Menyikapi Perbedaan Awal Ramadhan
Belum adanya kesepakatan tentang kriteria hilal dan metode penentuan itsbat di Indonesia;
menyebabkan kerap terjadinya perbedaan penetapan awal Ramadhan juga 1 Syawal.
Perbedaan yang muncul adalah bentuk dinamika pemahaman dan pengambilan hukum (istinbath)
yang diperbolehkan dalam agama.
Namun demikian kondisi ini dinilai memberikan kesan ketidakkompakan umat Islam.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menemukan kesepakatan terkait kriteria hilal
dan metode penetapannya. Badan Hisab Rukyat Kementrian Agama berkali-kali menggelar
pertemuan untuk mengurai benang kusut ini tapi belum jua menemukan titik temunya.
Agar dapat menutup celah perbedaan, sehingga tidak menimbulkan kebingungan; seluruh umat
Islam di Indonesia wajib mengikuti ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadhan
dan 1 Syawal. Beberapa landasan dalil yang menjadi rujukan diantaranya QS An-Nissa'; 3:59
yang menganjurkan agar umat taat kepada pemangku kekuasaan.
Hadis Bukhari dari Irbadh bin Sariyah juga menjelaskan bahwa wajib hukumnya menaati pemimpin.
Sebuah kaidah fikih sering digunakan untuk mendukung otoritas pemerintah. Kaidah itu berbunyi :
" Keputusan pemerintah itu mengikat dan menghilangkan silang pendapat." - [lm 02/12]
[ Disadur sebagian dari Republika /Nashih Nashrullah]
----------------------------------------------------------
l.meilany
170712/27sya'ban1433h
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar