Rabu, 27 April 2011

[daarut-tauhiid] Keutamaan Sayyidul Istighfar

 

SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ,
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ
بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا
أَنْتَ
(Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha Illa
Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika
mastatho'tu, Audzubika min syarri maa shona'tu, Abu'u laka bi ni'matiKa
'alaiyya wa abu'u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru
dzunuuba illa Anta )

"Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada
sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku
adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu
menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan
amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari
segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu
terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku,
sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau".

Kapan membacanya?

Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin
dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia
termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam
hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh
maka dia termasuk penduduk syurga." (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari
11/97)
Kandungan maknanya?

Ini adalah doa  agung yang mencakup banyak makna : taubat,
merendahkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala dan kembali menghadap
kepada-Nya. Nabi Shalallahu 'alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul
Istighfar (penghulu istighfar), yang demikian itu karena  melebihi
seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal
kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya
dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.

Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :
- Nabi Shallalahu 'alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada
Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk
ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al
Ma'buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq 
selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini
merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.
- Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh
diatas ikatan berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi
dan rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan
perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.
- Kemudian dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alaa dari
seluruh kejelekan apa yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam
menjalani apa yang Allah wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya
ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam menisbatkan keburukan kepada diri beliau sendiri, bukan
kepada Allah Ta'alaa dan ini merupakan bentuk cara beradab kepada Allah,
meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik maupun yang
buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.
- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun
dan anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.
- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon
ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta'ala dari itu semua dengan segenap
pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali
Allah Suhhanahu wa Ta'ala.

Ini adalah paling sempurna apa yang
ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk
istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang
mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.

Hanyalah yang
mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia
dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya
dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan
Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba
dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan
kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan
ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan
rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini
semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia
buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang
mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari
neraka dan masuk syurga.
Wallahu a'lam bisshowab.

Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia  keutamaan dan
anugerah-Nya.
(Lihat kitab Fiqhul Ad'iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur
Rozaq bin abdil Muhsin Al Badr. )  [voa-islam.com]

akhukum fillah
==============

--ojon--
http://putra-dayeuhluhur.blogspot.com/


[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: