Senin, 24 Desember 2012

[daarut-tauhiid] Tawassul

 

Tawassul tidaklah berarti menyembah kepada seseorang karena pada zaman
Rosulullah sendiri ada yang bertawassul kepada beliau berikut catatan
tentang tawasul/wasilah:
ARTI WASILAH SECARA BAHASA
Wasilah secara bahasa memiliki beberapa arti, yaitu: qurbah (perbuatan untuk
mendekatkan diri); perantara; apa yang dapat menghantarkan dan mendekatkan
kepada sesuatu; berharap; permintaan; kedudukan dekat raja; dan derajat.
Lihat makna-makna ini di dalam kamus-kamus bahasa Arab, seperti: An-Nihayah,
Al-Qamus, Mu'jamul Maqayis, dan lainnya.

ARTI WASILAH DI DALAM AL-QUR'AN
Perkataan wasilah disebutkan dua kali di dalam Al-Qur'an.

Pertama: di dalam firman Allah:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ
الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah dan carilah (wasilah)
jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan".[Al Maaidah 5:35]

Imamnya para mufassirin, Al-Hafizh Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata tentang
makna "dan carilah (wasilah) jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya": Dan
carilah qurbah (apa yang mendekatkan diri) kepadaNya dengan mengamalkan apa
yang menjadikanNya ridha". Ar-Raghib Al-Ash-fahani berkata di dalam
Mufradatnya tentang makna firman Allah "dan carilah (wasilah) jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya": Dan hakekat wasilah kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala adalah: menjaga jalanNya dengan beramal dan beribadah".

Imam Ibnu Katsir menukilkan dari Ibnu Abbas tentang makna wasilah pada ayat
itu adalah: qurbah (apa yang mendekatkan diri kepada Allah). Demikian juga
Ibnu Katsir menukilkan pendapat Mujahid, Abu Wail, Al-Hasan, Abdullah bin
Katsir, As-Suddi, Ibnu Zaid, dan lainnya. Ibnu Katsir juga menukilkan
perkataan Qatadah tentang ayat tersebut, yaitu: "Hendaklah kamu mendekatkan
diri kepada Allah dengan metaatiNya dan beramal dengan apa-apa yang menjadi
keridhaanNya."

Kemudian Ibnu Katsir berkata: "Dan yang dikatakan oleh para imam ini tidak
ada perselisihan padanya di antara mufassirin…wasilah adalah sesuatu yang
digunakan untuk menghantarkan mencapai tujuan"

Ayat kedua pada firman Allah.

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ
عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari wasilah (jalan)
kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)
dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab
Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti" [Al Israa' 17:57]

Seorang sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas'ud, telah menyatakan sebab
turunnya ayat ini yang menjelaskan maknanya, dia berkata: "Ayat ini turun
mengenai sekelompok orang Arab yang beribadah/menyembah sekelompok jin,
kemudian jin-jin itu masuk Islam, sedangkan manusia yang menyembah mereka
tidak mengetahui". [HSR. Muslim, Syarh Muslim 8/245; Bukhari semacamnya,
Fathul Bari 8/320-321]

Ibnu Hajar berkata: "Yakni manusia yang menyembah jin terus menyembah jin,
sedangkan jin tidak meridhainya, bahkan mereka masuk Islam. Jin itulah yang
mencari wasilah (sarana/jalan) kepada Rabb mereka. Inilah yang dipegangi
dalam penafsiran ayat ini." [Fathul Bari 10/12-13]

Syeikh Al-Albani berkata: "Inilah jelas, bahwa yang dimaksudkan wasilah
adalah apa yang dapat medekatkan diri kepada Allah, oleh karena itulah Allah
berfirman: "mereka mencari", yaitu mereka mencari apa yang dapat medekatkan
diri kepada Allah Ta'ala, yaitu amalan-amalan yang shalih."
Dan amalan itu menjadi shalih dan diterima di sisi Allah, jika memenuhi dua
syarat –sebagaimana telah maklum-, yaitu: pelakunya meniatkan untuk mencari
wajah Allah semata, dan kedua: sesuai dengan apa yang Allah syari'atkan di
dalam kitabNya atau dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
di dalam Sunnahnya. Jika kehilangan salah satu dari keduanya, maka amalan
itu tidak menjadi amalan shalih dan diterima oleh Allah.

ARTI TAWASSUL
Sedangkan tawassul adalah melakukan wasilah, yaitu melakukan apa yang dapat
medekatkan diri kepada sesuatu. Tetapi istilah tawassul sering dimaksudkan
dengan arti: berdoa kepada Allah dengan perantara.

TAWASSUL MASYRU' / YANG DI SYARI'ATKAN.
Tawassul ada yang diajarkan oleh agama, yang disebut dengan istilah tawassul
masyru' (tawassul yang disyari'atkan), sehingga dapat diamalkan. Ada juga
yang tidak diajarkan oleh agama, sehingga tidak boleh diamalkan, karena
tawassul termasuk ibadah, sedangkan ibadah haruslah berdasarkan tuntunan.
Tawassul yang tidak ada tuntunannya ini disebut tawassul mamnu' (tawassul
yang terlarang).

Adapun jenis-jenis tawassul masyru' -secara ringkas- adalah:
1. Tawassul/berdoa kepada Allah dengan menggunakan perantara nama Allah atau
sifatNya.

وَللهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

"Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asma-ul husna itu" [Al A'raaf 7:180]

2. Tawassul/berdoa kepada Allah dengan menggunakan perantara amalan shalih
yang dilakukan oleh orang yang berdoa.

رَّبَّنَآإِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا
بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا
سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ

"Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada
iman, (yaitu):"Berimanlah kamu kepada Rabbmu"; maka kamipun beriman. Ya Rabb
kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
berbakt". [Al Imraan 3:193]

3. Tawassul/berdoa kepada Allah dengan menggunakan perantara doa orang
shalih yang masih hidup.

عَنْ أَنَسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَا النَّبِيُّ يَخْطُبُ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ الهِِ ادْعُ الهَت أَنْ
يَسْقِيَنَا فَتَغَيَّمَتِ السَّمَاءُ وَمُطِرْنَا حَتَّى مَا كَادَ الرَّجُلُ
يَصِلُ إِلَى مَنْزِلِهِ فَلَمْ تَزَلْ تُمْطَرُ إِلَى الْجُمُعَةِ
الْمُقْبِلَةِ فَقَامَ ذَلِكَ الرَّجُلُ أَوْ غَيْرُهُ فَقَالَ ادْعُ الهَا
أَنْ يَصْرِفَهُ عَنَّا فَقَدْ غَرِقْنَا فَقَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا
وَلاَ عَلَيْنَا فَجَعَلَ السَّحَابُ يَتَقَطَّعُ حَوْلَ الْمَدِينَةِ وَلاَ
يُمْطِرُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ

"Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam sedang berkhotbah pada hari jum'at, lalu seorang lelaki berdiri
dan berkata: "Wahai Rasulallah, berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan
hujan kepada kami". Maka langitpun mendung, dan kami mendapatkan hujan,
sehingga hampir-hampir lelaki tadi tidak sampai ke rumahnya. Terus-menerus
hujan turun sampai jum'at berikutnya. Maka lelaki itu, atau lainnya, berdiri
lalu berkata: "Berdoalah kepada Allah agar Dia memalingkankan hujan dari
kami, karena kami telah kebanjiran". Maka Rasulallah n berdoa: "Wahai Allah
jadikanlah hujan sekitar kami, jangan kepada kami. Maka mulailah awan
menyingkir di sekitar kota Madinah, dan tidak menghujani penduduk Madinah"
[HSR. Bukhari]

Abi Nayla

----- Original Message -----
From: "Dony Syehnul" <dsyehnul@pertamina.com>
To: <daarut-tauhiid@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, December 20, 2012 4:45 PM
Subject: [daarut-tauhiid] Salah dalam Memahami Syirik

Salah dalam Memahami
Syirik<http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/4037-salah-dalam-memahami-syirik.html>

Syirik sudah kita pahami bersama adalah sejelek-jeleknya dosa. Namun
sebagian orang keliru dalam memahami syirik, dikira syirik hanyalah bentuk
penyembahan terhadap berhala atau meyakini ada pencipta selain Allah.
Padahal syirik tidak terbatas pada itu saja. Dan sekali lagi syirik yang
kita bahas bukanlah yang artinya 'meri' dalam bahasa Jawa atau artinya iri.
Namun yang dibahas, syirik adalah bentuk peribadahan pada selain Allah.

Beberapa kekeliruan dalam memahami syirik:

1- Syirik dianggap hanyalah bentuk penyembahan terhadap berhala. Sedangkan
bentuk beribadah pada wali, orang sholih atau pada kuburan, maka bukanlah
syirik. Bentuk peribadahan yang ada hanyalah tawassul, meminta syafa'at atau
semacam itu. Sehingga syirik hanyalah bentuk peribadahan pada berhala.

Bantahan: Bentuk peribadahan kepada berhala adalah di antara jenis syirik.
Syirik adalah meminta pada selain Allah baik dari berhala maupun selainnya.
Dan sesembahan orang musyrik bermacam-macam, tidak hanya berhala. Sesembahan
mereka ada berupa berhala. Ada yang berupa matahari dan rembulan. Ada yang
berupa setan, juga ada yang berupa pohon dan batu. Ada pula yang menyembah
malaikat. Ada pula yang menyembah wali dan orang sholih. Jadi sekali lagi
bukan hanya terbatas pada penyembahan pada berhala saja.

Dalil bahwasanya sesembahan orang musyrik bukan hanya berhala namun beraneka
ragam, sebagaimana dalil berikut.

æóãöäú ÂíóÇÊöåö Çááóøíúáõ æóÇáäóøåóÇÑõ æóÇáÔóøãúÓõ æóÇáúÞóãóÑõ áóÇ
ÊóÓúÌõÏõæÇ áöáÔóøãúÓö æóáóÇ áöáúÞóãóÑö

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan." (QS. Fushshilat: 37). Ini menunjukkan bahwa ada orang musyrik yang
menyembah matahari dan rembulan.

æóáóÇ íóÃúãõÑóßõãú Ãóäú ÊóÊóøÎöÐõæÇ ÇáúãóáóÇÆößóÉó æóÇáäóøÈöíöøíäó
ÃóÑúÈóÇÈðÇ

"Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi
sebagai tuhan." (QS. Ali Imran: 80). Dalil yang disebut di sini menunjukkan
bahwa ada orang musyrik yang menyembah malaikat dan nabi.

æóÅöÐú ÞóÇáó Çááóøåõ íóÇ ÚöíÓóì ÇÈúäó ãóÑúíóãó ÃóÃóäÊó ÞõáúÊó áöáäóøÇÓö
ÇÊóøÎöÐõæäöí æóÃõãöøí Åöáóåóíúäö ãöäú Ïõæäö Çááóøåö ÞóÇáó ÓõÈúÍóÇäóßó ãóÇ
íóßõæäõ áöí Ãóäú ÃóÞõæáó ãóÇ áóíúÓó áöí ÈöÍóÞòø Åöäú ßõäÊõ ÞõáúÊõåõ ÝóÞóÏú
ÚóáöãúÊóåõ ÊóÚúáóãõ ãóÇ Ýöí äóÝúÓöí æóáóÇ ÃóÚúáóãõ ãóÇ Ýöí äóÝúÓößó Åöäóøßó
ÃóäúÊó ÚóáóøÇãõ ÇáúÛõíõæÈö

"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain
Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan
apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka
tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui
apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara
yang ghaib-ghaib"."(QS. Al Maidah: 116). Ini juga dalil bahwa Nabi juga ada
yang disembah.

ÃõæúáóÆößó ÇáóøÐöíäó íóÏúÚõæäó íóÈúÊóÛõæäó Åöáóì ÑóÈöøåöãú ÇáúæóÓöíáóÉó
Ãóíõøåõãú ÃóÞúÑóÈõ æóíóÑúÌõæäó ÑóÍúãóÊóåõ æóíóÎóÇÝõæäó ÚóÐóÇÈóåõ

"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan
mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya." (QS. Al Isro': 57). Orang
sholih pun ada yang disembah dan ini termasuk kesyirikan.

ÃóÝóÑóÃóíúÊõãú ÇááóøÇÊó æóÇáúÚõÒóøì æóãóäóÇÉó ÇáËóøÇáöËóÉó ÇáúÃõÎúÑóì

"Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap al Lata dan al
Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan
Allah)" (QS. An Najm: 19-20). Dalil ini juga menunjukkan pohon dan batu ada
yang disembah.

2- Yang dianggap syirik adalah jika meyakini bahwa ada pencipta selain
Allah, ada yang memberi rizki selain Allah dan ada yang mengatur alam
semesta selain Allah. Jadi dianggap seseorang disebut bertauhid jika
meyakini bahwa tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam semesta
selain Allah.

Bantahan: Keyakinan seperti ini benar. Namun seseorang disebut musyrik
(berbuat syirik) di masa silam bukanlah karena keyakinan di atas. Mereka
tidak disebut musyrik karena tidak meyakini perkara rububiyah di atas.
Mereka sama sekali tidak meyakini bahwa berhala itu dapat mencipta, memberi
rizki, dapat menghidupkan atau mematikan. Berhala-berhala tadi hanya
dijadikan perantara dalam beribadah kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman,

æóíóÚúÈõÏõæäó ãöäú Ïõæäö Çááóøåö ãóÇ áóÇ íóÖõÑõøåõãú æóáóÇ íóäúÝóÚõåõãú
æóíóÞõæáõæäó åóÄõáóÇÁö ÔõÝóÚóÇÄõäóÇ ÚöäúÏó Çááóøåö

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan
mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi
Allah"." (QS. Yunus: 18). Orang-orang musyrik tidaklah mengatakan bahwa
berhala-berhala tadi menciptakan mereka atau memberi rizki pada mereka,
namun yang mereka yakini, berhala-berhala tersebut bisa memberikan syafa'at
kepada mereka di sisi Allah dan menjadi perantara pada Allah. Ini adalah
keyakinan sesat, yaitu hanya membatasi syirik pada tauhid rububiyah saja
ketika tidak meyakini Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki. Bahkan
sejelek-jelek syirik adalah syirik dalam hal uluhiyah yaitu memalingkan satu
jenis ibadah kepada selain Allah. Inilah syirik yang telah diperingatkan
dengan keras dan menjadi misi utama para rasul diutus, serta menjadi sebab
disyari'atkannya jihad. Sedangkan keyakinan bahwa berhala itu bisa mencipta
dan memberi rizki hampir-hampir jarang ditemui, yang diyakini adalah
berhala-berhala tadi dijadikan perantara dan pemberi syafa'at di sisi Allah.

3- Yang disebut syirik adalah dalam tauhid hakimiyah yaitu ketika tidak
berhukum dengan hukum Allah.

Bantahan: Ini memang di antara jenis syirik karena pensyariatan hukum hanya
menjadi wewenang Allah. Namun syirik bukan hanya dibatasi dalam hal ini.
Bahkan syirik lebih umum dari itu. Syirik terdapat dalam do'a, tumbal
sembelihan pada selain Allah, nadzar pada selain Allah, dan istighotsah pada
selain Allah. Jika dikhususkan pada tauhid hakimiyah saja, maka itu keliru.

Jadi, Syirik adalah .

Jika kita merenungkan Al Qur'an yang disebut syirik adalah memalingkan
ibadah pada selain Allah. Dalilnya sebagaimana dalam beberapa ayat berikut,

æóíóÚúÈõÏõæäó ãöäú Ïõæäö Çááóøåö ãóÇ áóÇ íóÖõÑõøåõãú æóáóÇ íóäúÝóÚõåõãú
æóíóÞõæáõæäó åóÄõáóÇÁö ÔõÝóÚóÇÄõäóÇ ÚöäúÏó Çááóøåö

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan
mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi
Allah"." (QS. Yunus: 18).

Þõáö ÇÏúÚõæÇ ÇáóøÐöíäó ÒóÚóãúÊõãú ãöäú Ïõæäö Çááóøåö áóÇ íóãúáößõæäó
ãöËúÞóÇáó ÐóÑóøÉò Ýöí ÇáÓóøãóÇæóÇÊö æóáóÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö

"Katakanlah: " Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah,
mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi,
dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan
bumi" (QS. Saba': 22). Dalil ini menunjukkan syirik dalam do'a karena
dipalingkannya do'a pada selain Allah.

Dalil berikut pula menunjukkan bahwa tumbal sembelihan hanya boleh untuk
Allah,

ÝóÕóáöø áöÑóÈöøßó æóÇäúÍóÑú

"Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah" (QS. Al Kautsar: 2)

Þõáú Åöäóø ÕóáóÇÊöí æóäõÓõßöí æóãóÍúíóÇíó æóãóãóÇÊöí áöáóøåö ÑóÈöø
ÇáúÚóÇáóãöíäó (162) áóÇ ÔóÑöíßó áóåõ æóÈöÐóáößó ÃõãöÑúÊõ æóÃóäóÇ Ãóæóøáõ
ÇáúãõÓúáöãöíäó (163)

"Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah
yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)"." (QS. Al An'am: 162-163). Sembelihan dan
shalat kepada selain Allah termasuk syirik dan syirik itu sendiri beraneka
ragam macamnya.

Kaedah yang benar dalam memahami syirik:

Syirik adalah memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah. Orang yang
memalingkannya disebut musyrik.

Wallahu waliyyut taufiq.

(*) Dikembangkan dari tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan
bin 'Abdillah Al Fauzan -hafizhohullah- dalam kitab "Durus fii Syarh
Nawaqidhil Islam", terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahun 1425 H, hal. 41-43.

@ Diselesaikan sebagai bahan Khutbah Jumat, di Pesantren Darush Sholihin,
Warak, Girisekar, Panggang-Gunung Kidul, 6 Syawal 1433 H

www.rumaysho.com<http://www.rumaysho.com/>

***** This message may contain confidential and/or privileged information.
If you are not the addressee or authorized to receive this for the
addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this
message or any information herein. If you have received this communication
in error, please notify us immediately by responding to this email and then
delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the
proper and complete transmission of the information contained in this
communication nor for any delay in its receipt. *****

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (3)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: