggeletar. Pernikahan yang semula dijadikan tameng oleh Suad untuk kepentingan karirnya ternyata menghantarkan kejutan.

Sekadar catatan, sinopsis di cover belakang cenderung spoiler. Namun secara menyeluruh, novel Aku Lupa.. bukan bacaan alternatif belaka. Setidaknya bagi saya.

Terima kasih Sinta, karena bersedia membarter buku ini.











Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
3b.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Aku Lupa Bahwa Aku Perempu

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Fri Apr 3, 2009 3:29 pm (PDT)

Fiyan,
wajar saja lupa..aku kan wanita:p
Entah ya di toko buku konvensional masih ada atau nggak, tapi browse di toko online masih ada tuh. Beli di Alvabetnya juga bisa, apa lagi dirimu di Jakarta. Bisa lebih mudah. Lihat aja di www.alvabet.co.id.

salam,
Rinurbad

4.

(Bahasa--Belajar Menulis) CERPEN DUA KEPALA

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Fri Apr 3, 2009 5:44 am (PDT)




              Pertama
kali melihat ke arahnya aku seperti melihat sebuah cermin. Cermin yang
sering aku gunakan untuk mematuti diriku. Apakah aku sudah rupawan atau
tidak. Atau, malah sebaliknya, buruk rupa! Dan berakhir naas cermin itu
yang aku pecahkan. Buruk rupa cermin yang dipecahkan!

                        Begitulah
yang pertama kali aku melihat sekaligus mengenal Dia. Perasaanku hanya
biasa-biasa saja. Tak ada ketertarikan pun yang mengikat. Tak ada yang
istimewa sekali pun  terhadap Dia. Begitu juga dengan kalian  jika
nanti melihat ke arah Dia tentu kalian akan menertawainya. Dan tentu
kalian akan mempercayaiku apa yang aku katakan demikian!            

            Mungkin kalian akan bertanya-tanya kenapa bisa begitu? Aku pun sendiri sama dengan kalian. Merasa aneh ketika ekor mata minusku melihat anatomi yang dimiliki Dia.  

            Ya, jika manusia memiliki belalai di depan tetapi Dia tidak. Dia berbeda dari manusia pada umumnya. Nyaris seperti ekor  binatang
mamalia menyusui. Akhirnya, mau tidak mau aku pun memberanikan diri
juga kepada Dia untuk bertanya lebih jauh lagi tentang Dia. Aku tak
peduli jika nanti aku dimurkai olehnya.  Toh, kenapa aku tidak mencobanya. Siapa tahu Dia bisa menjadi kawan berbagi cerita kepadaku. Bukankah lebih baik begitu? Entahlah!

              "Kenapa belalai kau berada di belakang? Kok tidak seperti aku dan manusia lainnya," kataku berkata demikian kepada Dia.  

Akhirnya meluncurlah ucapan-ucapan yang sangat mengejutkan dari mulutnya  hingga
dibarengi luapan dari tempurung kepala Dia yang keras itu. Kepala yang
Dia sendiri tak tahu apakah patut dihargai atau tidak!

  Meluncurlah cerita-cerita yang berasal dari tempurung kepalanya.

  KEPALA SATU:

  Buat
apa kau bertanya-tanya hal itu kepada aku! Lalu apa untungnya kau
mengetahui semua tentang aku. Bukankah kau nanti merasa terhina lalu
kau dikucili seperti halnya aku ketika mereka tahu siapa aku dan kenapa
aku seperti ini. Tentu kau tak percayainya bila aku menceritakan
sesungguhnya. Dan tentu kau juga lebih paham dariku! Tetapi aku tak
peduli kau untuk  mempercayainya!            

            Ya, aku begini lantaran ulah orangtuaku. Merekalah yang sudah membuat aku begini. Mereka sudah tak peduli  dengan aku! Bukan itu saja mereka pun sudah menganggap aku sudah modar! Mati dalam kehidupan mereka.

              Dan
yang lebih tragis lagi saking mereka meanggap aku mati mereka sudah tak
peduli lagi dengan wujudku sekarang! Yang lebih memekakan gendang
telingaku ketika aku tahu dari orang-orang sekitarku. Menurut mereka
aku seperti ini lantaran perbuatan salah satu dari kedua orangtuaku.
Tak lain ayahkulah, orangnya! Menurut mereka lagi aku menjadi begini  lantaran sumpah serapah yang dilimpahkan ayahku sejak mudanya dulu. Sebelum mengawani ibuku! 

            Pernah suatu hari ketika Ayah  masih
berstatus bujangan, Ayahku selalu mempermainkan setiap hati
perempuan-perempuan seusai dikencaninya. Bahkan ada yang pernah
dititipkan tunas nafsunya kepada salah satu perempuan penghuni rumah
setan. Entah, aku juga sendiri tak tahu apakah tunas nafsu Ayahku itu
sudah tumbuh kembang bersama perempuan itu aku sendiri tak mengetahui
hal itu. Itu pun aku mendengarnya dari orang-orang yang mengenalku.
Ayahku sudah menganggap mati halnya aku!

  Entah,
sudah beberapa perempuan yang setiap kali dikencani Ayah pada masa
mudanya itu yang aku ketahui inilah salah satu akibat ulah Ayahku. Aku
jadi bahan perolok-olok mereka. Begitu juga saat kau melihat aku begitu
rupa sebelum aku menceritakan hal sesungguhnya kepada kau tentang siapa
sesungguhnya aku. Makhluk darimana aku ini! Aku seperti manusia
jejadian. Jika siang aku memiliki belalai di depan. Bila senja sudah
pulang dari peraduannya belalai ini pindah ke belakang layaknya ekor
hewan menyusui yang sering aku lihat di layar televisi. Jadi aku sudah
mahfum bila nanti banyak orang-orang yang menganggap seperti apa yang
kau tanyakan kepadaku!

  "Tunggu.
Tunggu. Tunggu dulu. Tadi kau bilang Ayah kau pernah menitipkan tunas
nafsunya kepada perempuan sundal itu!" tukasku berapi-api kepada Dia.  

"Maksud kau perempuan sundal apa?! Siapa yang kau bicarakan!"  

"Iya!
Perempuan sundal itu yang Ayah kau titipkan tunas nafsunya ke rahim
perempuan itu. Ya, dia perempuan sundal yang telah membuangku diantara
onggokan-onggokan sampah-sampah yang jaraknya tak jauh dari rumah setan
itu. Berarti kau tahu keberadaan perempuan itu sekarang!"

  Aku begitu semangat menanyakan perempuan itu.

  Dan
bergulirlah cerita perempuan sundal itu dari tempurung kepalaku. (Lebih
tepatnya untuk melampiaskan kemurkaanku atas tindakan
ketidakmanusiaannya ketika aku masih pertama menghirup dunia malamnya.
Masih berwujud bayi merah).

  KEPALA KEDUA:  

Aku sebenarnya tak tahu keberadaan perempuan itu sekarang.  Karena aku sudah meanggapnya mati di dalam hidupku. Jadi karena kaulah  ingatanku
bangkit terhadap perempuan itu. Rasanya aku ingin membunuhnya. Tapi
lagi-lagi niatku itu selalu diurungkan oleh manusia berkepala Kucing
yang sudah menyatu di dalam tubuhku. Sejak kecil aku sudah disusui
olehnya. Jadi kalau aku disuruh mengingat-ingat perempuan sundal itu
aku lebih sudi membicarakan ibu-yang senasib denganku.Tapi jika kau
masih mau memberitahukan dimana keberadaan perempuan itu baiklah aku
akan turuti dan aku ingin mengetahui lebih jelas.

  Kulihat
Dia masih terpaku dengan apa yang sudah aku katakan kepadanya. Dia
seakan-akan hidup kembali. Kembali menatap dunianya yang
dicari-carinya. Itu terlihat ketika Dia menangis di hadapanku. Dia
begitu isak ketika mendengar cerita yang sudah aku lontarkan kepadanya.
Dia merasakan sangat bersalah kepadaku. Dan aku tak mengerti kenapa Dia
seperti itu. Hingga tiba-tiba datang sesosok manusia berkepala Anjing
menghampiri kami berdua. Dan kami berdua tak tahu dari mana asal muasal
datangnya manusia berkepala Anjing itu.

  KEPALA DUA:

Tak
mungkin kita beribu dengan manusia berkepala Anjing ini. Kita tak sudi
mengenal dan memiliki dirinya. Kalau begitu sebaiknya kita lenyapkan
dirinya dari hadapan kita. Bahwa manusia berkepala Anijng  ini pantas mati. Serta tak pantas untuk kita miliki bersama.

  Akhirnya
aku dan Dia tertawa terbahak-bahak ketika melihat manusia berkepala
Anjing itu terbirit-birit terkencing-kencing meninggalkan kami berdua.
Dan kami berdua hanya biasa tersenyum sambil menatap langit teduh yang
sebentar lagi akan menurunkan rinai hujan.

  Kulihat lagi Dia tersenyum gembira saat setitik rinai membasahi wajahnya.      
        Terinspirasi dari kumcer "Dia Bilang Aku Monyet- Djenar Maesa Ayu" dan acara realty show.  "Be A Man 2009" 

Pesan dari cerpen: Lebih
dekatkanlah kita sebagai seorang ibu/ayah kepada anak-anak kita.
Bagaimana pun anak-anak kita adalah titipan Ilahi. Entah bagaimana
fisik dan psikisnya  sayangilah mereka!  

Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
5a.

(Ruang Tamu) Perkenalan dong.. Teruntuk sahabatku zaen 01 di Bandung

Posted by: "aris El Durra" apri_eldurra@yahoo.com   aris_eldurra

Fri Apr 3, 2009 8:45 am (PDT)

Alhamdulillah akhirnya bisa gabung juga nich sahabat akrabku. Teman satu Smu dulu dan sekarang tinggal di bandung. Ayo bro.. Perkenalkan diri dong, biar teman-teman eska tahu gitue..he..he...
semoga bisa berbagi yaa di milis ni dan bisa bergabung dengan teman-teman eska bandung...sip dech..
Nal..aku duduk di "pojok bangku deretan belakang" lho jangan lupa, aku tunggu contekan tugas-tugas di kelas nanti..
jangan lupa di kantin nanti traktir kita-kita Oke....

5b.

Re: (Ruang Tamu) Perkenalan dong.. Teruntuk sahabatku zaen 01 di Ban

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Fri Apr 3, 2009 8:53 am (PDT)

hebat euy si ams aris teh! harusnya masuk humas sk nih! gencar bener
promosinya.. hehe

Pada 3 April 2009 21:58, aris El Durra <apri_eldurra@yahoo.com> menulis:

> Alhamdulillah akhirnya bisa gabung juga nich sahabat akrabku. Teman satu
> Smu dulu dan sekarang tinggal di bandung. Ayo bro.. Perkenalkan diri dong,
> biar teman-teman eska tahu gitue..he..he...
> semoga bisa berbagi yaa di milis ni dan bisa bergabung dengan teman-teman
> eska bandung...sip dech..
> Nal..aku duduk di "pojok bangku deretan belakang" lho jangan lupa, aku
> tunggu contekan tugas-tugas di kelas nanti..
> jangan lupa di kantin nanti traktir kita-kita Oke....
>
>
>
6.

[etalase] GEMAR BACA DAN CINTA QUR'AN MELALUI LOMBA MENULIS

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Fri Apr 3, 2009 8:48 am (PDT)

GEMAR BACA DAN CINTA QUR’AN MELALUI LOMBA MENULIS
www.pppa.or.id www.pppanews.org

"Lola, ngapain mbungkel di kamar aja," seru Emak Lola, sambil mengetok
pintu kamar anaknya yang nyaris sesorean tertutup.
"Lola pingin dapet beasiwa di SMA Nasional Daarul Qur’an, Mak,"
jawab Lola Mustafaloka (15) dari dalam kamar.
"Nyari beasiswa kok tidur aja?"

"Bukan tidur, Mak. Lola lagi membuat karangan untuk dilombakan di PPPA
Daarul Qur’an. Hadiahnya beasiswa sekolah di sana," tutur siswi
kelas 3 Madrasah Tsanawiyah As Syafiiyah 06 Rawakalong, Gunung Sindur,
Bogor, itu.

"Oo, baguslah. Ya udah terusin, tapi jangan lupa bentar lagi maghrib."
"Ya, Mak."

Kiranya, banyak Lola lain yang merindukan bangku SMA Nasional Daarul
Qur’an. Jangankan dengan beasiswa dan tanpa tes. Lewat jalur
berbayar (mandiri) dan dengan seleksi pun, peminat sudah jauh melebihi
kapasitas.

Sesuai misi PPPA Daqu, calon siswa SMP dan SMA Nasional Daqu justru
kebanyakan lewat jalur beasiswa. Mereka adalah pelajar berprestasi dan
bertalenta dari keluarga dhuafa, yang sudah memiliki dasar kuat untuk
menjadi seorang penghafal Qur’an.

Nah, salah satu jalur seleksinya adalah lomba mengarang bertema "Yuk,
Belajar Qur’an". "Lomba ini merupakan salah satu alternatif
menjaring calon siswa sekolah Daqu," kata Tarmizi, General Maanger PPPA
Daqu.

Lomba terbuka untuk siswa SD, SMP dan SMA, dengan stimulus hadiah yang
sangat menarik.

Untuk Tingkat SD, Juara I hadiahnya uang tunai Rp 5 juta dan beasiswa di
SMP Nasional Daarul Qur’an tanpa tes. Juara II, uang tunai Rp 3
juta, dan untuk Juara III uang tunai Rp 2,5 juta.

Untuk Tingkat SMP, Juara I hadiahnya uang tunai Rp 5 juta dan beasiswa
di SMA Nasional Daarul Qur’an tanpa tes. Juara II hadiah uang
tunai Rp 3 juta, dan untuk Juara III uang tunai Rp 2,5 juta.

Untuk Tingkat SMA, Juara I hadiahnya uang tunai Rp 5 juta dan beasiswa
di STMIK Antar Bangsa tanpa tes. Juara II hadiah uang tunai Rp 3 juta,
dan untuk Juara III uang tunai Rp 2,5 juta.

Tarmizi berharap, madrasah dan pesantren yang sudah menerima paket
bantuan perpustakaan Program Santri Gemar Membaca (SGM) dari PPPA Daqu,
antusias untuk mengikutkan santrinya dalam lomba ini.

"Hadiah penting sebagai perangsang kreativitas. Tapi lebih penting lagi,
dengan lomba ini minat baca dan tulis siswa semakin meningkat," pesan
Tarmizi..

Ia mengingatkan, generasi muda Indonesia mempunyai masalah dengan
kemampuan baca-tulis. Mengutip hasil penelitian Gibbs dalam Scientific
American mengenai sumbangan produksi buku di dunia dan Asia Tenggara,
Indonesia menjadi juru kunci dengan prosentase produksi hanya 0,010%.

"Lihat juga hasil penelitian Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2003, dari 40 negara, Indonesia berada pada
peringkat terbuncit dalam kemampuan membaca. Tiga besar teratas diduduki
Finlandia, Korea, dan Kanada," beber Tarmizi

Ia melanjutkan, peringkat itu bermakna dari lima tingkat kemampuan
membaca model PISA, kemampuan anak-anak Indonesia usia 14-15 tahun baru
pada di level satu. Artinya, hanya mampu memahami satu atau beberapa
informasi pada teks. Kemampuan untuk menafsirkan, menilai, atau
menghubungkan isi teks dengan situasi di luar, terbatas pada pengalaman
hidup umum.

Akibatnya, mereka akan sulit memakai kemampuan membaca untuk memperluas
pengetahuan dan ketrampilan bidang lain.

Yang mengerikan, kalau dampak ini juga melanda pada kedekatan anak
dengan Al Qur’an. Padahal, inilah mu’jizat terpenting Nabi
Muhammad SAW yang harus diwarisi ummatnya.

Segi-segi kemu’jizatan Al Qur`an terdapat pada uslub atau cara
pengungkapan makna-makna isinya (An Nabhani, 1994).

Unsur-unsur uslub tersebut, menurut Abdullah (1990), adalah: Pertama,
lafazh dan susunan kalimat (tarkib). Al Qur`an telah datang dengan uslub
yang sangat unik dengan ucapan (kalam) yang baligh, serta susunan yang
mantap. Al Qur`an tidak mengikuti bentuk syair yang mengikuti
wazan-wazan tertentu, tidak mengikuti bentuk natsar yang bersajak atau
yang mursal (tak bersajak).

Kedua, nagham yaitu keindahan suara dalam bacaan (Al Munawwir, 1984).
Urutan huruf dan kata dalam Al Qur`an nampak istimewa dengan nagham yang
khusus yang tidak terdapat dalam ucapan (kalam) manusia, baik dalam
syair maupun natsr (prosa).

Ketiga, dengan lafazh dan tarkib yang unik serta nagham itu, Al Qur`an
mencakup makna-makna yang mengatur segenap aspek kehidupan.

Maka, walau bagai setitik air belaka di tengah kegersangan dunia
baca-tulis kita terutama baca-tulis Qur’an, Program SGM telah
digulirkan hingga di 15 titik di beberapa pripinsi.

Bersamaan dengan penyediaan fasilitas perpustakaan berisi buku-buku umum
dan agama serta Qur’an yang computerized, kemampuan menulis murid
pun dibangkitkan. Dirangsang lewat perlombaan menulis.

Merujuk pada berbagai hasil penelitian, anak-anak yang berpartisipasi
dalam program membaca-bebas, dapat menulis lebih baik (Elley dan
Mangubhai, 1983; McNeil dalam Fader, 1976). Semakin banyak membaca,
semakin baik tulisannya (Krashen 1978, 1984; Applebee, 1978; Alexander,
1986; Salyer, 1987; Janopoulus, 1986; Kaplan dan Palhinda, 1981;
Applebee et al., 1990).

Qur’an pun begitu. Salah satu cara efektif untuk menghafalkannya,
adalah dengan menuliskannya. Baik lafal maupun tafsirnya. Atau
setidaknya, dengan menulis tentang Membaca Qur’an, santri akan
semakin dekat dan memahami Kitab Sucinya. Sehingga kelak, mereka tidak
saja hafal, tapi juga paham makna dan mengamalkan ajarannya. Insya
Allah.

PPPA Daarul Qur'an
Graha Daarul Qur'an
Ruko CBD Cileduk Blok A3 No.21
Karang Tengah Cileduk Tangerang
Tel. 02173453000 Fax. 021-73444858

7.

[etalase] (OOT) Eagle Award

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Fri Apr 3, 2009 8:51 am (PDT)

Eagle Awards adalah sebuah program pelatihan, produksi dan kompetisi
dokumenter yang ditujukan bagi pemula (19-30 thn, belum pernah menjuarai
kompetisi dokumenter tingkat nasional/internasional). Salah satu tujuan
diadakannya eagle awards adalah untuk mendorong kemajuan industri film
dokumenter Indonesia dengan menghasilkan sineas muda dokumenter. Ini
adalah tahun ke 5 diadakannya Eagle Awards sejak tahun 2005. Pada tahun
ke 5 ini Eagle Awards mengangkat tema "Indonesia Kreatif".

Hal-hal yang termasuk dalam "Indonesia Kreatif" adalah segala bentuk
kreatifitas individu atau kelompok yang memberikan nilai lebih terhadap
diri mereka sendiri dan masyarakat luas. Bentuk kreatifitas itu bisa
saja di bidang film, musik, fashion, teater, art performance, seni
instalasi, kerajinan tangan, tari, design grafis, local wisdom dan
lainnya.

Kini, yang dibutuhkan adalah kreatifitas dalam mengelaborasi tema
"Indonesia Kreatif" menjadi sebuah ide cerita yang fokus, mempunyai
sudut pandang yang unik dan tegas, serta mampu memberikan isnpirasi yang
konstrukstif kepada masyarakat luas. Untuk itu, sebelum mengelaborasi
tema ini menjadi sebuah ide cerita yang fokus maka lakukanlah riset yang
menghasilkan sebuah data dan fakta yang valid. Data dan fakta yang
mendukung kebutuhan ide cerita. Harus diingat, bahwa "nyawa" dalam
pembuatan film dokumenter adalah data dan fakta bukan asumsi.

Cara untuk mengikuti Eagle Awards cukup dengan mengisi dan mengirimkan
form proposal yang dapat diperoleh di www.eagleawards-doc.com. Form
proposal ini baru bisa di download pada tanggal 12 april 2009. Form
proposal ini diterima oleh panitia paling lambat tanggal 25 mei 2009
pukul 18.00 WIB.

Saya berharap teman-teman semua dapat menyebarluaskan informasi ini
kepada teman-teman anda atau networking anda lainnnya, khususnya yang
mempunyai minat terhadap film dokumenter. Dengan bantuan anda
menyebarkluaskan informasi ini maka makin terbuka lebar kesempatan bagi
semua individu untuk belajar film dokumenter dan menjadi pembuat film
dokumenter melalui Eagle Awards Documentary Competition.

Salam Dokumenter

Fajrian
Produser/Program Coordinator
Metro TV-Eagle Awards
Jl.Pilar Mas Raya Kav A-D
Kedoya, Kebon Jeruk
Jakarta, Indonesia 11520
T :+62 21 58300077.Ext 22034
www.eagleawards-doc.com
eagleawards@...
fajrian@...

8a.

(catatan kaki) Just Usul

Posted by: "ahmad ade" ahmadade@rocketmail.com   ade_ya

Fri Apr 3, 2009 8:51 am (PDT)

Hmmmm sori dimorrriii.
Tanya dan usul : SK (editing dr FLP) sepertinya ada banyak penulis, dah
gitu punya Pub house nya ndiri lg. Kenapa para penulis nggak nerbitin di
rumah sendiri PH yg dah ada aj? khan mayan sisanya bisa jd kas/tabungan.

Gitu juga dg iklan2, klo 10%/transaksi dr iklan yg masuk, masuk ke kas,
khan jadi masuk ke kas tho? mayaaannn ^_^

8b.

Re: (catatan kaki) Just Usul

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Fri Apr 3, 2009 5:20 pm (PDT)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ahmad ade" <ahmadade@...> wrote:
>
> Hmmmm sori dimorrriii.
> Tanya dan usul : SK (editing dr FLP)

Moderator, maaf one liner.
Maksudnya SK editing dari FLP gimana, ya?

8c.

Re: (catatan kaki) Just Usul

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Sat Apr 4, 2009 5:16 am (PDT)

Maksudnya apa ya?SK ya SK,FLP ya FLP.Lain rumah,cuma tetanggaan:p.
Mungkin ini usul yang bagus,asal tidak salah alamat dan tidak salah
artikulasi,hehe..
On 4/3/09, ahmad ade <ahmadade@rocketmail.com> wrote:
> Hmmmm sori dimorrriii.
> Tanya dan usul : SK (editing dr FLP) sepertinya ada banyak penulis, dah
> gitu punya Pub house nya ndiri lg. Kenapa para penulis nggak nerbitin di
> rumah sendiri PH yg dah ada aj? khan mayan sisanya bisa jd kas/tabungan.
>
> Gitu juga dg iklan2, klo 10%/transaksi dr iklan yg masuk, masuk ke kas,
> khan jadi masuk ke kas tho? mayaaannn ^_^
>
>
>

--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb)
Nursalam AR
Translator, Writer & Writing Trainer
0813-10040723
021-92727391 (esia)
E-mail: salam.translator@gmail.com
YM ID: nursalam_ar
http://nursalam.multiply.com

9.

(Catcil) Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (1)

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Fri Apr 3, 2009 4:41 pm (PDT)



Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (1)
Mar 30, '09 5:41 PM
for everyone

Yuhu...teman-teman, masih boleh kasih sedikit kesan-kesan tentang kegiatan ke  lapas anak nggak? Belum kelamaankan ? Yah, bagaimana ya ? Habis, wangsitnya datang sedikit-sedikit sih. Suka nggak suka diterima saja ya.
* * * * *
            Mendengar adanya rencana kegiatan berkunjung ke lapas anak (pria) Tangerang segera mengingatkanku pada sesuatu hal yang mirip. Memoriku langsung terbangun. Sebuah gambar saat berkunjung ke lembaga pemasyarakatan yang lain, yaitu LP Cipinang langsung muncul di kepalaku. Beberapa kejadian di sana mulai berkelebatan dalam ingatanku. Hm, daripada mubazir dan cuma bikin senyum-senyum sendiri, nanti disangka kurang waras, lebih baik ditulis saja.
            Inilah bagian pertama dari cerita seri penjara :

A. LP Cipinang : Basket
            Dahulu aku menganggap lembaga pemasyarakatan sebagai sebuah tempat yang sangat hina. Amit-amit, jangan sampai menginjakkan kaki di sana. Sebagai sebuah lokasi yang berisi pembunuh, penipu, perampok, pemerkosa dan sejenisnya itu, sungguh serasa salah alamat jika aku sampai berada di sana.
            Namun, sebuah kejadian membuat aku merubah pandangan tentang LP, bahkan sampai tidak bisa tidur karena tidak sabar untuk bertandang ke sana. Kena batunya nih ceritanya.
* * * * *
            Alkisah di masa reformasi, aku bertemu dengan seorang mantan narapidana yang belum lama dibebaskan. Kesan angker, garang, bengis dan yang seram-seram lainnya nampak jaauuhhh.........dari dirinya. Yang muncul malah kesan cerdas, supel, penuh semangat serta berwawasan luas. Nah lho, bingungkan ? 
            Pemuda tersebut adalah mantan narapidana politik (napol). Dia dijebloskan ke dalam penjara karena adanya perbedaan pandangan dengan pemerintah saat itu. Jadi, bukan karena kasus kriminal. 
            Hasil perbincangan yang kami lakukan sungguh di luar dugaan. Ia mengajak melakukan pertandingan persahabatan basket dengan teman-temannya yang masih berada di penjara. Maksudnya, sebagai hiburan kegiatan daripada mereka dikurung terus. 
            Wah, penawaran ini sungguh sangat menggiurkan. Apalagi, yang dimaksud dengan teman adalah tahanan/narapidana politik seperti dia bukan para pelaku kriminal yang mengerikan itu. 
            Tawaran langsung kusetujui, namun waktu pelaksanaan belum ditentukan. Segera kuhubungi teman-teman yang mempunyai hobi basket. Mereka langsung setuju dan amat bersemangat untuk merealisasikan ide tersebut.
            Sebenarnya, aku juga suka basket. Tapi, ada daya ( hiks...hiks...) aku seorang perempuan. Sedangkan pertandingan itu ditujukan untuk kaum adam. Ya, sudahlah. Takdir ... memang kejam ... ( lagunya siapa ya ? ) 
***
            Pada hari yang telah ditentukan, dengan gembira dan tak sabar bertanding, timku tiba di LP Cipinang, yang hanya berisi kaum pria. Begitu masuk ke dalam kantor depan untuk lapor dan pemeriksaan, tak lama para tapol / napol alias tim lawan datang menyongsong. Mereka menerima kami dengan sangat baik. 
            Sebelum berjalan menuju lapangan pertandingan, para tapol /napol membuat formasi barisan terlebih dahulu. Hal ini ditujukan untuk keamananku, sebagai wanita satu-satunya. Ah...bak perawan di sarang penyamun atau tuan putri di antara para pengawal ? He...he...he... 
            Setiba di lapangan, aku baru mengerti mengapa ditaruh ditengah barisan dengan pengamanan berlapis disekelilingku. Kulihat para narapidana kriminal dengan jumlah banyak sudah menunggu. Dan tatapan mereka ke arahku... oh my God ... seperti sedang melihat mangsa empuk nan potensial. 
            Untung sebelum berjalan ke lapangan  para tapol / napol sudah membriefingku untuk tetap tenang melihat apapun yang terjadi. Aku menurut saja.
            Pertandinganpun siap dimulai. Walaupun hanya tanding persahabatan dan tidak ikut turun ke lapangan, tetap saja aku deg-degan setengah mati. Bukan apa-apa, hanya karena dikomporin pihak lawan. Katanya, kalau kami kalah maka gantian tinggal di penjara, dan tapol / napol pulang ke rumah. Oh tidak ! Aku masih cinta bantal guling di rumah.

 
            Hal yang menarik lain di saat itu adalah adanya pemain lawan yang menjadi incaran media massa baik dalam maupun luar negeri, karena perhatian internasional memang tengah tertuju kepadanya. Dia dipenjara karena sepak terjangnya dianggap membahayakan negara kesatuan republik Indonesia. Siapakah dia ? ... ............................Xanana Gusmao.
 
            Sebenarnya, orangnya sih friendly, tapi sehubungan dengan pertandingan ini, dia cukup menakutkan. Bagaimana tidak waspada terhadapnya? Dia sudah terbiasa hidup nomaden di hutan serta gemar berolah raga. Hal ini membuat kami tidak bisa memandangnya sebelah mata hanya karena faktor usia.
 
            BERJUANG ! Jangan sampai tinggal di penjara gara-gara kalah bertanding.
 
            Babak 1 : Menang ... ( hore !! )
            Babak 2 : Kalah ....... ( waduh, gawat )
            Babak 3 : ........................................................ tidak ada. 
            Hasil akhir : SERI
            Syukurlah bisa pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga. AMIN.
 
 Keterangan foto :
Atas : Xanana in action
Bawah : tim yang bertanding
-------------------by : sapijinak -------------------

10a.

Re: Berbagi cerita tentang rasa syukur_Maaf jika sudah menerima

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Fri Apr 3, 2009 7:57 pm (PDT)

So Nice ^_^
Smoga jadi sumber pembelajaran yang baik
Thanx for share the story

Salam
anty

11a.

Re: mhn info

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sat Apr 4, 2009 5:23 am (PDT)

sebenernya ada lomba endorsement (membuat komentar singkat) ttg buku "let's talk about friendship, love&marriage, ordinary miracles"
info lengkapnya bisa di-klik ke: http://retnadi.multiply.com.
makasih banyak ya

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, reikha lila <reikhalila@...> wrote:
>
> mba lia or moderator sekolah kehidupan ada lagi ga ato kapan lagi ada pengumuman lomba menulis. sangat d tungga ya.
>
> trimakasih.
> lila
>
>
>
>
> ________________________________
> Dari: Lia Octavia <liaoctavia@...>
> Kepada: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Terkirim: Kamis, 2 April, 2009 23:19:59
> Topik: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Let's Talk About... (sebuah resensi)
>
>
> Judul buku                               : Let’s Talk About… - Kumpulan Kisah Inspiratif
> Penulis                                     : Retnadi Nur’aini, Airin Nisa, Shinta Anita Sari
> Tebal                                       : 191 halaman
> Genre                                      : Chicken soup â€" non fiksi
> Penerbit                                   : Halaman Moeka Publishing
> Cetakan                                  : Pertama, Februari 2009
> ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-979-19351- 0-4
> Â
> Resensi oleh                            : Lia Octavia
> Â
> Â
> Ketika Para Sahabat Berbincang
> Â
> Â
> No man is an island - Dalam kehidupan ini, tidak ada seorang pun yang dapat hidup sendiri. Karena manusia pada hakekatnya adalah mahluk sosial. Selalu ada orang-orang yang mengelilingi dan menjadi bagian dalam runtutan kisah, sejarah, dan perjalanan hidup seseorang. Menjadikan setiap peristiwa penuh canda dan tawa, juga duka dan air mata. Peristiwa-peristiwa yang mendewasakan seseorang dari hari ke hari. Peristiwa-peristiwa penuh hikmah. Demikian juga yang dialami Retno, Ain, dan Shinta. Ketiga sahabat yang sedang berbincang-bincang di dalam buku ini.
> Â
> Apa saja yang dibicarakan ketiga sahabat ini ketika mereka sedang bertemu? Perbincangan yang santai sembari minum kopi di sebuah kafe, misalnya, tentu saja dengan meminggirkan topik-topik yang berat dan membuat kening berkerut. Apakah bergosip membicarakan info terkini mengenai bintang film kesayangan? Tidak. Mereka tidak bertukar ramalan cuaca, apakah hari ini akan cerah atau hujan. Mereka juga tidak membicarakan apa model pakaian yang sedang ngetrend. Tidak sama sekali. Mereka berbincang mengenai esensi dari persahabatan, keluarga, cinta dan pernikahan, serta keajaiban-keajaiban yang terjadi dalam hidup. Hikmah-hikmah di balik berbagai fenomena kehidupan yang dialami.
> Â
> Berbincang tentang persahabatan
> Â
> Sahabat bukanlah orang yang selalu membenarkan tindakanmu, namun sahabat adalah orang yang senantiasa menuntunmu untuk melakukan tindakan yang benar. Pada merekalah berbagai kisah dimulai. Seperti bagaimana mereka bertemu, berinteraksi, dan melewati hari-hari. Bukan sebuah hal yang mudah untuk saling mengerti dan memahami, namun juga bukan hal yang sulit untuk dijalani oleh Retnadi Nur’aini, Citra, Ain, Yena, dan Shinta.
> Â
> Dalam tujuh tahun usia persahabatan mereka, telah terangkai kisah bagaimana mereka bertemu, bertengkar, lalu bertengkar lagi, namun kemudian masing-masing berusaha belajar untuk saling memahami bahwa kekurangan yang satu adalah kelebihan yang lainnya. Bagaimana sebuah sms atau chatting yang sederhana dapat merubah segalanya. Â Mengharukan, kocak, ringan. Pengalaman yang mungkin telah dialami banyak orang, namun sedikit sekali yang bisa menghargai, merawat, dan memupuk benih hingga menjadi pohon persahabatan yang rindang dan kokoh. Dalam kisah-kisah persahabatan mereka yang sederhana, mereka telah menemukan inti dari arti persahabatan itu sendiri.
> Â
> Berbincang tentang keluarga
> Â
> Orang pertama yang diperbincangkan adalah ibu. Ibu yang merupakan sekolah pertama bagi ketiga sahabat ini, tak ayal lagi merupakan sosok yang sangat dicintai dan dihormati. Dari ibu lah, mereka belajar tentang cinta, kesetiaan, pengorbanan, dan bagaimana mengenal Sang Penciptanya. Dan dari ibu juga, mereka belajar memupuk mimpi akan masa depan mereka, bagaimana menjadi orang tua yang baik; ibu bagi anak-anak mereka kelak.
> Â
> Mereka juga berbincang tentang orang tua yang seringkali mereka tidak mengerti atas sikap dan tindakan mereka. Berusaha mengerti mengapa orang tua melarang anak gadisnya pergi hingga larut malam. Berusaha memahami kekhawatiran mereka. Berusaha menempatkan pandangan mereka pada sisi sebagai orang tua. Tak pelak lagi, melalui kisah-kisah yang mereka alami bersama orang tua, mereka belajar dan berlatih untuk menjadi orang tua yang baik kelak.
> Â
> Berbincang tentang cinta dan keluarga
> Â
> Cinta selalu menarik untuk diperbincangkan. Seribu satu kisah cinta yang dialami seakan tak ada habisnya untuk diceritakan. Tentang mencintai, pelajaran cinta pertama, pengkhianatan, impian, pengharapan, dan pernikahan. Ketiga sahabat ini berbagi pengalaman saat jatuh cinta, saat membangun mimpi dan harapan, juga bagaimana mereka mempersiapkan diri menuju gerbang pernikahan. Semua ketakutan dan kekhawatiran yang dialami perempuan-perempuan muda, tercurah di dalam kisah-kisah mereka. Belajar mengenal cinta dan hakekat cinta itu sendiri. Cinta memang tak pernah berhenti bicara hingga manusia itu mengenal siapa dirinya sendiri.
> Â
> Berbincang tentang keajaiban-keajaiban dalam hidup
> Â
> Setiap peristiwa selalu mengubah segalanya. Yang semula statis menjadi dinamis. Yang semula diam menjadi bergerak. Yang semula murid menjadi guru. Ketiga sahabat ini berbincang mengenai keajaiban yang mereka alami saat bersedekah, saat menjahitkan baju pada seorang penjahit sederhana, bahkan saat melakukan rutinitas kegiatan di pagi hari. Kejadian-kejadian yang biasa menjadi luar biasa ketika diperbincangkan. Pelajaran yang hanya didapat dari sekolah kehidupan. Airin Nisa dan Shinta menuliskan beberapa puisi indah mereka pada bagian ini. Â
> Â
> Â
> ******
> Buku yang berisi kisah-kisah inspiratif ini ditulis oleh tiga sahabat yaitu Retnadi Nur’aini, Airin Nisa, dan Shinta Anita.
> Â
> Retnadi Nur’aini atau Retno lahir di Jakarta, 6 Mei 1984. Tulisan-tulisannya telah dimuat di Republika Ahad, Parents Guide, Kawanku, Femina, dll. Ia gemar menulis, melukis, dan membuat kolase. Lulusan Komunikasi Massa Universitas Indonesia tahun 2006 ini kini tinggal bersama Catur Sukono, suaminya, di Ciawi.
> Â
> Airin Nisa lahir di Singapura, 23 Januari 1985. Lulusan jurusan ilmu komunikasi Universitas Indonesia tahun 2002 itu kini berprofesi sebagai Konsultan Public Relations di sebuah perusahaan swasta. Menulis adalah hobinya sejak dibangku sekolah dasar..
> Â
> Shinta Anita lahir di Jakarta, 19 April 1984. Kegemaran menulis mempertemukannya dengan Ain dan Retno dalam redaksi majalah jurusan Komunikasi Universitas Indonesia. Sempat bekerja di sebuah agen perjalanan khusus TKI di Korea Selatan, kini Shinta tinggal di Singapura bersama keluarga kecilnya dan terus menulis.
> Â
> Seluruh kisah-kisah yang terangkum dalam buku ini adalah kisah-kisah ringan dan segar serta inspiratif yang mereka perbincangkan dan mereka bagi bersama saat bersantai, sambil minum kopi atau makan kudapan. Cerita yang telah menjadi bagian dari hidup mereka bertiga dimana melalui kisah-kisah yang mereka perbincangkan inilah mereka menjadi dewasa dan bijak dalam memaknai hidup.Â
> Â
> Â
> Jakarta, 2 April 2009 at 11.00 p.m.
> Dipersembahkan untuk Mbak Retno, Mbak Ain, Mbak Shinta, dengan penuh cinta…
> Â
> Â http://mutiaracinta .multiply. com
>
> Â
> *******
>
>
>
> Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru. Akhirnya datang juga! http://id.messenger.yahoo.com
>

12.

(cerpen Hikmah) Lantaran Ilmu

Posted by: "yan_ku" yayan_unj@yahoo.com   c_al_iyan

Sat Apr 4, 2009 6:48 am (PDT)

(cerpen Hikmah) Lantaran IlmuPosted by yayan on Apr 4, '09 9:34 AM for everyone

Siapa
kira si-Heryawan dapat meraih kesuksesannya perlahan demi perlahan.
MEnghadapi ujian dengan sabar-sesabarnya. Hingga pada satu titik dimana
orang disekitarnya yang begitu memperhatikannya mengatakan, "nih
Heryawan dah harus dibantu." Tapi lantaran ilmunya yang melebihi
teman-temannya ia berpendapat bahwa meminta sepantasnya hanya Allah
SWT. Yang Maha Pemberi Rizki sang Maha Pemberi unuk hambanya yang
meminta hanya kepada-Nya. Gawatnya, kalau teman-teman sekitarnya dah
bilang harus ditolong nih manusia yang namanya Heryawan, tetapi yang
bikin gemes si Heryawan masih aja suka infaq. Dia patokin minimal
sehari 2000 untuk infaq. "Gile bener nih orang, untuk makan aja Cuma
kuat untuk satu hari, masih aja infaq," kata Joni pas di warung kopi
saat kongkow. Tahajud,
Subuh berjamaah di shof terdepan, Dhuha 4 rakaat, Zuhur berjamaah di
shof terdepan, Ashar berjamaah juga sampai Isya gak pernah ditinggalin.
Terus heryawan patokin waktu infaq terbaik adalah setelah Dhuha, kalau
lagi dirumah dia jalan kaki muterin komplek nyari tukang minta-minta
untuk diberikan jatah infaq setiap harinya 2000,-. Memang semenjak di
pecat 3 bulan lalu si Heryawan sabar banget menunggu panggilan kerja.
Kalau teman-teman lainnya pada demo minta pesangon sama bosnya yang
entah dah lari kemana, si Heryawan mah malah tambah cinta sama Allah
SWT. "Cuma Allah saja tempat meminta", katanya pas diajak demo sama
teman-temannya. "iiiiih sebel gak sih loh sama nih orang," si Slamet
ngedumel sambil bergabung sama teman-temannya untuk Demo.
Sementara
teman-temannya menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk mendemo uang
pesangon. Dan gak ada habisnya tuh urusan. Si Heryawan terus istiqomah,
walaupun keadannya mengenaskan tetap saja dia kekeh Cuma Allah saja
tempat meminta.
Di
hari ke-90 dia istiqomah sama komitmennya. Ternyata sudah sebulan ada
orang di balik mobil sedan mewah hitam melihat gerak-gerik si Heryawan.
Orang di balik mobil itu gak habis piker ada pemuda yang bisa kayak
begitu. Suatu hari di hari ke-30, orang dibalik mobil itu membuat
scenario untuk menguji nih pemuda. Tanpa di duga Heryawan di berikan
tas sama lelaki berkacamata hitam baju hitam, celana hitam, sepatu
hitam, kulit hitam, syukur giginya gak hitam kata Heryawan dalam
hatinya. "Nih untuk keperluan kamu sehari-hari", kata orang serba hitam
yang kemudian hilang di ujung jalan.
"Apaan
nih tas isinya, kok tuh orang kasih tas gitu aja ya. Jangan-jangan Ular
kobra lagi eh salah NArkoba", kata Heryawan. KArena penasaran dia
langsung buka tuh Tas. Dan MasyaAllah tuh tas tahu gak apa isinya.
Merah semua, bro. ya Merah Semua Sist. UAng gepokan seratusan ribuan
semuanya. Bisa kebayang kan berapa isinya. Uang gepokan, seratusan
ribu, di tas hitam isi 50 liter. Hatinya langsung dag-dig dug si
Heryawan. Innalillahi Wa innalillahi Rojiun. Apa ini rezeki aye ya. Ah
masa sih. Aye gak kerja kok tapi dapet uang sebanyak ini. Kebayang juga
di benak Heryawan apakah karena aye rajin infaq ya. Gak-gak ini bukan
han aye, katanya. Ini pasti cobaan dari Allah SWT. Gak-gak gini
caranya. Aye tahu ilmunya. Hitungan matematika sedekah gak begini. 

Kemudian si Heryawan mengira-ngira menghitung infaqnya dari ilmunya
yang dia tahu. Kalau sehari 2000 maka ini hari ke 90 berarti infaq Aye
berjumlah 180.000,- kalau Allah menjanjikan sepuluh kali lipat maka
harusnya Aye dapat 1.800.000,- aja. Tapi ini ada kali 100jutaan.
GAk-gak jangan tergoda, Wan. Dalam hatinya bergulat dengan nafsunya.
Lantaran ilmunya mumpuni nih Heryawan akhirnya memutuskan untuk
menginfaqkan tuh uang ke Masjid yang lagi dibangun. Alhamdulillah lega,
HEryawan bersyukur tak di beratkan dengan urusan uang yang banyak tadi.

Tanpa disadari si Heryawan di ikuti orang didalam mobil sedan mewah
yang member Tas tadi. Matanya berbinar tambah terang menerangi
wajahnya. Dan reflek bibirnya berucap kepada ayahnya yang diajak untuk
menyaksikan scenario putrinya itu. Bibirnya benar-benar tergerak
meminta, "Abi, ana mau menikah dengan pemuda itu," air mata mengalir
sebentar kemudian.
TAk lama si Heryawan telah memimpin Lima
perusahaan jual beli dinar emas di 5 negara. Bersama istrinya yang
cantik dan sholeh. Dan tak ada yang berubah dari Heryawan karena saban
selasai Dhuha yang kini bertambah menjadi 12 rakaat ia berjalan kaki
mencari tempat untuk infaq. Dan tak tanggung-tanggung ia berkomitmen
berinfaq 1 juta per Harinya. Subhanallah. LAntaran ilmu si Heryawan
menjadi begitu komitmen. Tak pernah meminta bagaimanapun kondisinya
kecuali minta sama Sang Maha Pemberi Allah SWT. *note: Ya
Allah bahkan jiwa, hati dan tubuh serta akal ini masih jauh dari si
Heryawan ini. Pemuda yang menyingkirkan keinginannya dari meminta
selain meminta dari-Mu. Ya Allah JAdikan aku seperti Heryawan yaAllah.
Yang komitmen beribadah kepada-Mu lantaran ilmu. Amin Di Jakarta,
http://ya2nya2n.multiply.com
-yayan-

-------------------------------------
Yayan Supardjo

http://ya2nya2n.multiply.com
mobile: +628159518816
flexy: 021-33810886
voiprakyat: +62 188 1001 83595
email: yayan_unj@yahoo.com

Bagi yang ingin dapat harga pulsa SUPER MURAH klik saja:
www.tombolpulsa.com
http://tombolpulsa.multiply.com

Message: "If you continually give, you will continually have"

----------------------------------------------------------

Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
13.

Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (2)

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Sat Apr 4, 2009 4:42 pm (PDT)



Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (2)
Mar 30, '09 5:51 PM
for everyone

 
B. LP Cipinang : Oh, Mama.

 
Kunjunganku kali ini ke LP Cipinang  sebenarnya bukan keinginanku melainkan paksaan dari Mama. Catat : PAKSA !
 
            Sungguh aneh bin ajaib. Entah malaikat mana yang datang mengunjungi Mama, tiba-tiba ia bersemangat memaksa ke dua anaknya, aku dan adikku, untuk mengantarkannya ke LP Cipinang. Dia sangat ingin melihat isi di dalamnya. Lho, memangnya seperti kunjungan ke museum ?
 

            Permintaan ini tentu saja mengejutkan kami berdua. Padahal, sebelumnya, tepatnya sebelum pertandingan basket tempo hari, Mama tidak berkelakuan seperti itu. Perbedaannya 180 Ëš. Bagai langit dan bumi deh.
 
            Begini ceritanya :
 
            Sekitar setahun sebelum pertandingan di Cipinang, adikku berniat mengunjungi penjara Salemba bersama temannya. Kedua perempuan yang bersahabat itu penasaran ingin melihat yang namanya penjara dari dekat.
 
            Lalu, adikku meminta ijin kepada papa, bukan ke mama, untuk melakukan aktifitas itu. Tidak perlu heran apabila mengurus perijinan ke Mama untuk kegiatan semacam itu sangat dihindari. Sebab, sebelum bertanya, jawaban sudah diketahui terlebih dahulu : TIDAK.
 
            Nasib apes rupanya menimpa adikku. Mama mendengar percakapan adik dan Papa. Dan tak lama kemudian, terdengarlah kicauan burung yang dilakukan medley beberapa lagu.
 

            Tapi, adikku tetap nekat. Ia terus melaksanakan skenarionya dengan waktu pelaksanaan yang dirahasiakan.
 
            Dan di suatu sore, mendadak dia bercerita kepada Papa tentang kunjungannya ke penjara Salemba dengan gembira. Diam-diam, Mama mencuri dengar tanpa komentar.
 
            Trik ini juga yang kupakai untuk bertanding basket di LP Cipinang. Tak ada angin ataupun hujan, mendadak di suatu sore yang cerah, aku bercerita kepada Papa tentang kegiatanku di sana sambil memperlihatkan beberapa foto.  Kali ini, Mama bukan lagi mencuri dengar, malah berebut melihat foto yang ada. Tak terdengar suara burung berkicau.
 
* * *

Akhirnya, ditentukanlah waktu yang tepat untuk berkunjung, dimana kami bertiga mempunyai saat yang luang. Tentu saja disesuaikan dengan hari dan jam berkunjung di LP Cipinang untuk tapol/napol. Kami lebih memilih mengunjungi tapol / napol bukan kriminal, karena dianggap tidak menakutkan untuk 3 dara lugu seperti kami.
 

***
 
            Di suatu pagi, aku melihat 1 kantong plastik besar berisi cemilan di ruang makan. Kata Mama, hantaran tersebut untuk para tapol/napol yang akan kami kunjungi. Ya, hari ini kami siap berkunjung ke LP Cipinang, sesuai dengan dambaan Mama.
 
            Membawa buah tangan berupa makanan memang sudah biasa Mama lakukan. Tapi, kali ini, kurasa agak berlebihan. Entah apa yang ada dalam pikiran Mama hingga hantaran yang akan diberikan berukuran begitu besar.
 
            Kemudian, kamipun berangkat ke tempat impian Mama dengan mengendarai mobil. Lagi-lagi Mama membuat kejutan. Dia meminta supir untuk mampir dahulu ke toko kue langganan. Ada pesanan kue yang mau diambil katanya. Pesan kue ? Waduh, apaan nih ?
 
            Benar saja, Mama memesan kue tart berukuran besar. Ukuran persisnya aku tidak tahu karena tidak bawa penggaris.

 
` Ma, nanti Mama yang kasih kuenya?´
` Nggak. Kalian saja yang muda-muda.´
` Aduh, Ma. Malu. Gede banget. Aku sudah bawah hadiah sendiri kok.´
` Daripada Mama yang kasih, kan lebih memalukan lagi.´
Lho, terus kenapa bawa ? Ada-ada saja.
 

 Kamipun tiba di LP Cipinang. Lalu, masuk kantor depan untuk pendaftaran dan pemeriksaan.

 
            Kemudian, kami diminta menyebut nama orang yang akan kami kunjungi. Aku agak bingung, karena belum tahu prosedur berkunjung perorangan. 
 
            Untung adikku mendapat giliran pertama untuk menyebut. Ia memilih untuk menemui napol tertua, seorang mantan perwira angkatan udara yang terpaksa tinggal di penjara tersebut karena dianggap tersangkut sebuah gerakan terlarang di tahun 60-an. Adikku memilih beliau, karena diyakini memiliki banyak cerita seru karena sudah banyak makan asam garam.
 
            Lalu, giliranku. Karena aku baru mengenal para tapol / napol muda saat pertandingan basket tempo hari, tentu saja kurang hafal nama mereka satu persatu. Namun untunglah, sebuah nama akhirnya terlintas di kepalaku. Akupun segera menyebut nama itu. Dan petugas menulis nama yang kusebut pada secarik kertas.
 
            Mama memilih ikut denganku. Ia tidak bersedia berbincang dengan tahanan secara personal. Malu katanya. 
 
            Waduh, Ma. Di rumah semangat 45. Sampai di LP, ciut nyalinya.
 
            Setelah itu, kertas berisi nama-nama tahanan yang mendapat tamu diberikan kepada petugas lain. Dan petugas itu memanggil orang-orang yang dimaksud. 
 
            Kamipun dipersilahkan menunggu di sebuah aula kecil yang difungsikan sebagai ruang tamu. Tidak ada orang lain kecuali kami bertiga. Rupanya hal itu disebabkan jumlah tapol /napol dibawah 20 orang dan penjenguknya hanya sedikit. Berbeda dengan tahanan kriminal yang jumlahnya konon ribuan. 
 
            Tak lama, muncullah 2 orang yang ingin kami temui, seorang bapak yang sudah berumur serta seorang anak muda. 
 
            Adikku langsung menyongsong bapak tersebut, berkenalan lalu memilih berbincang di pojok kanan ruangan.
 Sedangkan aku dan Mama menyalami sang pemuda. Lalu, memilih bagian tengah ruangan untuk berbincang.
 
            Syukurlah, pemuda itu masih ingat padaku. Rupanya, keberadaan wanita masuk ke lingkungan penjara pria waktu pertandingan tempo hari adalah pemandangan langka. Jadi, kenangan tersebut masih tersimpan di memorinya.
 
            Segera kujelaskan maksud kedatangan kami pagi itu. Kuterangkan bahwa tujuannya adalah mengabulkan impian Mama yang ingin melihat isi dalam LP sambil berbincang dengan salah seorang penghuninya.
 
E... Mama malah nyeletuk,
` Siapa ? Nggak kok ? Biasa saja. Cuma kebetulan ikut anak-anak ini. Mereka yang ngajak.´
Aduh Mama, kura-kura dalam perahu.
 
            Selain itu, ada hal lain yang membuatku lebih malu. Perkara cemilan yang dibawa Mama itu lho. Ukurannya agak berlebih-lebihan. Gimana gitu rasanya waktu memberikan. Tapi, masih untung, aku kedapatan memberikan yang kantongan plastik besar, sedang adikku mendapat jatah memberikan kue tart.
 
            `Mas, ini ada kenang kenangan dari saya. Foto -foto waktu tanding basket waktu itu. Bagi-bagi ke teman yang lain ya. ` pintaku sambil kuserahnya sejumlah foto.
 
            ` Kalau cemilan ini dari Mama. Kue yang dipegang adik saya dipojok sana juga dari Mama. Dibagi ke teman-teman juga ya. Yah, maklum deh kalau ibu-ibu yang bawa´.
 
            Kata `dari Mama´ sengaja kutekankan supaya jelas tidak ada maksud tertentu. Dasar apes, lagi-lagi Mama mengelak,
` Ah, nggak kok. Aku nggak bawa apa-apa. Ini anak-anak yang beli.´
 
Aduh Ma, cape deh.
-----------by : Sapijinak-----------

14.

[catcil] Keajaiban di Ambang Kematian

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Apr 5, 2009 7:39 am (PDT)

Keajaiban di Ambang Kematian

By: agussyafii

Jumat malam ketika anak-anak Amalia sedang mengaji saya bertemu dengan seorang teman lama setelah beberapa waktu yang lalu baru sembuh dari sakit setelah mengalami koma dua kali. Mas Rahman begitu saya biasa memanggilnya, saya mengenal akrabnya karena sama-sama suka diskusi agama dan cinta terhadap dunia pendidikan.

Sebulan yang lalu saya mendapatkan sms dari istri tercinta bahwa Mas rahman sakit dan dirawat, mohon doa dari anak-anak Amalia begitu bunyi smsnya. Malam jumat saya dan anak-anak Amalia memanjatkan doa bersama dan membaca surat yasin memohon kesembuhan untuk Mas Rahman. Ketika saya mendengar sudah siuman, saya lega rasanya namun pada malam berikutnya saya mendapatkan sms lagi yang mengabarkan Mas Rahman tak sadarkan diri lagi. Kamipun mendoakan untuk yang kedua kalinya.

Malam itu Mas Rahman bertutur, berbagai bayangan seperti saya melihat kejadian nyata disaat saya koma. Ketika koma yang pertama saya seakan sedang pulang ke rumah orang tua. Saya melihat rumah besar yang bagus dan indah. Tiangnya begitu kokoh terbuat dari emas dan memiliki kebun bunga yang beraneka warna. Tiba-tiba muncul ibu saya (sudah meninggal beberapa tahun yang lalu). Saya bertanya pada ibu, 'Rumah siapa ibu?'

'Itu rumah kita nak..'

Saya terheran, 'bukankah rumah kita dari bambu ibu? Sejak kapan rumah ini dibangun?'

'Itu rumah yang dibangun oleh ayah dan ibu, apakah dirimu tidak tahu nak? setiap hari kami mengajar anak-anak mengaji, setiap hari kami menuntun mereka untuk sholat, setiap hari kami mengajari anak-anak itu dengan cinta dan kasih sayang.' Jawab Ibu.

Disaat itu saya mendengar suara anak-anak yang sedange membaca surat yasin dan saya sadar. Istighfar saya ucapkan berulang-ulang dan dada menjadi terasa lega. Beberapa jam kemudian saya koma lagi untuk yang kedua kalinya, pada koma yang kedua ini saya sedang bersama teman2 Mapala diatas gunung, udaranya segar, pemandangannya sangat indah, terdengar suara teman2 memanggil saya. 'Rahman kemarilah. Disini gunungnya terlihat indah lho.' 'Iya, nanti saja saya mau sholat dulu..'jawab saya. Sayup-sayup saya mendengar anak-anak yang sedang mengaji. Saya istighfar berkali-kali. Napas terasa menyengal. katanya yang nampak air mata berlinang dipipinya.

'apa sebenarnya yang mas Agus doakan untuk saya saat itu sehingga saya bisa sembuh?'tanya Mas Rahman.

Saya katakan padanya bahwa hanya Alloh SWT yang menyembuhkan, membuat sakit atau meninggal seseorang.' Jawab saya.

Disaat itu dalam doa saya memohon kepada Alloh SWT 'Ya Alloh hidupkanlah Dia jika sekiranya kehidupan akan membawa kebaikan kepadanya dan matikanlah dia jika sekiranya hidupnya mendatangkan keburukan baginya.' lanjut saya.

Mas Rahman tak henti mengusap air mata yang terus mengalir, tak henti mengucapkan subhanallah, Maha Suci Alloh. 'Terima kasih Mas Agus atas doanya, saya orang sangat rasional, banyak keterbatasannya. saya percaya doa memiliki keajaiban dan saya menyaksikan sendiri keajaiban itu Mas.' katanya. Malam itu anak-anak Amalia terdengar membaca surat 'al-Ashr. Pertanda sudah mau pulang. Kebahagiaan itu menyelimuti kami dengan senantiasa bersyukur atas semua karunia Ilahi.

Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal. (QS. 9:51)

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (Acibu) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

Keajaiban di Ambang Kematian

By: agussyafii

Jumat malam ketika anak-anak Amalia sedang mengaji saya bertemu dengan seorang teman lama setelah beberapa waktu yang lalu baru sembuh dari sakit setelah mengalami koma dua kali. Mas Rahman begitu saya biasa memanggilnya, saya mengenal akrabnya karena sama-sama suka diskusi agama dan cinta terhadap dunia pendidikan.

Sebulan yang lalu saya mendapatkan sms dari istri tercinta bahwa Mas rahman sakit dan dirawat, mohon doa dari anak-anak Amalia begitu bunyi smsnya. Malam jumat saya dan anak-anak Amalia memanjatkan doa bersama dan membaca surat yasin memohon kesembuhan untuk Mas Rahman. Ketika saya mendengar sudah siuman, saya lega rasanya namun pada malam berikutnya saya mendapatkan sms lagi yang mengabarkan Mas Rahman tak sadarkan diri lagi. Kamipun mendoakan untuk yang kedua kalinya.

Malam itu Mas Rahman bertutur, berbagai bayangan seperti saya melihat kejadian nyata disaat saya koma. Ketika koma yang pertama saya seakan sedang pulang ke rumah orang tua. Saya melihat rumah besar yang bagus dan indah. Tiangnya begitu kokoh terbuat dari emas dan memiliki kebun bunga yang beraneka warna. Tiba-tiba muncul ibu saya (sudah meninggal beberapa tahun yang lalu). Saya bertanya pada ibu, 'Rumah siapa ibu?'

'Itu rumah kita nak..'

Saya terheran, 'bukankah rumah kita dari bambu ibu? Sejak kapan rumah ini dibangun?'

'Itu rumah yang dibangun oleh ayah dan ibu, apakah dirimu tidak tahu nak? setiap hari kami mengajar anak-anak mengaji, setiap hari kami menuntun mereka untuk sholat, setiap hari kami mengajari anak-anak itu dengan cinta dan kasih sayang.' Jawab Ibu.

Disaat itu saya mendengar suara anak-anak yang sedange membaca surat yasin dan saya sadar. Istighfar saya ucapkan berulang-ulang dan dada menjadi terasa lega. Beberapa jam kemudian saya koma lagi untuk yang kedua kalinya, pada koma yang kedua ini saya sedang bersama teman2 Mapala diatas gunung, udaranya segar, pemandangannya sangat indah, terdengar suara teman2 memanggil saya. 'Rahman kemarilah. Disini gunungnya terlihat indah lho.' 'Iya, nanti saja saya mau sholat dulu..'jawab saya. Sayup-sayup saya mendengar anak-anak yang sedang mengaji. Saya istighfar berkali-kali. Napas terasa menyengal. katanya yang nampak air mata berlinang dipipinya.

'apa sebenarnya yang mas Agus doakan untuk saya saat itu sehingga saya bisa sembuh?'tanya Mas Rahman.

Saya katakan padanya bahwa hanya Alloh SWT yang menyembuhkan, membuat sakit atau meninggal seseorang.' Jawab saya.

Disaat itu dalam doa saya memohon kepada Alloh SWT 'Ya Alloh hidupkanlah Dia jika sekiranya kehidupan akan membawa kebaikan kepadanya dan matikanlah dia jika sekiarnya hidupnya mendatangkan keburukan baginya.' lanjut saya.

Mas Rahman tak henti mengusap air mata yang terus mengalir, tak henti mengucapkan subhanallah, Maha Suci Alloh. 'Terima kasih Mas Agus ata doanya, saya orang sangat rasional, banyak keterbatasannya. saya percaya doa memiliki keajaiban dan saya menyaksikan sendiri keajaiban itu Mas.' katanya. Malam itu anak-anak Amalia terdengar membaca surat 'al-Ashr. Pertanda sudah mau pulang. Kebahagiaan itu menyelimuti kami dengan senantiasa bersyukur atas semua karunia Ilahi.

Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal. (QS. 9:51)

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (Acibu) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

15.

Petani Yang Miskin

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Sun Apr 5, 2009 7:41 am (PDT)

Assalamu'alaikum

Shahabat Kehidupan yang baik…

Kemarin saya menghadiri acara Cinta Rasul bersama AMALIA ( Anak Muslim Insan
Mulia) di daerah Ciledug. Kegiatan alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Dimana peserta yang berjumlah 40 orang itu, bermain, dan belajar dengan
penuh keceriaan. Acara demi acara mereka ikuti dengan baik…

Ada kejadian yang sangat mengelitik perasaan saya. Kejadian itu membuat saya
merenung. Tumbuh pertanyaan mengapa ini bisa terjadi ? Bukanlah hal yang
aneh itu bisa terjadi. Dan barangkali itu tidak hanya mereka yang masih usia
emas, Adik-adik kelas II - VIII.Bisa jadi kitapun seperti mereka…

Pada sesi kedua. Peserta AMALIA mendapat tugas kelompok untuk membuat drama
tentang tauladan Rasulullah. Setiap peserta melakukan dengan antusias,
mengikuti intruksi dan batuan dari Kakak pemandunya. Tampil kedepan dengan
penuh Keceriaan. Ada yang membuat kisah Kerajaan Amalia,"Dicari Pangeran
yang Cerdas (tauladan Rasul Fathonah), Drama tentang sekolah (Amanah) dll".
Setelah selesai Drama. Ketua pelaksana meminta saya untuk menyampaikan
refleksi dari tugas ini. Saya memulai dengan metafora. Mencerita tentang
seorang anak desa Jadi Milioner.

"Adik-adik, kakak akan bercerita tentang Anak Desa Jadi Milioner. Suatu
hari, disekolah Sukses Mulia. Pak Guru memberi tugas kepada siswanya, untuk
menuliskan cita-cita mereka. Besok dikumpulkan dan dibacakan didepan kelas.
Kemudian siswa ini, pulang kerumah untuk mengerjakan tugasnya. Mereka
meminta bantuan kepada orang tuanya, yang sebagiannya berprofesi sebagai
PETANI"

Tiba-tiba salah seorang peserta AMALIA menyahut " PETANI yang MISKIN"…
sahutanya membuat saya terkejut. Inilah yang menjadi tanda tanya bagi saya,
barangkali anda juga. Ternyata dialam bawah sadar generasi emas, telah
terukir rapi. Petani adalah orang miskin. Mungkin juga beberapa profesi
lainya.

Shahabat Kehidupan…

Saya mengajak diri saya khususnya juga anda semua. Bagaimana kalau kita
berfikir sejenak. Langkah apa saja dapat kita lakukan untuk merubah mindset
yang tertanam dalam bawah sadar ; Anak, Keponakan, Adik, Siswa dan generasi
bangsa kita? Apakah itu disekolah, rumah dan Lingkungan …

Langkah-langkah pembentuk mindset baru bagi generasi Emas.

Pertama , Saran saya bagi anda para pendidik (Konteks dan Kondisi sekolah).
Bagaimana kalau mulai sekarang, setiap kali kita memberikan contoh, kita
buat gambaran dalam mindset baru. Katakanlah anda mengajarkan matematika.
Dengan contoh soal cerita ;

Jika Spongbob membuat 10 burger. setiap burger dia "Jual" dengan harga
Rp.3.000,-. Modal bahan untuk membuat burger Rp.1.000,-. Berapakah
keuntungan yang diraih Spongbob, jika bisa menjual semuanya ?

Kata "Jual" saya berikan ("), karena dengan harapan. Dari semenjak kecil
kita bisa menanamkan mindset untuk Menjual. Bukan lagi "Membeli". Mungkin
yang selama ini pernah kita dapatkan dibuku-buku matematika anak-anak kita .
" Ibu pergi kepasar membeli" gantilah dengan "MENJUAL". Barangkali ini bisa
merubah budaya "konsumtif".
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc
16.

[Artikel] Rekayasa Teknologi Informasi Berbasis Masjid

Posted by: "shinta au7" shinta_smansa@yahoo.com   shinta_smansa

Sun Apr 5, 2009 7:42 am (PDT)

(Purwokerto) Kalau kita sering berwacana mengenai gurita kapitalisme yang telah mencengkeram begitu erat, maka PR terberat bagi para pewacana adalah bagaimana solusinya? Perkembangan teknologi yang menjadi warna dari modernisasi zaman adalah salah satu bentuk komoditi para kapitalis. Murninya Sains for sains sudah mulai pudar, semua menjadi sasaran untuk bagaimana mendapatkan keuntungan semata. Kekuatan untuk menghadapi ini adalah dengan mengembangkan daya kreasi dan inovasi dalam dunia teknologi khususnya teknologi informasi.

Membangun teknologi informasi berbasis open source melalui pemberdayaan adalah sebuah visi yang coba dirintis oleh beberapa pemuda(i) yang tergabung dalam Puskom MAFAZA (Pusat Komputer Masjid Fatimatuzahra). Berawal dari pemikiran-pemikiran yang sederhana dengan semangat perlawanan terhadap kapitalisme dalam perkembangan teknologi informasi, kita mencoba berkarya dalam dunia TI. Perkembangan teknologi adalah untuk semua, bukan sebuah hal yang eksklusif dan tak dapat disentuh oleh masyarakat. Teknologi bukan sebuah hal yang mahal yang semakin memperluas kesenjangan sosial masyarakat bahkan . Puskom Mafaza melakukan inovasi di tahun ini dengan membangun sebuah Pusat Pengembangan Keahlian Rekayasa Teknologi Informasi. Dalam dua pekan kemarin - dimulai sejak tanggal 29 Maret yang lalu- ,  telah melakukan open recruitment untuk divisi COC (center of Competency) IT Service, yang terdiri dari COC Aplikasi, COC Operating System, COC  Database, COC Hardware,
COC Elektronika, dan COC Network.  Teknis kerja COC ini adalah seperti konsep perang gerilya dimana sebuah tim memiliki pasukan-pasukan komando yang memiliki keahlian husus dengan kemampuan memberikan layanan kepada unit yang membuthkan. Puskom Mafaza yang disetting sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan rekayasa teknologi informasi terbuka untuk semua umat muslim. Beberapa hal yang menjadi syarat dasar adalah : 1) mau menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ummat serta memakmurkan, dan 2) Berkemauan menjadikan diri pribadi unggul dibidang rekayasa Teknologi Informasi. Untuk kemampuan-kemampuan teknisnya akan dilakukan melalui test tertulis mengenai bidang-bidang khusus sesuai peminatan bidang masing-masing.

Puskom MAFAZA adalah sebuah pengembangan dari divisi kesekretariatan yang selama ini telah berfungsi sebagai pusat database takmir masjid Fatimatuzahra - Purwokerto. Pengembangan secara optimal di bidang teknologi informasi ini diharapkan mampu melahirkan insan-insan kreatif dan inovatif dalam dunia TI. Dalam lingkup kecil,disini misalnya kita belajar seperti membuat software-software yang dibutuhkan dalam ativitas sehari-hari, setidaknya kita mengenal dunia IT disini. Sistem Open Source ini membuat para anggota memiliki ruang bebas untuk belajar dan berkreasi. Pemikiran dasarnya adalah perkembangan teknologi adalah bagian dari sains yang harus kita pelajari, teknologi nggak mahal, teknologi nggak susah, belajar itu enjoy! Tentunya dalam proses pengembangan ini, Puskom telah memiliki jaringan dengan pihak-pihak yang terkait yang berkompeten di bidangnya.

Kenapa Masjid? (catatan kaki tentang MAFAZA)

Puskom Mafaza ini berbasiskan kekuatan masjid sebagai pusat ibadah umat Islam. Ibadah dalam arti yang sangat universal, termasuk didalamnya mengembangkan ilmu pengetahuan. Takmir masjid Ir.M.Nuskhi Zetka yang juga mantan sekum PB HMI (MPO) era 1986 (Periode Egy Sudjana), memiliki strategi manajemen masjid sebagai pusat aktivitas masayarakat yang berlandaskan nilai Islam. Bisa dikatakan bahwa Masjid Fatimatuzahra (Mafaza) adalah Islamic Centre di kota Satria Purwokerto ini.
Sudah saatnya kita sadari bahwa masjid adalah sebuah aset berharga bagi umat Islam. Masjid adalah benteng pertahanan umat Islam untuk menyusun strategi-strategi yang progresif. Masjid bukan saja sebagai tempat untuk sholat berjamaah, tapi lebih dari itu masjid merupakan jantung aktivitas masyarakat dan pengembangan keilmuan untuk dapat dimanfaatkan umat. Keseimbangan IPTEK dan IMTAQ serta pemberdayaan masyarakat adalah ruh dari pengembangan masjid yang berlokasi di Jl.Madrani - Grendeng Purwokerto ini. Selain di bidang pengembangan teknologi informasi, pengembangan ilmu pengetahuan juga dilakukan di berbagai bidang seperti hiburan, pendidikan, ekonomi, budaya, kesehatan, pembinaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, dll.

Mafaza adalah salah satu benteng umat Islam di kota Satria. Dengan pemakmuran masjid di berbagai wilayah, kita harapkan pondasi kekuatan umat muslim menjadi kuat. Semoga.

www.ntacaholic.co.cc
Shinta arDjahrie (crew of divisi COC Electricity Puskom Mafaza).
untuk info, tawaran kerjasama, dll, silahkan hub, 0281-638536

17.

Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (3-tamat)

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Sun Apr 5, 2009 3:56 pm (PDT)



Dari LP Cipinang ke Lapas Anak (3)
Mar 30, '09 6:02 PM
for everyone

 

C. Lapas Anak Tangerang : Antara Panti Asuhan dan Lapas Anak
 
            Nah, ini dia yang kutunggu-tunggu. Acara di Lapas Anak (pria) Tangerang.
 
            Tak sabar rasanya aku untuk berkunjung dan mendapatkan pengalaman baru. Aku sudah berniat untuk membandingkannya dengan LP orang dewasa. 
 
            Namun, ketika langkah pertama memasuki Lapas Anak serta memandang situasi sekitar, ingatanku bukan tertuju ke LP Cipinang -tempat untuk orang dewasa- melainkan ke sebuah panti asuhan khusus anak laki-laki. Kebetulan, aku ada kegiatan di panti tersebut dalam kurun waktu cukup lama hingga saat ini. 
 
            Akhirnya, objek perbandingan jadi berubah dari LP dewasa menjadi panti asuhan. Survey kecil-kecilan kulakukan pada beberapa anak dan penjaga penjara. Hasilnya jangan terlalu diambil hati. Hanya iseng belaka. Inilah beberapa diantaranya :
 
Jumlah anak
- Panti  : hampir 400 anak.
- Lapas : 226 anak.

 

Tingkat sekolah
- Panti  : SD, SMP, STM
- Lapas : SD, SMP, SMA dan diperbolehkan memilih ketrampilan karena kurang berminat                     untuk sekolah.
 
Lokasi sekolah
- Panti  : 1 kompleks, menerima siswa/i umum.
- Lapas : 1 kompleks, khusus anak lapas. Guru didatangkan dari sekolah sekitar.
 
Hari sekolah
- Panti  : Senin-Sabtu.
- Lapas : Senin-Jumat.
 
Saat belajar sore dan malam
- Panti  : ditunggui pengasuh.
- Lapas : tidak ditunggui.
 
Fasilitas olah raga
- Panti  : futsal, voli, basket, tenis meja, bulutangkis.
- Lapas : futsal, tenis meja.
 
Kamar tidur
- Panti  : SD ( bersama-terbagi dalam beberapa kamar). SMP-STM : bersama dalam 1 hall                   besar.
- Lapas : 1 kamar berisi 3-7 orang ( harus ganjil ).
 
Kamar mandi
- Panti  : bersama dalam beberapa kamar mandi besar.
- Lapas : ada di tiap kamar tidur.
 
Alasan masuk
- Panti  : yatim piatu, yatim/ piatu, miskin, kasus tertentu.
- Lapas : - kasus narkoba        ( 70 %),
               - curanmor                ( ada yang masih umur 13 tahun lho )
               - pelecehan seksual   ( idem )
               - pembunuhan          ( 1 orang )
 
Bangun pagi

- Panti  : pk 5.00.
- Lapas : pk 6.00.
 
Kepemilikan handphone

- Panti  : dilarang.
- Lapas : dilarang.

 
Kebebasan keluar kompleks
- Panti  : - ada kegiatan luar ( OR / seni/                 agama )
               - pulang ke rumah orang tua/ wali di kala libur.
               - di skors pimpinan panti.
               - lompat pagar diam-diam.
 
- Lapas : - tunggu tanggal pembebasan
               - kegiatan luar ( tanding OR / pentas teater )
 
          Kesimpulan ? Ah, inikan cuma iseng saja. Silahkan diinterpretasi sendiri.
 
            Yang jelas, bagiku suasana di sana begitu familiar, sehingga aku tidak kesulitan untuk berbincang santai secara perorangan.
 
            Oh iya, mohon maaf kepada teman-teman jika aku sempat hilang beberapa saat. Lagi ada obrolan seru sih.
 
Mau tahu ?
OK deh. Sedikit cuplikannya yah.
 
***********
 
Ceritanya, saat aku duduk dan berbincang diantara beberapa anak lapas setelah makan siang, ditengah pembicaraan aku nyeletuk,
` Wah, di sini ada yang terkena kasus pelecehan umur 13 tahun ? Kayak apa tuh ya ?´
 
Seorang anak yang sudah besar disebelahku tersenyum.
Curiga mode on.
 
` Jangan-jangan kamu masuk sini karena kasus pelecehan juga ya?´ Selidikku.
` Iya, kak.´
` Tega amat menghamili anak orang.´
` Belum sampai hamil kok.´
 
Hm, salah duga. Pertanyaan lanjutan :
` Apa si cewek mengadu ke orang tuanya karena kamu perkosa ?´
` Nggak kok.´
 
Aku makin penasaran.
` Lho, terus kenapa kamu di penjara ?´
` Tertangkap basah sama bapaknya waktu kami lagi `main´.
 
HAH !! Ya ampun !
 
            Otakku langsung bekerja setelah menerima data jawaban sang anak. Tertangkap basah lalu masuk penjara??? Hm...sepertinya ada bagian cerita lain yang belum terungkap yang menarik untuk disimak. Syukur kalau ada pelajaran yang bisa ditarik. 
 
            Akupun segera mengajukan permintaan untuk diceritakan dengan lebih detil. Anak itu menyetujui. Lalu, kami pindah ke tempat lain yang lebih sepi untuk melanjutkan pembicaraan.
 
            Demikianlah.
 
----------by : sapijinak---------

18.

[BUKU INCARAN] Pergolakan Spiritual Empat Orang Mualaf

Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com   wartax

Sun Apr 5, 2009 7:32 pm (PDT)


Pergolakan Spiritual Empat Orang Mualaf
--Anwar Holid

SEEKING TRUTH FINDING ISLAM: Kisah Empat Mualaf yang Menjadi Duta Islam di Barat
Penulis: Anwar Holid
Penerbit: Mizania, 2009
Halaman: 184
Harga: Rp.29.000.00
ISBN: 978-602-8236-30-0
Kategori: Biografi


"Setiap tahun, sekitar 25.000 orang menjadi Muslim di Amerika Serikat. Pasca 11 September, jumlah orang yang bersyahadat 4 kali lipat." Demikian dari New York Times.

Jalan hidup manusia sulit ditebak. Dari awal yang amat jauh dari agama, orang bisa menjadi perindu Tuhan dan mencari jalan untuk menghampiri-Nya. Kisah hidup para mualaf--yakni orang yang masuk Islam--memberi kita banyak pelajaran tentang hal ini.

Buku ini menyajikan empat mualaf di Dunia Barat yang mampu menjadi "duta" Islam melalui pengabdian kepada masyarakat dan teladan tentang sikap hidup Muslim sejati. Dengan demikian, mereka juga "berjihad" memerangi prasangka terhadap Muslim dan agama Islam yang marak di Dunia Barat pada masa sekarang.

Keempat mualaf itu adalah:
* Yusuf Islam (Cat Stevens): mantan superstar rock dunia yang mengundurkan diri dari dunia musik untuk mempelajari Islam, dan kini aktif berdakwah melalui kegiatan pendidikan dan sosial.

* Ingrid Mattson: cendekiawati pemimpin ISNA (Islamic Society of North America)--organisasi Muslim terbesar di Amerika--yang sempat menjadi ateis sebelum akhirnya terpesona oleh Al-Quran.

* Keith Ellison: Aktivis HAM dan Muslim pertama yang menjadi anggota Kongres AS.

* Hamza Yusuf Hanson: ulama asli kelahiran AS yang mendalami khazanah ilmu-ilmu Islam klasik dan kini giat mengampanyekan Islam damai ke publik Barat.

***

Seeking Truth Finding Islam merupakan buku kedua saya. Sebagaimana Barack Hussein Obama (2008), buku ini lahir atas prakarsa Ahmad Baiquni (aka Ibeq), editor penerbit Mizan. Waktu awal-awal menyusun, kami sempat mendiskusikan banyak nama yang akan dijadikan profil, menimbang bagaimana kiprah mereka, mengira-ngira citra dan pandangan publik terhadap mereka, dengan harapan bisa menyaring sekitar 6-10 orang.

Berbagai pertimbangan, terutama soal akses informasi dan peran mereka, akhirnya memaksa saya hanya bisa menulis empat orang tersebut. Sebenarnya minimal ada dua orang lagi yang sangat ingin saya tulis perjalanan religiositasnya, yaitu Frithjof Schuon dan Charles le Gai Eaton. Tapi saya kehabisan energi dan pikiran, terus menghentikan niat itu. Lagi pula, siapa yang bakal tertarik kepada Schuon dan Gai Eaton, selain sesama orang spooky?

Untuk menaikkan daya tawar isi buku, saya berusaha maksimal memunculkan drama perjalanan hidup keempat orang ini, terutama sekali pertarungan spiritual dan pergolakan batin sebelum memeluk Islam. Sebagai "tambahan" saya menulis esai cukup panjang tentang berbagai aspek convert ke dalam Islam.

Saya juga sempat menghubungi Ingrid Mattson via email tentang niat menulis profil beliau. Yang menjawab ternyata asistennya. Kami sempat email-emailan beberapa kali. Intinya, beliau bersedia bila harus diwawancarai via email. Tapi niat itu pun gagal terlaksana, sebab sang asisten memberi informasi cukup, sementara di Internet kisah perjalanan keyakinan spiritual Ingrid tersedia cukup banyak.

Dari sisi penulisan, sekali lagi saya mendapat pengalaman berharga tentang hubungan antara penulis dan penyunting (editor). Karena melampiaskan keyakinan dan pikiran tentang agama, pada draft awal yang saya berikan, ternyata saya kerap memunculkan sinisme terhadap agama, sampai menurut Ibeq, bahasa saya cenderung kasar dan malah berpotensi bisa menjelek-jelekkan agama. Ini mengkhawatirkan.

"Bagaimana orang bakal tertarik kepada Islam atau agama lain kalau kamu menulisnya seperti ini?" kata dia waktu kami membicarakan draft pertama. Saya tertawa.

Misi buku ini memang berusaha menunjukkan bahwa agama bisa menjadi alternatif jalan kebaikan di tengah kekacauan dunia. Sementara istilah "convert" ternyata tidak selalu identik dengan pindah ke agama lain, tetapi bisa juga berarti menjalani intensitas yang lebih besar terhadap religiositas daripada semula.

Pelajaran dari sana ialah editor yang jeli dan memiliki sense bahasa kuat bisa diandalkan sebagai kawan untuk menghasilkan karya yang cukup bertanggung jawab. Editor bisa jadi "indra pertama" mewakili publik pembaca sekaligus kepentingan penerbit. Sebagai wakil penerbit, dia akan memperhatikan kesantunan, kejernihan isi, cara berargumen, dan menuturkan yang baik dan kena.

Untuk kepentingan promosi buku ini, pada Senin, 30 Maret lalu saya mampir ke Masjid Laotze, Bandung menjajaki kemungkinan mengadakan diskusi atau bedah buku bertopik tentang mualaf. Sambutan mereka ramah. Sementara jauh-jauh hari sebelumnya, saya sudah berharap hal serupa pada bagian promosi Mizan. Mereka malah usul agar acara seperti itu kalau bisa menghadirkan tokoh mualaf terkemuka dan bisa membicarakan dialog antaragama secara adil, proporsional, dan terbuka.

Membicarakan agama memang sensitif. Jangankan antaragama serumpun seperti agama-agama Ibrahimik (Abrahamic religion) yang pelik, satu agama beda aliran saja bisa runyam. Saya berharap Seeking Truth Finding Islam menyumbang sesuatu bagi kedewasaan beragama, sesederhana apa pun bentuknya.[]

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

ANWAR HOLID, eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung. Bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis.
KONTAK: wartax@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Situs terkait:
http://www.mizan.com

19.

Hukum Kekekalan Energi..It's Real !!

Posted by: "=MTA(Made Teddy Artiana)=" made.t.artiana@gmail.com

Sun Apr 5, 2009 7:32 pm (PDT)

*Hukum Kekekalan Energi..It's Real !!*

by Made Teddy Artiana, S. Kom

Teringat dulu ketika masih bersekolah, seorang 'jagoan', sebut saja Anton,
sangat punya nama –buruk- diantara kami. Kalau mau jujur, Anton lebih tepat
disebut 'bajingan' atau 'kriminal'. Betapa tidak, ia kerap kali menjadi
dalang keributan dimana-mana, tidak heran jika hampir setiap orang memendam
rasa bensi terhadapnya. Tetapi kami memang lebih suka diam, karena selain
anak orang terpandang, Anton juga punya sekelompok gank yang dipastikan akan
mendatangkan kesulitan besar bagi siapa saja yang punya urusan dengannya.
Lengkap sudah, wajahnya yang angkuh dan menjengkelkan, perilaku asusila,
otak yang pas-pasan dan uang yang berlimpah. Membuat orang-orang yang tahu
akan dia, lebih suka menggolongkannya kepada golongan 'bukan manusia'.
Beberapa tahun berlalu ketika akhinya kami mendengar kabar bahwa Anton,
mengalami kecelakaan ketika sedang kebut-kebutan –dalam keadaan mabuk berat-
dengan mobil, bersama teman wanitanya. Kedua kaki nya dan tangannya harus
diamputasi, tak sanggup melihat itu semua, orang tuanya –menurut kabar yang
kami dengar- sepakat mengakhiri hidup Anton. *Ending* yang cukup tragis.

Lain halnya dengan cerita diatas, mama ku, yang tentu bertolak belakang
dengan Si Anton, punya cerita unik. Sedari kecil, kerap kali aku mendengar
mamaku selalu berucap "Semoga berkatnya turun ke anak-anak saya". Ucapan itu
hampir selalu terlontar dari bibirnya sehabis menolong orang lain yang
sedang kesusahan. Mama ku selalu menolak untuk 'diberi sesuatu' dan lebih
suka mengucapkan kata-kata itu. "Semoga berkatnya turun ke anak-anak saya".
Belakangan setelah aku dewasa, baru kupahami bahwa kata-kata itu lebih
menyerupakai doa, dibandingkan basa-basi belaka. Rupanya mama ku memandang
lebih berharga untuk membuat tabungan untuk anak-anakna dibanding harus
menerima barang atau uang atau apapun yang tentunya hanya bernilai
sementara. Mama lebih memilih untuk *reumbes* (meminta penggantian) dari
Tuhan, daripada mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya.

Ngomong-ngomong aku jadi teringat sebuah buku inspiratif, produk dalam
negeri bukan import dan dijamin tidak ber-*melamin*. Sebuah buku yang
ditulis oleh tiga orang yang telah cukup dikenal luas, berkontribusi besar
terhadap hidup dan kepribadian orang banyak. Bukan trio macan, bukan trio
kwek-kwek, apalagi trio ceriwis tentunya…tetapi Trio Kubik. Mereka adalah
Farid Poniman, Indra Nugroho dan Jamil Azzaini. Saya pribadi lebih suka
menganalogikannya sebagai *Angin, Api *dan* Air*. Dan buku itu adalah *Kubik
Leadership*. Salah satu Bab di buku itu bertutur tentang "Hukum Kekekalan
Energi". Secara singkat hukum itu mengandung beberapa prinsip "Energi di
alam tidak dapat berkurang atau bertambah, energi hanya berubah bentuk. Dari
sebuah bentuk ke bentuk yang lain. Ada nampak ada juga yang tidak nampak
atau disebut *potential energy*", itu yang pertama. Selanjutnya "Manusia
memiliki siklus energi yang tertutup" yang berarti setiap energi, apakah itu
positif atau negatif, akan selalu kembali kepada sang pembuatnya. Anda
mengerjakan yang baik, maka dapat dipastikan "hasil usaha" itu akan datang
kepada anda cepat atau lambat, begitu juga sebaliknya. Ini sangat menarik,
terlebih karena kita semua, masing-masing manusia ini unik, maka hasil usaha
kita tidak mungkin tertukar dengan orang lain. Anda akan selalu mendapatkan
bagian Anda, begitu kira-kira. Masih menurut buku tersebut, dan rupanya
'hasil usaha' kita itu tidak semuanya nampak, ada yang masih tidak nampak,
alias berbentuk tabungan. Karena yang kita kerjakan bisa baik atau buruk,
maka tabungan kita dapat berupa tabungan kebaikan atau keburukan.
Sebagaimana bentuk tabungan dimanapun, maka jumlah nya pasti bertambah atau
berkurang setiap saat. Dan semua tabungan itu didesain oleh Tuhan sebagai
mekanisme alam yang pasti, akan mencair, cepat atau lambat, yang jelas
ketika kita masih berada di dunia ini.

Menarik untuk dipelajari. Bisa merupakan kabar baik sekaligus buruk buat
kita tentunya, tergantung jenis dan banyaknya tabungan kita masing-masing.
Terus terang ini memotivasi diri ini untuk berkonsentrasi dan berintropeksi
pada kehidupanku pribadi. Sangat memalukan tentunya jika selama ini mata ini
melayang terlalu jauh, dan bibir ini berucap begitu lebar untuk menilai
orang lain. Tabungan kehidupan milik orang lain. Padahal tanpa kita sadari
tabungan energi negatif yang kita miliki ternyata begitu melimpah-ruah atau
bahkan sebaliknya, bagaimana jika hidup ini begitu miskin tabungan kebaikan.
Detik demi detik berlalu..kehidupan berjalan..tabungan pun lambat laun akan
mencair.

Jika demikian, betapa benar seorang bijak yang menuliskan syair
berikut…

*Korupsi..pasti mendatangkan malapetaka.*

*Ketidakjujuran..kecurangan..pasti menuai bahaya*

*Perselingkuhan..pornografi..pasti mengirimkan bencana*

*Belum pernah ada..dan tidak akan pernah ada*

*Mereka yang terluput dari hukum kekekalan milik-Nya.*

*singkatnya…*

*racun tikus sampai kapanpun tidak akan menyehatkan tubuh kita!!*

* *

What a wonderfull world..an exciting journey !!!

--

with friendship, respect & blessing
Made Teddy Artiana, S. Kom

*"Follow effective action with quiet reflection.
From the quiet reflection will come even more effective action."
*(Peter Drucker)

*T J A M P U H A N
*company profile developer

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://weddingceremony.multiply.com

# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply.com

# Blogger #
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@yahoo.com
20.

Rumah Buku, The Coolest Library in Town

Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com   wartax

Sun Apr 5, 2009 7:33 pm (PDT)



Rumah Buku, The Coolest Library in Town
--Anwar Holid

Pada Jumat, 3 April 2009 Ariani Darmawan (Rani) mengirim pesan lewat Facebook, yang langsung dihantarkan oleh kantor pos Yahoo! Mail:

Subject: Merayakan 6 tahun Rumah Buku / Kineruku: Teman-teman Menghias Rumah Buku

Sekali lagi, teman-teman terdekat Rumah Buku,
Kami mengundang kamyu2 untuk datang ke perayaan ultah kami ke-6,
Sabtu jam 3 sore. Ditunggu.. tiada kesan tanpa kehadiran kalian semua...

Rabu sebelumnya, 1 April, aku mampir ke Rumah Buku karena ada perlu dengan Budi Warsito, seorang script writer yang kerja juga di Kineruku, lini produk Rumah Buku yang fokus mengerjakan perfilman. Sayang dia nggak datang-datang. Beruntung aku ketemu Rani, yang pagi-pagi itu sudah sibuk di sana, dan menyapaku, "Eh, Sabtu ini Ruku ulang tahun loh. Dateng ya nanti bareng Fenfen dan anak-anak..." Setelah itu aku dia kasih seporsi mi ayam. Lantas aku lihat-lihat cd baru di sana, yang entah kenapa banyak berupa album Cocteau Twins.

Selalu ada yang menarik di Rumah Buku. Baik itu cd, film, aktivitas, kopi, dan tentu saja buku-bukunya. Enam tahun lalu aku datang ke sini beberapa bulan setelah mereka buka, betul-betul terobsesi ingin melihat Ulysses dan Finnegan's Wake (James Joyce)--dua novel yang sampai hari ini hanya berani aku lihat-lihat dan pegang-pegang, atau coba baca halaman pertamanya, kemudian aku taruh lagi. Setelah itu, aku rasanya selalu tertarik untuk ke sana lagi, setiap ada kesempatan, sesering mungkin. Bahkan pernah dalam satu kesempatan, waktu mengerjakan profil Shirin Ebadi untuk buku tipis terbitan Mizan, aku begadang dan tidur di Rumah Buku. Bersama teman-teman, kami juga bikin Textour, yang namanya dilontarkan oleh Rani juga, meski kini inaktif.

Setelah enam tahun, Rumah Buku paling banyak diisi oleh aktivitas Kineruku. Wajar, karena Rani seorang sutradara dan dosen film. Di antara filmnya yang menurutku sangat menarik ialah Anak Naga Beranak Naga dan Sugiharti Halim, dua buah film pendek tentang identitas etnis Cina Indonesia yang disampaikan dengan kuat sekali. Film pertama bersubjek musik gambang kromong, kedua lebih ke hubungan personal.
Menurutku, pada dasarnya yang aktif di Kineruku bertipe seniman, dengan rentang di ranah seni lukis, fotografi, desain, dan penulisan. Rani, misalnya, dia juga seorang editor. Dia mengedit terjemahan Marguerite Duras dan Italo Calvino, dua dari sekian banyak penulis favoritnya, yang koleksi karyanya boleh dibilang lengkap tersedia di Rumah Buku.

Koleksi Rumah Buku memang luar biasa dan terpilih, dan itu jadi magnet luar biasa bagi pangsa di dunia sastra, kritik, film, desain, seni, arsitektur, komunikasi, media, sejarah dan pemikiran. Buku unik, baik yang didesain menakjubkan dengan teknologi tertentu, sangat langka, klasik dan legendaris, dinilai sangat berpengaruh, ada di sini. Begitu juga koleksi film dan musiknya. Miles Davis, Pat Metheny, Keith Jarrett, Youssou N'Dour, SimakDialog, King Crimson, Feist, Arcade Fire, Jack Johnson, Tibor Szemzo, Ravi Shankar, bertaburan. Pantas karena itu beberapa bulan lalu Rolling Stone Indonesia menyebut Rumah Buku sebagai "the coolest library in town."

Di acara Teman-teman Menghias Rumah Buku ini ada found object personal-bersejarah bagi Rani dan Rumah Buku, lukisan yang dikerjakan amat halus karya Judith, fotografi oleh Meicy, woodcut, juga desain arsitektural atas seekor babi.

Rumah Buku merupakan salah satu tempat terbaik di Bandung. Aku selalu ingin lama-lama di sini, untuk menulis, mengedit, menyelesaikan proyek, bertemu dengan kawan. Mungkin karena ia cukup dekat dengan rumahku. Aku juga kerap mendapat kebaikan dari Rani bersama para pegiat lainnya. Bahkan voucher pinjaman hadiah Rani belum aku habiskan jatahnya.

"Dulu, rasanya kita sering banget ke sini ya," kata Fenfen waktu kami jalan ke sana. Memang. Di ulang tahun ke enam itu kami bertemu teman-teman yang merasa terikat dengan tempat ini--para pembaca, penulis, sutradara, peneliti, kurator, kritikus, dosen, seniman, pedagang, penyanyi, arsitek. Merekalah yang menghiasi dan meramaikan Rumah Buku, meminjam koleksinya, mengambil manfaat. Meskipun ada juga pengunjung jahat, karena mereka mencuri fasilitas atau koleksi Rumah Buku, termasuk mencuri milik pengunjung lain.

Selamat ulang tahun Rumah Buku, semoga terus jaya. Keep up the good work![]

Copyright © 2008 oleh Anwar Holid

ANWAR HOLID, anggota Rumah Buku no. A030. Bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis.
KONTAK: wartax@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

Situs terkait:
http://www.rukukineruku.com

Kontak:
RUMAH BUKU & KINERUKU
Jl. Hegarmanah 52 Bandung 40141
Ph/F: 022.2039615
Email: kineruku@yahoo.com

21.

[Catcil] Anakku Mempelajari Hak-haknya

Posted by: "Zakiyatuzzahra Kiki" qq_zahr2007@yahoo.co.id

Sun Apr 5, 2009 7:33 pm (PDT)



Beberapa hari lalu, putri bungsuku (Tanaqiya) membaca buku
"Aku Anak Dunia - Bacaan Hak-hak Anak Bagi Anak". Kemudian dia meminta kami
semua (aku dan kedua kakaknya) untuk mendengarkan dia membacakan satu cerita
yang ada dalam buku ini: Kisah-kisahku "Di Rumah". Dia membacanya dengan
lantang, untuk meyakinkan kalau kami semua mendengarnya dengan baik.

 

Terus terang aku sempat hampir tak bisa menahan air mata
ketika dalam cerita itu mengisahkan dua anak yang lari dari rumah karena takut
pada kemarahan ibunya, padahal hari sudah mulai malam. Apalagi terlihat banget
Tana membacanya dengan penuh penghayatan. Spontan saja aku membayangan kalau
hal itu terjadi pada anak-anakku....... (syukurlah, Allah memberiku kesabaran
sehingga tidak berlaku sebagaimana yang digambaran dalam kisah itu). Ya, tapi
ternyata sebagai orang tua tetap saja kita tidak bisa lepas total dari sikap
yang tidak disukai anak-anak kita, meski mungin kita tidak sampai menghinanya,
menjatuhkan harga dirinya, menyakiti fisiknya, nampaknya tanpa disengaja selalu
ada hal yang sulit diterima anak-anak, entah apa itu bentuknya.

 

more.......

http://umizakyzahra.multiply.com/journal/item/45/ANAKKU_MEMPELAJARI_HAK-HAKNYA

Salam sayang untuk putra-putri semua...........

Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: