Jumat, 21 Desember 2012

[daarut-tauhiid] Febiana Kusuma Ariesta: Masuk Islam Setelah Meragukan Natal Yesus

Febiana Kusuma Ariesta: Masuk Islam Setelah Meragukan Natal Yesus

*Ketika hidayah Ilahi datang tak ada kekuatan apapun yang mampu membendung.
Potensi akal, kajian ilmiah dan perenungan yang mendalam, menyampaikannya
pada hidayah Ilahi. Mantan guru Sekolah Minggu di gereja ini pun berikrar
masuk Islam dan memilih jalan tauhid wal jihad. Dahsyatnya ujian dan
musibah datang silih berganti, justru menambah kokohnya iman sang muallaf.
Allahu Akbar!!!*

Tiga puluh tiga tahun silam, Febiana Kusuma Ariesta dilahirkan dalam
keluarga besar Kristen fanatik. Kakek dan neneknya adalah aktivis gereja.
Bahkan ibunya seorang misionaris yang aktif menginjili hingga ke
Nusakambangan.

Dari keluarga aktivis di gereja itulah Febi mengenal Kristen hingga
terdidik untuk menjadi aktivis gereja. Semasa kecil, ia beribadah di GPIB
Cinere, ketika remaja ia pindah ke Gereja Alfa Omega di Semarang. Pada masa
remaja, saat SMA Febi menjadi guru Sekolah Minggu di gereja.

"Opung saya, laki-laki dan perempuan itu semua aktif di gereja. Dari
merekalah saya mengenal Kristen dan aktif di gereja. Sejak saat itu saya
mulai aktif di kegiatan gereja, saat natal itu ada drama dan paduan suara,"
ujarnya kepada IDC Voa-Islam, Ahad lalu.

Saat mengikuti drama Natal itulah imannya sedikit demi sedikit mulai goyah.
Akal dan hati nuraninya tidak bisa menerima peringatan hari ulang tahun
kelahiran Tuhan. Penelitiannya berlanjut ketika ia membaca kisah Natal
dalam Alkitab (Bibel).

...Saat mengikuti drama Natal imannya mulai goyah. Akal dan hati nuraninya
tak bisa menerima peringatan hari ulang tahun kelahiran Tuhan...

Dalam Injil Lukas pasal 2 diceritakan bahwa pada saat kelahiran Yesus, para
penggembala ternak berada di padang Yudea.

*"**Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di** **padang** **menjaga
kawanan ternak mereka pada waktu malam"* (Lukas 2:8).

Menurut ilmu meteorologi dan geofisika, keadaan cuaca di Timur Tengah pada
tanggal 25 Desember dan sekitarnya, di wilayah Yudea daerah kelahiran
Yesus, adalah musim salju yang sangat dingin. Mustahil para penggembala
membawa ternaknya ke padang pada malam hari di musim salju yang sangat
dingin?

Febi menyimpulkan bahwa Yesus tidak mungkin lahir tanggal 25 Desember
karena tidak sesuai dengan situasi kelahiran Yesus yang tercatat dalam
Bibel.

"Jadi buat saya ini tidak masuk akal. Sejak saat itu kehidupan saya mulai
tidak tenang dan mulai mencari-cari keyakinan yang benar," jelasnya.

Dalam kegalauan iman, Febi berusaha lebih aktif ke gereja untuk mencari
jawaban. Tapi yang ia dapatkan bukan ketenangan, malah merasakan banyak
keganjilan.

...Dalam kegalauan iman, semakin aktif ke gereja untuk mencari jawaban,
yang ia dapatkan bukan ketenangan, malah merasakan banyak keganjilan...

Sebelum dibabtis Febi mengikuti Katekisasi gereja untuk pendalaman iman.
Saat belajar itu Febi makin menemukan banyak pertanyaan dan keraguan yang
belum terjawab.

Salah satu doktrin Kristen yang terasa ganjil di benaknya adalah inkarnasi
Tuhan menjadi manusia Yesus untuk ditangkap, diolok-olok, disiksa,
dicambuk, disesah, diludahi dan disalib hingga tewas mengenaskan di tiang
salib (Markus 10:34).

"Ini tidak masuk akal, kok ada Tuhan yang menjelma jadi manusia lalu
disiksa dan disalib. Kalau Tuhan itu Maha Pengampun dan penuh Kasih, kenapa
tidak dia ampuni saja dosa manusia tanpa prosedur sadis seperti itu?"
ujarnya.

Suatu hari Febi diajak keluarganya* *ke Yogyakarta untuk berziarah rohani di
* **Gua Maria Lourdes*. Di situ saya disuruh membaca Doa Bapa Kami: "Bapa
kami yang di surga, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu. Datanglah
kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, seperti di surga, demikian juga di atas
bumi. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Dan
ampunilah kiranya kepada kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah
mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami. Dan janganlah membawa kami
kepada pencobaan, melainkan lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena
Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya."

Setelah merenungi Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus di Taman Getsemani
dalam Injil Matius 6:9-13 ini, Febi makin ragu terhadap doktrin Trinitas.

"Saya kemudian berpikir, sebenarnya Yesus itu siapa? Kok Yesus mengajarkan
berdoa kepada Bapak yang ada di surga, Tuhan itu ada berapa?" kenangnya.

Semakin mendalami Bibel, Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus.
Injil Matius 4:1-11 menceritakan bahwa Yesus dibawa Roh ke padang gurun
untuk dicobai iblis. Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus. Jika
Yesus adalah Tuhan atau penjelmaan Tuhan, mengapa dia bisa dicobai iblis
yang jahat? Ini bertentangan dengan Surat Yakobus 1:13, bahwa Tuhan tidak
dapat dicobai oleh yang jahat.

...Kalau Yesus itu Tuhan, kok bisa dia dicobai oleh iblis yang Dia ciptakan
sendiri. Keyakinan saya bertambah bahwa agama Kristen ini tidak benar...

"Bibel mengisahkan Yesus yang penjelmaan Tuhan itu dicobai iblis. Kalau dia
Tuhan kok bisa dia dicobai oleh iblis yang Dia ciptakan sendiri. Itu yang
membuat keyakinan saya bertambah bahwa agama Kristen ini tidak benar,"
simpulnya.

*MENGENAL ISLAM DARI PEMBANTU*

Dalam kegalauan, Allah punya rencana lain, menuntun Febi kepada Islam
melalui pembantu rumahnya. Suatu hari Febi melihat pembantunya wudhu dan
menunaikan shalat dengan mengenakan mukena putih.

"Kamu ngapain?" tanya Febi. "Sedang shalat dan berdoa," jawab sang pembantu.

"Lalu untuk apa kamu wudhu dulu sebelum shalat?" lanjut Febi. "Karena untuk
menghadap Allah Yang Maha Suci kita harus bersih dan suci," jelasnya.

Rupanya dialog singkat itu sangat berkesan di hati Febi. Penjelasan sang
pembantu itu bisa diterima logikanya. "Kalau mau bertemu orang penting
seperti bos saja harus rapih dan bersih, masa mau menghadap Tuhan kita
tidak bersih?" pikirnya.

Sejak itulah Febi mulai membanding-bandingkan Islam dengan Kristen.
Beberapa keunggulan Islam dalam benak Febi waktu itu adalah persamaan semua
orang di rumah ibadah. Di masjid tidak ada perbedaan shaf antara orang kaya
dan orang miskin. Tidak masalah bila konglomerat maupun pejabat shalat di
belakang orang miskin. Sementara hal yang sama tidak pernah terjadi di
gereja.

Keistimewaan Islam lainnya, Al-Qur'an biasa dibaca sampai khatam dari surat
Al-Fatihah yang pertama sampai ayat terakhir surat An-Nas. Sementara dalam
kekristenan tidak ada tradisi membaca secara tuntas dari kitab Kejadian
pasal satu sampai kitab Wahyu yang terakhir. "Kalau orang Islam baca
Al-Qur'an itu dari awal sampai khatam tapi kalau di Kristen itu bacanya
hanya sepenggal-sepenggal," terangnya.

...Keraguannya terhadap doktrin ketuhanan Yesus mulai terjawab. Dalam
sebuah ayat Injil Yesus berterus terang bahwa dirinya adalah nabi utusan
Allah...

Umat Islam melaksanakan shalat Jum'at karena ada perintahnya dalam
Al-Qur'an. Tapi umat Kristen beribadah pada hari Minggu, padahal dalam 10
Firman Bibel ada perintah menguduskan hari Sabat (Sabtu). "Sepuluh Titah
Allah itu kan hal yang harus ditaati, salah satunya adalah diperintahkan
agar menguduskan hari Sabat. Tapi kenapa orang Kristen itu ke gerejanya
hari Minggu?" paparnya.

Dalam pengembaraan iman itu, keraguan Febi terhadap doktrin ketuhanan Yesus
mulai terjawab. Sebuah ayat Injil menjadi kelegaan imannya, di mana Yesus
berterus terang bahwa dirinya adalah nabi utusan Allah.

Dalam Injil Yohanes 12:49 Yesus berkata: "Sebab aku berkata-kata bukan dari
diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dialah yang memerintahkan
aku untuk mengatakan apa yang harus aku katakan dan aku sampaikan."

"Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Yesus itu adalah utusan Allah,"
ujarnya.

Setamat SMA Febi melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia (FISIP
UI). Di awal kuliah, ia tak bisa mememdam kerinduannya untuk memeluk agama
yang benar. Pada tahun 1997 ia pun memutuskan untuk hijrah menjadi pemeluk
Islam. Secara formalitas, ia mengikrarkan dua kalimat syahadat di sebuah
masjid di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur pada tahun 1998.

Setelah masuk Islam, Febi sangat menikmati hidup baru dan ibadahnya, meski
masih tinggal satu atap dengan kedua orang tua yang beda akidah. Suatu
hari, tanpa sengaja Febi shalat di kamarnya tanpa mengunci pintu. *
Qadarullah*, ketika sedang khusyuk shalat ayahnya masuk kamar. Febi pun
disidang oleh keluarga.

...Kalau kamu masuk Islam silakan keluar dari sini. Buat papa tidak masalah
kehilangan anak satu, buat papa agama itu prinsip...

"Kalau kamu masuk Islam silakan keluar dari sini. Buat papa tidak masalah
kehilangan anak satu, buat papa agama itu prinsip," ancam sang ayah.

Tak gentar dengan ancaman ayahnya, Febi pun angkat kaki dari rumah tanpa
membawa perbekalan apapun. Tak ada bekal pakaian, perhiasan maupun uang
yang dibawanya, karena semua ditahan ayahnya. Febi meninggalkan rumah hanya
dengan sehelai pakaian yang melekat di badan. Febi memilih pergi kepada
kerabat jauh yang beragama Islam.

*DIJEBAK MASUK KRISTEN DAN DIPAKSA MAKAN BABI*

Setahun kemudian, tepatnya 1999 Febi menikah dengan pria yang diharapkan
bisa membimbing dan menjaganya dalam berislam secara kaffah. Celakanya,
Febi salah memilih suami yang diidam-idamkan. Sang suami ber-KTP Islam yang
menjadi pendamping hidupnya ternyata seorang pemuja kemusyrikan. Amaliah
ibadahnya adalah menyembah Nyai Roro Kidul dan hal-hal beraroma mistis
lainnya.

Aktivitas kemusyrikan ini pun memicu perceraian Febi dengan suaminya. Febi
bercerai dengan suaminya setelah dikaruniai seorang anak: Aufa Jhose Zaqi
Nugraha. Untuk menafkahi dan membiayai sekolah anaknya, Febi bekerja
sebagai pembantu rumah tangga selama 1,5 tahun di Pekanbaru, lalu menjadi
pembantu Restoran di Bogor.

Suatu hari di tahun 2010, Febi mendapat panggilan dari ibunya di Semarang,
katanya sedang ada masalah dan minta Febi pulang untuk ikut membantu
menyelesaikan masalah. Tanpa pikir panjang, Febi pun meluncur bersama Zaqi
ke Semarang memenuhi panggilan ibunya.

...Febi dikelilingi oleh pendeta dan anggota Komsel. Sambil berkomat kamit
doa dalam nama Yesus, sang pendeta memegang kepalanya...

Sesampai di rumah, ternyata Febi dijebak untuk dipaksa masuk Kristen lagi.
Di sana ia disambut oleh pendeta dan para aktivis Kristen yang tergabung
dalam Komunitas Sel (Komsel) gereja. Disaksikan Zaqi, Febi dikelilingi oleh
pendeta dan anggota Komsel. Sambil berkomat kamit doa dalam nama Yesus,
sang pendeta memegang kepala Febi, sementara jemaat lainnya memegang
badannya supaya tidak berontak.

Sang pendeta meneriakkan nama Yesus untuk mengusir roh jahat yang dianggap
bersarang dalam diri Febi. Sejurus kemudian ia membisikkan ke telinga Febi
dengan setengah memaksa agar mau mengucapkan kalimat untuk menerima Yesus
sebagai tuhan dan juruselamat penebus dosa.

Febi yang sudah tidak berdaya melawan tak bisa berbuat banyak. Tapi Allah
memberikan karomah sehingga mulutnya terkunci rapat tak bisa berkata
sepatah kata pun.

"Itu yang membuat saya heran. Saya yakin itu adalah kuasa Allah. Mulut saya
tidak bisa terbuka. Demi Allah waktu itu mulut saya seperti terkunci. Saya
waktu itu hanya bisa nangis," kenangnya.

Seluruh jemaat yang hadir pun tak kehabisan akal. Mereka memaksa Febi makan
daging babi sebagai simbol bahwa ia menentang ajaran Islam yang
mengharamkan babi. Pada hari itu tak ada menu makanan apapun selain babi.

...Mereka memaksa Febi makan daging babi sebagai simbol bahwa ia menentang
ajaran Islam yang mengharamkan babi...

Gagal memaksa Febi, Zaqi pun menjadi sasaran kristenisasi oleh neneknya. Ia
diajak berdoa bersama dengan cara menirukan doa neneknya yang misionaris
itu. Tapi dengan tegas Zaqi menolaknya. "Oma silakan doa sama Yesus, tapi
Zaqi mau berdoa sama Allah saja," ujarnya polos.

Akhirnya keberanian Febi pun tersulut hingga lahirlah pertengkaran hebat
antara Febi dan ibunya. "Mama, saya sayang sama mama tetapi saya lebih
sayang sama Allah!" ujar Febi.

Tak mau kalah, karena malu di hadapan jemaat Komsel gereja, sang ibu pun
berteriak menghardiknya. "Pergi kau dari sini, kau tidak sayang sama mama
dan kau bukan anak mama lagi!" bentaknya.

Usai insiden itu, Febi pindah ke Bogor, menikah dengan seorang ikhwan
aktivis Islam. Tinggal di rumah petak yang sangat minimalis, Febi merajut
rumah tangga bahagia meski serba kekurangan. Berbagai ujian dan musibah
datang silih berganti, namun Febi tetap tegar di jalan tauhid dan jihad.

Betapapun berat ujian yang menimpanya, Febi tak bergeming dari Islam. Tak
ada penyesalan apapun hijrah kepada tauhid. "Allah itu Maha Besar. Apa yang
menurut manusia tidak bisa terjadi menurut Allah segala hal bisa saja
terjadi. Islam itu indah buat saya sekalipun ujiannya berat," tutupnya.
[bornaskopen, ahmed widad, n'mux]

http://www.voa-islam.com/news/upclose/2012/12/18/22421/febiana-kusuma-ariesta-masuk-islam-setelah-meragukan-natal-yesus/


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: