Jumat, 16 Agustus 2013

[daarut-tauhiid] resensi buku

 

Samudera Hikmah Di Balik Jilbab Muslimah
Ditulis Oleh: Sufyan bin Fuad Baswedan MA   

Islam merupakan satu-satunya agama yang memuliakan wanita. Di dalam Islam, wanita ibarat mutiara yang tak ternilai harganya, yang harus dijaga dan diperlakukan dengan lembut, agar tidak menjadi rusak karena dijamah oleh tangan-tangan jahat yang ingin mengotori-nya. Hal ini bertolak belakang dengan perlakuan yang dlberikan oleh masyarakat non mushm, baik di masa lalu maupun masa sekarang.
Di antara bukti perhatian, pemuhaan dan penjagaan yang dlberikan Islam terhadap kaum wanita, adalah perintah agar mereka berhijab. Dengan berhijab, wanita akan lebih dihormati dan disegani  sehingga tidak akan diganggu oleh orang-orang yang berniat jahat. Hal ini ditegaskan oleh Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  dalam firman-Nya:
"Wahai Nabi, perintahkan istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, supaya mereka mengulurkan jilbab-nya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzaab: 59)  

Hijab/ jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan wanita dan auratnya. Yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangan.
Dalilnya adalah hadits 'Aisyah  -Rodliallohu Anha-  ia mengatakan bahwa Asma' binti Abi Bakar -Rodliallohu Anha-  masuk menemui Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-  sementara ia mengenakan pakaian yang tipis. Nabi berpaling darinya seraya berkata:
"Wahai Asma', sesungguhnya apabila seorang wanita sudah mencapai masa haidh (baligh) maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini. " Rasulullah mengisyaratkan kepada wajah dan dua telapak tangan beliau. (Hadits Diriwayatkan oleh Abu Dawud)
   Syarat'syaratnya pakaian disebut sebagai Jilbab :
1. Jangan membentuk tubuh seorang wanita maksudnya hendaklah pakaian itu longgar.
2. Jangan transparan, yaitu tidak tembus pandang hingga terlihat apa yang ada di balik pakaian.
3. Tidak menarik perhatian, maksudnya pakaian tersebut tidak menjadi perhiasan atas diri pemakainya. Atau agar warnanya tidak menarik perhatian orang.
4. Tidak dibubuhi dengan minyak wangi.
5. Tidak menyerupai pakaian kaum pria.
6. Bukan pakaian syuhrah (menarik perhatian) dan bukan tujuannya untuk berbangga-bangga di hadapan manusia.
    Tujuan dari adanya perintah jilbab adalah untuk menutupi perhiasan wanita. Maka tidaklah mungkin bila pa¬kaian itu sendiri justru menjadi perhiasan. Dan tidak mungkin pula seorang wanita berkeyakinan bahwa tapak kakinya bukanlah aurat lalu ia menampakkan keduanya. Atau berusaha menutupinya dengan kaus kaki ketat yang transparan sehingga menambah indah bentuk kakinya.

    Mengapa Harus Berjilbab?

1. Karena jilbab merupakan perintah yang sangat jelas dari Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  dan Rasul-Nya -Sholallahu Alaihi Wassalam- .
Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- telah memerintahkan kaum wanita untuk berjilbab dalam firman-Nya:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. " (QS. An-Nuur: 31).
Dan juga firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
" Dan  janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu." (QS. Al-Ahzab: 33).
Dan juga Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- berfirman:
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (QS. Al-Ahzab:59).
   Adapun perintah Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-  yang mulia, telah di-sebutkan sebelumnya dalam hadits ' Aisyah.

2. Karena mengenakan jilbab merupakan bentuk ketaatan seorang wanita kepada Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  dan ketaatan kepada Rasul-Nya.
Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- telah berfirman di dalam kitab-Nya:
"Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka." (QS. Al-Ahzab: 36).
    Lebih dari itu, berjilbab merupakan kewajiban atas setiap muslimah yang sudah baligh sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur 'an dan As-Sunnah. Cukuplah bagi kita mengetahui tentang pahala orang-orang yang taat kepada Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- , seperti yang disebutkan dalam Al-Qur 'an Al-Karim:
"Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar." (QS. An-Nisaa': 13).
    Dan firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- :
"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di-anugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisaa': 69).
    Dan firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. An-Nuur: 52).
     Dan firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
"Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al-Ahzab: 71).
     Dan firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
"Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan diadzab-Nya dengan adzab yang pedih." (QS.Al-Fath:17).

3. Karena jilbab merupakan bukti keimanan seseorang ke¬pada Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
 Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  tidaklah memerintahkan untuk berjilbab kecuali kepada wanita-wanita mukminah.
Allah berfirman yang artinya:
"Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah" dan juga mengatakan: "Dan wanita-wanita yang beriman."

4. Karena jilbab merupakan pembeda antara wanita yang baik-baik dengan wanita-wanita lainnya. la akan selamat dari berbagai gangguan dan kejahatan orang-orang fasik, dasarnya adalah firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
"Hal Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59).

5. Karena jilbab adalah lambang rasa malu dan sekaligus penutup aurat. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan menyukai rasa malu. Allah Maha Tertutup dan menyukai yang tertutup. Rasulullah telah bersabda tentang rasa malu:
"Sesungguhnya setiap agama pasti memiliki etika dan sesungguhnya etika Islam adalah rasa malu." (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa' nomor 949).
Dan Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-  mengatakan:
"Sesungguhnya malu itu bagian dari iman dan iman berada dalam jannah." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya kitab Adah, bab nomor 77).
Dan Rasulullah juga bersabda:
"Malu itu seluruhnya baik." (Diriwayatkan oleh Muslim).

6. Karena seluruh tubuh wanita itu adalah amanah yang Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- berikan kepadanya. Maka sudah selayaknya ia menjaga amanah tersebut. Sesungguhnya tidak ada iman orang yang tidak menjaga amanah.

7. Karena hijab adalah sebuah kehormatan. Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  telah memuliakan Bani Adam atas makhluk-makhluk lain-nya dengan beberapa kelebihan dan keistimewaan, di-antaranya adalah penutup aurat, saat masih hidup maupun sesudah mati. Jilbab seorang wanita adalah penutup bagi auratnya. Lalu bagaimana mungkin ia mau menghinakan dirinya sendiri?

 8. Karena jilbab merupakan lambang kesucian.
Dalilnya adalah firman Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. " (QS. Al-Ahzab: 53).
Barangkali Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- mensifati jilbab sebagai pembersih bagi hati kaum mukminin dan mukminah, karena apabila mata tidak melihat tentu hati tidak akan berkeinginan. Dan apabila mata tidak melihatnya maka hati lebih bersih, dan tidak akan terjadi fitnah yang lebih jelas lagi. Karena jilbab akan memutus keinginan buruk orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit.
Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  berfirman:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya," (QS. Al-Ahzab:32).
Dan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- mengatakan:
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik." (QS. Al-A'raaf: 26) .

9.  Karena jilbab merupakan lambang kecemburuan. Ini selaras dengan kecemburuan yang telah difitrahkan atas lelaki yang normal, yang tidak suka pandangan-pandangan khianat menyorot kepada istri dan anak gadisnya. Berapa banyak peperangan yang terjadi pada masa jahiliyah dan masa Islam berpangkal dari kecemburuan atas kaum wanita dan karena menjaga kehormatan mereka.

Apa yang Dimaksud Dengan Kecintaan Kepada Jilbab?
         Yaitu seorang wanita merasakan bahwa jilbab merupakan bagian dari tubuhnya, bahwa jilbab adalah penutup tubuhnya, dan lambang dari rasa malunya dan tanda dari kesucian dirinya serta jalan menuju kecintaan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  kepada dirinya dan merupakan tangga menuju jannah.

Mengapa Kita Harus Menanamkan Kesadaran Berjilbab Kepada diri kita atau Putri-putri Kita Sedari Kecil?

1. Karena ayah dan ibu atau para pendidik akan berdiri di hadapan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  dan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-  akan bertanya kepada mereka tentang putri-putri mereka, bagaimanakah ia mendidik mereka dan mengapa ia tidak memerintahkan mereka untuk mentaati Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala- . Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam-  bersabda:
"Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan tiap-tiap kamu akan ditanyai tentang apa yang dipimpinnya."
Ini ditinjau secara umum. Adapun bagi kaum pria yang bertindak sebagai wali atas wanita, seperti suami, ayah, saudara laki-laki, apabila mereka tidak menyuruh istri-istri dan mahramah mereka untuk mengenakan jilbab dan tidak mendorong mereka untuk mengenakannya, maka ia tergolong dayyuts. Yaitu orang yang tidak mempunyai rasa cemburu terhadap kehormatan istrinya. Dan dayyuts ini tidak masuk jannah.

2.  Karena Islam memerintahkan agar kita melatih anak-anak untuk beribadah sedari kecil sebelum mencapai usia taklif (mukallaf), yaitu sebelum baligh. Misalnya, ibadah shalat merupakan fardlu 'ain atas setiap muslim dan muslimah. Akan tetapi Rasulullah  memerintah¬kan kita agar melatih mereka mengerjakan shalat semenjak usia tujuh tahun. Dan memukul mereka karena tidak mengerjakannya apabila usia mereka telah men¬capai sepuluh tahun. Yaitu sebelum baligh dan sebe¬lum mencapai usia taklif. Rasulullah mengkhusus-kan ibadah shalat dari ibadah-ibadah lainnya karena shalat merupakan tiang agama.
Dan jilbab -seperti halnya shalat- adalah kewajiban atas setiap muslimah, berdasarkan perintah yang sangat jelas dari Alloh Azza Wa Jalla dan Rasul-Nya, sebagaimana yang telah disebutkan terdahulu.

3. Apabila kita memberikan kebebasan kepada mereka sedari kecil untuk mengenakan busana yang mereka sukai -karena mengikuti mode wanita-wanita yang tidak baik- tanpa memberikan teguran dan peringatan, maka ia akan terbiasa mengenakannya. Kemudian me¬reka akan terkejut ketika memasuki usia taklif terhadap orang yang menyuruhnya untuk mengenakan jilbab. Hal itu bisa menjadi benturan yang keras bagi mereka, dan akan menyulitkan kita untuk menyuruh mereka berjilbab dan mereka tidak mungkin akan mampu untuk melaksanakan perintah tersebut.
Adapun apabila kita sudah melatih mereka untuk mencintai jilbab dan memakainya sedari kecil, insyaAllah niscaya mereka sendirilah yang akan meminta untuk memakai jilbab, sebelum diperintah untuk memakainya.

Buku ini merupakan salah satu upaya untuk meluruskan persepsi salah terhadap hijab yang selama ini terlanjur berkembang di kalangan kaum muslimin. Penulis dengan begitu meyakinkan mampu mendudukkan permasalahan hijab, baik dari tinjauan syar'i, histon, empiris, maupun medis. Sehingga tidak lagi tersisa alasan bagi muslimah mana pun untuk tidak mengenakan hijab.

Samudera Hikmah Di Balik Jilbab Muslimah
Penulis : Sufyan bin Fuad Baswedan MA
Fisik : buku ukuran sedang, Softcover, 218  hal
Penerbit : Pustaka Al Inabah

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: