Senin, 31 Desember 2012

[daarut-tauhiid] Lakukan Sesuai Keyakinan!

 

Lakukan Sesuai Keyakinan!

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sahabat seiman..,

Seperti malam yang telah berlalu, berganti pagi yang cerah menyegarkan. Berharaplah saat dunia lenyap dari hadapan, syurga nan megah siap menggantikan..

Sahabat seiman..,

Seperti kau anggap special pergantian waktu 2012 ke 2013, maka seperti apakah kau anggap istimewa pergantian waktu dunia ke akhirat?

Seperti besar harapanmu di 2013, adakah besar mimpi dan citamu di kehidupan setelah dunia?

Seperti kau persiapkan pergantian waktu saat tahun baru, maka bagaimanakah persiapanmu saat berpisah dunia dan berjumpa kehidupan berikutnya?

Bukanku melarangmu ini dan itu. Tetapi Lakukanlah sesuai ilmu dan keyakinanmu!

Jangan anggap agama mengekangmu, tetapi tataplah keselamatan yang kau tuju!

Sahabat seiman..,

Lihatlah kembali apa yang sudah dan akan kau lakukan! Karena itu adalah pancaran ideologimu! Selamat beraktifitas!

(Saiful Bahri, @_SaiBah, dakwahkantor.com, PIN 21D20C2A. Sebarkan semoga meraih berkah)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Sabtu, 29 Desember 2012

[daarut-tauhiid] Tidak Benar bhw Harun Yahya mengklaim diri sebagai Imam Mahdi

 

Tidak Benar bhw Harun Yahya mengklaim diri sebagai Imam Mahdi

Telah beredar berita di internet sejak bbrapa tahun lalu bhw Harun Yahya mengklaim diri sebagai Imam Mahdi, benarkah?

Ini tanggapan Harun Yahya langsung sebagaimana dimuat di:

1). Youtube saat menjawab pertanyaan Dr. Zakir Naik:
http://www.youtube.com/watch?v=FKCi8cNbCHY

2). Situs resminya www.harunyahya.com pada kolom FAQ (Frequently Asked Question):

http://www.harunyahya.com/bilgi/faq

Berikut terjemahannya:

PERTANYAAN: Ciri-ciri Mahdi sangat cocok dengan Anda, Anda tampaknya mengisyaratkan pada diri sendiri, tidakkah hal itu bertentangan dengan agama?

JAWABAN HARUN YAHYA: Orang boleh curiga atau menduga dengan penuh harap bahwa saya adalah Mahdi tersebut berdasarkan ciri-ciri jasmani saya. Ketika kita melihat gambaran fisik Imam Mahdi (as) dalam hadits memang ada kemiripan yang sangat dekat. Wajah saya dan ciri-ciri tubuh saya mirip, memang benar, sangat mirip dengan gambaran tersebut. Saya seorang yang jujur, dan saya mengatakan saya memiliki kemiripan dekat. Tapi bukan berarti saya harus menyatakan diri sebagai Mahdi. Menurut Al-Qur'an, seorang Muslim tidak bisa mengatakan dia adalah Mahdi. Adalah haram membuat klaim seperti itu karena seseorang mungkin masuk surga atau neraka. Jika seseorang mengatakan dia adalah Mahdi, [berarti] dia mengaku ditakdirkan masuk surga. Wahyu diperlukan bagi seseorang untuk mengklaim sebagai Mahdi. Dan karena, menurut Al-Qur'an, tidak ada kitab suci baru atau nabi baru dengan sebuah kitab suci yang akan muncul, adalah mustahil bagi saya untuk membuat klaim seperti itu.
Klaim semacam itu berarti orang yang membuat klaim [sebagai Mahdi] tersebut itu telah keluar dari agama dan bukan lagi seorang Muslim. Tapi tentu saja, semua umat Islam berharap menjadi seorang Mahdi. Menjadi Mahdi adalah berkah yang besar. Seorang Muslim akan ingin menjadi seorang waliyullah dan masuk surga. Tapi dia tidak bisa mengklaim dirinya sebagai Mahdi.

Saya bukanlah Imam Mahdi dan tidak mengklaim sebagai seorang Mahdi. Saya tidak akan pernah membuat klaim seperti itu. Saya telah bersumpah dengan nama Allah tidak pernah membuat klaim seperti itu selama saya hidup. Tapi saya secara terbuka menyatakan bahwa Imam Mahdi (as) telah muncul. Pernyataan Badiuzzaman Said Nursi mengenai masalah ini, hadits-hadits Nabi (SAW) kita dan petunjuk dalam Alquran semua membuatnya sangat jelas bahwa Imam Mahdi telah datang.

VERSI BAHASA INGGRISNYA:

QUESTION: The attributes of the Mahdi match you very closely, you seem to be hinting at yourself, is that not incompatible with the faith?

HARUN YAHYA'S ANSWER: People may hold suspicions or wishful assumptions that I am the Mahdi stemming from my physical features. When we look at the physical descriptions of Hazrat Mahdi (pbuh) in the hadiths there is indeed a very close resemblance. My face and the features of my body do, it is true, closely resemble the descriptions. I am an honest man, and I say I bear a close resemblance. But thatdoes not mean I have to be claiming to be the Mahdi. According to the Qur'an, a Muslim cannot say he is the Mahdi. It is unlawful to make such a claim because a person may go to paradise or to hell. If a person says he is the Mahdi, he is claiming to be destined for paradise. Revelation is needed for someone to claim to be the Mahdi. And since, according to the Qur'an, no new book or prophet with a book will appear, it is impossible for me to make such a claim. Such a claim means the person making it has abandoned the faith and cannot be a Muslim. But of
course, all Muslims would wish to be a Mahdi. Being a Mahdi is a great blessing. A Muslim will want to be a saint and to go to paradise. But he cannot claim to be the Mahdi.

I am not the Mahdi and make no claim to be a Mahdi. I will never make such a claim. I have sworn in the name of Allah never to make such a claim so long as I live. But I explicitly state that Hazrat Mahdi (pbuh) has appeared. Bediüzzaman Said Nursi's statements on the subject, the hadiths of our Prophet (saas) and the indications in the Qur'an all make it crystal clear the Mahdi has come

MORE ON: http://www.harunyahya.com/bilgi/faq

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

[daarut-tauhiid] Hari Raya

 

Hari Raya dalam Islam

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, "Hai Abu Bakar, setiap kaum memiliki hari raya, dan hari raya kita adalah Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Bukhari).

Mengapa hari raya Islam hanya Idul Fitri dan Idul Adha?

Karena, pada keduanya ada proses perubahan dalam diri manusia dengan banyak melakukan ibadah-ibadah,pertaubatan,menahan nafsu dan amal-amal shaleh, bukan hanya 10 hari, bahkan 30 hari sebelumnya. Kemenangan inilah yang dirayakan dalam 2 hari Ied tersebut.

Mengapa hari raya agama lain menjadi semarak?
Karena pengubahan gaya hidup, pola pikir dan keyakinan yang dilakukan non muslim agar umat Islam ikut-kutan dan menjadi lemah, jauh dari Al Quran dan sunnah. Perlahan-lahan, generasi demi generasi.. Seperti umat sebelum Rasul saw yang menyembah berhala Latta dan Uzza di Mekah.. Mereka adalah ulama yang taat kepada Allah yang dihormati, perlahan generasi demi generasi karena penghormatan yang berlebihan, maka Latta dan Uzzapun dibuatkan patung, dan akhirnya..setelah beberapa generasi Latta dan Uzza disembah sebagai berhala..
Dahulu umat muslim tahu bahwa perayaan tahun baru adalah bagian dari ritual ibadah romawi dan nasrani, sekarang dan generasi umat muslim yang akan datang mungkin akan mentertawakan dan mendebat mereka yang tidak merayakannya, bahwa ada yang baru yang harus diikuti dan 'disembah'.

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah , dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (QS Taubat, 9:31)

Dulu, umat muslim di Indonesia berjumlah sekitar 90 % dari total penduduk dan sekarang menjadi sekitar 85 % dari total penduduk. Ini belum menghitung jumlah umat muslim yang tidak shalat, belum lagi jumlah umat muslim yang tidak bisa membaca AlQuran, belum lagi jumlah umat muslim yang tidak mengerti Al Quran, dst.., persentasi umat muslim akan semakin berkurang lagi,jauuuh lebih kecil dari 85%..

Pantaskah kita berharap, berdoa untuk tahun yang akan datang atau sekedar memeriahkan pada malam tahun baru?
Setiap hari adalah anugerah Allah swt yang kita isi dengan hal-hal yang Allah ridhai. Setiap pagi kita awali dengan doa terima kasih dan harapan kepada Allah swt untuk diberi kehidupan dan kesempatan aktivitas. Doa dan harapan setiap hari pasti lebih baik dari pada harapan dan doa yang hanya 1 tahun sekali, apalagi yang tidak ada dalilnya dalam AlQuran dan sunnah, apalagi diisi dengan hal-hal yang melalaikan dari yang Allah swt ridhai..
Apakah mungkin setahun yang akan datang menjadi lebih baik jika diawali dengan hal-hal yang tidak Allah swt ridhai?

Berbeda dengan kemenangan yang kita rayakan saat Idul Fitri dan Idul Adha. Kita lalui dengan proses puasa, sedekah, zakat, shalat tarawih, malam lailatul qadar, yakni saat jasmani dan rohani kita dekat dengan Allah, doa-doa kita panjatkan dan ampunan kita mohonkan. Bukan hanya untuk 1 tahun yang akan datang, bahkan untuk masa-masa yang akan datang di dunia dan akhirat..

Seandainya semua orang ingat keutamaan Idul Fitri dan Idul Adha, dan mengerti kelalaian hari-hari raya agama lainnya..

Wallahu'alm bisshawab.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

[daarut-tauhiid] Pentingnya Akhlaq yang Mulia

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Ada yang belajar agama, namun akhlaknya bukannya makin bagus, malah makin buruk. Kasar dan tidak disukai orang. Inilah hadits2 Nabi tentang akhlaq:

Pentingnya Akhlaq:

Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)

Abdullah bin 'Amr bin 'Ash meriwayatkan bahwa Nabi pernah bersabda:

إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا
"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)

Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mencapai derajat orang yang selalu shalat dan berpuasa." [HR. Abu Dawud no. 4798]

Ummu ad-Darda' meriwayatkan dari suaminya, Abu ad-Darda', Rasulullah pernah bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
"Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam al-mizan (timbangan) daripada akhlak yang baik." [HR. Abu Dawud no. 4799]

Dari Abu Umamah, dia berkata, Rasulullah bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبْضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسْطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاً، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لَمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak. Aku juga memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tengah surga bagi yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam senda gurau. Aku juga menjanjikan sebuah rumah di surga tertinggi bagi yang membaguskan akhlaknya." (HR. Abu Dawud)

Dari al-Haritsah bin Wahb, ia berkata, Rasulullah bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةْ الَجوَّاظُ، وَلَا الْجَعْظَرِيُّ
"Tidak akan masuk jannah orang yang kasar dan kaku." (HR. at-Tirmidzi)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Jumat, 28 Desember 2012

[daarut-tauhiid] Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah?

 

Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah?<http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/mengapa-kita-membutuhkan-hidayah.html>

Kategori: Tazkiyatun Nufus<http://muslim.or.id/category/tazkiyatun-nufus>

Seberapa besarkah kebutuhan kita kepada hidayah? Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan setidaknya ada 10 alasan yang melatarbelakangi doa yang senantiasa kita panjatkan dalam sholat kita. Yaitu doa meminta hidayah. Beliau memaparkan:

Barangsiapa yang mencermati segala kerusakan yang menimpa alam semesta secara umum maupun khusus, niscaya dia akan menemukan bahwa itu semua muncul dari dua sumber utama ini (yaitu akibat kelalaian dan memperturutkan hawa nafsu, pent).

Adapun kelalaian, maka ia akan menghalangi seorang hamba dari mengetahui kebenaran sehingga membuatnya tergolong orang yang sesat. Adapun memperturutkan hawa nafsu akan memalingkannya dari mengikuti kebenaran sehingga membuatnya termasuk golongan orang yang dimurkai. Sedangkan orang yang dikaruniai nikmat itu adalah orang-orang yang diberi anugerah ilmu tentang kebenaran dan ketundukan untuk melaksanakannya serta mendahulukan hal itu di atas selainnya. Mereka itulah orang-orang yang berada di atas jalan keselamatan. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang berada di atas jalan kehancuran.

Oleh sebab itulah Allah memerintahkan kita untuk mengucapkan setiap sehari semalam berkali-kali, "Ihdinash shirathal mustaqim, shirathalladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhubi 'alaihim wa lad dhaalliin." Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat." (QS. al-Fatihah: 5-7)

Karena sesungguhnya seorang hamba sangat-sangat membutuhkan pengetahuan terhadap apa saja yang bermanfaat baginya dalam kehidupan dunia dan akheratnya. Sebagaimana dia juga sangat-sangat membutuhkan keinginan yang kuat sehingga bisa mendahulukan urusan yang bermanfaat baginya itu serta sebisa mungkin menjauhi segala hal yang membahayakan dirinya.

Dengan terkumpulnya kedua perkara ini maka sungguh dia telah mendapat petunjuk menuju jalan yang lurus itu. Apabila dia kehilangan ilmu tentangnya maka dia akan menempuh jalan orang-orang yang sesat. Dan apabila dia kehilangan tekad dan keinginan untuk mengikutinya maka dia telah menempuh jalan orang-orang yang dimurkai. Dengan begitu bisa diketahui betapa agung kedudukan doa ini dan betapa besar kebutuhan hamba terhadapnya, karena kebahagiaan hidup di dunia dan akherat semuanya tergantung pada hal ini.

Setiap hamba senantiasa membutuhkan hidayah dalam setiap waktu dan tarikan nafas, dalam segala urusan yang dia lakukan atau pun dia tinggalkan, karena sesungguhnya dia berada di antara berbagai keadaan yang dia pasti diliputi olehnya:

Pertama, hal-hal yang telah dia lakukan akan tetapi tidak mengikuti petunjuk akibat kebodohannya, maka dalam keadaan ini dia butuh untuk mencari hidayah kepada kebenaran dalam hal itu.

Kedua, dia sudah mengetahui hidayah dalam masalah itu, akan tetapi dia sengaja melanggarnya, maka dalam keadaan ini dia butuh untuk bertaubat dari kesalahannya.

Ketiga, hal-hal yang memang tidak diketahuinya baik ilmu maupun amalan yang benar padanya, sehingga dia pun kehilangan hidayah untuk mengilmui sekaligus mengamalkannya.

Keempat, hal-hal yang memang dia telah memperoleh sebagian hidayah dalam urusan itu akan tetapi belum sempurna, maka dia butuh untuk mendapatkan hidayah yang sempurna padanya.

Kelima, hal-hal yang dia telah mendapatkan hidayah terhadap pokok kebenaran dalam hal itu secara global saja, maka dia pun masih membutuhkan hidayah terhadap rincian-rinciannya.

Keenam, dia telah mendapatkan hidayah 'menuju' jalan yang lurus itu, maka dia pun masih membutuhkan hidayah untuk bisa berjalan 'di atasnya'. Karena hidayah 'menuju' jalan itu lain, sedangkan hidayah 'di atas' jalan itu sesuatu yang lain lagi. Bukankah anda bisa melihat bahwasanya seseorang bisa jadi telah mengetahui bahwa jalan menuju negeri anu adalah jalan ini dan itu. Meskipun demikian dia tidak sanggup untuk menempuhnya. Karena untuk bisa menempuh jalan itu masih memerlukan hidayah yang lebih khusus lagi untuk bisa berjalan di atasnya. Seperti misalnya dengan melakukan perjalanan di waktu ini bukan di waktu yang itu, kemudian mengambil air di jarak sekian dengan jumlah sekian, lalu singgah di tempat ini bukan di tempat yang itu. Inilah hidayah yang dibutuhkan untuk bisa menempuh jalan itu yang terkadang diabaikan oleh orang yang sudah mengetahui jalan tersebut, sehingga dia pun gagal dan tidak berhasil mencapai tujuan.

Ketujuh, dia juga membutuhkan hidayah untuk hal-hal yang terkait dengan masa depannya sebagaimana yang dia dapatkan pada waktu yang telah berlalu.

Kedelapan, perkara-perkara yang dia tidak bisa meyakini apa yang benar dan batil dalam hal itu, oleh sebab itu dia masih membutuhkan hidayah kepada keyakinan yang benar di dalamnya.

Kesembilan, perkara-perkara yang telah diyakini olehnya bahwa dia berada di atas petunjuk akan tetapi sebenarnya dia berada di atas kesesatan dalam keadaan tidak menyadarinya. Dengan demikian dia membutuhkan hidayah dari Allah untuk bisa meninggalkan keyakinan tersebut.

Kesepuluh, hal-hal yang telah dia lakukan sebagaimana hidayah yang sebenarnya, maka dia pun masih membutuhkan hidayah untuk bisa berbagi hidayah itu kepada selainnya, agar bisa membimbing dan mengarahkannya. Karena apabila dia melalaikan hal itu niscaya dia akan kehilangan hidayah sekadar dengan kelalaiannya tadi. Sesungguhnya balasan itu serupa dengan jenis amalan. Semakin dia berjuang dalam memberikan hidayah dan ilmu kepada orang lain maka semakin besar perhatian Allah dalam memberikan hidayah dan ilmu kepada dirinya, sehingga dia akan bisa menjadi orang yang mendapat hidayah dan menyebarkannya.

Hal itu sebagaimana dalam doa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan selainnya, "Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan iman, dan jadikanlah kami orang yang memberikan hidayah dan terus diberi hidayah, tidak sesat dan tidak pula menyesatkan. Mendatangkan keselamatan kepada wali-wali-Mu dan memerangi musuh-musuh-Mu. Dengan cinta-Mu Kami mencintai orang yang mencintai-Mu. Dengan permusuhan-Mu kami akan memusuhi siapa saja yang menentang-Mu." (HR. Tirmidzi dalam Kitab ad-Da'awat sanadnya dilemahkan Syaikh al-Albani, tetapi sisi pendalilan dari hadits ini didukung oleh hadits yang lain)

Diterjemahkan secara bebas dari:
Risalah Ibnul Qayyim ila Ahadi Ikhwanihi (hal. 5-10)
Penerbit Dar 'Alam al-Fawa'id
tahqiq Abdullah bin Muhammad al-Mudaifir
isyraf Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi<http://abumushlih.com>

Artikel Muslim.Or.Id<http://muslim.or.id>

***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *****

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

[daarut-tauhiid] Syirik Dosa Terbesar dan Tidak Diampuni Allah

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang tidak terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al Qur'an:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [An Nisaa':48]

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." [An Nisaa':116]

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." [Al Maa-idah:72]

Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu bisa beranak dan dilahirkan layaknya manusia, sehingga ada lebih dari 1 Tuhan seperti Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Bagaimana Allah bisa punya anak, padahal dia tidak punya istri? Adakah (na'udzubillah min dzalik!) mereka mengira bahwa Tuhan berzina dengan Maryam sehingga punya anak di luar nikah? Allah SWT membantah kebohongan itu:

"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu." [Al An'aam:101]

Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:

"Katakanlah: Allah itu Satu
Allah tempat meminta
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya" [Al Ikhlas 1-4]

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/05/31/syirik-dosa-terbesar-dan-tidak-diampuni-allah

Buat yang mendukung kemusyrikan tsb dengan cara memberi ucapan "Selamat Natal", ingatlah dalil-dalil di bawah. Bukan cuma pelaku dosa yang dapat dosa, semua yang mendukung dosa itu juga ikut berdosa, termasuk pemberi ucapan selamat:

"…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." [Al Maa-idah 2]

"Rasulullah s.a.w. melaknat tentang arak, sepuluh golongan: (1) yang memerasnya, (2) yang minta diperaskannya, (3) yang meminumnya, (4) yang membawanya, (5) yang minta dihantarinya, (6) yang menuangkannya, (7) yang menjualnya, (8) yang makan harganya, (9) yang membelinya, (10) yang minta dibelikannya." (Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah)

Dari Jabir ra bahwasanya Rasulullah SAW melaknat para pemakan riba, yang meberikannya, para pencatatnya dan saksi-saksinya." Kemudian beliau bersabda, "Mereka semua adalah sama". (HR. Muslim).

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

[daarut-tauhiid] Sesuaikan Dengan Porsinya!

 

Sesuaikan Dengan Porsinya!

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sahabat seiman..,

Tak ada tenaga sekuat pagi, tak ada akal secerahnya, tak ada hati sebening fitrahnya. Apa syukur kita akannya?, semoga rangkaian ayat Al Quran telah mengarahkan kita, dan rangkaian dzikir telah menyemangati diri..

Sahabat seiman..,

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, artinya: "sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah agama dipersulit melainkan ia akan mengalahkannya. Maka bersikap benarlah, mendekatlah, berangkatlah di pagi, siang, atau akhir malam. (Perhatikan) Tujuan, tujuan, niscaya kamu akan sampai." (H.R. Bukhori)

Sahabat seiman..,

Adakah sulit yang kita rasa dalam beribadah? Mungkin ada cara yang terlupa. Bila satu pintu terkunci, mengapa kita paksa harus merusaknya, atau kita yang binasa. Bukankah banyak pintu lainnya, barangkali di sanalah jalan kita.

Sahabat seiman..,

Pandai-pandailah mengatur diri. Berangkatlah di saat diri kuat penuh semangat, berhentilah sejenak bila itu dapat melanjutkan perjalanan. Dan nikmatilah istirahat sekejap tuk kembali mendekat, dan agar esok lebih semangat. Begitulah musafir bertahan demi sampai tujuan.

Sahabat seiman..,

Banyak liku perjalanan yang kan kita temui. Lakukanlah semua sesuai dengan porsinya, nikmati manisnya ketaatan, dan dapatkan hasilnya sebaik-baik tujuan.

Selamat beraktifitas!

(Saiful Bahri, @_SaiBah, dakwahkantor.com, PIN 21D20C2A. Sebarkan semoga meraih berkah)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

[FISIKA] Digest Number 3465

2 New Messages

Digest #3465
1a
Re: (unknown) by "info.teguh@yahoo.com" info.teguh
1b
Re: (unknown) by "Indra Sutriadi الشافعئ"

Messages

Wed Dec 26, 2012 3:46 pm (PST) . Posted by:

"info.teguh@yahoo.com" info.teguh

Saya sependapat, perumusan fisika yang awalnya WOW saat ini sudah menjadi hal yang biasa, misalnya saja efek fotolistrik sehingga menemukan kamera analog hingga digital, mungkin di era 80 an ini adalah hal yang luar biasa tapi disaat ini adalah hal yang biasa, mungkin kesalahaan kami para guru terlalu text book dalam mengajarka pengetahuan baru sehingga siswa kesulitan menerima materi. Yang jelas fisika itu tidak sesulit yang dibayangkan mungkin diforum ini kami berharap pemerintah memperhatikan laboratorium IPA untuk ditambah dan baik kuantitas dan kualitas.

Kembali ke fisika, fenomena alam mungkin secara fisika klasik kita dapat prediksi dengan melihat masa lalu dan kini tapi secara kuantum dan relativistik hal itu sangat sulit untuk itu bapak Heisenberg merumuskan suatu postulat ketidakpastian.

Terimakasih
Teguh
SMAN 8 Jakarta
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: brechoman <brechoman@gmail.com>
Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Thu, 20 Dec 2012 13:35:40
To: <fisika_indonesia@yahoogroups.com>
Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [FISIKA] (unknown)

Pada awalnya, kita biasa telan semua rumus dan konsep tanpa
mempertanyakan kenapa dan bagaimana. Seiring dengan berjalannya
waktu, akan lebih baik kita pun memahami makna dari persamaan fisika
dan matematika tersebut.

Salah satu yang penting yang menghubungkan teori dan praktek adalah
ilmu pengukuran. Sebelum Newton, gaya (force) dianggap sebagai satuan
yang subyektif, relatif siapa yang mengamati. Newton mengubah
semuanya dengan membuat definisi "gaya" dan menjadikannya sebagai
acuan sistem dinamik.

Joule membuat definisi baru untuk "usaha" yang memasukkan unsur ruang
kepada gaya. Dimana "usaha" didefinisikan sebagai "gaya" kali "jarak".

James Watt, menambahkan unsur "waktu" kepada konsep Joule mengenai
"usaha", sehingga keluarlah definisi "energi". Salah satu yang
terkenal adalah konsep "tenaga kuda", dan satuan energi dinyatakan
juga dengan "watt".

Einstein memodelkan semuanya dengan memisalkan kecepatan yang lebih
tinggi, kecepatan cahaya. Yang artinya membuat ruang dan waktu
menjadi fungsi relatif. Yang sampai sekarang masih digunakan untuk
mengukur kecepatan rambat sinyal GPS agar lebih akurat.

Sebagai orang yang pusing melihat rumus, saya lebih menyukai melihat
fenomena fisika sebagai "dongeng". Dengan demikian, saya dapat
membayangkan dan memahami konsep-konsep yang terjadi. Rumus berguna
ketika kita sudah memahami konsep, dan digunakan hanya untuk
penyederhanaan komunikasi dan perhitungan.

Salam,
brechoman


Thursday, December 20, 2012, 12:32:11 AM, you wrote:

>
> Mengerti konsepnya, bukan menghapal dan banyak menyelesaikan
> soal-soal latihan yang ada dalam buku pegangan anda. Pemahaman kita
> akan suatu konsep fisika tergantung dari banyaknya jam terbang kita
> menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait.





------------------------------------

===============================================================
** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/
** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
<fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================
Yahoo! Groups Links



Wed Dec 26, 2012 3:46 pm (PST) . Posted by:

"Indra Sutriadi الشافعئ"

Pada 20 Desember 2012 14:35, brechoman <brechoman@gmail.com> menulis:
> Sebagai orang yang pusing melihat rumus, saya lebih menyukai melihat
> fenomena fisika sebagai "dongeng". Dengan demikian, saya dapat
> membayangkan dan memahami konsep-konsep yang terjadi. Rumus berguna
> ketika kita sudah memahami konsep, dan digunakan hanya untuk
> penyederhanaan komunikasi dan perhitungan.

Mungkin "penglihatan" fenomena fisika sebagai "dongeng" tersebut bisa
dibuatkan dalam satu buah buku. Saya sendiri tertarik. Supaya
siswa-siswi yang belajar fisika jadi lebih asyik.

--
Indra Sutriadi Pipii
http://sutriadi.web.id

GROUP FOOTER MESSAGE
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================