Jumat, 18 Mei 2012

[daarut-tauhiid] Sifat Tingginya Allah Di Atas Seluruh Makhluk-Nya

 

Sifat Tingginya Allah Di Atas Seluruh Makhluk-Nya

Terlalu banyak dalil-dalil yang menunjukkan tingginya Allah Subhanahu wata'ala di atas seluruh makhluk-Nya. Kalau kita kumpulkan, maka dalil-dalil tersebut datang dalam berbagai bentuk yang menunjukkan akan tingginya Allah di atas 'Arsy-Nya.

1. Keterangan bahwa Allah beristiwa' di atas 'Arsy-Nya

Adapun bentuk yang pertama yaitu tentang istiwa'nya Allah di atas 'Arsy-Nya. Sebagian di antaranya Allah, firman Allah:

(Yaitu) Ar-Rahman yang beristiwa' di atas 'Arsy. (Thaha: 5)

Dan didalam al-Qur'an terdapat 7 ayat yang serupa dengan ayat di atas.

2. Penjelasan bahwa Allah Subhanahu wata'ala berada di langit

Demikian pula ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah di langit. Ibnu Abil 'Izzi al- Hanafi dalam Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 286 berkata: "Para ahli tafsir dari kalangan ahlus sunnah dalam menafsirkan ayat ini menyatakan ada dua makna: yang pertama bermakna di atas langit; dan yang kedua "as-sama'" bermakna 'uluw (ketinggian), yakni Allah di atas ketinggian. 

Perhatikan firman Allah Subhanahu wata'ala:

Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang ada di langit bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang ada di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatanKu? (al-Mulk: 16-17).

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

Ketahuilah, apakah kalian tidak mempercayaiku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang di langit? Datang kepadaku berita langit pada waktu pagi dan sore. (HR. Muslim)

3. Keterangan tentang sifat Allah Maha Tinggi secara mutlak

Terlebih lagi Allah menyatakan dalam banyak ayat-Nya tentang sifat Maha tingginya Allah secara mutlak yang mencakup tingginya Allah secara Dzat dan kekuasan-Nya. Sebagian di antaranya seperti:

Sucikanlah nama Rabb-mu Yang Maha Tinggi. (al-A'laa: 1)

….dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung. (al-Baqarah: 255)

…Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (asy-Syura': 51)

4. Keterangan tingginya Allah di atas seluruh makhluk-Nya

Dalil tentang tingginya Allah di atas hamba-hamba-Nya diantaranya:

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

Dan Dialah yang berkuasa di atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (al-An'am: 18)

Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (an-Nahl: 50)

Dalam ayat-ayat di atas, Allah menyebutkan dirinya di atas dengan kalimat "fauqa" yang menunjukkan tingginya Dzat Allah.

5. Keterangan naiknya malaikat kepada Allah

Demikian pula ayat yang menyebutkan tentang naiknya malaikat kepada Allah, menunjukkan tingginya Allah sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya.

Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb-nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (al-Ma'arij: 4)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah bersabda: "Para Malaikat datang berduyun-duyun kepada kalian pada waktu malam dan siang. Mereka berkumpul pada waktu shalat Subuh dan shalat Asar, kemudian naiklah malaikat yang bermalam bersama kalian. Lalu Allah bertanya kepada mereka -walaupun Dia lebih mengetahui terhadap segala urusan mereka- dengan pertanyaan: "Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian meninggalkannya?" Mereka menjawab: "Kami meninggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat. Dan ketika kami mendatangi mereka, mereka juga sedang shalat. (HR. Bukhari Muslim)

6. Keterangan tentang akan naiknya amalan shalih kepada Allah

Dalil tentang akan naiknya amalan shalih juga menunjukkan tingginya Allah di atas makhlukNya.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

…Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amalan yang shalih dinaikkanNya… (Faathir: 10)

7. Keterangan diturunkannya Al-Qur'an dari sisi Allah

Demikian pula ayat-ayat yang menyatakan diturunkannya al-Qur'an dari sisi Allah, ini semuanya menunjukkan bahwa Allah di atas makhluk-Nya. Karena makna "turun" adalah dari atas ke bawah.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Ghafir: 2)

Kitab (al-Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (az-Zumar: 1)

Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabb-mu dengan benar… (an-Nahl: 102)

8. Isyarat diangkatnya tangan ketika berdoa meminta kepada Allah

Isyarat mengangkat tangan ketika berdo'a dan meminta kepada Allah juga menunjukkan tingginya Allah di atas para makhluk-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.

Sesungguhnya Allah malu kepada hamba-Nya jika ia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya kosong. (HR. Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

9. Isyarat telunjuk Nabi ke langit ketika berbicara tentang Allah

Riwayat tentang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menunjuk dengan tangannya ke atas ketika menyebut atau berbicara tentang Allah. 

Seperti terjadi dalam riwayat khutbah beliau pada haji Wada', di antaranya. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkata kepada para shahabat: 

Kalian akan ditanya tentangku, maka apa yang kalian katakan? Mereka berkata: "Kami bersaksi sesungguhnya engkau telah menyampaikan, menunaikan, dan memberikan nasehat". Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengangkat tinggi jari-jarinya yang mulia ke langit … dan beliau berkata: "Ya Allah saksikanlah". (HR. Muslim, Abu Dawud dan Darimi)

10. Keterangan diangkatnya beberapa makhluk kepada Allah.

Peristiwa diangkatnya Nabi 'Isa, kepada Allah Subhanahu wata'ala juga menunjukkan tingginya Allah, karena kata "diangkat" adalah dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi.

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (an-Nisaa': 158)

11. Ajaran para nabi tentang Allah di atas

Sebagai contoh, kisah yang terdapat dalam al-Qur'an yang menceritakan pengingkaran Fir'aun kepada Musa, dengan menyuruh kepada Haman untuk membuat bangunan yang tinggi untuk melihat Rabb-nya Musa.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya memandangnya seorang pendusta". (Ghafir: 36)

Dari kisah di atas menunjukkan bahwa para nabi telah mengajarkan bahwa Allah Ta'ala ada di atas.

12. Nash-nash yang menjelaskan bagaimana Ahlul jannah melihat Allah

Adanya riwayat-riwayat yang memberitakan bagaimana penduduk surga melihat wajah Allah, menunjukkan bahwa Allah tinggi di atas mereka.

Diriwayatkan dari shahabat Jarir bin Abdullah Radiyallahu 'anhu, berkata Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam:

Sesungguhnya kalian akan dapat melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak berdesak-desakkan ketika melihat-Nya. (HR. Bukhari Muslim)

Dalam hadits di atas, yang diserupakan adalah "cara memandang" yakni ke atas seperti memandang bulan purnama. Hal ini menunjukkan tingginya Allah Ta'ala di atas makhluk-Nya.

13. Nash-nash tentang turunnya Allah ke langit dunia

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :

Allah Tabaraka wa Ta'ala akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman: "Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan aku kabulkan; barangsiapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan menerima permintaannya; dan barangsiapa yang meminta ampunan dariKu maka Aku akan mengampuninya. (HR. Bukhari Muslim)

Demikianlah kami sebutkan sebagian dari berbagai macam bentuk nash-nash baik dari al-Qur'an maupun hadits yang menunjukkan akan tingginya Allah di atas 'Arsy- Nya. 

Sumber: http://www.salafy.or.id/2005/03/18/sifat-tingginya-allah-di-atas-seluruh-makhluk-nya/

Keterangan tambahan:

Berikut ini nukilan beberapa Imam Ahlus Sunnah dalam masalah ini :

A. DARI SAHABAT:

Berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq : "Wahai manusia jika Muhammad adalah Ilah (sembahan) yang kalian sembah maka sungguh Muhammad telah meninggal. Akan tetapi jika Ilah kalian adalah Allah Yang di langit maka Ilah kalian tidak mati kemudian beliau membaca ayat :

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali 'Imran : 144)

Lihat : Ar-Rodd 'Alal Jamhiah hal. 44-45 no. 78 dan berkata Az-Dzahaby di kitab Al-'Uluw hal. 62 ini hadits shohih.

Perkataan para sahabat seluruhnya : Berkata Adi bin 'Umairoh radhiyallahu 'anhu : "Saya keluar hijrah kepada Nabi shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam kemudian ia menyebutkan kisah yang panjang kemudian dalam kisahnya itu dia mengatakan : "Maka tiba-tiba beliau dan yang bersamanya (para shahabat), mereka bersujud di atas wajah-wajah mereka, dan mereka yakin bahwa Ilah mareka di atas langit maka sayapun masuk Islam dan mengikuti beliau". (Ijtimaul Juyusy : 90)

B. DARI TABI'IN :

Berkata Al-Auza'iy : "Kami berkata sedangkan para Tabi'in masih banyak tersebar : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi Penyebutan-Nya berada di atas 'Arsy-Nya dan kami beriman terhadap apa yang datang dari sunnah berupa sifat-sifat-Nya". (Al-Uluw hal. 102, Ijtima' hal. 96, Fathul Bary 12/4-6 dan Al-Asma` Wash shifat karya Al-Baihaqy 2/150)

C. PERKATAAN IMAM EMPAT :

Berkata Abu Hanifah :

"Siapa yang mengatakan : Saya tidak mengetahui Rabbku apakah Dia di langit atau di bumi, maka dia kafir, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:

"(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy." (QS. Thoha : 5)

dan Arsy-Nya di atas tujuh langit". Maka Abu Muti' Al-Hakam bin Abdillah Al-Balkhy mengatakan kepada beliau : "(Bagaimana hukumnya) Apabila ada yang mengatakan bahwa Allah di atas Arsy istiwa` akan tetapi dia mengatakan bahwasanya saya tidak mengetahui apakah Arsy itu di langit atau di bumi ?", beliau mengatakan : "Dia kafir sebab ia mengingkari akan keberadaannya di atas langit, karena sesungguhnya Allah Ta'ala berada di atas tempat yang paling tinggi dan Dia dimintai (do'a) dari atas dan bukan dari bawah". (Lihat : Al-Fiqhul Akbar riwayat Abu Muthi' hal. 40-44, Al-'Uluw hal. 101-102 dan Mukhtashor Al-'Uluw hal. 126)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah setelah membawakan atsar ini : "Pada perkataan Abu Hanifah -di sisi para shahabatnya- yang masyhur ini (terkandung pengertian) bahwa ia mengkafirkan orang yang tawaqquf (tidak menentukan sikap) yaitu orang yang mengatakan : "Saya tidak mengetahui Rabbku apakah di langit atau di bumi", maka bagaimanalagi (hukumnya) terhadap oyang yang menentang yang menafikannya (menolak Allah ada di atas langit) dan mengatakan : "(Allah) tidak ada di atas langit atau (dia mengatakan bahwa Allah) tidak ada di bumi dan tidak pula ada di atas langit???", (Beliau) berhujjah atas kekafirannya dengan firman Allah :

"(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy." (QS. Thoha : 5)

beliau berkata : "Dan Arsy-Nya di atas tujuh langitNya"."

Perkataan Imam Malik bin Anas :

Dari Yahya bin Yahya, beliau berkata : "Ketika kami berada di sisi Malik bin Anas maka datang seorang laki-laki kemudian dia mengatakan : "Wahai Abu 'Abdillah (kunyah Imam Malik)

"(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy." (QS. Thoha : 5)

bagaimana istiwa` ?". Maka Imam Malik menundukan kepalanya sampai beliau bercucuran keringat kemudian beliau mengatakan : "Istiwa` itu dipahami, kaifiyatnya (bagaimananya) tidak diketahui sedangkan beriman dengannya wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah, dan saya tidak melihatmu kecuali seorang mubtadi'.". Maka Imam Malik memerintahkan agar orang itu dikeluarkan." Lihat : Syarh Ushul I'tiqod Ahlissunnah 2/398, Al-Asma` wa Ash-Shifat karya Al-Baihaqy 2/150-151, Ar-Rod 'Alal Jahmiyah karya Ad-Darimy hal. 33 dan Al-'Uluw hal. 102 dan selainnya.

Berkata Imam Syafi'iy :

Perkara dalam sunnah yang saya berada diatasnya dan yang saya melihat sahabat-sahabat kami yaitu para ahli hadits yang saya lihat dan saya mengambil (hadits) dari mereka seperti : Sufyan dan Malik dan selain keduanya (yaitu) : Berikrar dengan syahadat bahwa tidak ada Ilah yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah dan bahwa Allah berada di atas Arsy-Nya di atas langit, mendekat kepada hamba-Nya sesuai kehendak-Nya dan bahwa Allah turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya. (Ijtima`ul Juyusy hal. 122 dan Mukhtasur 'Uluw hal. 176)

Imam Ahmad

Adapun Imam Ahmad maka beliau ini dikenal dan tersohor dalam membela madzhab yang haq ini, bahkan beliau mengarang suatu kitab yang agung (yaitu) Ar-Rodd 'Alal Jahmiyah waz-Zanadiqoh.

Abul Hasan Al-Asy'ary

Perkataan Abul Hasan Al-Asy'ary rahimahullah dalam kitabnya Ikhtilaful Mushollin wa Maqalatul Islamiyyin hal. 16 : "…Perkataan Ahlus Sunnah dan Ashabul hadits secara ringkas adalah Pengikraran terhadap Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan apa-apa yang datang dari Allah dan apa-apa yang diriwayatkan Ats-Tsiqot (rawi-rawi terpercaya) dari Rasulullah, mereka tidak menolak sedikitpun dari hal tersebut bahwa Allah itu Satu, Esa, Sendiri, Maha Tegak, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia …, dan bahwa Allah di atas Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya Ta'ala :

"(Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy." (QS. Thoha : 5)"

(Lihat juga Ikhtilaf Ahlil Qiblat fil 'Arsy hal. 211 dan Al-Ibanah Fii Usulid Diyanah).

Sumber: ringkasan dari Majalah An-Nashihah edisi I rubrik Aqidah (http://al-atsariyyah.com/perkataan-para-ulama-tentang-keberadaan-allah.html#more-3257)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: