Jumat, 26 Oktober 2012

[daarut-tauhiid] Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin

 

Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin

Tanggal 23 Oktober 1946, Bung Karno menuliskan sebuah petuah yang begitu mendalam yakni berbunyi:

Orang tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.

Bersemayam disini tentu maknanya bukan berada atau bertempat sehingga Tuhan berada atau bertempat di gubuknya si miskin

Bersemayam mempunyai dua makna yakni makna dzahir dan makna majaz

Makna dzahir/harfiah/tertulis/tersurat dari bersemayam menurut kamus bahasa Indonesia adalah

1. duduk; Pangeran bersemayam di kursi kerajaan
2. tinggal; berkediaman, bertempat; Presiden bersemayam di Istana Negara

Sedangkan makna tersirat atau makna majaz (makna kiasan) dari bersemayam adalah terkait dengan hati, terpendam dalam hati, tersimpan (kata kiasan); Sudah lama dendam itu bersemayam di hatinya atau cinta bersemayam di hatinya.

Allah ta'ala berfirman dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu 'Umar r.a.: "Sesungguhnya langit dan bumi tidak akan mampu menampung Aku. Hanya hati orang beriman yang sanggup menerimanya."

Apa yang disampaikan oleh bung Karno serupa dengan contoh riwayat yang termuat pada Syarah Shahih Muslim, Jilid. 17, No.171 ketika menjelaskan tentang orang-orang seperti Dzul Khuwaisarah at Tamimi an Najdi atau khawarij

****** awal kutipan ******
"Dengan sedikit keraguan, Khalid bin Walīd bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, orang ini memiliki semua bekas dari ibadah-ibadah sunnahnya: matanya merah karena banyak menangis, wajahnya memiliki dua garis di atas pipinya bekas airmata yang selalu mengalir, kakinya bengkak karena lama berdiri sepanjang malam (tahajjud) dan janggut mereka pun lebat"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab : camkan makna ayat ini : qul in'kuntum tuhib'būnallāh fattabi'unī – Katakanlah: "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Khalid bin Walid bertanya, "Bagaimana caranya ya Rasulullah ? "

Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab, "Jadilah orang yang ramah seperti aku, bersikaplah penuh kasih, cintai orang-orang miskin dan papa, bersikaplah lemah-lembut, penuh perhatian dan cintai saudara-saudaramu dan jadilah pelindung bagi mereka."
***** akhir kutipan *****

Firman Allah ta'ala yang artinya

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Ali Imran [3]:31)

"Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran [3]:32)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan bahwa ibadah kepada Allah ta'ala yang dilaksanakan oleh orang-orang seperti Dzul Khuwaisarah at Tamimi an Najdi atau khawarij tidaklah cukup jika tidak menimbulkan ke-sholeh-an seperti bersikap ramah, penuh kasih, mencintai orang-orang miskin dan papa, lemah lembut penuh perhatian dan mencintai saudara muslim dan menjadi pelindung bagi mereka.

Pahamlah kita dengan apa yang dikatakan oleh Bung Karno di atas bahwa "Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuk si miskin"

Sedangkan ciri-ciri dari orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an Najdi adalah

1. Suka mencela dan mengkafirkan kaum muslim
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslim
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun lemah lembut kepada kaum Yahudi. Mereka kelak bergabung dengan Dajjal bersama Yahudi yang telah memfitnah atau menyesatkan kaum Nasrani.

Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: `Apa yang membuatmu menangis?' Aku menjawab: `Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun menangis.' Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam berkata: `Jika dia keluar sedang aku masih berada di antara kalian niscaya aku akan mencukupi kalian. Jika dia keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu tiap celah ada dua malaikat yang berjaga. maka keluarlah orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal."

Dajjal tidak dapat melampaui Madinah namun orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an Najdi akan keluar dari Madinah menemui Dajjal

Orang-orang seperti Dzul Khuwaisarah at Tamimi an Najdi atau khawarij keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim dan membiarkan para penyembah berhala

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. (HR Muslim 1762)

Mereka keras kepada kaum muslim karena mereka memperturutkan hawa nafsu sehingga dapat berakibat tersesat dari jalan Allah

Firman Allah ta'ala yang artinya

"…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.." (QS Shaad [38]:26)

"Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS An'Aam [6]:56)

Syaikh Abdul Qodir Al Jailani mengabarkan sebuah hadits Qudsi, Allah ta'ala berfirman "Wahai anak Adam, kebaikanKu turun kepadamu, tetapi (bagaimana) keburukanmu yang naik kepadaKu"

Mereka menaikan keburukan "kehadapan" Allah Azza wa Jalla maka kita jangan melakukan hal yang sama.

Sedangkan yang dimaksud dengan "membiarkan para penyembah berhala" adalah "membiarkan" kaum Yahudi.

Kaum Yahudi yang sekarang dikenal sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason, iluminati, lucifier yakni kaum yang meneruskan keyakinan pagan (paganisme) atau penyembah berhala

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir)." (QS Al Baqarah [2]:101-102)

Sebaliknya kaum yang dicintai-Nya dan mereka mencintai Allah adalah kaum muslim yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

Firman Allah ta'ala yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS Al Ma'iadah [5]:54)

Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai." (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685)

Habluminallah, berhubungan dengan Allah ta'ala, ingatlah selalu bahwa kita hanyalah ciptaanNya. selain Allah ta'ala adalah tiada. Selain Allah ta'ala adalah tiada apa apanya. Selain Allah ta'ala adalah bergantung padaNya.

Sedangkan habluminannas, berhubungan dengan manusia ingatlah selalu Allah ta'ala

Kita sebaiknya tidak memandang rendah manusia yang datang kehadapan kita karena dia datang kehadapan kita dalam pengaturan Allah Azza wa Jalla

Setiap manusia yang telah bersyahadat sebaiknya tidak memandang rendah manusia lainnya yang telah bersyahadat walaupun manusia tersebut tidak mempunyai kitab hadits di rumahnya

Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim An Najdi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dikatakan sebagai "mereka yang membaca Al Qur'an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan" (HR Muslim 1762)

"Tidak melewati kerongkongan" mempunyai makna majaz yakni "tidak sampai ke hati" artinya mereka membaca Al Qur'an namun tidak menjadikan mereka berakhlakul karimah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak." (HR Ahmad)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh"

Semakin banyak mengenal Allah (ma'rifatullah) melalui ayat-ayat-Nya qauliyah dan kauniyah, maka semakin dekat hubungan dengan-Nya. Ilmu harus dikawal hidayah. Tanpa hidayah, seseorang yang berilmu menjadi sombong dan semakin jauh dari Allah ta'ala. Sebaliknya seorang ahli ilmu (ulama) yang mendapat hidayah (karunia hikmah) maka hubungannya dengan Allah ta'ala semakin dekat sehingga meraih maqom disisiNya.

Sebagaimana diperibahasakan oleh orang tua kita dahulu bagaikan padi semakin berisi semakin merunduk, semakin berilmu dan beramal maka semakin tawadhu, rendah hati dan tidak sombong.

Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam "Musllim yang bagaimana yang paling baik ?"
"Ketika orang lain tidak (terancam) disakiti oleh tangan dan lisannya" Jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu aliahi wasallam bersabda "Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya". (HR. Ahmad)

Berikut adalah beberapa pesan dari Sayyidina Umar ra,

"Orang yang tidak memiliki tiga perkara berikut, berarti imannya belum bermanfaat. Tiga perkara tersebut adalah santun ketika mengingatkan orang lain; wara yang menjauhkannya dari hal-hal yang haram / terlarang; dan akhlak mulia dalam bermasyarkat (bergaul)".

"Yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah bangga terhadap pendapatnya sendiri. Ketahuilah orang yang mengakui sebagai orang cerdas sebenarnya adalah orang yang sangat bodoh. Orang yang mengatakan bahwa dirinya pasti masuk surga, dia akan masuk neraka"

"Jangan pernah tertipu oleh teriakan seseorang (dakwah bersuara / bernada keras). Tapi akuilah orang yang menyampaikan amanah dan tidak menyakiti orang lain dengan tangan dan lidahnya"

"Jangan sampai kalian tertipu oleh puasa dan sholat seseorang. Tetapi perhatikan kejujuran, amanah dan waranya"

"Nilai seseorang dilihat dari agamanya. Dasarnya adalah akal dan wibawanya terletak pada akhlak"

Kesimpulannya ketaatan kepada Allah ta'ala tidak sempurna jika tidak menimbulkan kesholehan sosial

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia tidak bertambah dari Allah kecuali semakin jauh dariNya" (diriwayatkan oleh ath Thabarani dalam al-Kabir nomor 11025, 11/46)

Firman Allah ta'ala yang artinya "Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (QS al Ankabut [29]:45).

Muslim yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau mereka yang selalu memandang Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar sehingga terbentuklah muslim yang berakhlakul karimah

Muslim yang bermakrifat atau muslim yang menyaksikan Allah ta'ala dengan hati (ain bashiroh) adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.

Imam Qusyairi mengatakan "Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)"

Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: "Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda "Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada". (HR. Ath Thobari)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَآهُ بِقَلْبِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari `Atha' dari Ibnu Abbas dia berkata, "Beliau telah melihat dengan mata hatinya." (HR Muslim 257)

Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi'lib Al-Yamani, "Apakah Anda pernah melihat Tuhan?"
Beliau menjawab, "Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?"
"Bagaimana Anda melihat-Nya?" tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab "Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati"

Sebuah riwayat dari Ja'far bin Muhammad beliau ditanya: "Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?" Beliau menjawab: "Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah". "Bagaimana anda melihat-Nya?" dia menjawab: "Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman."

Jika belum dapat melihat Allah dengan hati (ain bashiroh) atau bermakrifat maka yakinlah bahwa Allah Azza wa Jalla melihat kita.

Lalu dia bertanya lagi, `Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ` Beliau menjawab, `Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR Muslim 11)

Firman Allah ta'ala yang artinya "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama" (QS Al Faathir [35]:28)

Muslim yang dekat dengan Allah ta'ala adalah muslim yang sholeh sehingga berkumpul dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para Nabi, para Shiddiqin dan Syuhada

Firman Allah ta'ala yang artinya,

"…Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki…" (QS An-Nuur:21)

"Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik." (QS Shaad [38]:46-47)

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu" (QS Al Hujuraat [49]:13)

"Tunjukilah kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka" (QS Al Fatihah [1]:6-7)

"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya ." (QS An Nisaa [4]: 69)

Muslim yang terbaik bukan nabi yang mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah sehingga meraih maqom disisiNya dan menjadi kekasih Allah (wali Allah) adalah shiddiqin, muslim yang membenarkan dan menyaksikan Allah dengan hatinya (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat. Bermacam-macam tingkatan shiddiqin sebagaimana yang diuraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/14/2011/09/28/maqom-wali-allah

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "sesungguhnya ada di antara hamba Allah (manusia) yang mereka itu bukanlah para Nabi dan bukan pula para Syuhada'. Mereka dirindukan oleh para Nabi dan Syuhada' pada hari kiamat karena kedudukan (pangkat) mereka di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala" Seorang dari sahabatnya berkata, "siapa gerangan mereka itu wahai Rasulullah? Semoga kita dapat mencintai mereka". Nabi shallallahu `alaihi wasallam menjawab dengan sabdanya: "Mereka adalah suatu kaum yang saling berkasih sayang dengan anugerah Allah bukan karena ada hubungan kekeluargaan dan bukan karena harta benda, wajah-wajah mereka memancarkan cahaya dan mereka berdiri di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Tiada mereka merasa takut seperti manusia merasakannya dan tiada mereka berduka cita apabila para manusia berduka cita". (HR. an Nasai dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Hadits senada, dari `Umar bin Khathab ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya diantara hamba-hambaku itu ada manusia manusia yang bukan termasuk golongan para Nabi, bukan pula syuhada tetapi pada hari kiamat Allah `Azza wa Jalla menempatkan maqam mereka itu adalah maqam para Nabi dan syuhada." Seorang laki-laki bertanya : "siapa mereka itu dan apa amalan mereka?"mudah-mudahan kami menyukainya". Nabi bersabda: "yaitu Kaum yang saling menyayangi karena Allah `Azza wa Jalla walaupun mereka tidak bertalian darah, dan mereka itu saling menyayangi bukan karena hartanya, dan demi Allah sungguh wajah mereka itu bercahaya, dan sungguh tempat mereka itu dari cahaya, dan mereka itu tidak takut seperti yang ditakuti manusia, dan tidak susah seperti yang disusahkan manusia," kemudian beliau membaca ayat : " Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS Yunus [10]:62)

Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: