Rabu, 23 Februari 2011

[daarut-tauhiid] Suami Dengan Tipikal Nabi

Suami Dengan Tipikal Nabi

Dalam ta'lim bulanan di mesjid pada suatu hari, Pak Ustadz membahas masalah
kewajiban dan hak seorang istri dalam rumah tangga. Beliau menyinggung
ketika bagaimana suatu saat Nabi yang mulia pulang ke rumah (Siti Khodijah)
kemalaman, dan Beliau tidak mengetuk pintu istri tercintanya, dengan alasan
takut mengganggu.

Seketika saya langsung teringat, ketika suatu saat pasca melahirkan, saya
baru tertidur hampir jam 11 malam. sementara suami belum pulang juga saat
itu, sekitar jam 12 lewat bayi saya aha ehe minta mimi, saya lihat hp dengan
tujuan hendak melihat jam, ternyata ada beberapa sms masuk yang isinya
panjang lebar, ketika saya baca, diantaranya ;"....berarti nanti lagi, kita
harus duplikat kunci, supaya kalau aa pulang malem, neng Geul ga usah bukain
pintu,....sekarang sih ga apa aa tidur di luar, tapi barusan ada ronda
lewat, takutnya kita disangka berantem......""

Membaca sms panjang, secara repleks, saya buka gordin untuk mengintip...dan
masya Allah, suamiku tengah meringkuk di pinggir motor, dengan beralas jas
hujan kalau tidak salah.

Saya bersyukur kepada Allah SWT dengan syukur yang tiada terhingga, ketika
suatu saat mendengar seorang teman yang menceritakan suaminya tidak mau
makan jika ia (teman saya) tidak memanaskan lauk pauknya terlebih dahulu,
padahal suami teman saya itu pulang ke rumah lebih dahulu dari pada teman
saya yang bekerja tersebut.

Saya bersyukur yang tiada terhingga, karena suami tercinta selalu membantu
urusan rumah tangga setiap harinya. Dalam aktifitas di pagi hari, sementara
saya sibuk menyiapkan sarapan dan makan siang untuk anak anak sambil
menggendong bayi, suami saya turut serta terjun di dapur, bukan hanya
sekedar berteriak; Bun, teh manis!!

Syukur yang tiada henti kepada Allah SWT yang telah memberikan suami yang
akhlaq nya mendekati akhlaq nabi. Syukur tiada henti yang memberikan suami,
yang didikannya hanya melalui sindiran halus saja, tidak melalui
bentakan.Didikannya, hanya melalui kelemah lembutan, bukan kata kata kasar.

Pernah saya mendengar seorang umahat menceritakan suaminya yang berkomentar
tentang dirinya, yang "bagaimana penampilanku jika aku menggendong bayi
dengan kain gendongan ya?"subhanallah, ternyata suami dendy seperti itu,
ditengah kesibukan istrinya pun masih sempat berfikir seperti itu?

Saya selalu berfikir, berfikir, bahwa di dunia ini, hanya ada dua tipikal
suami, sebagaimana halnya ada dua tipikal istri. Hanya pendapat lho. Ini
bukan hasil riset yang kebenarannya absolut.

Tipikal suami yang pertama adalah, tipikal nabi, yang banyak toleransinya,
sehingga tidak banyak menuntut terhadap istrinya, yang menyanbung tali
sendalnya sendiri, yang menambal bajunya sendiri, yang membantu istrinya di
dapur, memotong motong daging untuk istrinya.

Tipikal suami yang kedua adalah tipikal Ali bin Abi Tholib, seorang yang
berani, tegas, andalan nabi dalam pertempuran, faqih dalam diennya karena
dididik nabi dari kecil.

Tipikal suami yang pertama ini selalu berjodoh dengan tipikal istri Siti
Aisyah, yang ceria, berani, luas ilmunya, memberi pengajaran kepada para
shahabiyah, akan tetapi pencemburu.

Suami bertipikal Sayyidina Ali, sangat sepadan dengan istri yang mempunyai
tipikal Siti Fatimah, yang lemah lembut, lagi agung, sangat sabar, karena
selalu ditinggal Sayidina Ali berjihad, yang dengan sabar mengerjakan urusan
rumah tangganya sendirian tanpa khodimat, yang suatu saat meminta kepada
ayahandanya untuk diberikan khodimat, namun bukan khodimat yang didapat,
tetapi nasihat berharga, yaitu nasihat untuk mengamalkan wirid yang
dibacakan sebelum tidur.

Maha adil Allah yang memasang masangkan hambanya dengan benar, tiada salah,
walaupun menikah dengan tiada proses pengenalan, penjajagan seperti keumuman
orang banyak.

Maka, kepada teman temanku yang sedang menjalani proses penjajagan, atau
ta'aruf, janganlah engkau mengulur ulur waktu menikah, jika engkau sudah ada
calonnya, tsiqoh billah, karena Allah tidak akan salah dalam perencanaanya.
Allah SWT lebih mengetahui kita, dari pada diri kita sendiri. Allah SWT
lebih mengetahui yang terbaik untuk kita, dari pada diri kita sendiri.

Dia memberikan dan memasangkan kita dengan orang yang sekufu dengan kita.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nuur ayat 26;

*"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula)....."*
Maha Suci Allah, yang kepada Nyalah hamba memohon ampun atas ketidak
sempurnaan dalam pengabdian kepada suami, semoga Ia senantiasa mendidik
hamba setiap saat.


http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/suami-dengan-tipikal-nabi.htm


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: