Rasulullah Mendengar Suara Langkah Bilal di Surga
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rasulullah mempunyai banyak sahabat yang
turut serta dalam perjuangan menegakkan syariah Islam. Mereka
bersama-sama dalam suka maupun duka. Para sahabat itu tak hanya
berasal dari kalangan suku-suku Arab.
Mereka juga datang dari kalangan non-Arab, seperti halnya Bilal bin
Rabah. Sebagai mana keturunan Afrika, Bilal memiliki postur tinggi,
kurus, dan warna kulit hitam. Dia memiliki nama lengkap Bilal bin
Rabah Al-Habasyi. Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari
Muadzdzin Ar-Rasul. Habasyah merupakan Ethiopia saat ini.
Ibunya adalah sahaya milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal
menjadi budak mereka, hingga akhirnya ia mendengar tentang Islam.
Tanpa ada keraguan, ia menemui Nabi dan mengikrarkan diri masuk Islam.
Umayyah bin Khalaf pernah menyiksanya dan membiarkannya di tengah
gurun pasir selama beberapa hari. Di perutnya diikat sebuah batu besar
dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh
anak-anak mereka untuk menyeretnya di antara perbukitan Makkah.
Meski disiksa, keimanan Bilal tak pernah luntur. Saat dijemur di panas
terik padang pasir, Bilal selalu mengucapkan ''Ahad-Ahad'' dan menolak
mengucapkan kata kufur. Abu Bakar lalu memerdekakannya. Saat itu Umar
bin Khattab berujar,''Abu Bakar adalah seorang pemimpin (sayyid) kami,
dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami.''
Setelah hijrah, adzan disyariatkan. Lalu Bilal mengumandangkan adzan.
Ia adalah muadzin pertama dalam Islam, karena ia memiliki suara yang
bagus. Pada saat pembebasan kota Makkah, Rasulullah menyuruh Bilal
untuk mengumandangkan adzan di belakang Ka'bah.
Adzan itu adalah adzan yang pertama dikumandangkan di Makkah. Pasca
wafatnya Rasulullah, ia menolak untuk menjadi muadzdzin lagi karena
tak sanggup menyebut nama Rasulullah dalam adzannya. Usai wafatnya
Nabi, bahkan dia hanya sanggup melantunkan adzan selama tiga hari. Itu
pun disertai tangisannya tatkala mengucapkan nama Rasulullah dalam
adzan.
Ia juga pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di Bait Al-Mal.
Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah.
Tentang Bilal, Rasulullah SAW mengatakan,''Bilal adalah seorang
penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah.'' (Hadits Riwayat
Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir)
Suatu ketika, selesai sholat Subuh, Rasulullah pernah bertanya kepada
Bilal, ''Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling
bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena
semalam aku mendengar suara langkahmu di depanku di surga.''
Bilal menjawab, ''Aku tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling
bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudhu dengan
sempurna pada setiap malam dan siang, kemudian melakukan sholat sunat
dengan wudhu itu sebanyak yang Allah kehendaki.'' (Hadist riwayat Abu
Hurairah ra)
Red: Budi Raharjo
Rep: Nidia Zuraya
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/20/131159-rasulullah-mendengar-suara-langkah-bilal-di-surga
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar