Kamis, 31 Mei 2012

[daarut-tauhiid] Kelompok yang Terbebas dari Api Neraka

*Kelompok yang Terbebas dari Api Neraka*



"Ada dua kelompok dari umatku di mana Allah akan menyelamatkan mereka dari
api neraka. Kelompok yang memerangi Hindu dan kelompok yang berperang
bersama Nabi Isa "(HR. An-Nasa' i dalam Sunannya, no. 3175, dan Ahmad dalam
Al-Musnadnya, 81/37 dari Tsauban Maula Rasulullah *shalallahu alaihi
wassalam*)



HADITS ini telah dinyatakan shahih oleh para ulama hadits. Di antara mereka
yang menyatakan keshahihan hadits ini adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani dalam kitabnya *As-Silsilah Ash-Shahihah*, hadits nomor 1934.
Dalam *Majma'uz Zawaid* disebutkan bahwa para perawi hadits ini adalah *
tsiqaat*.



Kemudian, ada beberapa riwayat lain yang berkenaan dengan *ghazwatul
hind*ini. Di antaranya dari Abu Hurairah r.a ia berkata:

"Rasulullah telah memberikan janji kepada kami akan meletusnya perang
Hindu, jika diberi syahid oleh Allah pada peperangan tersebut, maka aku
adalah sebaik-baik syuhada' (orang yang mati syahid), dan jika aku selamat
kembali pulang, maka aku adalah orang yang merdeka (selamat dan terbebas
dari api neraka)."

Hadits ini terdapat dalam *Musnad Imam Ahmad bin Hanbal*, 12/28, dan *isnad*nya
adalah *dha'if* karena keberadaan seorang perawi yang bernama Jabr bin
'Abidah, dia adalah seorang perawi yang lemah.



Kemudian ada juga riwayat lain yang berbunyi bahwa Abu Hurairah r.a.
berkata:

"Akan ada dari umat ini sekelompok pasukan yang akan memerangi

As-Sind (Sindu) dan Al-Hind (Hindu).

Jika aku menemuinya (ikut berperangdi dalamnya) dan aku diberi syahid oleh
Allah,

maka itu adalah sebaik-baik syahid,

namun jika aku selamat kembali pulang, maka aku adalah Abu Hurairah yang
merdeka,

yakni Allah telah membebaskan aku dari api neraka."

Hadits ini terdapat dalam Sunan An-Nasa'i, no. 3173, dan Musnad Imam Ahmad,
14/419. Isnad hadits ini adalah *dha'if* karena keberadaan Bara' bin
Abdillah Al-Ghanawi, seorang perawi hadits yang terkenal dengan
*layyinul*hadits atau lemah.



Kesimpulannya, riwayat Tsauban Maula Rasulullah *shalallahu alaihi
wassalam*adalah riwayat yang shahih berkaitan dengan
*ghazwatul hind* (perang melawan Hindu).



*Penjelasan Ulama *



Para ulama menjelaskan bahwa *ghazwatuI hind* yang dimaksud oleh Rasulullah
*shalallahu alaihi wassalam* pada hadits di atas adalah perang melawan
Hindu di akhir zaman, yaitu pada masa kedekatan turunnya Nabi Isa *'Alaihis
Salam* dan bukan perang melawan Hindu yang pernah terjadi pada masa
Khalifah Mu'awiyah bin Abi Sufyan.



Imam AI-Hafizh Ibnu Katsir *rahimahullah* dalam kitabnya *Al-Bidayah wan
Nihayah* menceritakan bahwa kaum Muslimin telah memulai ekspansi ke Hindu
(Sindu) pada masa Mu'awiyah bin Abi Sufyan (44 H). Kemudian kaum Muslimin
telah menaklukkan India (pada masa Bani Abbasiyah) di bawah pimpinan Raja
Mahmud bin Sabkatakin Al-Ghaznawi *rahimahullah*.



Beliau (Mahmud bin Sabaktakin) juga berhasil menghancurkan patung
sesembahan terbesar (yaitu berhala Somanat) yang dimiliki oleh orang-orang
Hindu.



Sayyid Mahmud Syukri Al-Alusi, dalam bukunya *Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an*,
mengutip dari buku *Tarikh Al-Yamini* bawa dalam sebuah penaklukan yang
dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin Al-Ghaznawi terhadap sebuah
kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India, beliau menemukan
lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan
tersebut terpahat tulisan,

"Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu
mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran."



Perang melawan Hindu ini memberikan keutamaan yang luar biasa. Allah *subhanahu
wa ta'ala* akan menyelamatkan mereka dari api neraka dan api neraka tidak
akan menyentuh mereka selama-lamanya. Kemuliaan dan keutamaan ini tentunya
sesuai dengan besarnya pengorbanan. Hal ini membuktikan bahwa perang
melawan Hindu di akhir zaman merupakan perang besar yang membutuhkan
pengorbanan besar baik moril maupun materil. Karena Hindu adalah simbol
kemusyrikan terbesar di dunia, yang memiliki kekuatan besar baik
persenjataan maupun jumlah pengikut.



Adapun penaklukan terhadap India di akhir zaman ada dua kemungkinan.
Pertama, mengembalikan kedaulatan dan kejayaan Islam yang pernah berkuasa
di India dan kemudian melemah dan hancur kembali. Atau yang kedua,
menyempurnakan kekuasaan Islam di India yang sebelumnya baru menguasai
sebagian kecil dari wilayah India.



Peristiwa penaklukan India di akhir zaman juga sebagai bukti kebenaran
Nubuwwah Rasulullah *shalallahu alaihi wassalam* yang berbunyi:

"Sesungguhnya perkara dien ini (Islam), benar-benar akan sampai kepada
belahan bumi yang terjangkau oleh malam dan siang. Allah tidak akan
membiarkan darat atau lautan-Nya kecuali Allah akan memasukkan Islam dengan
keperkasaan orang yang perkasa yang memperjuangkan Islam, atau dengan
kehinaan yang dengan kehinaan itu orang-orang kafir menjadi terhina." (HR.
Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih).



*Wallahu A'lamu bish Shawab*. (Azhar)



*An-Najah Edisi 70 Rajab 1432 H / Juli 2011 M*


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: