Jumat, 05 Oktober 2012

[daarut-tauhiid] Kesalahan Umum Saat Haji dan Umrah

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Kesalahan Umum Saat Haji dan Umrah
Saya pernah pergi Haji dan Umrah. Selama Haji dan Umrah, saya temukan kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para jema'ah haji atau umrah. Saya khawatir ibadah Haji dan Umrah mereka ditolak oleh Allah karena dosa yang mereka lakukan. Kesalahan umum saat Haji dan Umrah adalah sebagai berikut.

Lewat Di Depan Orang Shalat
Ada orang yang dengan enteng lewat di depan orang yang sedang shalat. Padahal dosanya amat besar:

Rasulllah SAW bersabda, "Seandainya orang yang lewat di depan orang shalat mengetahui tentang dosanya, maka pastilah menunggu selama 40 lebih baik baginya daripada lewat di depannya. (HR Bukhari dan Muslim) Salah seorang perawi hadits, Abu An-Nadhr, berkata, "Aku tidak tahu apakah maksudnya 40 hari, 40 bulan atau 40 tahun.

"Janganlah kamu shalat kecuali menghadap sutrah dan jangan biarkan seorang pun lewat di hadapanmu. Jika ada yang ngotot ingin lewat, perangilah ia. Karena sesungguhnya ada setan bersamanya. " (HR. Ibnu Khuzaimah no. 800)

Lebih baik kita lewat di belakangnya atau 1-2 saf di depannya. Jika tak bisa, lebih baik diam menunggu hingga dia selesai shalat.

Tergesa-gesa (Terburu-buru) dan Mengganggu Jema'ah Lain

Banyak orang yang terburu-buru dan mengganggu jema'ah lain. Tak jarang akibat sikap seperti itu, banyak musibah dengan korban jiwa terjadi. Bukan sekedar berebut mencium Hajarul Aswad, namun juga saat lewat terowongan Mina dan melontar jumrah.

Tahun 1990, 1426 jema'ah haji tewas di Terowongan Mina akibat terinjak-injak. Tahun 2006, 345 jema'ah tewas saat berdesakan melontar jumrah. Jadi tenang dan bersabarlah agar mendapat pahala.

Jangan terburu-buru karena itu adalah perbuatan setan:

"Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan," begitu kata Nabi (HR Tirmidzi)

Pamer atau Bermewah-mewahan
Kadang ada juga yang pamer atau bermewah-mewahan. Mulai dari tinggal di hotel termahal, hingga memasang gelar Haji atau Hajjah untuk dibanggakan.

Suka kemewahan sebetulnya adalah satu penyakit yang harus kita hilangkan. Di Al Qur'an banyak disebut bagaimana orang yang suka bermewah-mewah itu menghuni neraka. Adakah kita ingin seperti itu?

"…orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa." [Hud 116]

"Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong." [Al Mu'minuun 64]

"Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah." [Al Waqi'ah 45]

Nabi Muhammad meski beliau mampu hidup mewah karena 2 negara Super Power dunia saat itu (Romawi dan Persia) hampir jatuh di tangannya, namun tetap hidup sederhana. Tak ada perabotan berarti di rumahnya. Rumahnya pun tidak begitu besar. Kira-kira seluas tempat yang sekarang jadi makam Nabi di dalam Masjid Nabawi. Sempat Abu Bakar melihat bekas pelepah kurma di punggung Nabi. Beliau juga sering mengganjal perutnya dengan batu karena lapar. Itulah kesederhanaan belau.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: