Jumat, 01 April 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3360

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1.

(no subject)

Posted by: "Noben Nandini" noben_nandini@yahoo.com   noben_nandini

Thu Mar 31, 2011 6:54 am (PDT)

2.

[Catcil] Kita Bagian dari Lautan

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Thu Mar 31, 2011 9:43 pm (PDT)



Kita Bagian dari Lautan

Oleh Nursalam AR

Setelah seminggu terlantar tak sempat dibaca, akhirnya dalam dua hari
saya berhasil menamatkan buku Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom.
Buku (versi terjemahan dalam bahasa Indonesia) setebal 200-an halaman
ini tuntas saya baca saat perjalanan pulang dan pergi kantor dengan
kereta rel listrik (KRL).

Inilah salah satu alasan mengapa saya lebih memilih naik KRL ketimbang
moda angkutan umum lainnya. Meski lebih sering tak kebagian tempat
duduk, setidaknya kondisi KRL lebih memungkinkan untuk membaca buku
atau koran.

Tuesdays with Morrie, yang versi aslinya terbit tahun 1997 dan versi
bahasa Indonesia tahun 2001, tergolong buku lama, yang memang sudah
lama juga saya penasaran untuk membacanya setelah banyak
diperbincangkan kawan-kawan di berbagai komunitas. Ternyata memang
benar. Banyak inspirasi hidup dan mutiara hikmah berharga di dalamnya.
Tampaknya sang penerjemah, Alex Tri Kantjono Widodo, sukses
mengalihbahasakan buku ini hingga terasa tetap mengalir dan alami.
Harga beli buku ini sendiri jauh lebih murah ketimbang lautan filosofi
dalam buku yang merupakan catatan kenangan Mitch Albom atas gurunya,
Morrie Schwartz, yang wafat karena penyakit Lou Gehrig yang
menggerogotinya bertahun-tahun.

Salah satu bagian yang menginspirasi adalah saat Morrie mengisahkan
cerita tentang sebuah gelombang kecil di lautan. Berikut kutipan
langsung halaman 192-193:

"Kemarin ini aku mendengar sebuah kisah yang bagus," kata Morrie. Ia
memejamkan matanya beberapa saat, maka aku menunggu.

"Baik. Kisah ini tentang sebuah gelombang kecil, yang asyik bermain
enjot-enjotan di tengah lautan, naik turun, berayun, seolah-olah tak
akan berakhir. Begitu senangnya ia menikmati angin dan udara segar
yang bertiup sepoi-sepoi – sampai ketika pada suatu ia menyaksikan
gelombang-gelombang lain di depannya, pecah, terhempas berhamburan
begitu saja di tepi pantai.

"Ya Tuhan, mengerikan sekali," kata gelombang itu, yang kini sudah
besar. "Lihat! Akan seperti itukah nasibku nanti?"

Sebuah gelombang lain yang berada di dekatnya melihat kemurungan di
wajah gelombang yang pertama, maka ia bertanya kepadanya,"Mengapa
engkau tampak begitu sedih?"

Gelombang yang pertama menyahut,"Engkau tidak mengerti! Kita semua
akan hancur berantakan! Semua gelombang seperti kita akan lenyap tanpa
bekas! Tidakkah itu mengerikan?"

Gelombang yang kedua berkata,"Sebaliknya, justru engkau yang belum
mengerti. Engkau bukan gelombang, engkau bagian dari lautan…"

Saya terpaku pada bagian ini beberapa menit, merenung. Saya baca lagi
hingga tiga kali. Meresapi maknanya hingga ke lubuk hati. Ada yang
ngilu di bagian itu. Ya, ngilu. Karena, bagi saya sendiri, ada banyak
hal yang ternyata tak tampak seperti yang terlihat. Betapa sesuatu
yang menurut kita kacau balau dan suatu kondisi yang tak beraturan –
sebagaimana yang dilihat si ombak kecil – ternyata adalah bagian alami
dari suatu proses atau bagian yang lebih besar. Bahwa bergulungnya
ombak dan pecahnya adalah bagian dari sistem kehidupan laut yang
menyatu.

Terkadang kita sangat kuatir dengan suatu kondisi, hingga teramat
kuatirnya hingga kita putus asa dan kehilangan harapan bahkan tak lagi
mempercayai bahwa harapan itu ada. Di sisi lain, jika kita mau sedikit
saja menggeser sudut pandang, ada harapan yang tersembunyi atau
kenyataan lain bahwa sebetulnya kekuatiran itu ada hanya karena kita
tak memandangnya secara utuh, atau karena kita terlalu terpaku pada
sisi mengerikan dari segala sesuatu.

Barangkali sama halnya seperti ketika kita memandang jijik pada ulat
yang melata di sekitar kita namun beberapa waktu kemudian kita terpana
melihat kupu-kupu indah yang sebenarnya adalah metamorfosis dari si
ulat yang menjijikkan itu. Ulat dan kupu-kupu adalah satu kesatuan
dari suatu rangkaian proses kehidupan yang diperantarai masa kepompong
yang tak ringan. Sama tak ringannya, setidaknya bagi orang yang
melihat atau si ombak kecil, tergulung atau pecahnya ombak di lautan.

"Everything's gonna be all right," kata Akshay Kumar dalam Jumbo,
sebuah film kartun anak-anak India tentang seekor gajah cilik yang
mencari ayahnya yang hilang dalam perang. Versi
Indonesianya,"everything's gonna be OK," senandung Bondan Prakoso,
sang mantan Pangeran Dangdut yang menjelma jadi rocker muda.

Ya, semuanya akan baik-baik saja, tergantung dari sisi mana kita
meletakkan sudut pandang dan harapan kita. Karena kita adalah bagian
dari lautan kehidupan yang selalu bergejolak mencari sisi keseimbangan
dan keteraturan.

Dukuh Atas, 1 April 2011
- saat gerimis merincis dan mengembun di kaca -

*terima kasih kepada toko buku Halaman Moeka untuk buku inspiratif ini*

--
Blog : www.nursalam.wordpress.com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam

*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
Norman MacEwan*

3a.

Re: Fwd: Say YES to GAMBARU! (refleksi bencana di Jepang)

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Apr 1, 2011 12:08 am (PDT)



Silakan, Uni Asma. Terima kasih.

*moga ga telat2 amat respons ini*

tabik,

Nursalam AR

On 3/20/11, asma_h_1999 <asma_h_1999@yahoo.com> wrote:
> mas Nursalam tks buat share informasinya nih. Asma share lagi ya ke temen2
> lain.
>
> Wass
> as
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...>
> wrote:
>>
>> Silakan, Mbak Liya:). Semoga banyak manfaatnya. Itu cerita juga saya
>> dapat dari milis lain kok.
>>
>> Btw, ini Mbak Sheliya yang di Bandung bukan? Maaf, kalau bukan.
>> Namanya juga nebak,hehe...
>>
>>
>> Salam kenal ya.
>>
>> Tabik,
>>
>> Nursalam AR
>>
>> On 3/16/11, sheliya sheliya <finding_sheliya@...> wrote:
>> > Terima kasih sahabat atas share kisah nya.
>> > Bolehkah saya share di akun jejaring sosial saya.
>> > Agar memberikan inspirasi dan berbagi semangat dengan saudara dan
>> > sahabat2
>> > yang
>> > lain.
>> > Terima kasih.
>> >
>> > Salam hangat,
>> > Liya
>> >
>> >
>> >
>> > ________________________________
>> > Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@...>
>> > Kepada: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>> > Terkirim: Rab, 16 Maret, 2011 16:19:52
>> > Judul: [sekolah-kehidupan] Fwd: Say YES to GAMBARU! (refleksi bencana di
>> > Jepang)
>> >
>> >
>> > Sahabat SK,
>> >
>> > Berikut tulisan dari salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di
>> > Jepang, dan mengalami bencana gempa dan tsunami di sana. *mungkin
>> > kawannya Mbak Fety*:).
>> >
>> > Refleksinya tentang GAMBARU (filosofi Jepang) sangat menyentuh dan
>> > menginspirasi. Semoga bermanfaat.
>> >
>> > Tabik,
>> >
>> > Nursalam AR
>> >
>> > ---------- Forwarded message ----------
>> > From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@...>
>> > Date: Tue, 15 Mar 2011 22:13:01 -0700 (PDT)
>> > Subject: [jurnalisme] Say YES to GAMBARU! (filsafat Jepang)
>> > To: news Trans TV <news-transtv@yahoogroups.com>
>> >
>> > Say YES to GAMBARU!
>> > By Rouli Esther
>> > Pasaribu
>> >
>> > Terus
>> > terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di
>> > Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian
>> > sampai titik darah penghabisan.
>> > Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata
>> > penutup selalu :
>> > motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo,
>> > isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang
>> > bersama-sama) ,
>> > motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih
>> > lagi).
>> >
>> > Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain
>> > GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.
>> >
>> > Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo
>> > males
>> > atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja.
>> > Menurut
>> > kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai
>> > shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha
>> > abis-abisan)
>> >
>> > Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras"
>> > dan "mengencangkan". Jadi
>> > image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah
>> > apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus
>> > mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu"
>> > (maksudnya
>> > jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran
>> > dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan
>> > ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru,
>> > titik.).
>> >
>> > Terus
>> > terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti,
>> > kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya.
>> >
>> > Bahkan
>> > anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya,
>> > kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja
>> > terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki
>> > karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan,
>> > sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah
>> > bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan
>> > alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya
>> > itu sendiri.
>> >
>> > Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw
>> > ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama,
>> > gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!).
>> >
>> > Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah
>> > penghabisan it's a must!
>> >
>> > Gw
>> > bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget
>> > dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan
>> > kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw
>> > tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan
>> > sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga
>> > bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi
>> > di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini
>> > adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.
>> >
>> > Wajaaaaaaar
>> > banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan
>> > karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa
>> > galau, nangis2, ga tau mesti ngapain.
>> >
>> > Bahkan
>> > untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika
>> > stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan
>> > membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban
>> > bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan.
>> >
>> > Bagaimana
>> > tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh
>> > kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak
>> > punya harapan.
>> >
>> > Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?
>> >
>> > Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala
>> > ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari
>> > juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak
>> > negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening
>> > dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga
>> > disiarkan di TV.
>> > Jadi yang ada apaan dong?
>> >
>> > Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
>> >
>> > 1. Peringatan pemerintah agar
>> > setiap warga tetap waspada
>> >
>> > 2.
>> > Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi
>> > bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di
>> > wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
>> >
>> > 3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan
>> > pemadaman listrik terencana
>> >
>> > 4. Tips-tips menghadapi bencana alam
>> >
>> > 5. nomor telepon call centre bencana alam
>> > yang bisa dihubungi 24 jam
>> >
>> > 6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang
>> > terkena bencana
>> >
>> > 7.
>> > Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang
>> > terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar
>> > bernilai banget harganya)
>> >
>> > 8.
>> > Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang
>> > dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari
>> > kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo
>> > diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh
>> > hati
>> >
>> > 9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
>> > *ada
>> > yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi
>> > tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat
>> > pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de
>> > (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
>> >
>> > *Tulisan
>> > di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita
>> > mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana
>> > ini;
>> > Gelap
>> > sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu
>> > bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.
>> >
>> > Sebagai
>> > orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala
>> > gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang
>> > bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang.
>> >
>> > Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas
>> > banget, negeri yang
>> > alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat
>> > baja, karena : falsafah gambaru-nya itu.
>> >
>> > Bisa
>> > dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU.
>> > Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan
>> > dalam hidup.
>> >
>> > Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan.
>> > Hanya,
>> > mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya,
>> > Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada
>> > rumput yang bergoyang... ..
>> >
>> > I
>> > guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di
>> > dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan
>> > bisa maju.
>> >
>> > Kalau
>> >
>> > ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan
>> > persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani
>> > bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup.
>> >
>> > Jika
>> > diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari
>> > dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau
>> > berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.
>> >
>> > Kira-kira
>> > setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw
>> > menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau
>> > S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah
>> > nanggung. Begitulah kata beliau.
>> >
>> > Sempat
>> > terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international
>> > ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh
>> > sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga
>> > akan bisa survive di sini.
>> > Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan
>> > bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.
>> >
>> > Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang
>> > menyatakan ngga ada
>> > gunanya gw nuntut ilmu di jepang.
>> >
>> > Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya.
>> >
>> > Mental
>> > gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental
>> > gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go
>> > international dan sejenisnya itu.
>> >
>> > Benar,
>> > sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja.
>> > Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar
>> > udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk
>> > memahami semua itu adalah di jepang.
>> >
>> > Dan
>> > gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw
>> > mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di
>> > supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan
>> > lagi merasa muak jiwa raga.
>> >
>> > Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati :
>> >
>> > Indonesia
>> > jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro
>> > kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin
>> > wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu.
>> >
>> > (Saya
>> > ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti
>> > dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang
>> > tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian
>> > semuanya, orang-orang Jepang).
>> >
>> > Say YES to GAMBARU!
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
>>
>> --
>> Blog : www.nursalam.wordpress.com
>> Twitter : http://twitter.com/salamrahman
>> LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam
>>
>> *"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
>> Norman MacEwan*
>>
>
>
>

--
Blog : www.nursalam.wordpress.com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam

*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
Norman MacEwan*

3b.

Re: Fwd: Say YES to GAMBARU! (refleksi bencana di Jepang)

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Apr 1, 2011 12:09 am (PDT)



Oh gitu ya. Gpp kok kalo belum berkeliaran di Bandung,hehe..Lha wong
saya juga orang Jakarta juga:). Sekadar memastikan saja. Saya kira
Sheliya, penulis dari Bandung, yang saya kenal.

Tabik,

Nursalam AR

On 3/17/11, sheliya sheliya <finding_sheliya@yahoo.co.id> wrote:
> Terima kasih Mas Nursalam
> Alhamdulillah note tersebut sangat bermanfaat bagi kawan2 saya.
> Btw saya bukan Sheliya dari Bandung
> Area petualangan saya masih di Jakarta-Bogor saja.
> Mungkin suatu saat nanti saya juga akan berkeliaran di Bandung tuk 'ngadem'
> jua.
> hehehe ...
>
> Salam hangat,
> Liya
>
>
> ________________________________
> Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: finding_sheliya@yahoo.co.id
> Terkirim: Kam, 17 Maret, 2011 14:01:12
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Fwd: Say YES to GAMBARU! (refleksi bencana di
> Jepang)
>
> Silakan, Mbak Liya:). Semoga banyak manfaatnya. Itu cerita juga saya
> dapat dari milis lain kok.
>
> Btw, ini Mbak Sheliya yang di Bandung bukan? Maaf, kalau bukan.
> Namanya juga nebak,hehe...
>
>
> Salam kenal ya.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
> On 3/16/11, sheliya sheliya <finding_sheliya@yahoo.co.id> wrote:
>> Terima kasih sahabat atas share kisah nya.
>> Bolehkah saya share di akun jejaring sosial saya.
>> Agar memberikan inspirasi dan berbagi semangat dengan saudara dan sahabat2
>> yang
>> lain.
>> Terima kasih.
>>
>> Salam hangat,
>> Liya
>>
>>
>>
>> ________________________________
>> Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
>> Kepada: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>> Terkirim: Rab, 16 Maret, 2011 16:19:52
>> Judul: [sekolah-kehidupan] Fwd: Say YES to GAMBARU! (refleksi bencana di
>> Jepang)
>>
>>
>> Sahabat SK,
>>
>> Berikut tulisan dari salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di
>> Jepang, dan mengalami bencana gempa dan tsunami di sana. *mungkin
>> kawannya Mbak Fety*:).
>>
>> Refleksinya tentang GAMBARU (filosofi Jepang) sangat menyentuh dan
>> menginspirasi. Semoga bermanfaat.
>>
>> Tabik,
>>
>> Nursalam AR
>>
>> ---------- Forwarded message ----------
>> From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@yahoo.com>
>> Date: Tue, 15 Mar 2011 22:13:01 -0700 (PDT)
>> Subject: [jurnalisme] Say YES to GAMBARU! (filsafat Jepang)
>> To: news Trans TV <news-transtv@yahoogroups.com>
>>
>> Say YES to GAMBARU!
>> By Rouli Esther
>> Pasaribu
>>
>> Terus
>> terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di
>> Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian
>> sampai titik darah penghabisan.
>> Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata
>> penutup selalu :
>> motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo,
>> isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang
>> bersama-sama) ,
>> motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih
>> lagi).
>>
>> Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain
>> GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.
>>
>> Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males
>> atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja.
>> Menurut
>> kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai
>> shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha
>> abis-abisan)
>>
>> Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras"
>> dan "mengencangkan". Jadi
>> image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah
>> apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus
>> mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu"
>> (maksudnya
>> jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran
>> dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan
>> ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru,
>> titik.).
>>
>> Terus
>> terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti,
>> kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya.
>>
>> Bahkan
>> anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya,
>> kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja
>> terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki
>> karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan,
>> sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah
>> bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan
>> alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya
>> itu sendiri.
>>
>> Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw
>> ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama,
>> gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!).
>>
>> Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah
>> penghabisan it's a must!
>>
>> Gw
>> bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget
>> dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan
>> kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw
>> tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan
>> sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga
>> bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi
>> di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini
>> adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.
>>
>> Wajaaaaaaar
>> banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan
>> karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa
>> galau, nangis2, ga tau mesti ngapain.
>>
>> Bahkan
>> untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika
>> stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan
>> membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban
>> bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan.
>>
>> Bagaimana
>> tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh
>> kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak
>> punya harapan.
>>
>> Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?
>>
>> Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala
>> ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari
>> juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak
>> negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening
>> dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga
>> disiarkan di TV.
>> Jadi yang ada apaan dong?
>>
>> Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
>>
>> 1. Peringatan pemerintah agar
>> setiap warga tetap waspada
>>
>> 2.
>> Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi
>> bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di
>> wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
>>
>> 3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan
>> pemadaman listrik terencana
>>
>> 4. Tips-tips menghadapi bencana alam
>>
>> 5. nomor telepon call centre bencana alam
>> yang bisa dihubungi 24 jam
>>
>> 6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang
>> terkena bencana
>>
>> 7.
>> Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang
>> terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar
>> bernilai banget harganya)
>>
>> 8.
>> Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang
>> dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari
>> kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo
>> diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh
>> hati
>>
>> 9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
>> *ada
>> yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi
>> tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat
>> pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de
>> (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
>>
>> *Tulisan
>> di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita
>> mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana
>> ini;
>> Gelap
>> sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu
>> bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.
>>
>> Sebagai
>> orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala
>> gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang
>> bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang.
>>
>> Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas
>> banget, negeri yang
>> alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat
>> baja, karena : falsafah gambaru-nya itu.
>>
>> Bisa
>> dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU.
>> Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan
>> dalam hidup.
>>
>> Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan.
>> Hanya,
>> mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya,
>> Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada
>> rumput yang bergoyang... ..
>>
>> I
>> guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di
>> dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan
>> bisa maju.
>>
>> Kalau
>>
>> ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan
>> persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani
>> bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup.
>>
>> Jika
>> diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari
>> dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau
>> berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.
>>
>> Kira-kira
>> setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw
>> menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau
>> S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah
>> nanggung. Begitulah kata beliau.
>>
>> Sempat
>> terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international
>> ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh
>> sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga
>> akan bisa survive di sini.
>> Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan
>> bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.
>>
>> Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang
>> menyatakan ngga ada
>> gunanya gw nuntut ilmu di jepang.
>>
>> Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya.
>>
>> Mental
>> gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental
>> gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go
>> international dan sejenisnya itu.
>>
>> Benar,
>> sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja.
>> Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar
>> udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk
>> memahami semua itu adalah di jepang.
>>
>> Dan
>> gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw
>> mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di
>> supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan
>> lagi merasa muak jiwa raga.
>>
>> Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati :
>>
>> Indonesia
>> jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro
>> kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin
>> wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu.
>>
>> (Saya
>> ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti
>> dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang
>> tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian
>> semuanya, orang-orang Jepang).
>>
>> Say YES to GAMBARU!
>>
>>
>>
>>
>
>
> --
> Blog : www.nursalam.wordpress.com
> Twitter : http://twitter.com/salamrahman
> LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam
>
> *"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
> Norman MacEwan*
>
>
> ------------------------------------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

--
Blog : www.nursalam.wordpress.com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam

*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
Norman MacEwan*

4a.

Re: (Update Donasi Eye Clinic Goes To School Per 26 Feb 2011) Donasi

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Apr 1, 2011 12:12 am (PDT)



Baru lihat lagi utas ini. Belum ada yang posting lapanta (laporan
pandangan mata) kegiatan ini ya? Baru lihat tempo hari postingan
foto-foto yang di Tugu Proklamasi.

Kalau foto-fotonya diunggah (upload) jadi arsip milis, pasti keren deh
*bujuk rayu mode:ON*

Tabik,

Nursalam AR

On 3/8/11, c_al_iyan <yayan_unj@yahoo.com> wrote:
> Maaf baru respon,
>
> untuk program ini memang diperuntukkan bagi
> siswa Sekolah Dasar. Dengan target 1440 Siswa
>
> Namun bisa saja untuk siswa diatas tingkat SD
> apabila ada lembaga/perusahaan/CSR yang
> menginginkan program ini misal untuk daerah binaan
> sekitar perusahaan tau sekolah binaannya.
>
> Semoga membantu,
> Yayan
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Sugeanti Madyoningrum
> <ugikmadyo@...> wrote:
>>
>> Mohon maaf kami telat merespon.
>> Terima kasih pada Mas Nursalam yang sudah bersedia menjawab emain ini.
>> Saya akan menjawab pertanyaan ini sebagai sesama anggota Departemen Sosial
>> Sekolah Kehidupan.
>>
>> Betul sekalian jawaban dari Mas Nursalam.
>> Kegiatan pembagian kacamata gratis ini masih untuk siswa SD. Semoga ke
>> depan, bisa membantu semua usia.
>>
>> Dep. Sosial Sekolah Kehidupan
>> yayan Suparjo-Wiwik Hafidzoh-Ugik Madyo
>>
>> 2011/3/6 Nursalam AR <nursalam.ar@...>
>>
>> > Kayaknya Mas Agus harus daftar jadi murid di sekolah yang dapat donasi
>> > dulu deh,hehe...Sorry, just kidding:).
>> >
>> > *serius* Fokus program kali ini masih untuk siswa SD.Untuk yang
>> > lain,mungkin menyusul. Barangkali Mas Yayan bisa kasih tanggapan?
>> >
>> > tabik,
>> >
>> > Nursalam AR
>> >
>> > On 3/4/11, agus_salims <agus_salims@...> wrote:
>> > >
>> > > ini kalau donasi ya? nah kalau cara ngedaftar jadi 'pasien' gimana?
>> > > daku
>> > > ga punya kaca mata euy. please dong, tengkyu...
>> > >
>> > >
>> > > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "c_al_iyan" <yayan_unj@>
>> > > wrote:
>> > >>
>> > >>
>> > >> Pemeriksaan mata gratis dan pemberian kaca mata minus gratis bagi
>> > > siswa Sekolah
>> > >> dasar
>> > >>
>> > >> Berikut update donatur program yang sudah masuk:
>> > >>
>> > >> 20 Feb 2011 Dyah Puji Rp. 12.500,-/rutin perbulan Via Mandiri
>> > >> 23 Feb 2011 EVI ANDRIANI Rp. 100.000,- Via Mandiri
>> > >> 23 Feb 2011 ParcelBuku Rp. 100.000,-/rutin perbulan Via Mandiri
>> > >> 25 Feb 2011 Mas Nursalam Rp. 100.000 Via BCA
>> > >> 26 Feb 2011 Hamba Allah Rp. 100.000 Via BCA
>> > >>
>> > >>
>> > >> Donasi selanjutnya masih dinantikan.
>> > >> Bagi yang sudah transfer donasi harap konfirmasi
>> > >> melalui SMS agar dapat segera di update di milist
>> > >> Semoga Amal Ibadahnya diterima dan harta yang
>> > >> tertinggal bertambah berkah. AMin
>> > >>
>> > >> Assalamu'alaykum Wr WB, Salam Eska untuk semuanya
>> > >>
>> > >> Apa kabar teman-teman ESKA semua, semoga selalu dalam keadaan sehat
>> > > wal afiat
>> > >> tanpa kekurangan satu apapun.
>> > >>
>> > >> Di awal tahun 2011 ini, kami dari Departemen Sosial ESKA akan
>> > > mengadakan sebuah
>> > >> program kolaborasi dengan Yayasan Rumah Peradaban
>> > > www.rumahperadaban.org (YRP).
>> > >>
>> > >> Latar Belakang Program:
>> > >>
>> > >> Saat ini, di Indonesia ada sekitar 6,6 juta anak-anak sekolah yang
>> > > menderita
>> > >> kelainan refraksi (kelainan mata, seperti minus dan cylindric) dan
>> > > dari jumlah
>> > >> itu hanya sedikit saja yang bisa menggunakan kaca mata. Lagi-lagi
>> > > karena
>> > >> ketidakmampuan dari orang tuanya untuk membelikan kaca mata yang
>> > > relatif mahal.
>> > >>
>> > >> Jika hal ini didiamkan, maka akan berimbas pada menurunnya kualitas
>> > > SDM generasi
>> > >> muda Indonesia. Menurunnya kualitas SDM generasi muda akan
>> > >> berpengaruh
>> > > pada daya
>> > >> saing bangsa ini, terutama di era globalisasi saat ini. Bisa
>> > > dipastikan
>> > >> Indonesia akan terus tertinggal oleh bangsa lain.
>> > >>
>> > >> Dari latar belakang diatas Dept. Sosial Sekolah Kehidupan dan
>> > > Bekerjasama dengan
>> > >> Yayasan Rumah Peradaban Menggelar Program, berikut:
>> > >>
>> > >> Programnya terdiri dari:
>> > >>
>> > >> 1. Pemeriksaan Mata Gratis dan Pemberian Kaca Minus Gratis bagi Anak
>> > > Sekoah
>> > >> Dasar atau sederajat. Acara ini akan roadshow setahun penuh dari
>> > > februari 2011
>> > >> hingga februari 2012. Launching Program akan dilaksanakan pada:
>> > >>
>> > >> Hari, Tanggal: Sabtu, 12 Maret 2011
>> > >> Launching Utama (Acara Puncak): 26 Maret 2011
>> > >> Tempat: SDI Tsaqofah & SDI Kharisma,
>> > >> Alamat : Jl. Masjid Matraman no 1 Jakarta Pusat
>> > >> Peserta: Pemeriksaan Mata : 200 siswa + Guru (untuk setiap sekolah)
>> > >>
>> > >> Bagaimana Caranya Eska'ers dapat support program ini?
>> > >>
>> > >> Sobat ESKA dapat membantu donasi uang sebesar Rp. 20.000,-/Pasien
>> > >> dana yang terkumpul berapapn besarnya akan di manfaatkan untuk
>> > >> pemeriksaan mata bagi satu anak SD dan pembelian 15 Pcs kaca mata
>> > > minus gratis
>> > >> yang akan dibagikan bagi anak-anak yang terdiagnosa menderita mata
>> > > minus.
>> > >>
>> > >> Sobat ESKA dapat berdonasi berapapun, misal ingin donasi untuk 5 anak
>> > > SD
>> > >> berarti=
>> > >>
>> > >> 5 x Rp. 20.000,-/siswa = Rp 100.000 yang di sumbangkan.
>> > >>
>> > >> Kemana donasinya? Silahkan donasikan ke no rek KETUA PANITIA program
>> > > ini Yayan
>> > >> Supardjo, Mohon konfirmasi setelah melakukan dnasi untuk mempermudah
>> > > pelacakan
>> > >> dan update donatur di milist.
>> > >>
>> > >>
>> > >> BCA KCU Buaran Raya Jakarta
>> > >> Account Number:
>> > >> 6330-494- 610
>> > >> an.Yayan Supardjo
>> > >>
>> > >> Bank Muamalat KCU Fatmawati Jakarta
>> > >> Account Number:
>> > >> 915-607-1699
>> > >> an.Yayan Supardjo
>> > >>
>> > >> Bank Mandiri KCU Pondok Kelapa Jakarta
>> > >> Account Number:
>> > >> 00600-06349330
>> > >> an.Yayan Supardjo
>> > >>
>> > >> BNI KCU Rawamangun Jakarta
>> > >> Account Number:
>> > >> 0171-638924
>> > >> an.Yayan Supardjo
>> > >>
>> > >>
>> > >> Program Selanjutnya adalah:
>> > >>
>> > >> 2. Donasi Buku khusus buku-buku anak-anak Sekolah Dasar
>> > >>
>> > >> Donasi buku dapat dikumpulkan ke Mbak Novi, bisa dijemput (kalau
>> > > banyak)atau
>> > >> kirim via pos/kurir. Donasi buku akan di distribusikan ke
>> > > sekolah-sekolah tempat
>> > >> acara pemeriksaan mata gratis.
>> > >>
>> > >> Donasi baik buku atau dana dibuka sepanjang tahun, mengingat target
>> > > pasien yang
>> > >> diperiksa matanya adalah berjumlah 1440 Siswa dan 350 Kaca Mata Minus
>> > > Gratis.
>> > >>
>> > >> Akhir kata kami dari Departemen Sosial ESKA mengucapkan banyak
>> > >> terimakasih.Support dan doa bagi program ini sangat dinantikan. Bagi
>> > > Sahabat
>> > >> Eska yang inginproposal cetak atau share kemilist2 sebelah
>> > > dipersilahkan. untuk
>> > >> tanya jawab,daftar menjadi relawan atau panitia, konfirmasi donasi
>> > > atau info
>> > >> mengenaiprogram ini dapat menghubungi:
>> > >>
>> > >>
>> > >> Yayan Supardjo 08159518816
>> > >> Ugik Madyo 08563434248
>> > >> Novi Khansa 08121894517
>> > >>
>> > >> Terimakasih,
>> > >> Dept Sos ESKA
>> > >>
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> >
>> >
>> > --
>> > Blog : www.nursalam.wordpress.com
>> > Twitter : http://twitter.com/salamrahman
>> > LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam
>> >
>> > *"We make a living by what we get, but we make a life by what we give."
>> > —
>> > Norman MacEwan*
>> >
>> >
>> > ------------------------------------
>> >
>> > Yahoo! Groups Links
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
>>
>> --
>> Ugik Madyo
>> http://ugik.multiply.com
>> http://ugiksaja.blogspot.com
>>
>
>
>

--
Blog : www.nursalam.wordpress.com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam

*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
Norman MacEwan*

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Small Business Group

Own a business?

Connect with others.

Yahoo! Groups

Cat Group

Join a group for

people who love cats

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.

Tidak ada komentar: