Selasa, 26 April 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3379

Messages In This Digest (2 Messages)

Messages

1.

Artikel: Apa Tujuan Anda Saat Bersedekah?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Mon Apr 25, 2011 2:50 am (PDT)



Artikel: Apa Tujuan Anda Saat Bersedekah?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Segala sesuatu sangat ditentukan oleh niat, kita sudah mengetahui hal itu. Artinya, nilai dari suatu tindakan sangat bergantung kepada niat atau tujuan kita melakukan tindakan itu. Jika niat kita baik, maka nilai tindakan kita baik dan sebaliknya. Saya juga yakin Anda tidak asing lagi dengan kata sedekah. Bahkan boleh jadi Anda setiap hari bersedekah. Terlebih lagi karena akhir-akhir ini banyak ceramah, artikel, bahkan buku-buku yang membahas tentang sedekah. Pertanyaannya sekarang adalah; apa tujuan Anda saat bersedekah?
 
Pelajaran tentang sedekah yang disampaikan oleh para guru selalu dikaitkan dengan niatnya. Dulu sekali, ketika sedekah belum sepopuler sekarang; para guru kehidupan selalu mengingatkan agar ketika melakukan sedekah, kita mampu membebaskan diri dari sifat riya, atau ingin dipuji, atau sekedar mengharapkan ucapan terimakasih. Untuk membuat kami memahami apa itu arti riya, para guru mengumpamakannya seperti api yang melahap kayu bakar sampai ludes menjadi abu. Jika api memusnahkan kayu, maka sifat riya menghapuskan pahala atas setiap kebaikan yang kita lakukan.
 
Guru kehidupan saya juga menjelaskan bahwa setiap perbuatan baik akan dibalas sesuai dengan harapan yang menyertainya. Misalnya, jika kita melakukannya dengan harapan untuk mendapat pujian tadi, maka tentu kita akan mendapatkan pujian itu. Jika kita bersedekah dengan harapan seseorang akan semakin menghormati kita, maka tentu orang yang kita beri sedekah itu akan menghormati kita. Lantas bagaimana jika kita bersedekah dengan harapan supaya menjadi kaya atau lebih kaya lagi? Saya tidak akan memberikan jawabannya karena Anda bisa memperkirakannya. Namun jika Anda belum juga berhasil mendapatkan jawabannya, maka Anda bisa mencarinya didalam banyak artikel atau buku-buku yang dapat dengan mudah Anda peroleh. Saat ini riya sudah tidak lagi menjadi tema penting, karena system nilai kita sudah banyak sekali berubah.
 
Percayakah Anda kepada para guru zaman modern yang mengajarkan bahwa dengan bersedekah maka harta Anda akan semakin melimpah ruah? Jika bersedekah kemudian Anda mengharapkan untuk menjadi kaya; maka Anda akan kaya? Saya percaya. Mengapa? Karena seperti pesan dari guru kehidupan saya di zaman dahulu; "Temani setiap amal baikmu dengan tujuan dan harapan yang paling baik, karena harapan dan tujuan itu akan mendatangimu persis seperti yang kamu inginkan." Jadi, saya percaya kepada kata-kata para guru zaman modern Anda; karena saya sangat mempercayai ajaran guru kehidupan zaman dahulu saya.
 
Memang guru kehidupan masa kecil saya tidak mengatakan bahwa dengan bersedekah maka kekayaanmu akan semakin bertambah. Namun, beliau menjelaskan bahwa; apapun yang kita harapkan saat melakukan kebajikan akan menjadi kenyataan. Bukankah terserah kita saja mau mengharapkan apa?
 
"Apa yang engkau harapkan saat engkau bersedekah anakku?" begitu guru kehidupan saya bertanya.
 
"Apa saja yang terbaik untuk saya, guru," jawab saya sekenanya saja.
 
"Apakah yang terbaik untukmu menurut pendapatmu?" beliau meneruskan pertanyaannya.  "Saya belum tahu," hanya itu yang bisa saya katakan.
 
"Tak seorang pun mengetahui apa sesungguhnya yang terbaik bagi dirinya sendiri, anakku." Kata guru saya lagi. Menurut pendapat beliau; Tuhanlah yang benar-benar tahu apa yang terbaik bagi seseorang. Kita hanya mengira bahwa menjadi kaya atau bahkan lebih kaya merupakan hal terbaik, padahal belum tentu dimata Tuhan itulah yang terbaik. Sehingga ketika setelah bersedekah itu kita menjadi kaya atau lebih kaya lagi; kita mengira sudah mendapatkan imbalan yang terbaik. Apakah itu salah? Tidak. Sebab seperti yang dikatakan oleh guru kehidupan saya bahwa; setiap harapan yang menyertai amal baik kita, pastilah akan terkabulkan.
 
Tetapi, jika Tuhan adalah satu-satunya yang paling tahu tentang apa yang terbaik bagi kita, maka bukankah lebih baik untuk menyerahkan kepadaNya saja apapun balasan dari setiap kebajikan yang kita lakukan? Sungguh, Rasulullah telah mengajarkan bahwa Allah adalah pemberi balasan yang paling sempurna. Dan beliau mengingatkan kita akan firmanNya yang mengatakan bahwa; jika seseorang berharap balasan di dunia, maka Tuhan menjamin dia menerima balasan yang sempurna di dunia. Persis seperti yang diinginkannya. Tetapi, bagi siapa saja yang mengharapkan balasannya di akhirat, maka Tuhan menjamin bahwa untuk orang itu ada balasan yang pantas di dunia. Sedangkan diakhirat, dia akan memperoleh hadiah yang khusus disediakan Tuhan hanya untuk mereka yang hanya mengharapkan pahala dari sisiNya. Mengapa Tuhan memberi orang ini balasan di dunia dan sekaligus juga diakhirat? Karena orang ini telah meluruskan niat dan tujuannya dalam bersedekah semata-mata untuk
mendapatkan kasih sayang tuhannya. Bukan untuk pujian. Bukan pula untuk sekedar harapan atas bertambah banyaknya harta yang dia punya.
 
Maka benarlah apa yang difirmankanNya bahwa Allah, Dialah sebaik-baiknya pemberi balasan. Sedangkan sebaik-baiknya amalan? Itu adalah setiap perbuatan baik yang dipersembahkan hanya kepada Tuhan. Sahabat, saudara, dan handaitaulanku; doakan diriku agar sanggup memperuntukkan setiap kebajikan yang mampu kulakukan hanya kepada Tuhan. Terlebih lagi, tolong doakan saya agar terbebas dari niat dan tujuan yang dangkal sehingga saya bisa menggantungkan harapan-harapan yang tinggi dari haribaan Tuhan. Tolong doakan saya.  Dan sebelum Anda berdoa untuk saya, ijinkan saya untuk terlebih dahulu mendoakan Anda semua agar menjadi para penggiat sedekah yang didasari oleh niat dan tujuan yang tulus untuk mendapatkan pahala akhirat. Sungguh, akhirat itu jauh lebih indah dari sekedar kehidupan dunia yang hanya sementara ini. Begitulah yang diajarkan oleh Sang Nabi suci. Selamat bersedekah. Dan selamat menabung pahala, untuk bekal kehidupan di akhirat kelak. Insya Allah.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Buku "Terbaru Saya" Insya Allah akan segera terbit.
 
Catatan Kaki:
Setiap perbuatan baik dengan niat baik pastilah akan berbuah baik. Namun akan lebih baik lagi jika kebaikan itu disandarkan kepada firman Tuhan tentang kehidupan dialam akhirat, bukan untuk sekedar memenuhi hasrat atas dunia yang tidak pernah ada habis-habisnya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
2.

[catcil] Warna-Warni Jalanan... hiyyyah

Posted by: "Novi Khansa" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Tue Apr 26, 2011 12:40 am (PDT)



Senin pekan lalu saya masih ujian hari ke-2. Dari awal, saya nggak gitu paham sama mata kuliah yang satu itu. Jadinya, saya cuma belajar, bikin rangkuman untuk ujian yang satu lagi. Kalau mata kuliah yang satu lagi, walau sebenarnya agak musingin, tapi saya masih paham mau dibawa ke mana... hayah...

Jadilah, karena SKS, saya begadang untuk belajar, tsaaaaaaah. Alhasil, paginya ngantuk... dan saya request untuk nggak rapat pada suatu amanah tertentu. Bisa dibilang, saya berangkat juga nggak bersemangat... alias sengaja telat kayak biasa. Padahal, kalau telat, berarti waktu ujian semakin sempit. Hmm, apa karena hari Senin? Halaaaah...

Perjalanan seperti biasa. Dari Pondok Gede, saya naik angkot yang langsung UKI via tol. Entah kenapa, udah siang kok masih macet aja.

Sampai UKI, seringnya saya naik 43 sampai bypass, pernah juga naik 41 dan sempat 'terancam' terlibat tawuran gara-gara ada anak sekolah yang naik bus ini juga ~_~
Sekarang entah kenapa, kalau lihat anak sekolah itu bawaannya parno... Jangan-jangan ntar tawuran lagi dan bener beberapa kejadian ada anak sekolah ngumpul itu tawuran atau kalau kumpulannya agak sedikit bikin rusuh atau asal naikin bus dan mobil bak terbuka.

Di bus 43 inilah banyak warna... Warna masyarakat dari yang kelas bawah sampai agak menengah. Kami sama-sama bayar 2.000 perak untuk sampai tujuan. Hiburannya pengamen yang maksa minta duit, pengamen amplop, pengamen cilik, pengamen suara pas-pasan, pengamen biasa aja... :D

Suka meratiin, nggak sih? Kalau di bus AC, pengamennya agak serius alias lagunya enak, suaranya bagus... sedangkan pengamen kelas angkot, suka asal nyanyi dan mengayun-ayunkan botol isi beras aja... abis itu minta duit... belum lagi yang suka mengumpat kalau nggak dikasih duit. ~_~

Kali ini, sang pengamen adalah remaja perempuan dan gadis cilik. Biasa aja, sih... sampai si remaja ini berantem dengan salah satu penumpang. Kakinya diinjak dan dia nggak terima. Sang penginjak nggak terima juga dimarah-marahin... Jadilah mereka berantem dan sampai saya turun, sepertinya masih berantem juga... Fuuuh. Entah ada energi apa, kok di bus-bus kayak gini sering mancing kemarahan? Banyak juga sih yang cari aman dan milih diam, tapi ada saja kejadian...

Di 43 ini, naiklah 3 pasang anak muda dan monyetnya. Beneran asli monyet bukan kiasan... 3 anak muda ini membawa monyet masing-masing untuk bermain topeng monyet karena lengkap dengan aksesori yang menempel di monyet serta alat-alat lainnya. Kemudian, 3 monyet itu diletakkan di depan dekat kaca bus depan, sedangkan pawangnya duduk di belakang. Akan tetapi, karena para monyet bergerak-gerak, salah satu pawang diminta menunggui. Dimulailah pertunjukan itu. Pertunjukan gratis yang dilakukan para monyet. Melihat mereka seperti melihat acara di TV, hehe...

Si bapak yang entah duduk di sebelah mana cukup terhibur dan berkali-kali berkomentar.. penonton eh penumpang lain, kayak saya... :D jadinya mau nggak mau yang memang tertuju ke depan jadi ikut menikmati tontonan, hehe... Si monyet yang nyari kutu temannya, tapi curangnya monyet satu lagi nggak mau gantian :D Gerakan-gerakan lain yang sungguh lucu, hehe... Niatnya mau moto, tapi jaraknya agak jauh dan rada takut juga ngeluarin HP di bus itu :D

Sebenarnya, ngeliat monyet ikut masuk bus itu bukan yang pertama... sebelumnya malah... lebih seru lagi, tapi pertunjukan kali itu justru menakutkan.. karena monyet yang juga ditaruh di depan menyerang salah satu penumpang... @_@

Awal cerita, begini...
si kenek menegur seorang ibu yang berdiri dekat pintu, tapi tampaknya si ibu itu malah marah-marah... nggak tahu kenapa. Nggak lama ibu itu teriak-teriak, si monyet menyerang dan mencakar muka si ibu... Ibu itu makin marah, tapi marah itu ditujukan ke kenek tersebut. Fuuuh, saya dan penonton... ups penumpang lain... cuma bisa diam... dan tentunya kaget begitu melihat si monyet melompat dan menyerang si ibu. Si pemilik monyet pun kaget dan segera menarik si monyet.

Saya sempat berbicara dengan penumpang lain, dan dia juga sama-sama kaget... Saya ya bingung kok ujug-ujug monyet itu menyerang... mungkin nggak si monyet terganggu sama si ibu yang teriak-teriak itu? Entahlah...

Yang jelas... si kenek sempat curcol ke saya dan penumpang lain ketika kami akan turun... Sementara si ibu masih ngomel, berteriak dan bilang akan mengurus ke polisi...

Hayaaaah...

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Schizophrenia groups

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: