Minggu, 03 April 2011

[daarut-tauhiid] NASEHAT LUQMAN AL-HAKIM KEPADA PUTRANYA

----- Original Message -----
From: "Mailinglist alsofwah" <ustadz@alsofwah.or.id>


Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh


-------------------------------------------------------------------------------------------------------

NASEHAT LUQMAN AL-HAKIM KEPADA PUTRANYA

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, shahabat, keluarga serta orang-orang
yang mengikuti beliau sampai hari kiamat.

Al-Qur'an adalah sumber hukum dan ilmu pengetahuan yang tak pernah
kering untuk ditimba, penuh dengan pelajaran, di dalamnya terdapat
hikmah dan teladan. Salah satu isi pokok dari Al-Qur'an adalah kisah
perjalanan kehidupan para nabi dan rasul serta orang-orang saleh dari
umat-umat sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Hikmah
diceritakannya sirah manusia-manusia pilihan itu tidak lain karena
besarnya manfaat dari keteladanan iman, sifat dan akhlaq mereka. Maka
disini akan kami angkat sebuah kisah Luqman al-Hakim yang penuh dengan
hikmah bagi kita semua.

1. Tidak menyekutukan Allah.

Sebesar-besar kedzaliman dan kemungkaran adalah menyekutukan Allah
Subhanahu Wa Ta'ala , sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
artinya, "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman:13)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan mengampuni dosa syirik, kecuali
ia bertobat dan meninggalkan perbuatannya. Sesungguhnya hanya Allah
Subhanahu Wa Ta'ala sajalah yang berhak untuk disembah (Allahu
mustahiqqul 'ibaadah). Dia lah yang berhak dimintai pertolongan. Hanya
kepadaNya lah segala urusan diserahkan, takut (khauf), berharap
(raja') hanya layak ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan
kepada yang lainnya

2. Berbuat baik kepada kedua orang tua.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, "Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS.Luqman: 14)

Di dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Amalan apakah yang dicintai oleh
Allah?" Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya". Ia bertanya lagi,
"Kemudian Apa ?" Beliau menjawab, "Berbuat baik kepada orang tua". Ia
bertanya lagi, "Kemudian apa?". Belau menjawab, "Jihad di jalan
Allah." (shahih Bukhari, V/2227, hadits No.5625)

3. Ketaatan kepada kedua orang tua harus dilandasi oleh ketaatan
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketaatan kepada kedua orang tua harus dilandasi oleh ketaatan kepada
Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena tidak boleh taat kepada keduanya
dalam rangka berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
lebih-lebih menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (berbuat syirik).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, "Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik" (QS. Luqman: 14).

4. Mengikuti jalan orang-orang yang kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, "Dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Luqman:
15)

Disini Luqman memberikan sebuah nasehat kepada anaknya agar ia
mengikuti jejak orang-orang yang kembali kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala, yaitu para nabi dan rasul serta orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh, yang selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala, yang telah diberi Allah Subhanahu Wa Ta'ala hidayah, yaitu
tetap dalam agama yang hanif yakni Islam.

5. Allah akan membalas semua perbuatan manusia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, "(Luqman berkata): "Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus
lagi Maha Mengetahui". (QS. Luqman: 16)

"Maka Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula". (QS. al Zalzalah: 7-8).

6. Menegakkan shalat.

Shalat adalah tiang agama, sehingga ia tidak akan tegak tanpa shalat.
Maka sebagai seorang yang beriman kita diwajibkan menegakkannya.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surah Luqman ayat
17 yang berbunyi, "Hai anakku, dirikanlah shalat".

Shalat dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar,
sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, artinya, "Dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar." (QS. al 'Ankabuut: 45)

7. Amar Ma'ruf nahi Munkar.
Ada dua komponen penting dalam Islam yang memberikan sebuah dorongan
yang kuat kepada setiap muslim untuk mendakwahkan agama yang
dianutnya, yaitu Amar ma'ruf nahi mungkar (memerintahkan berbuat
kebajikan dan mencegah yang mungkar). Perintah untuk beramar ma'ruf
nahi mungkar sangat banyak di dalam Al-Qur'an di antaranya, Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, "Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung". (QS. Ali Imran:104).

8. Bersabar terhadap apa yang menimpa kita.

Sesungguhnya segala cobaan yang menimpa seorang muslim itu adalah
merupakan sesuatu yang mesti terjadi karena itulah bentuk ujian dari
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, apakah ia sabar atau tidak? Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman, artinya, "Dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqman:17)

9. Tidak Menyombongkan diri.

Sifat takabur atau merasa besar di hadapan manusia adalah sifat yang
dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana firmanNya, artinya,
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."
(QS. Luqman: 18)

10. Bersikap pertengahan dalam segala hal dan berakhlaq yang baik.

Islam tidak menghendaki sikap Ghuluw (berlebih-lebihan) juga tidak
menginginkan untuk bersikap tahawun (meremehkan) dalam segala hal
termasuk juga dalam perkara-perkara yang menurut penilaian sebagian
orang dianggap kecil seperti sikap berjalan, berbicara, dsb.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengatur itu semua sebagaimana dalam
firmanNya, artinya, "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai."(QS. Luqman: 19)

Manusia akan mempunyai nilai jika menampakkan akhlaq yang baik, karena
tujuan diutusnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam selain untuk
menyeru kepada Allah adalah untuk menyempurnakan Akhlaq dan budi
pekerti. Wallahu a'lam. (Yusuf).


Sumber: Disarikan dari berbagai sumber.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

---------------------------------------------------------------------
dari: YAYASAN AL-SOFWA Jakarta


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: