Selasa, 27 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Gerhana, suatu Tanda Kekuasaan Allah swt

Gerhana, suatu Tanda Kekuasaan Allah swt
Mawlana Syekh Muhammad Nazhim al-Haqqani ق
Sohbet, 28 Maret 2006


Bismillahi r-Rahmani r-Rahiim

Besok akan terjadi gerhana matahari. Orang Arab
menggunakan kata yang berbeda untuk menyebut Gerhana
Matahari dan Gerhana Bulan. Sedangkan orang Turki
menyebutnya 'tutulmasi' – baik untuk gerhana matahari
maupun gerhana bulan, demikian mudah...

Segala sesuatu yang wujud tak dapat melakukan apa pun
dengan atau oleh dirinya sendiri. Semua yang wujud
berada di bawah Kerajaan Langit. (Kerajaan atau Mulk
lebih daripada Malakut. Allah adalah Muhaymin 'ala
l-Mulk wa-l Malakuut ). Karena itu, peristiwa gerhana
adalah suatu kejadian besar di langit, di ruang
angkasa, bahwa matahari akan kehilangan cahayanya
sebagian atau keseluruhan dan orang-orang pun
mengatakan berbagai hal tentangnya.

Dan Penutup para Nabi, Sayyidina Muhammad Salallahu
alayhi wasalam, beliau memberikan sedikit informasi
tentang gerhana matahari atau gerhana bulan, tetapi
beliau tidak akan memberikan ta'rif atau ta'bir,
deskripsi atau definisi lengkap tentang peristiwa
tersebut, karena Nabi Muhammad saw – Sayyidina
Rasulullah saw – beliau tidaklah diperintah atau
diizinkan oleh Allah swt untuk menjelaskan segala
sesuatunya yang akan terjadi secara detail, tidak.
Beliau tak pernah diberi izin untuk memberikan
deskripsi lengkap atau pun informasi tentang bagaimana
peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan tersebut
terjadi.

Dan kepentingan beliau, kepentingan Nabi saw adalah
untuk menyeru manusia menuju pada penghambaan pada
Tuhan mereka. Sebagaimana seseorang yang menjaga dan
mengurus Istana sang Sultan, Mudir Tashifaat wa
t-ta'limaat, jika ia mesti membawa seseorang ke suatu
titik atau tempat penting di Istana tersebut, ia pun
hanya membawanya ke tempat tersebut sambil mengatakan,
"Inilah kepentinganmu," ia tidak akan berdiri dan
berkata menjelaskan, "Bangunan ini adalah seperti ini,
bangunan itu seperti itu,..." Tidak... tak pernah ia
menjelaskan detail-detail istana tersebut. Apa yang
mesti dilakukan orang tersebut, hanyalah memberikan
detail akan tempat tertentu [yang penting] bagi orang
yang dibawanya, ia tak akan memberikan deskripsi
lengkap tentang keseluruhan Istana, tidak.

Kini, Nabi Muhammad saw -- beliau telah diperintahkan
untuk menyeru manusia pada penghambaan kepada Tuhan
mereka, dan bagi seseorang yang telah diberikan
kepentingan tersebut, yang telah diminta untuk
melakukan (sesuatu tersebut), adalah tak benar untuk
meninggalkan hal tersebut serta melihat-melihat ke hal
lain dan meminta pemahaman. Allah mengatakan: Tujuh
Langit dan Tujuh Bumi. Kita akan mengetahui hal ini,
Timur dan Barat, Negara-negara Barat, Negara-negara
Timur. Dan Setan tengah membuat orang melupakan
kepentingan mereka – melupakan apa yang mereka telah
diseru untuk melakukannya. Seperti seorang pelayan
yang tengah membersihkan lantai, kemudian ia melihat
sesuatu di lantai tersebut, maka kemudian ia
melemparkan sapunya, dan ia pun terkesima melihat
barang itu sambil berkata, "Ohhh, lihat!" Tidak,
tidaklah benar untuk melakukan seperti ini!

Karena itu, Nabi saw mengetahui segala sesuatunya
berkenaan dengan makhluk ciptaan – lebih tahu dari
siapa pun (ciptaan) yang lain; mungkin setiap makhluk
yang lain mengambil informasi yang sejati dari beliau.
Hakikat segala sesuatu dari ciptaan, beliau
mengetahuinya.

Beliau saw bersabda, "Ada gerhana matahari dan ada
gerhana untuk bulan", tetapi beliau tak pernah
memberikan penjelasan lengkap tentangnya, karena hal
itu tidaklah diperlukan. Beliau hanya boleh
mengatakan, "Hal itu adalah suatu peristiwa yang hanya
Allah mengetahui bagaimana ia terjadi, suatu gerhana
menimpa matahari atau suatu gerhana menimpa bulan."
Beliau tidaklah mengatakan bahwa suatu bayangan dari
bumi menimpa bulan atau bayangan dari bulan menimpa
matahari dan kemudian terjadilah peristiwa itu di
ruang angkasa, (untuk menjelaskan) suatu gerhana.
Tidak, beliau tidak mengatakan detail
peristiwa-peristiwa tersebut.

Beliau saw hanya menginformasikan bahwa gerhana
matahari maupun gerhana bulan adalah di antara
Tanda-tanda (Aayaat) Allah dari Atribut Kekuasaan-Nya,
suatu tanda besar bahwa hanya Diri-Nyalah yang mampu
melakukan hal ini di seluruh ruang angkasa: untuk
menimpakan kegelapan atas cahaya selama beberapa saat
dan kemudian membawa pergi kegelapan itu, hingga
cahaya pun tiba kembali.

Dan beliau mengatakan bahwa, "Saat kegelapan tiba, ke
manakah perginya cahaya?" Atau beliau mengatakan,
"Saat cahaya tiba, ke manakah kegelapan pergi?" Hanya
Ia yang Mengetahuinya, Allah swt", dan Ia memberikan
pengetahuan khusus tentang ciptaan pada hamba-Nya
tercinta Sayyidina Muhammad saw – beliau hanya
mengatakan, "Ini 'min aayaati-llah', ini adalah tanda
Kebesaran Allah serta Sifat Keagungan-Nya yang tak
seorang pun mampu menghentikannya atau tak seorang pun
mampu menggerakkannya." Beliau hanya mengatakan hal
ini dan ini sudah lebih dari cukup bagi para hamba!

Kalian mesti mengetahui bahwa Dia Yang Menciptakan
matahari atau bulan, hanya Dia pula-lah Yang Mampu
memberikan Perintah-Nya dengan bebas pada Matahari
atau Bulan, hanya Ia-lah yang dapat berkata,
"Kegelapan datanglah pada matahari, dan selimutilah
dia, wahai kegelapan datanglah pada kecerahan!" Atau
Ia pulalah Satu-satunya yang mampu berkata, "Wahai
Bulan, tutupilah kecerahan dan cahaya!" Bukan siapa
pun yang lain. Ini cukup bagi diri kita! Kita tak
pernah ditawari [atau diperintahkan, red.] untuk
mengetahui secara mendalam, lebih dalam dan lebih
dalam, tidak. Tidak pula ditawari untuk menanyakan
alasan ini, alasan itu, mengapa ini berlaku seperti
itu, seperti ini, tidak, hal ini terlarang! Kalian
mesti menggunakan pengetahuan surgawi untuk
menempatkan segala sesuatunya pada Penyebab Sejatinya,
bukan pada hal lainnya! Namun, kini mereka mengatakan
berbagai hal dan melupakan hal yang terpenting: Bahwa
tak satu pun yang wujud dapat bergerak oleh/dengan
dirinya sendiri atau untuk melakukan sesuatu oleh
dirinya sendiri.

Namun, pengajaran setani mengajarkan pada manusia:
"Jangan mempertanyakan ilmu pengetahuanmu; kalian
mesti mengatakan bahwa bayang-bayang bulan jatuh ke
bumi dan bahwa bayang-bayang matahari jatuh pada
bulan, hingga terjadilah gerhana bulan atau gerhana
matahari." Mereka mengatakan begitu banyak hal,
sebagaimana begitulah pemahaman mereka, dan kemudian
mereka memberikan keputusan terakhir apakah akan
terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, bahwa hal
tersebut adalah sesuatu yang berlangsung pada ciptaan
belaka. Mereka tak mengatakan bahwa hal tersebut
adalah sesuatu yang berlangsung dan terjadi karena
adanya pengaruh dari luar (ciptaan) dan bahwa
(seseorang) membuatnya terjadi. Apa pun tentang
gerhana, mereka tak pernah mengatakan tentang hal ini.
Mereka menyebutkan begitu banyak alasan, seperti
bahwa suatu hal ini terjadi kemudian menjadi gerhana
matahari atau gerhana bulan...

Dan kita pun melihat dan memandang sebagaimana Nabi
saw bersabda, "Ada beberapa tanda; itu bukanlah suatu
kejadian yang kosong, tak mungkin. Pasti di balik
peristiwa itu ada alasan-alasan yang dengannya Allah
berkehendak menunjukkan Samudera-Samudera
Kekuasaan-Nya yang tanpa batas, untuk membuat manusia
merunduk pada penghambaan kepada-Nya dan untuk menjaga
diri mereka! Itulah tujuan utama dari penunjukan
tanda-tanda agung dari Samudera-Samudera Kekuasaan
tanpa batas milik Allah."

Saat ini, orang-orang tengah menunggu bahwa esok
[Rabu, 29 Maret 2006, red.] akan terjadi peristiwa
gerhana, dan esok juga merupakan hari Rabu terakhir di
bulan Shafar al-Khayr. Dan hal ini bukanlah suatu
kebetulan, tidak, ini terjadi pasti untuk
alasan-alasan tertentu! "Kami mengirimkan Tanda-Tanda
Langit ini untuk membuat manusia kembali pada maqam
penghambaan ('ubudiyyah)"; tidak mencoba untuk berada
lebih dari penghambaan; (di atas penghambaan) hanya
ada Ketuhanan.

Maqam Ketuhanan hanyalah untuk Yang Esa, Yang Satu,
dan penghambaan adalah bagi siapa pun yang lainnya!
Allah tengah menyuruh mereka untuk mengetahui bahwa
hanya Yang Satu itulah yang Maha Mampu melakukan hal
ini dan bahwa, "Wahai manusia, jika kalian melakukan
suatu kesalahan, kalian mesti takut pada Tuhan kalian
Allah yang akan menimpakan suatu hukuman (bagi kalian)
di sini atau di Akhirat!" Harus ada suatu peringatan.
Peristiwa ini (Rabu 29 Maret 2006-red) adalah suatu
peringatan, peringatan bagi manusia, bahwa jika mereka
meninggalkan jalan yang lurus dan benar, serta
berpaling ke jalan yang bathil, Allah I mengatakan
pada mereka, "Aku akan menghukum hamba-hamba- Ku!"
Peristiwa ini adalah suatu tanda bahwa suatu hukuman
tengah tiba pada manusia.

Dan saya mendengar hari ini dari putra menantu saya
bahwa ia mengatakan, "Jika gerhana matahari ini
terjadi, gerhana matahari kedua mungkin tak akan
pernah terjadi lagi, kecuali setelah 60 tahun atau 55
tahun." Itu berarti bahwa suatu hukuman atau suatu
tanda akan terjadinya hukuman/azab yang mendekati
kelakuan zalim manusia di muka bumi ini. (Hukuman) itu
tengah datang! Kemudian, saat mendekati 55 tahun, tak
akan terjadi hal seperti ini, karena keseluruhan dari
mereka (manusia, red.) akan menjadi manusia sejati
(shiddiqiin, red.) dan tak perlu ada suatu peringatan
bagi mereka bahwa "Kalian tengah berada di jalan yang
bathil" dan "Perbaiki langkah kalian!" Karena itu
setelah gerhana esok, selama 55 tahun atau 60 tahun ke
depan tak akan terjadi suatu gerhana matahari lainnya.

Dan saya tengah mendapatkan kabar baik bahwa masa Imam
Zaman Mahdi Alayhi salam, Shahibuz Zaman tengah tiba,
karena peristiwa ini suatu tanda (pula) akan
Zuhur-nya, kemunculan Mahdi as. Ia akan datang!
Perisitwa itu adalah suatu tanda yang besar, gerhana
matahari; (dan) juga akan terjadi suatu gerhana bulan,
namun, yang lebih penting dari alasan-alasan yang lain
adalah bahwa Allah I tengah membangunkan hamba-hamba-
Nya untuk menjaga diri mereka masing-masing, untuk
mengatakan, "Apa yang tengah kita perbuat?" dan "Ke
manakah kita akan pergi?", "Apa yang sedang kita
lakukan?" Untuk membuat mereka berpikir tentangnya,
karena setelah gerhana matahari, akan terjadi suatu
Perintah Langit untuk munculnya suatu hukuman/azab –
gempa bumi atau mungkin Tsunami... dan gerhana itu
memberikan tanda bahwa hukuman itu tengah mendekat.

Lakukanlah taubat kalian! Kita tidak bertanya tentang
'garis halus yang menjulur di bawah benua-benua';
semua itu hanyalah cerita-cerita, bukan haqiqat!
Semoga Allah mengampuni diri kita dan melindungi
kalian dari hukuman-hukuman di masa Akhir Zaman ini!

Kita tengah menunggu hari-hari cemerlang bersama Mahdi
as, Imamu Zaman, dan juga bagi tercerabutnya segala
macam hal yang bathil dan buruk, serta tibanya
hari-hari mulia, pekerjaan mulia bagi manusia,
hari-hari penuh cahaya dan malam-malam penuh cahaya.

Semoga Allah mengampuni diri kita! Karena itu kita
mengatakan: kini manusia tengah ketakutan dan
berlarian dari rumah-rumah mereka, mendirikan
tenda-tenda, tetapi, tak seorang pun mengetahui waktu
terjadinya suatu gempa bumi. Mereka boleh
mengharapkannya terjadi pada hari terakhir Shafaru-l
Khayr; jika tak terjadi (pada hari itu), mungkin pada
satu hari sesudahnya, jika tak terjadi, pada satu
minggu setelahnya, atau satu bulan setelahnya, satu
tahun setelahnya. Tiba-tiba hukuman itu akan muncul.
Karena itu, kita memohon ampunan dan agar Allah
melindungi kalian dan menaungi diri kita di Dunya dan
di Akhirat.

Demi kehormatan ia yang paling terhormat di Hadirat
Ilahiah-Nya, Sayyidina Muhammad Sallallahu alayhi
wasalam – Faatihah!

Wa min Allah at tawfiq

Note :

Gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang
menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar
batas kemampuan manusia; manusia yang paling merasa
faham ilmu alam sekalipun. Mereka yang merasa rendah
di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka,
menghadap Allah, mengerjakan shalat gerhana secara
berjamaah. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan
untuk solat gerhana tersebut.

Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhn ya matahari dan
rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka
apabila kalian melihat gerhana, maka berdo'alah kepada
Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian
gelap, dan bersedekahlah." (HR Bukhari-Muslim)

Sayyidatuna A'isyah ra bercerita: Gerhana matahari
pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau
sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan
lama, ruku' dengan lama, berdiri lagi dengan lama
namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku'
dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu
mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat
yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan
matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim,
Nasa'i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan
bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah.
Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas
penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat
khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk
gerhana matahari.

Imam Maliki dan Syafi'i berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Sayyidatuna A'isyah berpendapat
bahwa sholat gerhana dengan dua roka'at dengan dua
kali ruku', berbeda dengan sholat Id dan Jum'at. Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas juga terdapat
penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua
roka'at dengan dua kali ruku', dan dijelaskan oleh Abu
Umar bahwa hadits tersebut dinilai paling shahih.

Maka dengan begitu keistimewaan shalat gernana
dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak
pada bilangan ruku' pada setiap roka'atnya. Apalagi
dalam setiap ruku' disunnahkan membaca tasbih
berulang-ulang dan berlama-lama.

Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai
berikut:

1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari
terlebih dahulu.
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang
terjadi.
3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan
ungkapan, "Ash-shalatu jaami'ah."
4. Niat melakukan sholat gerhana matahari
(kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar) ,
menjadi imam atau ma'mum.
5. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua
kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca
Al-Fatihah dan surat
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih
panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada
rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang
daripada surat kedua.

Wa min Allah at Tawfiq

wasalam, arief hamdani
www.rumicafe.blogspot.com

Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Group Charity

Loans that

change lives

Kiva.org

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: