Jumat, 25 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Sekali Lagi, Mengungkap Kebohongan Gereja dan Gerakan Pemurtadan

Sekali Lagi, Mengungkap Kebohongan Gereja dan Gerakan Pemurtadan

*JAKARTA (VoA-Islam)* – Tahukah? Paus Benecditus XVI pernah mengatakan,
Natal itu bukan 25 Desember. Tapi anehnya, setiap tahun sebagian umat Islam
malah mengucapkan selamat Natal kepada kaum Kristiani. Umat Islam seolah
lupa dengan perjuangan Buya Hamka yang melarang umat Islam melalui fatwa
MUI tentang larangan mengucapkan selamat Natal.

"Sejak awal, penanggalan Kristen itu sudah salah. Seorang ahli astronomi
bernama Denisius ternyata salah hitung soal penanggalan Kristen perihal
tahun pertama kelahiran Yesus. Pihak gereja menemukan kejanggalan, dan
mengakui ahli astronomi itu salah hitung. Intinya, Yesus tidak lahir pada
tanggal 25 Desember."

Demikian dikatakan Kristolog Hj. Irena Handono dalam Kajian Bulanan yang
diadakan oleh Badan Kerjasama Seluruh Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI)
yang diketuai oleh KH. Cholil Ridwan di Gedung DDII, Jakarta, Selasa lalu.

Dikatakan Irena, Gereja punya jejak rekam panjang tentang kelahiran Yesus.
Gereja bahkan sempat melakukan secara acak saat perayaan hari kelahiran
tersebut. Ada yang merayakan pada bulan November, Desember, Januari,
bahkan Februari. Tapi kemudian gereja membuat kesepaktan, 25 Desember
sebagai hari kelahiran Yesus.

Perdebatan pun terjadi tentang dimana kelahiran Yesus. Ada yang mengatakan
di kandang domba, di dalam goa, bahkan di bawah pohon cemara yang kemudian
digunakan sebagai pohon Natal. Yang ada disana adalah pohon kurma, bukan
cemara. "Itulah kebohongan gereja. Kita tahu, di Yerusalem tidak satupun
tumbuh pohon cemara, apalagi salju."

Dalam al Kitab (Matius dan Lukas) dikatakan, malam itu bintang gemerlap,
gembala menggembalakan ternak di padang rumput. Jadi tidak mungkin ada
salju. Banyak kebohongan yang diciptakan, tapi anehnya sebagian umat Islam
itu sendiri malah menikmati kebohongan.

*Gerakan Pemurtadan*

Dalam kajian Kristologi itu, Irena kembali menyegarkan ingatan mengenai
upaya pengikisan iman dan akidah yang terjadi Tanah Air. Salah satunya
adalah aksi pemurtadan yang dilakukan oleh Yayasan Mahanaim. Bermula, 17
Mei 2008 yang lampau, Mahanaim menyelenggarakan pemurtadan berkedok
peringatan Hari Kebangkitan Nasionaldi Monas, Jakarta, dengan tema
"Indonesia Bangkit Jadi Berkat", diikuti peserta kurang lebih 2000 orang.
Mereka terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu yang datang dari penjuru
Jabodetabek yang diangkut bis-bis carteran dari Mahanaim.

Sukses di Jakarta, aksi Mahanaim merambah Bekasi dengan tagline "Bekasi
Berbagi Bahagia" (B3). Aksi yang mereka lakukan adalah "ada udang dibalik
batu". Mereka tidak peduli apakah misinya sah atau tidak. Yang penting,
dari kegiatan pemurtadan berkedok social ini sudah mendapat fotokopi KTP,
atau setidaknya nama, alamat, dan tanda tangan peserya yang dihadirkan.
Data itu kemudian dijadikan lampiran proposal untuk mencarikan dana dari
negeri donor, pendapatannya bisa diatas 10 kali lipat.

"Mereka itu kerja sehari untuk setahun. Bukan hanya itu, daftar hadir
peserta dimanipulasi, dipakai untuk lampiran pendirian gereja," tandas
Irena.

Ketika ditanya, soal HKBP yang menjadi persolan di Bekasi, Irena menilai,
HKBP telah menjual Indonesia ke Luar Negeri. Itulah sebabnya, cara
menghadapi mereka, harus dimbangi dengan perang pemikiran dan budaya.
"Fisik kita jangan dihabiskan dilapangan . Kita harus perang media,
pemikdan, budata, dan peradaban."

Mengenai gerakan *Save Maryam*, Irena tahu betul siapa pentolannya. Dia
bernama Saefudin, seorang aktivis liberal pengikut JIL. Irena mengaku
pernah berbicara dengannya, dan tahu nama aslinya, sampe nomor
handphone-nya.

Suatu ketika Irena Handono pernah berdakwah di Papua Barat. Saat itu ia
mendapat undangan untuk mengisi materi di sebuah masjid di Monokwari.
Sebelumnya, Irena sengaja memfoto dirinya bersama staf Irena Center lalu
dishare ke Facebook. Begitu tahu, Irena berada di Monokwari yang konon
disebut Kota Injil, tak sedikit para misionaris yang terkejut dengan
kedatangan dirinya.

"Mereka heboh saat saya difoto di depan patung selamat datang dengan
spanduk Monokwari Kota Injil. Ketika saya sudah berada di masjid untuk
memberi materi, rupanya ada pihak TNI yang memakai baju sipil, termasuk
dari AL, polisi yang dating. Dari pihak Kristen juga ada yang memata-matai
kehadiran saya di masjid tersebut, susana pun sempat panas," kisah Irena
yang kini mengembangkan dakwah melalui VCD dan DVD. *Desastian*

*
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/01/24/22872/sekali-lagi-mengungkap-kebohongan-gereja-dan-gerakan-pemurtadan/
*


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: