SEBELUM ALLAH SWT MENGAMBILNYA
Pagi ini terlampaui sudah batas maksimal keterlambatan hadir yang
telah ditetapkan kantorku tempat bekerja, berarti bulan depan aku harus
mau
menerima surat cinta yang diberikan oleh unit kerjaku. Ya, tentu karena
unit
kerjaku masih mencintaiku karena masih mau mengingatkanku agar
selanjutnya
aku bisa lebih disiplin lagi,
Namun bukan tanpa alasan keterlambatanku kali ini, pagi tadi, bulak
kapal bekasi, sebagai jalur yang harus kulalui, macet total. Lima belas
menit sudah angkot yang aku tumpangi tidak juga jalan, hatiku sangat
gelisah
karena keterlambatanku bulan ini sudah melampaui toleransi yang
diberikan.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki menyebrangi rel kereta
api yang memang selalu crowded. Mungkin ada kecelakaan pikirku, ternyata
dugaanku benar, Sebuah mobil bak terbuka yang mengangkut sayur tertabrak
kereta dan terseret hingga lebih dari 100 meter. Mobil itu hancur
bagaikan
bengkokan bengkokan besi.
Disamping rel tampak sebuah mobil polisi yang telah diparkir di
Tempat Kejadian Perkara.
Sementara dua orang polisi berdiri di depan korban yang kepalanya
sudah ditutupi koran. Polisi itu mengharapkan pertolongan masyarakat
yang
melihatnya, namun tak seorangpun yang mau membantunya. Hampir semua
orang
hanya menonton, melihat sejenak kemudian langsung pergi meninggalkannya
mayat yang telah berlumuran darah..
Aku mencoba untuk mengajak seorang pemuda ganteng yang berbadan
tegab untuk membantu polisi, namun dia menolak dengan alasan tidak tega.
Kuajak lagi seorang anak muda yang bersragam kantoran, namun diapun
menjawab
saya udah kesiangan takut terlambat, ketika aku mengajak seseorang yang
cukup umur, merekapun hanya menggelengkan kepala dan melambaikan
tangannya
tanda menolak, ketika kuaja seorang bapak yang berumur 50 tahunan,
diapun
menjawab yang lain aja.
Akhirnya akupun mengajak polisi yang sejak tadi sudah berdiri di
depan janazah, Kita angkat bertiga aja yuk pak, polisipun
menyetujuinya.
Ternyata polisi itupun tidak berani mengangkat kepalanya, begitu pula
aku,
khawatir kalau-kalau isi kepala itu berantakan. Koran Republika yang
setia
menemanikupun kugunakan untuk menutup dan membungkus kepala yang penuh
darah. Akhirnya sambil menggigit jaket yang terbungkus amplop coklat
besar,
kedua tanganku mengangkat kepala dan bahu korban. Dengan iringan doa,
kami
letakkan jenazah itu ke dalam mobil kijang.
Di dalam bis aku sempat merenung> ...> ...> ...> Inikah Jakarta ?
Begitu padat penghuninya, namun disaat pertolongan diperlukan, kota
ini begitu sunyi, sepi seperti tak berpenghuni.
Allah SWT telah menciptakan kita dengan sempurna, lengkap dengan ;
Sebuah hati, namun sayang sering kali kita tidak mau membukanya,
Kedua tangan, namun sayang sering kali tidak kita gunakan untuk
menolong mahlukNYA>
Kedua kaki, namun sering kali tidak kita gunakan untuk melangkah ke
jalanNYA,
Mungkinkah ada sebutir makanan haram yang telah menutupi hatinya ?
Hingga memberatkan langkahnya ? memberatkan tangannya untuk membantu
sesama ?
Terbayangkah oleh kita,
Bagaimana jika Allah swt tidak lagi percaya kepada kita ? menutup
hati kita dan mengambil mata, telinga, tangan dan kaki kita ?
Haruskah kita merasakan nikmat yang Allah berikan setelah hilang
dari diri kita ?
Seandainya saja aku masih punya mata, tentu aku akan selalu membaca
Kitab suci Al qur'an
Seandainya saja aku masih mempunyai dua buah tangan, tentu aku akan
menolong sesama mahlukNYA
Seandainya saja telingaku masih bisa mendengar, tentu aku akan
selalu mendengarkan ceramah,
Seandainya saja aku masih punya kedua belah kaki tentu aku akan
selalu pergi ke Mushola,
Seandainya saja aku masih berkuasa, tentu aku akan mensejahterakan
rakyatku
Seandainya saja aku masih punya harta, tentu akan aku sedekahkan
Seperti sebuah pepatah yang pernah diucapkan oleh Imam Gozali ?
Kenikmatan itu baru terasa perlunya bila dia telah hilang dari diri
kita.
Semoga kita semua, dapat menggunakan apapun yang kita miliki untuk
menolong sesamanya, tanpa harus diminta, sebelum Allah swt yang
menitipkanNYA mengambil kembali milikNYA dari kita. Dan kemudian meminta
pertanggung jawabannya, amin.
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Adz Dzaariyaat QS.51;55)
Wallahu a'lam bish shawwab, selamat bertugas, semoga bermanfaat
mohon maaf apabila tidak berkenan. Tulisan ini tidak bermaksud
menggurui,
namun sekedar mengingatkan dan berbagi informasi, Insyaallah kebaikan
yang
kita tanam akan menjadi ladang amal yang akan diikuti oleh saudara kita
yang
lain, amin.
Wassalam,
VR
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar