Jumat, 18 September 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2819

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.

[catcil] Idul Fitri Once More

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Sep 17, 2009 2:53 am (PDT)



http://mutiaracinta.multiply.com/journal/item/260/Idul_Fitri_Once_More

Idul Fitri Once More

Ramadhan sedang mengepak barang-barangnya dan sebentar lagi akan pergi dari
rumah saya. Tak terasa sudah hampir satu bulan penuh ia bertamu dan menginap
di rumah saya yang sangat sederhana. Dengan segala keterbatasan, saya
berusaha menjamunya sebaik mungkin sehingga ia merasa betah tinggal di rumah
saya. Setiap saat saya berusaha membersihkan ruang demi ruang di rumah saya
dengan istighfar dan berusaha senantiasa membuatnya harum semerbak dengan
shalawat, tasbih, tahmid, dan tauhid.

Dengan keadaan apa adanya, Ramadhan tinggal di rumah saya dengan ikhlas. Ia
sangat bersabar menghadapi kekurangsabaran saya menghadapi berbagai
peristiwa rutinitas yang saya alami. Ia juga sangat bersabar ketika saya
kurang telaten membersihkan ruangan karena saya lupa beristighfar atau
membuat ruangan menjadi kurang harum karena saya lupa bershalawat,
bertasbih, bertahmid, dan bertauhid. Ia yang senantiasa bersabar bila saya
ketiduran sehingga terlewat shalat malam dan terlambat sahur. Ia juga masih
bersabar saat saya masih belum bisa mengkhatamkan membaca Al Qur'an seperti
niat saya ketika Ramadhan datang mengetuk pintu rumah saya.

Ramadhan adalah tamu yang sangat baik karena ia selalu memberi apa-apa
bahkan sebelum saya minta. Saya diberi kelapangan dan tambahan rejeki,
membeli apa-apa yang saya butuhkan, bahkan Ramadhan juga membukakan pintu
lebar-lebar buat saya bila saya ingin pergi berpetualang menyusuri
jalan-jalan di bumi Allah. Ramadhan tidak pernah mengeluh bila ia saya
tinggal sendirian di rumah saya dan ia bersabar menunggu saya pulang dengan
kelelahan sehingga kadang lupa menyapanya.

Di hari-hari terakhir Ramadhan menginap di rumah saya, ia sudah banyak
memberikan kado-kado indah yang belum sempat saya buka satu persatu. Hal ini
yang membuat saya sedih karena saya merasa saya tak cukup banyak memberi
mereka yang berkekurangan, tak cukup banyak menjalin silaturahim dengan
mereka yang tinggal berjauhan dengan saya, tak cukup memberi banyak kado
dibanding dengan apa yang saya dapatkan.

Malam ini, Ramadhan duduk di samping saya yang sedang sibuk menyantap
makanan yang lezat. Ia berkata bahwa ia sangat senang bisa menginap di rumah
saya yang kurang bersih dan kurang wangi ini karena baginya rumah saya ini
lebih bersih dibanding tahun lalu dan lebih wangi dari tahun lalu. Ia
menghibur saya bahwa proses pembersihan ruang-ruang di rumah saya itu
membutuhkan waktu, seiring dengan pelajaran dan hikmah yang saya dapatkan
dari setiap kejadian yang saya alami selama setahun belakangan ini. Ramadhan
berharap, saya tidak akan menyerah untuk terus berjuang mengusung dakwah-Nya
di jalan-Nya walau ia sudah tidak ada lagi di rumah saya.

Ramadhan juga berharap saya tetap memberi kepada orang-orang yang
berkekurangan, menjalin silaturahim dengan mereka yang jauh, mengampuni dan
memaafkan mereka yang pernah melakukan lalai pada saya serta memohon maaf
pada mereka atas kesalahan-kesalahan saya. Terus belajar ikhlas adalah hal
yang terus ditekankannya pada saya. Ikhlas menerima apa adanya yang
ditentukan Allah dalam hidup saya serta terus bertawakal pada-Nya. Ah,
Ramadhan, ia juga mengajarkan saya untuk terus mencintai Allah melebihi apa
pun yang ada di dunia ini.

Dengan mata berkaca saya memandang Ramadhan yang mulia. Wajahnya bersih dan
bersinar malam ini. Saya tahu, ibadah saya tidaklah cukup dan sanggup
mengetuk pintu surga-Nya. Hanya karena rahmat Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang yang memungkinkan segalanya terjadi.

Dan sebentar lagi, setelah Ramadhan benar-benar pamit pergi dari rumah saya,
peristiwa itu kembali terulang. Hadiah indah yang diberikan Allah pada
umat-Nya: terlahir kembali di hari yang fitri. Dan itulah salah satu kado
titipan Ramadhan yang belum kubuka pitanya saat ini: Idul Fitri once more...

Jakarta, 17 September 2009 at 4.45 p.m.
Di hari ke-27 Ramadhan 1430 H...
2.

Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Sep 17, 2009 6:10 am (PDT)





Dari Hati...

Dani Ardiansyah dan Keluarga
www.JasaPenerbitan.com
www.CatatanKecil.Multiply.com

3.

[catatan Kaki] Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1430 H

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Thu Sep 17, 2009 6:12 am (PDT)



Assalamualaikum Wr Wb
 
Terimakasih Atas Do'a yang telah Bapak / Ibu / Saudara / Saudari, panjatkan kepada Allah SWT, hingga sampai detik ini saya, Mujiarto Karuk sekeluarga masih dapat dan mohon izin mengucapkan "Taqobbal Allahu Minna Wa Minkum". Semoga Allah SWT menerima perjuangan kita semua dan Semoga Allah SWT, memasukan kita semua kedalam golongan hambanya yang diridhoi, selamat dunia sampai Akhirat dan Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin.
 
Wassalamualaikum Wr Wb
 
 
 
Mujiarto Karuk

4a.

(cerita ringan) Kenangan Grand Ifthor Fukuoka

Posted by: "rose" roses_fn@yahoo.com   roses_fn

Thu Sep 17, 2009 10:01 am (PDT)




Grand Ifthor Fukuoka

-Rose FN-

Grand ifthor, dua gabungan kata asing dalam bulan Ramadhan ini, dipakai
oleh kami yang tinggal jauh di negeri Sakura. Grand dalam bahasa Inggris
berarti agung atau mewah. Ifthor dalam bahasa Arab artinya berbuka
puasa. Maklum saja lingkungan kami yang berbaur antar bangsa, kata umum
internasional biasanya tersemat agar dimengerti oleh semua teman.
Pemakaian kata dari bahasa Arabpun mempunyai nilai luhur tersendiri.
Rasanya simbol keislaman pemeluknya tersembul pada padanan kata itu.

Di perkumpulan muslim kota Fukuoka, sungguh terasa denyut ghiroh ukhuwah
dalam merayakan bulan kemenangan ini. Masjid diramaikan dengan berbagai
acara ibadah. Tugas-tugas sosial terbagi rata, semuanya mendapat giliran
untuk mempersembahkan menu unggulan negara masing-masing untuk berbuka.
Sehingga kami bagai berbuka puasa di wisata kuliner dunia ala Masjid
Al-Noor Fukuoka, Alhamdulillah puas sekali.

Minggu kedua, kebetulan grand ifthor yang diadakan setiap hari Minggu,
dipegang (dikoordinir) menu masakannya oleh kelompok muslim Indonesia.
Tugas masak-memasak dibagi sedemikian adil oleh ketua muslimah 'Jeng
Indah' Fukuoka. Sehingga menu jadi bervariasi, seperti terpenuhi empat
sehat lima sempurna saja.

Tepat jam 6.45 sore, ketika sang surya menggelincir perlahan ke ufuk
barat, azan Maghribpun berkumandang. Tanda berbuka yang ditunggu-tunggu
telah tiba. "Alhamdulillaaah� c" terdengar sayup serentak, diucap
bibir-bibir muslim dan muslimah dengan sunggingan senyum yang merekah.

Bento mulai dibagikan, ada hidangan ringan pastel manis, bolu kukus
hijau pupus, kurma dan buah anggur sebagai pembuka. Makanan utama dalam
kotak sudah melambai ingin dijamah. Si ayam bakar 'Barkah' jos gurih,
ditingkahi tumis buncis 'Hanies dkk' pedas asam manis, menggugah selera.
Nasi putih Jepang yang terkenal enak, tersaji dengan ukuran pas untuk
perut yang baru saja boleh diisi.

Tak lupa air pelepas dahagapun sudah berserak di atas taplak plastik
biru penutup sajadah masjid. Aneka minuman jus seperti nomi hodai saja
(minum sepuasnya). Berbagai macam minuman tersedia, tinggal dipilih.
Nampaknya semua saudara, berlomba memberikan sumbangan terbaik untuk
saudaranya berbuka puasa di Masjid Fukuoka ini.

Oh, Masya Allah! Tidak sampai disitu saja, ternyata ada kid menu! Yakni
hidangan buka puasa khusus anak-anak dalam kotak menarik berwarna pink.
Semua anak bergembira menyambut jatahnya. Sempat si bungsu berkata
lirih, "Enak jadi anak kecil deh...!" Hm...saya tahu ia suka sekali
chicken katsu. Tak lama, keinginan hatinya seperti terijabah, ya, kami
beruntung! Walaupun menu anak tadi terlewati, -dua anak saya yang sudah
remaja- mendapat kesempatan juga untuk mencicip chicken katsu milik
'tetangga'.

Pasalnya, di sebelah tempat duduk kami, ada dua anak kecil yang manis,
memohon pertolongan dua anak saya, untuk bantu menggarap isi piringnya
yang tak habis-habis. Asesoris sate bakso telur puyuh 'Fatma' legit
sekali digigitnya. Kebetulan sang bunda dua anak itu sedang sibuk
membantu panitia, tak sanggup jua menghabiskan makanan putra-putrinya.
Yummy�c.! Sungguh beruntung kami duduk di dekat para balita,
Barakallah [:x] .

Grand ifthor sungguh kami tunggu-tunggu. Perayaan yang disukai oleh tua
dan muda ini, hanya ada di bulan Ramadhan. Hati menjadi sedih tak
terperi, mengingat bulan mulia Ramadhan akan segera berlalu... Bukan
hanya karena grand ifthor yang kami gemari. Bukan hanya itu! Terlebih
lagi, pada alunan suara asli mu'azin masjid di negeri non muslim ini,
sangat amat kami rindukan. Tunduk serentak kami dalam ruku' dan sujud
bersama, amat kami inginkan terus. Tadarusan, zikir, kiyamul lail,
i'tikaf dan bertemu saudara muslim antar negara, membuat kami bangga
menjadi muslim.

"Oh, nikmat macam apa lagi yang bisa saya ingkari...?" Bisik hati
menggigil... .memohon ampun atas kelalaian diri. Sungguh amat berharap
puasa ini dapat diterima oleh-Nya.

"Duhai Allah yang Maha Perkasa, ampunilah kesalahan-kesalahan kami.
Semoga Engkau perkenankan kami menjemput 'grand ifthar' bulan suci
Ramadhan di tahun depan. Amiin ya Robbal alamiin."

-Yukuhashi at midnight of 30th.Aug.2009. hontoni arigatou fukuoka-san
tachi!-

5a.

Re: [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook

Posted by: "rose" roses_fn@yahoo.com   roses_fn

Thu Sep 17, 2009 10:05 am (PDT)




Dear SKers,

Kangen enggak ngelongok rumah lama tercinta ;D

Mau ikutan deh -rasanya- bentar lagi saya mudik ke Jakarta/Bekasi.
Mungkin bisa saya meramu cerita mudik di kampung halaman negeri
tercinta....

Apalagi kalau SK bikin halal bihalal, undang saya dong!! Kang Dhani,
Nie Robie, Lia, Susan, Shanti, Ugik, pokoke semua... Upd...nama mah
nyebut atu-atu lupa deh :)

Salam,

Rose- Yukuhashi

.................................

6.

Untaian MAAF untuk indahkan SILATURAHMI di hari raya IDUL FITRI

Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com

Thu Sep 17, 2009 7:56 pm (PDT)






MET´
LEBARAN

Bismillahirohhmanirrohim,
Assalamu´alaikum wr.wb.

SELAMAT
HARI RAYA IDUL FITRI
1430 H
Taqabbalallahu
minna wa minkum, kullu `aamin wa antum bikhair,
Minal
aidin wal´faizin.



Especially
for my sohib muslim in FORUM & MILIS.
Dengan
segala kerendahan hati dan ketulusan dari lubuk hati yang paling
dalam :

Saya
Pribadi & Keluarga MOHON
MAAF LAHIR dan BATIN, atas kesalahan, kekilafan dan sikap sebagai
manusia yang kurang berkenan di hati, baik yang disengaja maupun
tidak, serta mohon DO´A dari bapak/ibu untuk kami sekeluarga.

Semoga
SILATURAHMI kita tetap
terpelihara sampai akhir hayat dan mendapat ganjaran pahala,
kemurahan rezeki serta Ridho dari ALLAH SWT.

Salam
hangat dari Sohib
Muslim,

Tata
Sutabri

--- On Mon, 8/17/09, Tata Sutabri <tatasutabri@yahoo.com> wrote:

From: Tata Sutabri <tatasutabri@yahoo.com>
Subject: MARHABAN YA RAMADHAN - Mohon Maaf Lahir & Batin
To: ITCENTER@yahoogroups.com, sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, August 17, 2009, 7:58 AM

MARHABAN
YA RAMADHAN

 

Bismillahirohhmanirrohim, Assalamu´alaikum wr.wb.

 

Dear All My Friends, Brothers and Sisters in MILIS & FORUM.....Menjelang Bulan Suci Ramadhan, Saya Pribadi & Keluarga Mohon Maaf Lahir
dan Batin, apabila pada waktu yang lalu, ada kesalahan dan kekilafan sebagai
manusia yang disengaja maupun tidak, serta ada kata-kata dan sikap saya yang
kurang berkenan di hati. Mohon dibukakan pintu maaf, semoga ALLAH SWT senantiasa
melimpahkan RahmatNYA kepada kita semua...amien.

 

Saya mohon DO´A dari bapak/ibu untuk kami sekeluarga.

Semoga SILATURAHMI kita selalu terjaga sampai akhir hayat dan mendapat
ganjaran pahala, kemurahan rezeki serta Ridho dari ALLAH SWT.

 

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA,

Salam
hangat dari Sohib Muslim,

Tata Sutabri

7.1.

Re: [Kabar Duka] Ayah dari Mbak Endah Meninggal Dunia

Posted by: "hamasahputri" widayati_endah@yahoo.com   hamasahputri

Thu Sep 17, 2009 7:59 pm (PDT)



Aamiin. Jazakumulloh khoir katsir atas do'a teman2 semua. Maaf baru bisa repply. Skalian, menjelang hari fitri, mohon maaf lahir batin. Taqobbalallahu minna wa minkum. Salam, bunda nibras
> On 9/7/09, novi_ningsih <novi_ningsih@...> wrote:
> >
> >
> >
> > assalamu'alaykum wr. wb
> >
> > Innalillahi wa inna ilayhi rooji'un
> >
> > Telah meninggal dunia, ayahanda dari Mbak Endah Widayati (mertua dari Dani
> > Ardiansyah) di Ponorogo.
> >
> > Semoga almarhum diterima di sisi-Nya... ditempatkan di surga-Nya
> > Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan...
> >
> > Aamiin
> >
> > Wassalamu'alaykum wr wb
> >
> > Novi
> > (salah satu) moderator
> >
> >
> >
>
>
>
> --
> KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> Knowledge is power (but) character is more
> (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
>
>
> Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply.com
> www.facebook.com/nursalam.ar
>

8.

[hikmah] Ramadhan Cinta di Bumi Sakura

Posted by: "febty febriani" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Thu Sep 17, 2009 11:56 pm (PDT)




Ramadhan
Cinta di Bumi Sakura
Febty Febriani

Hari
ini mungkin adalah 2 hari terakhir menjelang penghujung Ramadhan 1430
H. Tidak terasa, bulan Syawal pun menjelang. Tidak ada riuh malam
ketupat di bumi Sakura, juga kerepotan yang kadang seperti tidak
akhir di dapur menjelang malam Lebaran: untuk membuat 1 Syawal
menjadi Lebaran yang sempurna. Semuanya berjalan seperti biasa.
Teman-teman muslim yang berstatus sebagai mahasiswa tetap
melangkahkan kaki ke kampus hingga mungkin hari terakhir Ramadhan,
juga dengan saudara-saudara muslim lain yang sedang mencari sesuap
nasi di negeri matahari terbit ini. Biasa sekali.

Jangan
dibayangkan akan ada gema takbir bertalu-talu di malam syawal, juga
berduyun-duyun saudara-saudara semuslim dengan mengenakan baju atau
mukena baru melangkah bahagia menuju masjid. Lalu, berakhir dengan
saling kunjung-mengunjungi ke tempat-tempat saudara. Kalaupun ada
keramaian, biasanya terlihat di jantung negeri Sakura, Tokyo. Sehabis
menunaikan shalat Idul Fitri, biasanya ada acara open house di
rumah Duta Besar Indonesia untuk Jepang. Cukup melepaskan kerinduan
pada suasana Lebaran di tanah air. Sajian masakan Indonesia dan
bertemu dengan saudara-saudara seiman menjadi pelengkap sempurna
lebaran ala perantauan di bumi sakura.

Tapi,
bagiku, ada yang beda dengan Ramadhan kali ini. Berawal dimajukannya
jadwal penelitian lab kami di Indonesia, membuat senseidan teman-teman labku mengerti ada bulan yang bernama Ramadhan dalam
agama Islam. Sedianya, penelitian kami akan dilakukan selama bulan
Agustus, dan itu berarti adalah saat Ramadhan akan dimulai. Seorang
senior di Indonesia mengemukakan tidak mungkin melakukan kegiatan
lapangan selama Ramadhan berlangsung. Konsekuensinnya, aku dan
teman-teman yang akan ke Indonesia, harus bersegera menyelesaikan
laporan-laporan kuliah kami. Tapi, tak mengapa. Pilihan mengerjakan
laporan lebih awal lebih membahagiakan daripada harus menyelesaikan
penelitian lapangan selama Ramadhan.

Kegiatan
lapangan yang menguras tenaga, dari pagi sampai menjelang adzan
magrib, membuat aku dan teman-temanku harus pandai mencari kegiatan
pembunuh kebosanan kami. Kalau tidak, dua minggu berteman dengan alam
mungkin akan menjadi waktu-waktu yang teramat panjang untuk dilewati.
Salah satu topik diskusi kami adalah Ramadhan.

Penjelasan
yang menguras pikiran untuk menerangkan tentang Ramadhan kepada
teman-teman lab, yang notabene semuanya adalah nonmuslim dan
berkewarganegaraan Jepang. Bahkan mungkin juga jauh dari sempurna
penjelasanku. Bagi teman-teman lab, semua harus ada logikanya.
Tipikal umum pemikiran orang-orang Jepang. Maka melaksanakan
Ramadhan, bagi mereka adalah perbuatan yang sulit untuk diterima
secara logika. Mengapa harus menahan lapar dan dahaga saat dari
terbit matahari sampai matahari terbenam kembali? Bukankah itu
berarti menyiksa diri sendiri? Apakah aku akan baik-baik saja selama
Ramadhan? Atau mungkin Ramadhan akan menyebabkan aku menjadi sakit?
Bagaimana kalau saat sakit, apakah mesti juga menjalankan puasa?
Bagaimana dengan penentuan waktu berpuasa? Dan banyak lagi.

Awalnya
aku bingung mencari kata-kata yang sederhana dan mampu ditangkap oleh
teman-teman labku secara gamblang tentang Ramadhan. Penjelasanku
kumulai dari titik tentang 'kewajiban'. Bahwa konsekuensi menjadi
muslim membuat sebuah keyakinan tidak ada yang salah dengan aturan
agama, pun juga dengan puasa. Maka aku mulai bercerita, kalau musim
panas tahun yang lalu, saat aku pertama kali menginjakkan kaki di
bumi Sakura, aku juga menjalankan puasa. Juga di saat menjelang musim
dingin, saat aku menunaikan kewajiban membayar puasaku. Dan,
alhamdulillah, sampai musim panas kali ini aku baik-baik saja.

Luruh
hatiku mendengar permohonan maaf teman-teman labku, karena saat aku
menjalankan puasa tahun lalu, tidak seorangpun di antara
teman-temanku mengerti kalau aku sedang berpuasa. Akhirnya, mereka
bertanya, sampai kapan aku akan berpuasa di tahun ini.

Sesampainya
kembali di Jepang, teman-teman lab yang pergi bersamaku ke Indonesia
memberitahu teman-teman lab yang lain kalau aku akan berpuasa sampai
dengan pertengahan September. Terharu rasanya melihat hasrat
keingintahuan mereka tentang Ramadhan, walaupun aku harus berulang
kali menjelaskan tentang Ramadhan.

Juga
saat dengan pesta menyambut kedatangan seorang mahasiswa doktor di
lab yang diselenggarakan saat makan siang. Hanya pesta kecil: minum
teh bersama sambil menikmati penganan dari China. Mungkin karena
lupa, pertanyaan tentang Ramadhan kembali mengemuka, saat aku menolak
ajakan pesta kecil itu. Dan kali ini senseipun
ikut serta dalam diskusi Ramadhan kami. Maka saat senseibertanya mengapa aku tetap menajalankan puasa, walaupun saat ini aku
sedang berada di Jepang, aku hanya menjawab: because I am
moslem, sensei. Dan puasaku
mesti tertunaikan, dibumi manapun aku berada.

Entahlah
apakah itu jawaban yang tepat atau tidak, tapi setidaknya bagiku
kewajibanku sebagai muslim adalah hal yang prinsip. Tapi, melihat
segumpal senyum di wajah senseiku,
aku tahu pertanyaan itu adalah pertanyaan ujian, mungkin selayaknya
pertanyaan saat sidang thesis mahasiswa S2 atau disertasi mahasiswa
S3.

Bagiku,
Ramadhan kali ini memang berbeda. Aku bisa pulang saat adzan magrib
menjelang. Juga tetap bisa berbuka di apato sederhana kami bersama
suami, saat beliau sedang tidak berada di labnya di Shizuoka. Juga
tidak ada kegiatan-kegiatan lab di malam hari, walaupun target
penelitian selama liburan ini tetap mesti tertunaikan. Sebuah
kebahagiaan juga menyelusup di relung hatiku, Ramadhan kali ini ada
sebuah kesempatan menjelaskan tentang Ramadhan kepada senseidan teman-teman labku. Paling tidak bertambah satu perbendaharaan
kata teman-teman labku. Ramadhan.

@lab,
fall, September 2009
~ http://ingafety.wordpress.com ~

9.

(Resonansi) Jangan Gulung Sajadahmu

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Fri Sep 18, 2009 2:05 am (PDT)



Jangan Gulung Sajadahmu<http://penakayu.blogspot.com/2009/09/jangan-gulung-sajadahmu.html>

<http://1.bp.blogspot.com/_zoRxVL_Ub0w/SrNGuqGVvTI/AAAAAAAAAfo/sXKBKbWyWyg/s1600-h/sajadah.jpg>
Jangan Gulung Sajadahmu
:yons achmad

"Jangan buru-buru kau gulung sajadahmu,
meski Ramadhan kan berlalu
karena ibadah tak kenal waktu"

Banyak cara menyentil hati. Seperti kata-kata diatas. Adalah sebuah petikan
kalimat dari seorang desain grafis dari Jogjakarta bernama Budi Yuwono.
Gambaran lengkapnya, dalam sebuah karya desain grafisnya, digambarkan sebuah
sajadah yang digulung, lalu dituliskan petikan kata-kata itu. Sederhana,
tapi sanggup membuat kita bercermin lagi tentang ibadah yang selama ini kita
jalankan.

Seperti kenyataan yang ada, setiap bulan ramadhan masjid-masjid begitu
ramai. Orang tua, remaja, anak-anak begitu riuh. Tah hanya saat menjelang
buka puasa tiba. Orang-orang juga begitu bersemangat dalam menjalankan
ibadah sholat taraweh bersama, mendengarkan kultum dengan semangat. Bahkan,
di pagi haripun mereka berbondong-bondong menunaikan shalat subuh bersama di
masjid. Pandangan yang, subhanallah.

Wajah demikian memang jarang, bahkan tak kita temukan di bulan selain
ramadhan. Saat subuh tiba misalnya, masjid-masjid begitu sepi. Kalaupun ada
yang sholat berjamaah bersama, tentu tak seramai di bulan ramadhan seperti
sekarang ini. Namun, pemandangan selanjutnya, semakin mendekati lebaran,
masjid masjid kembali seperti semula, menjadi sepi seperti biasanya.

Jangan Gulung Sajadahmu...

Apa yang engkau rasakan ketika membaca tiga kata itu? Saya kira, bagi
mereka, khususnya seorang muslim yang taat, akan merasa tak enak hati,
merasa begitu tersindir hatinya ketika menyadari bahwa kenyataannya, ibadah
dan laku kebaikan yang dilakukan kian menyurut.

Memang tiga kata itu, "Jangan Gulung Sajadahmu" semacam kiasan. Agar, kita
tak lekas menyudahi amal kebaikan dan kebajikan kita seperti yang kita
kerjakan selama bulan ramadhan. Begitu juga, amalan-amalan yang kita
kerjakan dengan sepenuh khusuk. Contoh kecil saja, mungkin di hari biasa
kita malas untuk sholah berjamaah, di bulan ramadhan kita mendadak rajin
sholat berjamaah. Akankah kebiasaan ini akan lekas kita tinggalkan?

Pesan kecil dari semua ini, jangan lekas kita sudahi kebiasaan baik ini.
Biarkan sholat berjamaah menjadi kebiasaan bagi selama 11 bulan berikutnya.
Begitu juga misalnya kebiasaan untuk berusaha sabar dan menahan amarah.
Lihat saja, di bulan ramadhan, pengendara mobil maupun motor di ibukota
lumayan sabar dan berhasil menahan amarah. Ketika mobil atau motornya
diserempet orang, biasanya mereka akan maklum adanya. Oh, alangkah indahnya
ketika hal demikian juga berlaku pada hari selain ramadhan.

Kini, lebaran sudah diujung mata. Tradisi khas orang Indonesia, mereka yang
berada di perantauaan berbondong-bondong pulang ke kampung masing-masing.
Saling bersilaturahmi, saling melepas rindu, saling berbagi cerita.
Bersyukur mereka yang bisa menikmatinya, sebab banyak orang yang terpaksa
menahan rindu, berteman kesepian. Tidak bisa pulang ke kampung karena
berbagai hal. Uang yang tak cukup, pekerjaan yang masih menumpuk, tak
kebagian tiket dsb.

Yang pasti, setelah kita disentil dengan sebaris kata karya seorang desainer
grafis itu, membuat kita seharusnya malu diri. Sungguh, dia sebenarnya telah
menjadi juru penyampai kebaikan, walau dengan satu "ayat" tapi sanggup
membuat kita berkaca, membuat kita bercermin.

Bulan ramadhan sesungguhnya bulan penggemblengan. Hasilnya, tentu akan
terlihat pada sebelas bulan berikutnya. Apakah kita akan lebih rajin
beribadah? Apakah kita akan lebih giat lagi berderma? Apakah kita akan lebih
peduli pada kaum yang kekurangan? Apakah kita akan lebih rajin lagi menabur
kebaikan?

"Jangan Gulung Sajadahmu"...

Atas salah kata
Khilaf tanpa sengaja
Mohon maaf atas semuanya
Semoga Allah selalu memberkahi
Dan meridhoi kita

SELAMAT BERHARI RAYA

Jakarta, akhir Ramadhan 2009

--
===
Yons Achmad
http://penakayu.blogspot.com
Komunik@ta Network
(Media Training and Consulting)
Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Yahoo! Groups

Mom Power

Discover doing more

for your family

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: