1. Mendapatkan
syafa'at Nabi
Shahabat Abu
Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah : "Wahai Rasulullah, siapakah orang
yang paling bahagia dengan mendapatkan syafa'at engkau pada hari kiamat nanti?"
Beliau menjawab: "Orang yang
mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas dari lubuk hatinya." (HR. Al Bukhari)
Makna ikhlas di
sini adalah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan sekaligus menjalankan konsekuensi-konsekuensi
dari kalimat tersebut, yakni dia harus benar-benar mempersembahkan amal
ibadahnya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Allah berfirman
: "Dan beribadahlah hanya kepada Allah
dan jangan engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (An Nisa': 36)
2. Dibukakan
baginya pintu-pintu langit
Hal ini
berdasarkan sabda Nabi : "Tidaklah
seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas, kecuali pasti akan
dibukakan baginya pintu-pintu langit, sampai dia dibawa ke 'Arsy (tempat
beristiwa'nya Allah), selama dia menjauhi perbuatan dosa-dosa besar." (HR. At Tirmidzi)
3. Diharamkan
baginya An Nar (Neraka)
Sesungguhnya An
Nar itu haram dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas kepada Allah sebagaimana
sabda Nabi :
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan adanya kaum yang lemah di
antara mereka, dengan doa mereka, dengan shalat mereka, dan dengan keikhlasan
yang ada pada mereka." (HR. An Nasa'i)
4. Dilapangkan
dari masalah yang sedang menghimpitnya
Terkadang
seorang muslim dihadapkan pada suatu masalah yang sangat pelik yang terkadang
menjadikan dia berputus asa dalam mengatasinya. Tetapi, tahukah anda bahwa
amalan-amalan yang dilakukan dengan ikhlas dapat dijadikan sebagai wasilah
(perantara) dalam berdo'a kepada Allah untuk dihilangkannya berbagai masalah
yang sedang menghimpitnya?
Hal ini pernah
menimpa tiga orang pada zaman dahulu ketika mereka terperangkap di dalam sebuah
goa. Kemudian Allah selamatkan mereka karena do'a yang mereka panjatkan
disertai dengan penyebutan amalan-amalan shalih yang mereka lakukan ikhlas
karena Allah . Kisah selengkapnya bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin
hadits no. 12.
5. Husnul
Khatimah
Rasulullah
pernah menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seseorang yang telah membunuh
99 bahkan 100 orang. Kemudian orang tersebut hendak bertaubat kepada Allah ,
tetapi akhirnya orang tersebut meninggal sebelum beramal kebajikan sedikitpun.
Namun Allah
terima taubatnya karena keikhlasan dia untuk benar-benar bertaubat kepada Allah
, dan dia pun tergolong orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Kisah selengkapnya juga bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin hadits no.
20.
6. Benteng dari
godaan setan
Setan dan bala
tentaranya akan senantiasa menggoda umat manusia seluruhnya sampai hari kiamat.
Namun hanya orang-orang yang ikhlaslah yang akan selamat dari godaan mereka
ini. Hal ini diakui sendiri oleh pimpinan para setan yaitu iblis, sebagaimana
Allah sebutkan pengakuannya itu dalam Al Qur'an :
"Iblis berkata: "Wahai Tuhanku, oleh sebab Engkau telah menyesatkanku,
pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu
Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara
mereka."
(Al Hijr: 39-40)
7. Selamat dari
jurang kemaksiatan kepada Allah
Tercatat dalam
sejarah, bagaimana dahsyatnya godaan yang dialami Nabi Yusuf . Allah kisahkan
peristiwa ini di dalam Al Qur'an:
"Demikianlah, agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian." (Yusuf: 24)
Apa sebabnya?
"Sesungguhnya dia (Yusuf) itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas." (Yusuf: 24)
8. Senantiasa di
atas kebaikan
Diriwayatkan
oleh Ja'far bin Hayyan dari Al Hasan, bahwa beliau berkata: "Senantiasa seorang
hamba itu berada dalam kebaikan, jika berkata, (ikhlas) karena Allah , dan jika
beramal, (ikhlas) karena Allah ."
Keutamaan Ikhlas
Dalam Menjalankan Rukun Islam
Agama Islam itu
memiliki lima rukun berdasarkan sabda Nabi:
"Islam itu dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan
melakukan ibadah haji ke Baitullah Al Haram." (HR. Al Bukhari, Muslim).
Barangsiapa yang
melaksanakannya dengan keikhlasan kepada Allah , maka dia telah membangun
bangunan Islam ini dengan pilar-pilar yang sangat kuat sehingga dia tetap
istiqamah di atas agama Islam sampai dia dipanggil ke haribaan-Nya. Di samping
itu ada beberapa keutamaan khusus yang terdapat pada masing-masing amalan rukun
Islam tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi berikut:
1. Ikhlas dalam
syahadat. Rasulullah
bersabda:
"Tidaklah ada satu jiwa pun yang meninggal dalam keadaan bersyahadat
Laa Ilaaha Illallah dan aku adalah Rasulullah yang itu semua kembali kepada
hati seorang mukmin (ikhlas dari lubuk hatinya), kecuali Allah akan beri
ampunan kepadanya." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, lihat Ash Shahihah, no.
2278)
2. Ikhlas dalam
Shalat. Keutamaannya sebagaimana yang
disabdakan Nabi berikut:
"Tidaklah ada seorang muslim yang berwudhu dan membaguskan wudhunya,
kemudian menegakkan shalat dua rakaat dengan menghadirkan hati dan wajahnya
(ikhlas), kecuali wajib bagi dia untuk masuk Al Jannah." (HR. Muslim)
3. Ikhlas dalam
Menunaikan Zakat.
Pernah salah
seorang shahabat Rasulullah datang kepada beliau dan menanyakan tentang Islam.
Beliau pun menjawabnya dengan menyebutkan beberapa perkara, di antaranya adalah
kewajiban membayar zakat. Kemudian shahabat tadi pergi dan mengatakan:
"Demi Allah, aku tidak akan menambah (dari yang disebutkan Nabi ) dan
tidak akan menguranginya." (HR. Al Bukhari, Muslim)
Nabi pun
bersabda: "Sungguh dia beruntung jika
benar-benar jujur dalam ucapannya."
Di antara
konsekuensi kejujuran seseorang adalah hendaknya dia benar-benar ikhlas karena
Allah dalam amalannya tersebut.
4. Ikhlas dalam
Menjalankan Puasa Ramadhan.
Nabi bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi
keimanan dan semata-mata ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni
dosanya yang telah lalu." (HR. Al Bukhari, Muslim)
5. Ikhlas dalam
Ibadah Haji.
Rasulullah
bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan
ibadah haji semata-mata ikhlas karena Allah, dan dia tidak melakukan perbuatan
kotor dan dosa dalam hajinya tersebut, maka dia kembali dalam keadaan seperti
pada hari dia dilahirkan oleh ibunya (suci dan bersih dari dosa)." (HR. Al Bukhari, Muslim)
Tambahan
penjelasan:
Berikut ini akan kami sampaikan
sebuah hadits nabi yang menceritakan keadaan orang-orang yang tidak ikhlas
dalam amalannya, Beliau (artinya):
"Sesungguhnya
manusia yang pertama dihisab pada hari kiamat nanti adalah seseorang yang mati
syahid, dimana dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah
diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu
gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Saya berjuang di jalan-Mu sehingga
saya mati syahid. Allah berfirman: Kamu dusta, kamu berjuang (dengan niat) agar
dikatakan sebagai pemberani, dan hal itu sudah terpenuhi. Kemudian Allah
memerintahkan untuk menyeret orang tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke An
Nar (neraka).
Kedua,
seseorang yang belajar dan mengajar serta suka membaca Al Qur'an, dia
dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia
pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat
itu? Ia menjawab: Saya telah belajar dan mengajarkan Al Qur'an untuk-Mu. Allah
berfirman: Kamu dusta, kamu belajar Al Qur'an (dengan niat)agar dikatakan
sebagai orang yang alim (pintar), dan kamu membaca Al Qur'an agar dikatakan
sebagai seorang Qari' (ahli membaca Al Qur'an), dan hal itu sudah terpenuhi.
Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu yang akhirnya dia
dilemparkan ke dalam An Nar.
Ketiga,
seseorang yang dilapangkan rizkinya dan dikaruniai berbagai macam kekayaan,
lalu dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya
serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap
nikmat itu? Ia menjawab: Tidak pernah aku tinggalkan suatu jalan yang Engkau
sukai untuk berinfaq kepadanya, kecuali pasti aku akan berinfaq karena Engkau.
Allah berfirman: Kamu dusta, kamu berbuat itu (dengan niat) agar dikatakan
sebagai orang yang dermawan, dan hal itu sudah terpenuhi. Kemudian Allah
memerintahkan untuk menyeret orang tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke
dalam An Nar." (HR. Muslim)
Demikianlah ketiga orang yang
beramal dengan amalan mulia tetapi tidak didasari keikhlasan kepada Allah .
Allah lemparkan mereka ke dalam An Nar. Semoga kita termasuk orang-orang yang
bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut.
Nabi bersabda:
"Barangsiapa
yang menuntut ilmu yang semestinya dalam rangka untuk mengharap wajah Allah,
tetapi ternyata tidaklah dia menuntutnya kecuali hanya untuk meraih sebagian
dari perkara dunia, maka dia tidak akan mendapatkan aroma Al Jannah pada hari
kiamat nanti." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah)
Sumber: http://ilmoe.com/2770/02-memetik-buah-keikhlasan-pdf.html
dan http://ilmoe.com/2769/01-ikhlas-dalam-sebuah-amalan-pdf.html/
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar