Selasa, 13 Agustus 2013

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3741

1 New Message

Digest #3741

Message

Mon Aug 12, 2013 7:36 pm (PDT) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

*Dokter yang (Tak seharusnya) Malang*

:yons achmad*

Saya bertemu seorang teman di kedai teh Kalibata City. Kedai yang teh
campur cokelat hangatnya enak sekali. Selain kita bicara ngalor ngidul
tentang masa depan, teman saya menceritakan tentang kisah seorang dokter
yang boleh dibilang nasibnya agak mengenaskan. Saat karirnya menanjak
memang hidupnya bahagia. Tapi akhir kisah hidupnya menyedihkan.

Dokter itu sewaktu mudanya bekerja pada sebuah rumah sakit di Jakarta
Timur. Sebagai dokter, seperti layaknya profesi itu, tentu saja hidupnya
berkecukupan. Gajinya cukup besar. Dengan gajinya itu dia bisa hidup diatas
rata-rata orang kebanyakan. Punya istri cantik, punya rumah mewah. Punya
dua anak laki-laki yang gemuk-gemuk. Hanya sayang ada yang kurang dari
kedua anak tersebut.

Sang dokter, sebenarnya sangat ingin anak-anaknya melebihi capaian ayahnya.
Sang dokter selalu memlilihkan sekolah terbaik buat anak-anaknya. Sampai
SMA bisa dilalui kedua anaknya. Hanya saja, saat memasuki bangku kuliah,
keduanya kurang berhasil. Keduanya tidak sampai lulus kuliah. Pekerjaanpun
juga tidak ada. Sementara usia sang dokter semakin menua.

Usia senjapun tiba. Sang dokter sudah pensiun. Sisa tabungan saat bekerja
sebagai dokter sedikit demi sedikit terkuras untuk kebutuhan keseharian
serta kebutuhan anak-anaknya yang belum juga bisa mandiri. Hingga, keuangan
sang dokter benar-benar terkuras habis. Disaat kondisi keuangannya kurang
menguntungkan, sang dokterpun jatuh sakit.

Sang dokter berobat ke rumah sakit tempat bekerjanya dulu. Sayang, karena
biaya kelewat mahal diapun pada akhirnya tidak bisa membayar biaya
pengobatan itu. Pimpinan (direktur) rumah sakit menolak untuk memberikan
keringanan, meskipun tahu dulu pasien ini mantan dokter di rumah sakit yang
dipimpinnya sekarang. Hingga akhirnya teman-teman sesama dokter yang
mengenalnya dulu saling bantu membantu meringankan biaya pengobatannya.

***

Mendengar cerita demikian tentu menjadi cambuk sendiri bagi saya dan kita
semua. Pikiran melayang. Benar, dapat uang dari bekerja saja tak cukup.
Bagaimana kalau kita sakit dan tak bisa bekerja? Itulah sebabnya, menabung
menjadi sesuatu yang penting bagi kita. Syukur-syukur bisa berinvestasi
untuk masa depan. Artinya kita tidak lagi harus bekerja untuk mendapatkan
uang. Tapi uang yang bekerja untuk kita. Membangun sebuah toko, membangun
kost-kostan, berinvestasi emas atau apapun itu menjadi penting
dipraktekkan agar di masa tua kita tak sengsara. Kira-kira begitu.

*Penikmat Teh

http://wasathon.com/kisah-inspirasi/view/2013/08/13/dokter-yang-tak-seharusnya-malang

Tidak ada komentar: