Senin, 24 Desember 2012

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3673

2 New Messages

Digest #3673
1.1
File - Moderator Sekolah Kehidupan by "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com"
2
Toleransi YES Pluralisme NO by "Yons Achmad" freelance_corp

Messages

Sun Dec 23, 2012 3:20 am (PST) . Posted by:

"sekolah-kehidupan@yahoogroups.com"


(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


Sun Dec 23, 2012 9:53 pm (PST) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

Toleransi YES Pluralisme NO
*Ditulis Oleh :Yons Achmad, Pada Tanggal : 24 - 12 - 2012 | 12:48:31*
<http://wasathon.com/humaniora/read/toleransi_yes_pluralisme_no/#><http://wasathon.com/humaniora/read/toleransi_yes_pluralisme_no/#>

Baru-baru ini (Minggu, 23 Desember 2012) Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
mengumumkan jajak pendapat yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. LSI
mengumumkan temuan survei dengan tema "Dicari Capres 2014 yang Melindungi
Keberagamaan". Dalam survei tersebut ditemukan sebanyak 88, 84 % responden
ingin diperlakukan yang sama terhadap semua agama baik dari agama yang
mayoritas maupun minoritas. Temuan lain, selama pemerintahan SBY 2005-2012
terjadi kekerasan terhadap kaum minoritas sebanyak 14.083 kasus yang
artinya terjadi 201 kasus pertahun.

Layaknya sebuah survei, hasil yang ditemukan sering digunakan untuk
mengambil sebuah keputusan atau kebijakan. Setidaknya menjadi salah satu
dasar pengambilan atau penentuan kebijakan sebuah lembaga, organisasi,
partai politik bahkan dalam level negara. Seperti kita tahu, hasil temuan
LSI ini telah diumumkan ke publik. Itu artinya, semua orang atau lembaga
punya kepentingan dan tafsir masing-masing atas sebuah survei tersebut.

Bagi saya, yang paling mengkhawatirkan survei ini ditafsirkan untuk
membenarkan dan mempopulerkan apa yang disebut dengan pluralisme. Yang
mana, istilah ini tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi begitu syarat dan
kental dengan kepentingan (terutama kepentingan asing). Dan kita juga
semestinya sadar betul, kaum yang suka mempopulerkan istilah pluralisme ini
lebih banyak digunakan oleh orang-orang liberal, para pemikir-pemikir
liberal baik secara personal maupun lembaga. Dan sekali lagi yang demikian
cukup mengkhawatirkan. Terutama bagi mayoritas umat Islam, kenapa?

Kita tahu, bahwa istilah pluralisme sebenarnya tidak benar-benar bebas
nilai. Bukan sesuatu yang benar-benar mulia. Dalam sepanjang sejarah,
terutama pasca reformasi 1998, istilah pluralisme ini terus berkembang dan
diperkenalkan melalui diskusi, seminar-seminar maupun wacana dan debat di
media dengan dalih menghargai keberagaman, menghargai perbedaan. Tapi,
kondisi riil, fakta yang sering muncul pluralisme sering digunakan untuk
memojokkan umat Islam yang mayoritas di negeri ini. Sementara, jargon ini
dimanfaatkan orang-orang liberal untuk mendukung kaum minoritas sehingga
kerap muncul arogansi minoritas yang seringkali berujung pada tirani
minoritas. Hasilnya, pluralisme kadang membawa problem tersendiri, bukan
menyemai perdamaian justru menimbulkan dan memicu perpecahan serta konflik.

Memang, istilah ini kadang terlihat akademis, netral dan bijak. Pelan-pelan
dipopulerkan secara halus kepada masyarakat, tentu dengan dukungan media
pula. Hanya saja, kita mesti waspada dan hati-hati betul memainkan istilah
ini. Hal ini bukan kita tidak menghargai perbedaan, saling menghormati
agama yang dianut masing-masing warga. Kita punya kewajiban untuk menyemai
itu. Tapi, bukan berarti lantas pelan-pelan mendangkalkan akidah kita,
menjadikan kita galau, risau untuk meyakini kebenaran dan akidah kita.
Untuk sampai misalnya meyakini bahwa semua agama itu sama saja.

Untuk itulah, kewaspadaan dan akal sehat perlu terus kita nyalakan.
Sebagai langkah aman, kita tak perlu terjebak dengan jargon-jargon dan
istilah-istilah "wah" tersebut. Yang perlu kita semai justru semangat
toleransi antar umat agama. Yang demikian berakar dari nilai-nilai
kearifan lokal yang sudah tumbuh sejak dulu, sejak jaman nenek moyang kita.
Yang demikian juga tak bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab Islam juga
menghargai perbedaan, mengajak kepada perdamaian. Maka dari itu, tak salah
kalau kita tegaskan dalam benak kita Toleransi YES: Pluralisme NO.
Begitulah seharusnya kita bersikap. (Yons Achmad/Wasathon.com)

Tidak ada komentar: