Jumat, 01 April 2011

[daarut-tauhiid] Belajar Ikhlas

 



Jika Anda termasuk orang yang pernah sedikit bingung dan
bertanya, "Kemarin ada lubang besar di jalan ini, sekarang sudah tidak ada ya?"
atau "Belum lama jalan disini rusak parah, kok sekarang sudah mulus ya? Kapan diperbaikinya?"
Tenang, Anda tidak sendirian dan sebenarnya jawaban dari pertanyaan itu dalam
beberapa detik sudah bisa ditemukan. Sebab, pertanyaan itu sama dengan
kenyataan bahwa malam hari sampah Jakarta tak terkira, bertebaran di sepanjang
jalan, sisa-sisa orang kota menghabiskan malam. Lalu kita lihat esok pagi saat
berangkat kerja, semua jalanan sudah bersih dari sampah, "siapa yang
membersihkannya?"

 

Semua sudah tahu jawabannya, yang memperbaiki jalan sudah
pasti petugas perbaikan jalanan. Begitu pula yang membersihkan jalan, sudah
tentu para penyapu jalan. Tapi siapakah mereka? Adakah diantara kita yang tahu
wajah mereka? Darimana mereka? Dan pertanyaan penting yang juga sebenarnya kita
sudah tahu jawabannya, "kapan mereka melakukan pekerjaannya?"

 

Baiklah, jika sedikit mau iseng dan ada waktu, keluarlah
tengah malam hingga dini hari untuk berkeliling kota. Maka jawaban-jawaban itu
akan kita temukan. Di waktu tengah malam, ketika lalu lalang kendaraan sudah
agak sepi, disaat itulah para petugas perbaikan jalan bekerja. Memang hanya di
waktu itulah mereka bisa melakukan pekerjaannya, karena terlalu sulit
melakukannya di saat kota masih sangat aktif dan ramai. Dini hari, setelah
orang-orang yang menikmati malam kembali ke rumah dengan meninggalkan sampah di
sepanjang jalan, barisan penyapu jalan pun bergerak serempak menyikat habis
sampah-sampah itu.

 

Para petugas perbaikan jalan, berpacu dengan waktu agar
esok pagi para pengguna jalan tak mengalami hambatan karena jalan rusak dan
berlubang. Mereka harus memastikan jalan kembali rapih dan mulus, sebelum
ribuan mobil melintas di jalan itu. Para penyapu jalan terus mengayun tangannya
tanpa peduli rasa lelah dan kantuk, mereka harus menyelesaikan tugasnya sebelum
ayam jantan berkokok membangunkan orang-orang kota yang akan segera bergegas
dalam berbagai aktifitas pagi. Mereka bekerja tanpa ada yang tahu siapa mereka,
orang-orang hanya tahu dan bisa melihat hasil nyata pekerjaan mereka. Jalan mulus
tak berlubang, bersih tanpa sampah yang bisa mengganggu perjalanan adalah
hasilnya, meski sebagian besar penikmat jalan tak pernah benar-benar tahu siapa
yang melakukan semua itu.

 

Boleh jadi ini tentang belajar ikhlas. Bekerja tanpa hiruk
pikuk penonton, tanpa tepuk tangan, tanpa penghargaan dan ucapan terima kasih,
bahkan kadang tanpa upah yang memadai sekadar untuk sarapan pagi bersama
keluarganya. Mereka tidak pernah berteriak, "saya yang membersihkan jalan Anda"
atau "Jalan mulus tak berlubang yang Anda nikmati pagi ini, saya yang
memerbaikinya semalam". Mereka hanya perlu menyelesaikan pekerjaannya, kemudian
kembali ke rumah disaat orang-orang terkasihnya pun masih terlelap.

 

Mungkin saja ada yang mengatakan, apa yang dilakukan
orang-orang ini, bekerja disaat sepi, tanpa penonton, tanpa ada yang menemani,
tanpa bayaran yang cukup, boleh jadi bukan didasari keikhlasan. Hanya karena
memang tugasnya hanya bisa dan harus dilakukan di waktu-waktu tersebut. Betul
memang, tetapi kita hanya perlu belajar dari apa yang mereka kerjakan. Agar seperti
merekalah kita bekerja, tak perlu ingin dipuji, meski sangat ingin dihargai
namun tak kecewa jika tak ada yang memberi penghargaan, hanya ingin memberi
manfaat lebih banyak kepada orang lain, merasa bahagia jika orang lain senang
dengan hasil karya kita meski tak semua tahu siapa yang membuat karya itu.
Hanya terbetik sebuah keyakinan, disaat semua orang tak melihat, tak tahu dan
mungkin tak menghargai pekerjaan kita, Allah pasti melihat, pasti tahu dan
sudah pasti menghargai setiap jerih payah kita. Senyum Allah jauh lebih nikmat
dari tepuk tangan dan penghargaan manusia.

 

Ah, saya jadi ingat satpam di lingkungan rumah, yang
setiap malam terjaga berkeliling perumahan. Semoga tidak pernah lupa saya
berterima kasih kepadanya. (gaw, yang sering keluar malam dan terus belajar
untuk ikhlas)

Bayu Gawtama
LifeSharerSOL - School of Life
085219068581 - 087878771961
twitter: @bayugawtama
@schoolof_life

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: