Rabu, 30 Mei 2012

[daarut-tauhiid] Tanpa Doa bagai Tentara tanpa Senjata

Tanpa Doa bagai Tentara tanpa Senjata
Oleh Abu Umar Abdillah <http://www.arrisalah.net/author/abu-umar>
<http://www.arrisalah.net/kolom/2012/05/tanpa-doa-bagai-tentara-tanpa-senjata-2.html#comments>
[image: Tanpa Doa bagai Tentara tanpa
Senjata]<http://www.arrisalah.net/kolom/2012/05/tanpa-doa-bagai-tentara-tanpa-senjata-2.html>

*B*erbeda dengan makhluk-Nya, Allah mencintai orang-orang yang rajin
memohon kepada-Nya. Karena hal itu menunjukkan bahwa manusia merasa fakir
(butuh) kepada Allah. Dan Allah justru membenci orang-orang yang angkuh dan
enggan berdoa kepada-Nya. Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda,

ãóäú áóãú íóÓúÃóáö Çááåó íóÛúÖóÈú Úóáóíúåö

"Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka Allah murka kepadanya"
(HR Tirmidzi dan Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Realitanya, ada orang-orang yang merasa dirinya cukup, merasa bisa
mendapatkan keinginannya tanpa pertolongan Rabbnya, lalu meninggalkan doa.
Sudah barang tentu ia akan mengenyam kesulitan demi kesulitan dalam
menjalani hidup, di dunia apalagi di akhirat. Allah berfirman,

*"Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan)
yang sukar. " *(QS al-Lail 8 – 10)
Tanpa Doa, Seperti Tentara tanpa Senjata

Di antara kaum muslimin, ada lagi yang meninggalkan doa karena merasa tak
mampu memenuhi persyaratannya. Seperti orang yang berkata, "Saya biasa
makan dari rejeki yang tak jelas halal haramnya, sedangkan orang yang
mengkonsumsi barang yang haram tidak dikabulkan do'anya, maka percuma saja
kalau saya berdoa." Laa haula wa laa quwwata illa billah. Adakah sesuatu
yang bisa diandalkan seorang muslim melebihi 'senjata' doa? Hingga ada yang
rela mencampakkan doa agar bebas makan apa saja?

Seseorang yang mengerti urgensi doa, tentu lebih memilih untuk memenuhi
syarat terkabulnya doa, katimbang ia harus bertelanjang dari doa. Karena
meninggalkan hal yang haram itu lebih mudah dijalani daripada hidup tanpa
menyandang senjata doa. Tanpa doa, keadaan seseorang lebih berat dari
tentara yang tidak memiliki senjata, petani yang tidak memiliki cangkul,
orang sakit yang tak mendapatkan obat, atau seseorang yang ingin membeli
barang tanpa memiliki uang.

Hanya mengandalkan kecerdasan pikir, kekuatan fisik maupun alat canggih,
jelas tidak memadai bagi manusia untuk bisa meraih tujuan bahagia yang
sempurna, atau mencegah datangnya marabahaya. Alangkah kecil modal dan
kekuatan, sementara begitu besar cita-cita yang diharapkan, dahsyat pula
potensi bahaya yang mungkin datang di hadapan. Untuk itu, manusia
membutuhkan 'kekuatan lain' di luar dirinya untuk merealisasikan dua tujuan
itu. Dan barangsiapa yang menjadikan doa sebagai sarana, niscaya dia akan
menjadi orang yang paling kuat, paling sukses dan paling beruntung. Karena
doa mengundang datangnya pertolongan Allah Yang Maha Berkehendak,
Mahakuasa, Mahakuat dan mampu melakukan apapun yang dikehendaki-Nya, *Fa'aalul
limaa yuriid*. Karena itulah, Ibnul Qayyim dalam al-Jawaabul Kaafi berkata,
"Doa adalah sebab yang paling kuat untuk mencegah dari perkara yang dibenci
dan menghasilkan sesuatu yang dicari."
Khasiat Doa Sepanjang Masa

Allah telah banyak mengisahkan dahsyatnya doa, yang menjadi solusi
problem-problem besar dan menjadi sebab yang menyelamatkan dalam banyak
peristiwa genting dari zaman ke zaman. Dan meski dengan variasi dan kadar
yang berbeda, sebenarnya problem-problem yang di hadapi manusia dari zaman
ke zaman memiliki karakter yang nyaris sama.

Jika di zaman ini banyak orang yang galau, atau berduka lantaran kesulitan
yang menghimpitnya, maka dahulu Nabi Yunus 'alaihissalam pernah mengalami
hal yang sama dan bahkan lebih berat. Toh, kegalauan itu akhirnya sirna
dengan doa beliau, "laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minazh
zhaalimin," Karena Allah menjawab doa beliau dengan firman-Nya, *"Maka Kami
telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan." **(QS
al-Anbiya' 88)*

Maka adakah orang yang sedang menyandang kesulitan hari ini mengingat dan
berdoa sebagaimana doa beliau?

Jika sekarang banyak orang menderita sakit yang tak kunjung sembuh, dan tak
jarang kesulitan untuk menemukan sebab dan obatnya, hal yang sama pernah
menimpa Nabi Ayyuub 'alaihissalam. Dan pada akhirnya penyakit beliau sembuh
dengan doa, "Rabbi inni massaniyadh dhurru wa Anta Arhamur Raahimiin",

Karena Allah menjawab doa beliau dengan firman-Nya, "*Maka Kamipun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada
padanya."* *(QS al-Anbiya' 84)*

Jika sekarang banyak orang mengalami rasa takut akan datangnya bencana,
atau khawatir dengan bahaya yang mengancam, solusi dari semua itu juga
telah ditempuh oleh Nabi yang mulia, Muhammad shalallahu 'alaihi wasalam,
yakni dengan doa, "hasbunallahu wa ni'mal Wakiil", maka Allah menghindarkan
mereka dari bahaya, sebagaimana firman-Nya,

*"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah,
mereka tidak mendapat bencana apa-apa,"* (QS Ali Imran 174)

Begitulah doa, mampu menjadi solusi saat manusia angkat tangan untuk
memberi solusi. Doa juga efektif menjadi jalan keluar ketika segala cara
menemui jalan buntu. Doa juga mampu mencegah bahaya, yang dosisnya tidak
mampu dibendung oleh kekuatan manusia.

Semestinya doa bukan menjadi alternatif terakhir, atau ia baru diingat
setelah ikhtiyar tak menghasilkan jalan keluar. Mestinya doa tetap
mengiringi sebelum, di saat dan setelah ikhtiyar ragawi dilakukan.

Faktanya, masih jamak terjadi di kalangan kaum muslimin. Mereka begitu
getol dan rajin berdoa saat menghadapi situasi khusus. Saat anak mencari
sekolah, ketika sedang mencari lowongan kerja, tatkala ada keluarga yang
sakit, atau ketika ada tanda-tanda bencana akan terjadi. Selebihnya, tak
ada doa dipanjatkan, tak tersirat dalam pikirannya bahwa Allahlah yang
kuasa segalanya, untuk memberi atau menahan sesuatu yang diharapkan.
Manusia tidak lepas sedikitpun dari pertolongan Allah untuk meraih
kesuksesan. Sehingga ia perlu berdoa kepada Allah untuk kebaikan seluruh
urusannya, bukan hanya mengandalkan kehebatan dirinya yang hakikatnya
sangat lemah tanpa pertolongan Allah. Karenanya, di antara doa yang
diajarkan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasalam adalah,

Çááøóåõãøó ÑóÍúãóÊóßó ÃóÑúÌõæ ÝóáÇó Êóßöáúäöì Åöáóì äóÝúÓöì ØóÑúÝóÉó Úóíúäò
æóÃóÕúáöÍú áöì ÔóÃúäöì ßõáøóåõ áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó ÃóäúÊó

"Ya Allah, rahmat-Mu aku harap, dan janganlah Engkau serahkan (nasib)
diriku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata, perbaguslah untukku
segala urusanku, tidak ada ilah yang haq kecuali Engkau." (HR Abu Dawud)


Doa Harian, Menjawab Segala Kebutuhan

Adalah baik jika seseorang membiasakan doa-doa harian yang bersifat
ta'abbudiyah maupun adab. Seperti doa sebelum dan sesudah makan, hendak
tidur dan setelah bangun, masuk masjid atau keluar, maupun doa-doa lain
yang disyariatkan. Ketika ia menjalaninya dalam rangka menjalani sunnah, ia
mendapatkan pahala. Inilah fungsi doa yang disebut dengan du'a al-'ibaadah
(doa sebagai realisasi ibadah). Namun ada fungsi lain dari doa, yang
disebut dengan du'a al-mas'alah (doa sebagai permohonan). Ketika doa
dilantunkan tanpa adanya kesadaran bahwa dirinya sedang memohon kepada
Allah, maka maksud yang dikehendaki dari makna doa tidak akan terwujud.
Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda,

ÇÏúÚõæÇ Çááåó æóÃóäúÊõãú ãõæÞöäõæäó ÈöÇáÅöÌóÇÈóÉö æóÇÚúáóãõæÇ Ãóäøó Çááåó
áÇó íóÓúÊóÌöíÈõ ÏõÚóÇÁð ãöäú ÞóáúÈò ÛóÇÝöáò áÇóåò



"Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu dalam keadaan yakin akan dikabulkan,
dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan
alpa." (HR Tirmidzi, al-Albani mengatakan, "hasan").

Andaikan seorang muslim membiasakan diri dengan doa-doa harian yang
disyariatkan, sekaligus diiringi dengan kesengajaan dan pengharapan
sebagaimana makna yang terkandung dalam doa, niscaya tercoverlah
kebutuhan-kebutuhannya, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Karena
doa-doa yang Nabi ajarkan dari bangun tidur hingga bangun tidur kembali
sudah mencakup segala hal yang dibutuhkan manusia, baik kemaslahatan
diiniyyah maupun dunyawiyyah. Permohonan sehat dan dijaga dari penyakit,
kemudahan segala urusan, permohonan rezeki, perlindungan dari segala
gangguan setan dan keburukan, maupun permohonan jannah dan terhindar dari
neraka.

Generasi terbaik di kalangan sahabat, berusaha menghadirkan pengharapan
saat berdoa dengan suatu doa yang menjadi rutinitas harian. Ibnu Katsier
dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim, bahwa 'Irak bin
Malik, selepas shalat Jumat beliau berdiri di pintu masjid beliau berdoa
dengan doa keluar masjid lalu berkata, "Ya Allah, saya telah memenuhi
panggilan-Mu, lalu shalat dengan shalat yang Engkau fardhukan atasku,
akupun hendak bertebaran di muka sebagaimana yang Engkau perintahkan, maka
berilah rezki kepadaku dari karuia-Mu, karena Engkau adalah sebaik-baik
Pemberi rezki."

Perlu kiranya digarisbawahi, bahwa doa dengan segala kelebihan dan
faedahnya, tidak menafikan atau menghapus keharusan untuk ikhtiyar.
Masing-masing memiliki kadar tersendiri sebagai sebab terkabulnya doa, di
samping juga memiliki nilai ibadah tersendiri Wallahu a'lam.[]

http://www.arrisalah.net/kolom/2012/05/tanpa-doa-bagai-tentara-tanpa-senjata-2.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: