Assalaamu'alaikum Sahabat Peduli
kondisi di lapangan memang agak rumit ya, banyak orang dipusingkan dengan penonton dan wisatawan bencana. meskipun bagi saya mudah membedakan mana korban/pengungsi dan mana penonton sehingga kami tidak sembarang memberikan bantuan kepada siapa saja yg berada di lokasi. namun nampaknya itu yang terjadi dan dilakukan beberapa posko, termasuk posko2 parpol. bisa jadi mereke memang sedang "jualan" dengan membagi2kan bantuan berupa nasi dan lain2nya kepada semua yg hadir tidak peduli cum penonton.
kami yg tergabung di posko ACT - Aksi Cepat Tangap, yg didalamnya juga bergabung beberapa elemen dan lembaga lainnya, termasuk mahasiswa UMJ, Yayasan Sahabat Peduli, Relawan Pelangi, UPH, dll... membagi-bagikan bantuan langsung ke posko pengungsi. LOGIKANYA, PARA PENGUNGSI TIDAK AKAN DATANG KE POSKO MEMINTA BANTUAN. mereka itu harus didatangi, bukan posko menunggu datangnya pengungsi.
kalau ada yang datang minta bantuan makanan, bisa jadi ia bukan pengungsi. dan kami harus tegas menanyakan identitasnya. ternyata terbukti, setiap yg minta dan kami tanyakan identitas apakah mereka korban bencana situ gintung, mereka akhirnya mundur dan tidak jadi meminta.
soal bantuan berlimpah ya memang begitu kelihatannya. tapi harus disadari, ini masih di fase emergency, kurang lebih 1-2 pekan itu memang fase emergency dan akan banyak sekali orang dan lembaga yang menyalurkan kepeduliannya. yang harus sama-sama kita ketahui, banyaknya bantuan di fase emergency itu sebenarnya belum menyelesaikan permasalahan korban/pengungsi bencana. sebab, permasalahan sesungguhnya dan jauh lebih besar adalah pasca bencana. soal infrastruktur, trauma, kemiskinan, penyakit, pendidikan, dll.
jadi maaf kalau saya harus katakan, bahwa bantuan sebanyak apapun yang berlimpah di fase emergency ini hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik sementara. padahal persoalan pengungsi dan korban bencana itu sangat banyak dan kebutuhannya sangat besar itu nanti, setelah 3 pekan, 1 bulan dan berbulan-bulan berikutnya. bahkan bisa bertahun-tahun.
maaf, ini bukan bermaksud menyepelekan bantuan yang saudara-saudara berikan. saya setuju sekali dengan berbagai masukan agar bantuan ditahan dulu dan harus berkoordinasi dengan orang2 dan posko di lapangan apa sebenarnya yang dibutuhkan pengungsi. sebab dari waktu ke waktu, kebuthan itu berbeda2. pekan pertama sama setelah sebulan beda sekali kebutuhannya.
seperti misalnya sekrang, menjelang memasuki pekan kedua bencana (baru 5 hari nih), kebutuhannya selain makanan, sekarang itu ya alat2 kebersihan, toiletris, dan yang pasti relawan kebersihan. masyarakat pengungsi memerlukan bantuan sebanyak-banyaknya tenaga relawan yang mau membantu membersihkan rumah-rumah warga yang terendam lumpur. saat ini mereka dalam posisi kebingungan, harus menjaga rumahnya dari jarahan pemulung atas barang2 yang masih bisa diselamatkan.
seperti kemarin, 8 mahasiswa UPH -universitas pelita harapan- saya ajak mereka membersihkan beberapa rumah warga. itu yang memang mereka minta, walau ada sedikit kekhawatiran akan ada yang mengambil barang2nya. namun setelah melihat seragam kami dan tampang kami yang alhamdulillah "baik2" -maaf narsis dikit- akhirnya mereka percaya.
puas, anak2 UPH itu puas sekali bisa membantu mengeluarkan lumpur dari rumah2 warga dan menyelamatkan barang2 yang masih bisa dipakai. lucu juga, membersihkan lumpur masih lengkap dengan jam tangan mahalnya di tangan... he he (John, Edwin, Bow, yoko, dll, thx buat kerja hebat kalian kemarin...)
begitu juga dengan 7 relawan Pelangi (RP) dan Sahabat Peduli (SP) yang bekerja keras bersama belasan relawan ACT, bergerak membersihkan puing2 reruntuhan, memisahkan kayu2 balok dari reruntuhan agar traktor bisa membersihkan puingnya tanpa disulitkan oleh adanya balok2. mereka juga membantu menyelamatkan barang2 warga yang boleh jadi itu barang paling berharga yang tersisa milik para korban. sementara kamu wanita dari RP, membantu memilah dan mendistribusikan bantuan logistik di Posko.
ke depan, kami dari beberapa elemen seperti RP dan SP, juga Reading Bugs, 1001buku, Komunitas Lebah, dan beberapa elemen mahasiswa rencana bergerak dalam pemulihan trauma (trauma healing). sebagian dari kami cukup berpengalaman dalam hal ini, baik untuk orangdewasa maupun anak-anak.
nah, cukuplah bantuan dalam bentuk logistik sementara ini ditahan dulu. lebih baik dalam bentuk dana atau barang2 yang berkenaan dengan kebutuhan mereka yang ke depan, misalnya buku2, alat tulis, seragam sekolah, tas, sepatu, atau bisa jadi dengan dana yang terkumpul kita bisa memberikan dana modal usaha bagi para korban bencana. ingat, bencana merupakan salah satu penyebab kemiskinan di negeri ini. betapa banyak mereka yang tadinya mampu, sekejap menjadi orang yg tak mampu.
jadi, dua program menegah dan panjang ke depan adalah; penyediaan alat2 penunjang pendidikan bagi anak-anbak dan kedua, memberikan stimulan modal usaha. tentunya dengan berbagai analisa dan pertimbangan yang matang.
coba deh lihat, setelah 3 pekan lokasi itu akan kosong dari "kepedulian" dan hanya menyisakan posko2 yang memang sudah terbiasa dan konsentrasi mereka di ranah bencana.
so, sobat2 semua, tetap kumpulkan bantuan dan tetaplah peduli. pekerjaan kita masih panjang, sangat panjang. terima kasih atas bantuan, kepedulian dan kerja samanya, baik di lapangan maupun rekan2 yang mengumpulkan bantuan di kantor masing2. semuanya pnya peran yang sama besarnya. Hanya Allah yang akan membalas semua jerih payah kita membantu saudaranya di lokasi bencana.
Wassalaam
Gaw
langsung dari Situ Gintung
0852 190 68581
Bayu Gawtama
Life-Sharer
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar