Selasa, 22 Mei 2012

[daarut-tauhiid] Benarkah Indonesia Sudah Bangkit ?

Benarkah Indonesia Sudah Bangkit ?

Sabtu, 19/05/2012 12:58
WIB<http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/cetak/benarkah-indonesia-sudah-bangkit>

Seperti biasa pada tiap masuk pada bula Mei Negara Indonesia selalu
memperingati Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS). Dan tepat pada tanggal
20 mei 2012, Indonesia sudah memperingati hari kebangkitan nasional ini
yang ke 104 tahun. Dalam hal memperingati HARKITNAS tersebut, setidaknya
memunculkan dua pertanyaan mendasar bagi kita, yakni :

1. Siapa atau Gerakan manakah yang mempelopori tonggak dasar kebangkitan
tersebut bagi bangsa Indonesia?, dan
2. Benarkah bangsa Indonesia ini sudah benar-benar bangkit?

Dalam buku-buku sejarah yang diajarkan kepada kita sejak kita duduk di
bangku sekolah dasar, menginjak ke sekolah menengah pertama, sekolah
menengat atas hingga ke perguruan tinggi pemikiran kita sudah di doktrin
bahwa gerakan sosial yang bernama BUDI UTOMO. Sebuah gerakan yang didirikan
oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo
dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan
tetapi tidak bersifat politik. Maka setiap tanggal 20 Mei, selalu
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Namun kita juga dikejutkan dengan adanya gugatan terhadap peran dan posisi
Boedi Oetomo. Sebagian menilai, kelahiran organisasi Boedi Oetomo pada
tanggal 20 Mei 1908 lalu sesungguhnya amat tidak patut diperingati sebagai
Hari Kebangkitan Nasional, karena organisasi ini mendukung penjajahan
Belanda, sama sekali tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka,
a-nasionalis, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya merupakan anggota
Freemasonry Belanda (*Vritmejselareen*).

Lebih jauh mereka menilai, dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari
Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap
esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam.
Sarekat Islam (SI) yang lahir 3 tahun terlebih dahulu dari Boedi Oetomo
(BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis,
menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, lebih
tepat dijadikan tonggak kebangkitan nasional. Karena itu, sejarah
kebangkitan nasional yang selama ini mendasarkan pada peran Boedi Oetomo
harus dipertanyakan kembali.
. Pelaku dan penulis sejarah, KH Firdaus AN mengungkapkan "*…Boedi Oetomo
adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, dimana hanya orang Jawa dan
Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh
menjadi anggotanya."*

Selanjutnya Firdaus AN mengungkapkan, perkumpulan Boedi Oetomo dipimpin
oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap
pemerintah kolonial Belanda. Boedi Oetomo pertama kali diketuai oleh Raden
T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin
hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari
Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan
patuh pada induk semangnya.

Selain itu, Firdaus AN memaparkan bahwa dalam rapat-rapat perkumpulan dan
bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, Boedi Oetomo
menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia.

Karena itu, lanjut Firdaus, Boedi Oetomo tidak memiliki andil sedikit pun
untuk perjuangan kemerdekaan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji
Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas
Indonesia, dan Boedi Oetomo tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini
ke pintu gerbang kemerdekaan, karena telah bubar pada tahun 1935.

Oleh karena itu, sangat tidak tepat dan tidak layak jika gerakan Boedi
Oetomo ini dijadikan sebagai gerakan yang menjadi pencetus atau pelopor
kebangkitan nasional bangsa Indonesia. Maka jika gerakan ini bukan
pencetusnya,maka siapa atau gerakan manakah yang layak dan patus dijadikan
icon untuk kebangkitan tersebut?Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka
kita harus melihat gerakan-gerakan yang ada pada waktu itu.

Sejarah telah mencatat bahwa 3 tahun sebelum berdirinya Boedi Oetomo, sudah
ada gerakan yang berdiri, yakni Sarekat Dagang Islam (SDI) yang dikemudian
waktu berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Jika Boedi Oetomo berdiri pada 20
mei 1908, maka Sarekat Dagang Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 yang
didirikan oleh H Samanhudi—seorang saudagar Muslim di Solo. SDI berawal
dari dominasi pedagang-pedagang nonpribumi yang menguasai perdagangan
pribumi sehingga organisasi ini ingin menghalau perdagangan yang tidak
sehat itu. Pedagang pribumi menjadi korban penguasaan para pedagang
nonpribumi. Mereka terus bercokol dalam perdagangan dan bersaing dengan
para pedagang pribumi.

Jika kepengurusan atau anggota yang tergabung di dalam Boedi Oetomo hanya
boleh berasal dari suku jawa dan Madura saja yang mana itu bermakna
sukuisme tidak berskala nasional, maka gerakan sarekat Dagang Islam
sebaliknya. Haji Samanhudi dan HOS Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah
dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumater Barat, dan AM. Sangaji
dari Maluku. Sifat menasional Sarekat Islam juga tampak dari penyebarannya
yang menyentuh hingga kepelosok-pelosok desa. Tahun 1916, tercatat 181
cabang SI di seluruh Indonesia dengan tak kurang dari 700.000 orang
tercatat sebagai anggotanya. Tahun 1919 melonjak drastis hingga mencapai 2
juta orang. Sebuah angka yang fantastis kala itu. Sebaliknya, Boedi Oetomo
pada masa keemasannya saja hanya beranggotan tak lebih dari 10.000 orang.

Adanya faktor Islam inilah yang membuat Sarekat Islam lebih progresif,
tidak terbatas pada kelompok tertentu, dan menginginkan adanya kemajuan
bagi seluruh rakyat. Salah satu misi pembentukan Sarekat Islam, seperti
dirumuskan oleh Tirtoadisuryo ialah, *"Tiap-tiap orang mengetahuilah bahwa
masa yang sekarang ini dianggap zaman kemajuan. Haruslah sekarang kita
berhaluan: janganlah hendaknya mencari kemajuan itu cuma dengan suara saja.
Bagi kita kaum muslimin adalah dipikulkan wajib juga akan turut mencapai
tujuan itu, dan oleh karena itu, maka telah kita tetapkanlah mendirikan
perhimpunan Sarekat Islam."* (Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di
Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3JS, 1982. Hal 116).

Berdasarkan alasan tersebut, tampak adanya sikap kepeloporan perubahan dan
perbaikan bagi seluruh warga negara yang lebih merakyat yang didorong atas
keyakinan Islam. Cakupan kegiatan Sarekat Islam yang meliputi seluruh
rakyat Indonesia juga tampak dalam tujuan organisasi tersebut yang
termaktub dalam anggaran dasarnya.
Organisasi ini berkembang dengan cepat di daerah-daerah lain di Jawa,
bahkan organisasi ini menyebar juga ke luar Jawa, seperti di Sumatera
Selatan.

Jelas tampak adanya perbedaan mendasar antara Boedi Oetomo yang hanya
berjuang untuk kelompok kecil priyayi di Jawa dengan Sarekat Islam yang
berjuang untuk seluruh rakyat. Dengan menjadikan Islam sebagai dasar
perjuangan, tampak pula bahwa SI sesungguhnya merupakan pelopor yang
sebenarnya dari sebuah kebangkitan yang bersifat nasional.

Oleh karena nya, sejarah haruslah di tulis ulang, dengan semangat rasa
kejujuran dan kebangkitan bahwa seharusnya yang dijadikan dasar sebagai
hari kebangkitan nasional adalah tanggal 16 oktober sebagai hari berdirinya
Sarekat Dagang Islam, bukan tanggal 20 Mei yakni hari berdirinya Boedi
Oetomo.

Itu jawaban dari pertanyaan Siapa atau Gerakan manakah yang mempelopori
tonggak dasar kebangkitan tersebut bagi bangsa Indonesia? Dan sekarang kita
akan menjawab pertanyaan kedua yakni Benarkah bangsa Indonesia ini sudah
benar-benar bangkit?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya ada banyak factor yang bisa
dijadikan tolak ukur. Namun karena yang dipertanyakan adalah tentang sebuah
bangsa, dalam hal ini adalah bangsa Indonesia, maka untuk menjawab nya,
kita bisa melihat realitas Negara dan bangsa Indonesia itu sendiri.

Tahun ini, atau tepatnya pada 20 Mei 2012 nanti, kembali bangsa ini
memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Itu artinya, kalau di hitung dari
hari lahirnya Boedi Oetomo pada 20Mei 1908 yang dijadikan dasar berpijak
pada peringatan tersebut, maka berarti sudah sekitar 1 abad lebih atau
sekitar 104 tahun peringatan ini dilakukan.

Kemudian kalau kita kaitkan dengan peringatan hari Proklamasi kemerdekaan
NKRI yakni pada 17 Agustus 1945, berarti Negara ini sudah merdeka lebih
dari 66 tahun, atau nanti pada tanggal 17 Agustus 2012 tepat pada
peringatan hari kemerdekaan yang ke 67 tahun.

Kalau saja Negara dan bangsa Indonesia ini kita ibaratkan sebagai sebuah
perusahaan, maka sungguh usia 104 tahun bagi sebuah perusahaan tentu bukan
usia yang muda. Perusahaan dengan usia yang demikian tua menandakan telah
mempunyai pengalaman yang sangat cukup untuk mempertahankan keberadaan diri
(survive) dan mengembangkan usahanya. Bahkan peringatan Hari Kemerdekaan
Indonesia di tahun 2012 ini baru berumur 67 tahun, sehingga bangsa
Indonesia sudah mulai bangkit jauh-jauh hari sebelum menyatakan
kemerdekaannya (1908 - 1945).

Tentu saja perusahaan yang bertahan hingga usianya 100 th mempunyai
karyawan yang loyal karena kesejahteraannya menjadi salah satu hal penting
yang diperhatikan pihak manajemen perusahaan.

Namun ternyata usia yang lama tersebut tidaklak menjadi jaminan. Kita bisa
melihat realitas yang terjadi pada bangsa ini Indonesia memang mengalami
"kebangkitan" dan kita yang tinggal di Negara ini harus mengakui
kebangkitan tersebut. Apa sajakah kebangkitan tersebut? Mari kita lihat.

*Kebangkitan Angka Kemiskinan*

Dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2012 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (15/9), Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan menyampaikan fakta menarik terkait
perkembangan angka kemiskinan Indonesia, yakni bertambahnya jumlah penduduk
hampir miskin sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2011.

Pertambahan sebesar 5 juta jiwa ini berasal dari 1 juta penduduk miskin
yang naik status menjadi hampir miskin dan 4 juta penduduk tidak miskin
yang turun status menjadi hampir miskin.

BPS mencatat, selama tiga tahun terkahir, jumlah penduduk hampir miskin
terus bertambah secara konsisten. Pada tahun 2009, jumlah penduduk hampir
miskin berjumlah 20,66 juta jiwa atau sikitar 8,99 persen dari total
penduduk Indonesia. Pada tahun 2010, jumlahnya bertambah menjadi 22,9 juta
jiwa atau 9,88 persen dari total penduduk Indonesia. Dan tahun ini, jumlah
penduduk hampir miskin telah mencapai 27,12 juta jiwa atau sekitar 10,28
persen dari total populasi.

Data tersebut adalah data rakyat yang hampir miskin, belum data yang memang
berbicara tentang masyarakat yang sudah miskin, dengan naik nya harga BBM
kelak, dapat dipastikan kemiskinan akan kian meningkat.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo memprediksi kenaikan bahan bakar minyak
bersubsidi akan menyebabkan kenaikan tingkat kemiskinan menjadi 12,8
persen. Angka ini jauh lebih tinggi dari target pemerintah 10,5 - 11 persen
pada 2012.

"Ini karena program kenaikan BBM yang menyebabkan inflasi pada Maret," ujar
Menteri Keuangan Agus Martowardojo di DPR, Jakarta, Senin 12 Maret 2012.
Sehingga semakin banyak orang yang kelaparan, menderita gizi buruk, PHK di
mana-mana.

*Kebangkitan Angka Pengangguran*

Angka pengangguran juga masih tinggi. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan,
angka pe ng angguran Indonesia pada Feb ruari 2011 mencapai 8,1 juta orang
atau 6,8 % dari total angkatan kerja 119,4 juta orang (Rakyatmerdekaonline,
6/5). Angka yang digunakan BPS itu tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan
riil di masyarakat. Karena faktanya pekerja dengan penghasilan minim dan
pekerja dengan jumlah jam kerja di bawah standar tidak dianggap sebagai
pengangguran. LIPI mencatat jumlah orang yang yang setengah menganggur
yaitu yang bekerja kurang dair 35 jam perminggu pada tahun 2010 mencapai
32,8 juta orang. Pada tahun 2011diperkirakan meningkat menjadi 34,32 juta
orang.

*Kebangkitan Angka Kebodohan*

Mengutip data Kemendikas pada 2010, ketua PA Arist Merdeka Sirait
menyebutkan, masih terdapat 11,7 juta anak usia sekolah yang belum
tersentuh pendidikan (Republika, 25/7). Dan diperkirakan 4,7 juta siswa SD
dan SMP yang tergolong miskin terancam putus sekolah (Republika, 26/7). Itu
artinya setelah 66 tahun merdeka masih ada hampir 16 juta anak yang tidak
bisa merasakan pendidikan sampai SMP.

*Kebangkitan harga-harga*

Dengan alasan penghematan, pencabutan subsidi, naiknya harga minyak dunia,
maka harga-harga pun segera bangkit naik, mulai dari rencana naiknya harga
BBM setelah sebelumnya ditunda tidak naik pada April 2012 lalu, tarif tol,
tarif listrik progresif yang mana Tarif Dasar Listrik atau TDL akan
dinaikan tahun 2013 nanti yang semuanya semakin menyengsarakan rakyat.

*Kebangkitan Angka Utang Luar Negeri*

Total utang pemerintah Indonesia hingga Maret 2012 mencapai Rp 1.859,43
triliun, naik Rp 55,94 triliun dari posisi di akhir 2011 yang nilainya Rp
1.803,49 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia
berada di level 25,7% pada Maret 2012.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Maret
2012 mencapai US$ 202,55 miliar jumlah ini naik dari posisi di akhir 2011
yang mencapai US$ 198,89 miliar.

Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance,
Selasa (25/4/2012).

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman Rp 612,77 triliun dan surat
berharga US$ 1.246 triliun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp
7.226 triliun, maka rasio utang Indonesia per Februari 2012 Maret sebesar
25,7%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir
Maret 2012 adalah:

- Bilateral: Rp 370,42 triliun
- Multilateral: Rp 25,36 triliun
- Komersial: 215,44 triliun
- Supplier: Rp 450 miliar
- Pinjaman dalam negeri Rp 1,11 triliun
- Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah
sampai Maret 2012 mencapai 1.246,66 triliun. Naik dibandingkan posisi di
akhir 2011 yang sebesar Rp 1.859,43 triliun.

Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak
tahun 2000:

- Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
- Maret 2012: Rp 1.859,43 triliun (25,7%)

*Kebangkitan Perlawanan*

Sepanjang tahun 2012 sejak januari hingga April 2012 kita tentu sudah tidak
asing lagi dengan aksi-aksi demontrasi yang dilakukan oleh beberepa elemen
ORMAS maupun ORPOL kepada pemerintah. Tentu aksi tersebut berlatar belakang
pada ungkapan rasa protes terhadap ketidakadilan. Negara yang sudah bangkit
sejak 104 tahun yang lalu, sudah merdeka lebih dari 66 tahun yang mana
sebentar lagi akan menjadi 67 tahun pada 17 Agustus 2012 nanti tidak bisa
mensejahterakan warga Negara nya. Kenapa bisa demikian?

Jawaban nya tidak lain adalah karena system yang diterapkan bukanlah system
yang baik, system yang digunakan adalah system buatan manusia, yang mana
manusia adalah makhluk yang serba lemah, serba terbatas dan serba
kekurangan, maka tidak layak dan tidak tepat jika manusia membuat aturan
tersebut.

Aturan yang baik yang akan menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi
manusia haruslah berasal dari dzat yang maha baik, dan di alam semesta ini
tidak ada dzat yang maha baik kecuali Allah swt.

Allah swt yang menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan, maka hanya
Allah swt sajalah yang mengetahui apa yang diperlukan oleh manusia selama
tinggal di dunia ini. Ketika Allah swt menciptakan alam semesat berserta
isinya,maka Allah swt juga menurunkan seperangkat aturan untuk mengatur
kehidupan manusia di dunia ini. Itulah syariah Islam.

Allah swt yang telah menurunkan syari'at Islam kepada Rasulullah SAW
melalui malaikat Jibril as yang ditujukan untuk mengatur interaksi manusia
dengan dirinya sendiri, mengatur interaksi manusia dengan sesamanya dan
manusia dengan penciptanya. Inilah kesempurnaan Islam sebagai agama
sekaligus sebagai sebuah ideology.

Kesempurnaannya sebagai sebuah sistem hidup dan sistem hukum meliputi
segala perkara yang dihadapi oleh umat manusia. Firman Allah Swt:

*"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu.." *(TQS. An-Nahl [16]: 89)

Ini berarti, perkara apapun ada hukumnya, dan problematika apa saja, atau
apapun tantangan yang dihadapi kaum Muslim, akan dapat dipecahkan dan
dijawab oleh Dinul Islam.

Dan pelaksaan hukum syariat Islam tersebut akan dilakukan oleh seorang
khalifah yang menjabat sebagai kepala Negara pada system khilafah.

Dengan khilafah maka syari'at islam akan tegak dibumi ini. Asy-syatibi
dalam *Al-Muwaqat *mengatakan bahwa hakikat diturunkan syari'at islam
(*maqashid
asy-syari'ah*) adalah untuk menjaga agama (*hifzu al-din*), menjaga
jiwa (*hifzu
al-nafs*), menjaga akal (*hifzu al-'aql*), menjaga harta (*hifzu al-maal*),
dan menjaga keturunan (*hifzu al-nasab*)

Oleh karenanya mari kita menjadikan perjuangan penegakan syariah islam
sebagai agenda utama, serta agenda perjuangan yang sungguh diperjuangkan
dengan serius, karena daulah khilafah bukanlah sembarang daulah namun
sebuah daulah yang memancarkan sistem hidup yang merupakan manifes dari
aqidah islam yang terlahir dari proses berpikir yang cemerlang.

*Wallahu A'lam bisshowab.*

*Adi Victoria,** Aktivis Penegak Khilafah*

*
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/benarkah-indonesia-sudah-bangkit.htm#
*


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: