Jumat, 25 September 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2825

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (11 Messages)

Messages

1.

[Ruang Baca] The Forgotten Massacre

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Thu Sep 24, 2009 3:56 am (PDT)



Dari sekian banyak peristiwa bersejarah, G30S-PKI merupakan salah satu sejarah di Indonesia yang menyimpan banyak misteri dan kontroversial. Sejarah yang dipenuhi intrik pihak-pihak yang berebut kekuasaan. Sejarah yang selalu menebar rasa keingin-tahuan baik dari pihak dalam negeri ataupun luar negeri.

Peristiwa yang berujung dengan pembantaian berdarah atas orang-orang "berlabel" PKI atau pun orang yang tak sengaja sedarah dengan mereka, ini cukup menggemparkan dunia. Pada kala itu, tahun 1965, merupakan momen di mana PKI dianggap sampah, pemberontak yang berjiwa keji sekaligus dalang dari terbunuhnya 6 jenderal Angkatan Darat, seorang ajudan dan Ade Nasution, seorang bocah perempuan berusia 5 tahun. Bagi kita yang pernah hidup di era 90-an, pasti tahu bagaimana warga Indonesia dicekoki dengan dongeng sejarah yang dipermak lewat film G30S-PKI yang selalu tayang tiap tahunnya pada hari menjelang perayaan kesaktian pancasila. Bahkan supersemar, surat penyerahan jabatan dari Soekarno kepada Soeharto, hanyalah cerita kosong hasil rekayasa manusia no.1 di dalam tubuh TNI, Soeharto. Dengan tujuan untuk menjatuhkan Soekarno yang memang dalam kondisi "sendirian" dan sekarat. Di kemudian hari, mulai tersingkap borok-borok sejarah berupa penyelewengan sejarah
dan adanya campur tangan pihak luar, CIA.

Peer Holm Jorgensen, pria kelahiran Denmark, mencoba untuk menuliskan keterlibatan CIA dalam peristiwa G30S-PKI di sela-sela kisah cinta dan persahabatan dengan segala konfliknya. The Forgotten Massacre bercerita tentang seorang pemuda 19 tahun, Kasper, yang bertugas sebagai tukang masak pada beberapa kapal. Berlabuhnya kapal di Tanjung Priok mempertemukannya dengan Nadia. Kehadiran cinta pun tak mampu ditepis Kasper teruntuk gadis blasteran Belanda-Padang ini. Namun, selayaknya kisah cinta yang penuh keraguan membuat cerita cukup berliku-liku karena pembaca diajak mengikuti perdebatan batin antara dua tokoh tersebut yang masing-masing telah memiliki tambatan hati.

Mengingat latar cerita adalah tragedi G30S PKI, penulis menyelipkan bagian kisah Ed Rossen sebagai pejabat CIA yang menggenggam kunci keterlibatan CIA pada peristiwa yang juga menjadi detik kejatuhan Soekarno dari kursi pemimpin. Soekarno yang dianggap orang yang cukup berbahaya bagi Amerika dan sekutu, karena keberaniannya menantang dan menjadi salah satu pelopor terbentuknya gerakan non blok, dirasa harus segera 'dimusnahkan' dan caranya dengan menggunakan tangan orang 'dalam'. Bagian cerita yang dipenuhi dengan selipan-selipan dan intrik sejarah yang sangat menarik, tetapi sayangnya bagian ini hanya terasa seperti 'sampingan'  cerita, karena pembaca akan lebih banyak diajak untuk menekuni kisah cinta dan persahabatan dari Kasper dan Nadia.

Cerita tidak hanya berlatar tempat di Indonesia, tetapi juga tempat kelahiran tokoh yaitu Denmark, yang dituturkan lewat kenangan masa kecilnya.

Penulis kelahiran 1946 ini, menuturkan tumpukan keresahan dan kritikan atas pemerintahan lewat tokoh Kasper dan Nadia. Banyak pertanyaan di benak Kasper tentang kolonialisme, mengapa perbedaan warna kulit menjadi masalah, mengapa keserakahan terus merasuki jiwa para penguasa dan semua keresahan tersebut disebutkan berulang kali hampir di setiap bab. Akibatnya, cerita terasa bertele-tele dan menyebabkan pembaca beberapa kali harus merehatkan buku, sekedar meredakan rasa jenuh.

Judul Buku : The Forgotten Massacre
Penulis: Peer Holm Jorgensen
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Penerbit: Qanita
Terbit: Pertama, Juni 2009
Tebal Buku: 450 halaman
ISBN: 9789793269986
Harga: Rp. 49.500 [setelah diskon 15 %]

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

YM : SINTHIONK

2.

[Ruang Baca] Witches, Wizards and Magical People (Hardcover)

Posted by: "Rini" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Thu Sep 24, 2009 5:22 pm (PDT)



Penulis: John Patience
Penerbit: Peter Haddock Ltd
Tebal: 112 halaman
Tahun: 2001
Beli di: MP Mas Unggul
Harga: Rp 38.000,00 (setelah diskon)

Buku berukuran sedikit lebih besar dari majalah ini terdiri dari empat bab utama:
1. Hubble Bubble (A Book of Witches and Wizards).
Menyimak bab ini, pembaca akan mengetahui bahwa 'witch' adalah sebutan untuk penyihir perempuan [atau perempuan penyihir] sedangkan 'wizard' untuk yang berjenis kelamin lelaki. Keduanya merupakan 'tokoh' dunia sihir dan fantasi yang nyaris tak pernah ketinggalan. Bab ini menyisipkan pula puisi mengenai kucing hitam bernama Esmeralda, hewan yang kerap dikait-kaitkan dengan mistik.

Cerita tidak melulu menyangkut penyihir jahat yang menguasai manusia atau penyihir baik hati yang menolong orang lain, tetapi juga sesama penyihir yang sering bertengkar hebat. Kisah paling memukau sekaligus mengundang gelak tawa dalam bab ini ialah puisi The Frog Prince. Diutarakan bahwa seorang penyihir iseng mengubah kodok menjadi pangeran, sehingga puisi diakhiri dengan kalimat tidak biasa,
'I must bid farewell to contentment,
And marry some silly princess!'

2. Dragon Tales (A Book of Dragons)
Tidak semua naga menyeramkan, demikian agaknya pesan John Patience. Maka disuguhkannya cerpen 'The Enchanted Rock', tentang seekor naga yang menaruh keprihatinan pada rakyat di sekitar dan memberi pelajaran kepada raja yang tamak. Ada pula naga yang menjadi sahabat anak manusia, sehingga malah tidak menemukan wilayah bermukimnya sesama naga. Yang terakhir ini mengingatkan pada Drachenreiter-nya Cornelia Funke.

3. The Little People (A Book of Fairies, Elves and Dwarves)
Cerita anak-anak tidak selalu harus mengangkat karakter anak. Maka dalam bab ini, terdapat cerpen 'Davey Daydream' mengenai seorang pria yang kerap melamun dan berkhayal sehingga ia menelantarkan tugasnya menafkahi keluarga. Para kurcacilah yang menunjukkan kepadanya bahwa apa yang nampak indah dalam bayangan, tidak selalu manis dikecap dalam kenyataan.

4. Tall Stories (A Book of Giants).
Cerita yang sangat bernapas kanak-kanak adalah 'The Giant Who Couln't Sleep'. Untuk menolong sahabat barunya, Ben dan penduduk desa membuatkan boneka beruang yang dapat dipeluk sehingga si raksasa terlelap dan tidak gelisah lagi. Penutup kisah ini tetap logis karena raksasa mendengkur dan dapat diatasi dengan cara yang 'biasa'.

'The Greedy Giant and the Miserable Princess' pun tergolong mendidik. Itu terlihat pada kalimat, 'And did the kitchen lad marry the beautiful princess Priscilla? No, I'm afraid he didn't.' Tanpa bermaksud mengajarkan kesenjangan sosial, menurut saya cerita anak-anak sebaiknya memang lebih memfokuskan pada persahabatan dan keluarga alih-alih cinta dan pernikahan.

Buku ini istimewa dengan ilustrasi yang memikat penglihatan, warna-warni menyenangkan, ditambah lagi ragam puisi berrima dan bahasa Inggrisnya relatif tidak menyulitkan untuk pembaca kanak-kanak. Kekurangannya satu saja: ketiadaan nomor halaman.

Peace,
Rinurbad

3.

[rampai] puisi mati

Posted by: "Meidha Audina" sanguiney_dha@yahoo.com   sanguiney_dha

Thu Sep 24, 2009 5:52 pm (PDT)



Bila puisi-puisiku mati, aku akan menguburnya dalam buku-buku lapuk di perpustakaan sekolah
Buku-buku lapuk yang menanti sentuhan jari sang muda-muda
Biar mereka, si buku-buku lapuk, membaca puisi-puisiku, tak sepi lagi
Iya, puisi-puisi yang kutulis tegak bersambung dengan tinta ungu
Di atas kertas-kertas putih bersih tak bergaris yang dibuat pamanku dari kulit kayu
Tak perlu dtanya jumlahnya, aku tak bisa menghitung semua
Puisi-puisiku, kuharap menemani kesendirian buku-buku lapuk perpustakaan sekolah
Buku-buku lapuk yang berjejer rapi di ujung rak perpustakaan sekolah
Rak paling ujung yang jarang dijamah sang muda-muda
Tak ada yang tahu mereka tak kuat ingin bersin karena debu-debu di tubuh mereka
Tak ada yang tahu ia tak nyaman dengan tempat yang lembap dan pengap
Aku pilih buku-buku lapuk di perpustakaan sekolah untuk raga puisi-puisi matiku
Biar hanya aku yang terus nadran ke tempatnya
Tak peduli raga puisi-puisi matiku ikut lapuk bersamanya
Biar ketika di akhirat nanti, puisi-puisi matiku berada di surga, menjadi bacaan raja-raja mulia
Seperti buku-buku lapuk perpustakaan sekolah

untuk penjaga-penjaga perpustakaan sekolah yang bosan dengan pekerjaannya karena tak ada yang mengunjungi mereka. semoga kalian juga tak lapuk di tempat kerja kalian

4.

Mudik Bareng Dengan HONDA Tua Jakarta Klaten 26 Jam LK 450 KM

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Thu Sep 24, 2009 5:53 pm (PDT)





Assalamualaikum
Wr Wb

Dengan mengucap "Bismillahi
tawakkaltu `Alallah, La Haula Wa La Quwwata Illa Billah." (Dengan menyebut nama
Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah", "Bismillaahi majreha wamursaahaa
inna rabbii laghafuururrahiim " (Dengan menyebut nama Allah, berhenti dan
berjalannya kendaraan ini, se-sungguhnya Rabbku Maha Pe-ngampun dan Penyayang),

Kado
ultah ku yang ke 50 kali ini sebuah pengalaman yang sulit aku lupakan "MUDIK
BARENG DENGAN HONDA TUA JAKARTA KLATEN 26 JAM", kira kira itulah judul
tulisanku kali ini.

Sejak awal bulan Ramadhan 1430 H, hampir aku tidak ada
waktu untuk menulis pengalaman pengalaman yang dapat aku bagikan kepada saudara
saudaraku, mengingat banyaknya acara dan tugas dadakan yang harus aku
selesaikan, dan Alhamdulillah kali ini aku bisa menyempatkan waktu untuk
menulis sekedar berbagi pengalaman kepada saudara saudaraku yang tidak dan
belum serta berencana untuk mendapatkan pengalaman baru mudik dengan sepeda
motor, di tahun dan lebaran yang akan datang, Insya Alloh bila panjang umur.

Sejak
tahun 1994 aku sudah tidak bertugas di lapangan melainkan di staf, maka setiap
tahun aku diberi izin berhari raya dikampung halaman, sebenarnya kampung
halaman tanah kelahiranku sendiri di Baturaja OKU Sum Sel, akan tetapi sejak 16
Oktober 1980 aku sudah meninggalkan tanah kelahiranku, dan menetap di Ibu Kota,
karena itu aku lebih sering pulang ke rumah mertuaku, dan kami sekeluarga
setiap tahun lebih sering pulang kampung menggunakan kendaraan umum.

Dilebaran
tahun ini 1430 H, pada awalnya aku tidak ada rencana mudik dengan mengendarai
motor tua ku, namun tiba tiba saja pada hari kamis tanggal 17 September 2009,
dalam perjalanan kekantor aku berbicara pada istriku yang selalu setia
menemaniku,  dan istriku menyetujui
serta menyanggupi ajakanku untuk mudik dengan mengendarai sepeda motor, yang
selalu setia menghantarkan baik pulang maupun berangkat kerja atau kebutuhan
sehari hari.

Jum´at
18 September 2009, selepas makan sahur kami menyiapkan GL Pro tua ku dan anak
angkat ku yang aku rawat sejak usia 2 tahun dan kini telah tamat SMU,
menyiapkan Bebek tua nya, dengan dua motor, aku membonceng istriku dan anakku
Herry Angriawan menggunakan bebek tuanya dengan membawa perbekalan dan oleh
oleh bingkisan lebaran ala kadarnya.

Dengan mengucap "Bismillahi Tawakkaltu `Alallah, La Haula Wa La Quwwata Illa Billah." (Dengan menyebut nama
Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah", "Bismillaahi Majreha Wamursaahaa Inna Rabbii Laghafuururrahiim " (Dengan menyebut nama Allah, berhenti dan
berjalannya kendaraan ini, se-sungguhnya Rabbku Maha Pe-ngampun dan Penyayang),

Tapat pukul 05.30 WIB kami berangkat meninggalkan
Pulogadung menuju Jawa Tengah, Kawasan industri Pulogadung kami lalui menuju
Cakung dan Bekasi lancar tanpa hambatan, dan tepatnya di jalan kali malang kami
bertemu dan bergabung dengan ratusan rombongan clup Honda mudik bareng, dengan
dibawah pengawalan Patroli Kota Polda Metro jaya kami dapat berjalan beriringan
sampai di kerawang.

Karena
rombongan berhenti di SPBU Jalan raya kerawang, kami memisahkan diri dan
melanjutkan perjalanan dengan rombongan kendaraan lain, sampai di kosambi
terpaksa kami berhenti dan mencari serta membeli tali karet ban bekas, ternyata
sang penjual tali pun tidak ketinggalan menaikan harga jual karet yang memang
kami butuhkan untuk mengganti tali rafia pengingat kardus bingkisan lebaran
dari kantorku.

Setelah
selesai mengisi bahan bakar dan mengganti ikatan dengan tali karet, kami
melanjutkan perjalan, dari Kosambi sampai cikampek lancar tanpa kendala apapun
dan tepat persis kira kira 1 s/d 1.5 km dari simpang Cikampek, perjalanan kami
tersumbat maceeet yang sangat panjang, akhirnya kami pun seluruh kendaraan kecil
maupun motor diarahkan melalui jalan alternatif melalui sawah sawah dan kampung
kampung, dengan menyelusuri jalan tanah yang berdebu tebal kami menyisiri jalan
kampung tersebut dan perjalanan selama lk 45 menit kami bertemu lagi dengan
jalan raya jakarta cirbon, tepatnya didaerah Patrol, sepanjang jalan inipun
masih macet total kami para pemudik yang mengendarai sepeda motor hanya dapat
menyelusuri bahu jalan bahkan lebih banyak kami berjalan diatas tepi jalan yang
berbatu dan tidak beraspal.

Saya
menghentikan dan berhenti ketika mendengar Azan Jum´at telah dikomandangkan dan
Alhamdulillah kami dapat melaksanakan sholat jum´at di salah satu masjid
dipinggir jalan raya Subang, setelah sholat jum´at kami kembali melanjutkan
menelusuri jalan disela sela kemacetan, Alhamdulillah kami baru terlepas dari
kemacetan setelah memasuki wilayah Losarang, dari Daerah Losarang - Jatibarang
dan sampai Daerah Arjawinangun, Plumbon perjalan sangat lancar, akan tetapi
sesampai kami di daerah Plumbon sampai dengan Cirbon Kota kami harus kembali
melalui bahu jalan dan pinggir jalan berbatu dan tanah berdebu, karena maceeet total.
Sampai Cirbon Kota aku berhenti
disebuah bengkel untuk mengganti oli mesin yang sudah hampir 15 hari belum ku
ganti, ternyata sang pemilik bengkel juga sama dengan sang penjual karet ban
bekas di kerawang, mereka menaikan harga jual Oli Motor - Castrol Activ Go 0,8
Liter dan busi serta ongkos ganti oli jumlah keseluruhan sampai Rp. 72.000,- (
mungkin karena plat motor B kali ya.....hehehehe ), karena waktu belum shalat Asyar,
kami singgah di salah satu masjid di Kota Cirbon, dan Alhamdulillah walau hanya
satu ain aku dapat melanjutkan membaca Al-Qur´an dimasjid tersebut.

Dari
kota Cirbon perjalanan tersendat tapi lancar sampai dengan depan pintu tol
kanci, hingga Alhamdulillah pas kami sampai di daerah Losari tepatnya persis
didepan pasar Tanjung terdengar azan Maghrib, kamipun berhenti dan berbuka
Puasa dipinggir jalan raya, selesai berbuka kami melanjutkan perjalanan sambil
mencari Masjid untuk shalat maghrib, kira kira 2 Km dari kami buka puasa kami
mendapatkan masjid, selesai shalat maghrib kami melanjutkan perjalanan, ketika
kami sedang shalat mghrib ternyata anak saya bertemu dengan temannya dan
melanjutkan perjalanan memisahkan diri, ketika kami telpon yang seharusnya dari
daerah tanjung belok kiri arah Prupuk, ternyata anak saya langsung menuju
Brebes, khawatir tersesat saya minta agar anak saya berhenti tepat di kota
Brebes.

Yang
seharusnya dari Tanjung saya belok kiri menuju Prupuk terpaksa kami melanjutkan
perjalanan menuju Purwokerto melalui Slawi, Subhanalloh melambung jauh, karena
saya harus memalui Tegal, Slawi, Balapulang, Banjaranyar, Margasari baru prupuk
dan harus melalui dua lokasi hutan jati yang gelap dan hanya beberapa kendaraan
saja yang melintasi jalan tersebut, padahal bila dari Tanjung kami hanya
melalui satu wilayah yakni daerah Ketanggungan.

Pukul
20.30 WIB kami sampai di Prupuk dan kami singgah istirahat dan makan malam di
salah satu kedai, Subhannalloh sangking lahabnya ternyata tongseng, sate kambing
dan sop yang kami pesan semua habis tak tersisa kecuali tusuk sate nya
hehehehe, istri saya menjawab Cuma Rp. 45.000,- Subhanalloh, ternyata sang
penjual yang satu ini tidak seperti sang penjual oli dicirbon dan sang penjual
tali karet dikerawang.

Ketika
kami sedang menyantap hidangan yang sudah kami pesan kami mendengar suara
sirine dan deru kendaraan rombongan Honda mudik bareng, yang kami tinggalkan
ketika kami masih di Kerawang, akan tetapi jumlah kendaraan yang beriringan
jauh menyusut yang berkemungkinan besar telah dibagi dua, didaerah Losari ada
yang lurus menuju semarang via Pekalongan dan mungkin yang kami jumpai di
Prupuk rombongan Honda Mudik bareng arah Jogja via Purwokerto.

Karena
Motor sudah kami isi bahan bakar di Daerah Brebes, maka selesai makan malam,
kami melanjutkan perjalanan dengan melintasi Bumiayu, Ajibarang, Wangon,
Rawalo, Sampang, istirahat mengisi bahan bakar Motor di daerah Buntu,
selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Sumpiuh, Tambak, Gombong,
Alhamdulillah Istirahat serta Shalat Isya dan kami tutup Witir di Masjid Agung
Kebumen, selesai tutup witir kami melanjutkan perjalanan mencari untuk makan
saur dan Alhamdulillah kami dapat makan saur didaerah simpang lima Jalan Raya
Kutoarjo, dan Alhamdulillah kami dapat melaksanakan sholat subuh berjamaah
disalah satu Musholla didaerah perbatasan Kebumen Kutoarjo.

Ketika
kami sedang shalat subuh ternyata anak kami Herry Angriawan yang sudah tamat
SMU Neg 1 Klaten, tidak sabar dia tidak sholat subuh melainkan langsung meninggalkan
kami melanjutkan perjalanan menuju Klaten bersama rombongan iring iringan
kendaraan lainnya, sebagai orang tua ada kehawatiran terjadi hal hal yang tidak
diinginkan maka, yang seharusnya dari Kutoarjo menuju Klaten via Purworejo,
Karang Nongko, Wates dan sampai pasar Gamping Jogja harusnya kami lurus menuju ke Klaten via ring
road Jogja lingkar utara, terpaksa aku belok kanan masuk Kota Jogja menelusuri
sampai terminal Jogja baru menuju Prambanan dan Alhamdulillah tepat pukul 07.30
WIB, hari sabtu tanggal 19 September 2009 aku dan Istri sampai rumah mertua
yang terletak di Desa Karang Nongko, Klaten Selatan.

Dari
sejak selepas aku buka puasa di daerah Losari hingga Jogja, Subhannalloh kami
betul betul mendapat dan merasakan nikmat dan pertolongan dari Allah SWT, yang
tidak dapat aku nilai dengan apapun, dari sejak keberangkatanku hingga aku buka
puasa, Helm yang aku gunakan dalam keadaan berjalan, hampir tidak pernah kubuka
kaca penutup wajah, dan kain penutup hidung, karena asap dan debu yang sangat
tebal akibat padatnya kendaraan dan jalan raya yang hampir tak tersiram air,
akan tetapi selepas kami buka puasa, gelap dan silau dari cahaya lampu
kendaraan dari lawan arah serta kendaraan yang lampu Remnya tidak berwarna
merah, khawatir terjadi kecelakaan, maka sejak selesai aku melaksanakan shalat
maghrib hingga sampai Jogja, hampir hampir kaca helm tidak pernah aku tutup,
Subhanalloh ternyata baik asap maupun debu hampir hampir tidak ku jumpai
sepanjang jalan yang aku lalui, karena hampir sepanjang jalan dari sejak Losari
hingga Jogja, kondisi jalan dalam keadaan masih lembab diakibatkan diguyur
hujan, akan tetapi kami sedikitpun tidak kehujanan, Subhannalloh Walhamdulillah
Wala Illaha Illalloh Wallohuakbar.

Memang
transport lebih murah dengan 2 motor istriku hanya mengeluarkan biaya
seluruhnya tidak lebih dari Rp. 200.000,- akan tetapi cukup menguras tenaga,
konsentrasi dalam perjalanan serta waspada dan kehati hatian yang sangat
tinggi, selama dalam perjalanan dari sejak Jakarta hingga sampai Klaten,
pengamatan dan pengalaman yang aku lihat dengan banyaknya kecelakaan
dikarenakan diantaranya tidak sabar, kurang kehati hatian ketika hendak
menyalip kendaraan lain, serta faktor kelelahan sangat dominan, demikian juga
kondisi jalan yang tidak rata (banyaknya jalan berlubang dan lubang yang
ditambal hingga nonjol dan tidak rata ) mengakibatkan tidak kurang dari 20 kendaraan yang
mengalami kecelakaan yang kami saksikan baik sepeda motor maupun kendaraan lain
termasuk Bus angkutan umum.

Sepanjang
jalan dari sejak Jakarta hingga sampai Klaten Jawa Tengah, semua persimpangan
jalan sudah ada petunjuk arah tujuan pemudik masing masing, akan tetapi
kurangnya menguasai jalan wilayah dan kurangnya penerangan jalan, atau padatnya
kendaraan hingga menutup petunjuk arah yang dipasang kurang tinggi (tidak
berpenyangga) atau huruf petunjuk tertulis terlalu kecil hingga tidak dapat
terlihat dengan jelas oleh pengendara, maka banyak kendaraan yang harus
berbalik arah karena tersasar, demikian juga dimungkinkan Ban kendaraan yang
sudah usang dan tipis serta dimungkinkan tangan tangan jahil melempar paku atau
penghalang lain yang tak tampak mengakibatkan tidak sedikit yang harus menuntun
kendaraannya karena bannya kempes, sementara hampir semua jalan alternatif
tidak ditemukan adanya bengkel dan atau tambal ban.

Wahai
saudaraku berdasarkan pengalaman yang aku alami dan aku lihat sebaiknya apabila
hendak mudik dengan menggunakan sepeda motor sebaiknya perhatikan hal hal
sebagai berikut :

1.  Jangan paksakan bila ban luar sudah mulai tipis
dan gundul

2.  Lebih baik Ganti oli terlebih dahulu sebelum
berangkat

3.   Periksa atau periksakan kondisi komponen -
komponen yang vital pada motor terutama karburator, busi, rem, rantai, lampu,
dan lain lain.

4.   Siapkan komponen - komponen cadangan, terutama busi
dan bohlam.

5.   Siapkan kunci busi dan beberapa kunci lainnya

6.   Ada baiknya
membawa lampu senter, Jas Hujan, Pompa Tangan dan Kain bekas, untuk lap

7.   Periksa dan
bersihkan helm terlebih dahulu agar tidak mengganggu dalam perjalanan8.   Kaca atau penutup lampu Rem pastikan berwarna merah, dan kaca  atau penutup lampu sen pastikan berwarna kuning


9.   Bila
berjalan secara berbarangan atau rombongan sebaiknya menggunakan tanda yang
tidak mudah patah dan tidak mudah sobek serta tidak menggunakan tanda yang
polos seperti umpama kain putih atau hitam atau warna lainnya yang dimungkinkan
rombonmgan lain juga akan menggunakan tanda tersebut, yang dapat mengakibatkan
salah terka dan salah melihat.

10.   Kesiapan
fisik dan kesehatan sangat diperlukan serta melengkapi diri dengan vitamin saja
sesuai aturan dan anjuran dokter.

11. Pengikat barang, atau kayu
penyangga barang serta pengikat lainnya lebih baik menggunakan tali yang
terbuat dari karet bekas ban dalam.

12. Tidak mengedepankan emosi dalam mengendarai
kendaraan dan utamakan kesabaran, keteguhan dan ketenangan, dengan pedoman
selamat sampai tujuan dapat berhari raya dan bersilaturahim dengan sanak
keluarga adalah lebih baik dan lebih utama.     

13. Jangan
berboncengan lebih dari 1 orang.

14.      Tanamkan dalam hati bahwa yang sunah tidak
dapat mengalahkan yang wajib, artinya perjalanan pulang kampung walau, situasi
dan cuaca bagaimanapun ketika itu hukumnya adalah sunah, akan tetapi Saum
Ramadhan ketika itu hukumnya wajib, maka pertahankan yang wajib sampai waktu
yang telah Allah SWT tentukan.

 

Semoga bermanfaat

 

Wassalamualaikum Wr Wb

 

 

 

Mujiarto Karuk

5.

Cerpen Pemenang I Beasiswa Menulis Karya Terobosan Salamadani Publis

Posted by: "radinal88" radinal88@yahoo.co.id   radinal88

Thu Sep 24, 2009 5:58 pm (PDT)



http://kumpulan-q.blogspot.com/2009/09/catatan-mimpi-ibrahim.html

Catatan Mimpi Ibrahim
Namaku Ibrahim. Kata ayah, nama itu adalah nama bapaknya para nabi. Nabi yang sangat mulia. Yang paling ku ingat, nabi Ibrahim beserta anaknya nabi Ismail yang menjadi tonggak ibadah kurban. Ketika itu nabi Ibrahim diperintah Allah melalui mimpinya untuk menyembelih anaknya Ismail. Sampai tiga kali mimpi itu datang hingga akhirnya, dengan sebuah ketaatan pada Allah, nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Namun, Ismail digantikan dengan seekor kibasy atau domba. Kisah yang sangat berkesan bagiku.
Sekarang aku tinggal dengan adik laki-lakiku. Namanya Zainal. Ia sekarang menjadi seorang penulis buku. Buku-bukunya best seller dan dibicarakan banyak orang. Karena itu pula, ia sering diundang untuk berbicara di banyak kota dan tempat. Sering masuk televisi dan dimintai pendapat mengenai permasalahan-permasalahan tertentu. Begitu sibuk dan aktif.
Sementara aku? Aku hanya seorang guru SD. Itupun honorer. Dulunya, aku bercita-cita ingin menjadi dosen bahkan guru besar di sebuah universitas terkemuka di Indonesia. Akan tetapi, karena kecelakaan yang menimpa ayah dan ibu, aku harus putus sekolah. Sampai saat ini ijazah yang kumiliki hanya ijazah SMP.
Adikku sering menyuruhku untuk menulis. Katanya, dunia kepenulisan itu tidak membutuhkan ijazah. Dunia kepenulisan itu tidak harus kuliah tinggi-tinggi. Dunia kepenulisan hanya butuh tulisan. Itu saja. Tidak butuh masuk kantor, tidak butuh surat lamaran pekerjaan. Cuma butuh tulisan. Itu saja.
Walau demikian, motivasi tersebut tidak mempengaruhi diriku. Aku tetap tidak menulis.aku merasa dunia kepenulisan bukan dunia yang diciptakan buatku sebagaimana adikku. Aku memang ditakdirkan untuk menjadi seorang guru yang mendidik. Toh, dengan gajiku sebagai guru honorer, aku tetap mampu memenuhi keperluanku sehari-hari.
Sebagai seorang guru, disekolah aku sering mendapatkan pujian dari wali muridku. Beberapa wali murid bahkan sering mendatangi rumahku hanya untuk bercerita tentang perkembangan anaknya. Mereka sering bertanya kepadaku bagaimana menyelesaikan persoalan kenakalan anaknya. Tak jarang, ketika silaturrahmi tersebut mereka membawa makanan untukku. Sekedar oleh-oleh, begitu kata mereka.
Itulah kenangan masa lalu. Sebelum sebuah surat dari kepala sekolah datang. Surat pemecatan. Kata kepala sekolah, ada banyak guru baru dari kota yang bersedia mengajar disini. Walhasil, aku yang bukan guru tetap, harus mengalah. Aku keluar dari sekolah tersebut. Walaupun ada pembelaan dari beberapa wali murid, khususnya yang sering berkunjung kerumahku, aku tetap dipecat. Kini, aku adalah seorang pengangguran yang tidak punya kerjaan sama sekali.
"Bang!" panggil adikku,"Kalau abang menjadi penulis, abang tidak akan pernah dipecat kecuali abang sendiri yang berhenti menulis."
"Aku ga' bisa menulis." belaku
"Lho? Bukannya abang mengajar menulis anak-anak SD?"
"itu lain. Itu kan cuma anak SD."
"Apa bedanya? Abang tulis aja buku tentang anak SD! Tentang cara berhitung cepat atau tata cara menulis huruf tegak bersambung! Atau apa ajalah! Daripada nganggur?"
"tapi…!"
Ya, selalu ada tapi dalam setiap ungkapanku ketika adikku memintaku untuk menjadi seorang penulis. Entah kenapa, aku sama sekali tidak berminat untuk menjadi penulis. Dalam bayanganku, seorang penulis memang dicipta oleh Allah secara khusus. Aku lebih berbakat dibidang pengajaran dan pendidikan. Bukan dibidang kepenulisan.
***
Dua bulan aku menganggur tanpa pekerjaan yang menghasilkan uang sama sekali. Selama dua bulan juga, biaya sehari-hariku ditanggung oleh adikku. Betapa malunya aku. Sebagai seorang abang, aku bukannya membiayai adikku. Seharusnya aku yang membiayainya bukannya dia yang membiayaiku. Tetapi apa boleh buat, dari sekian banyak lamaran pekerjaan yang kubuat, tidak juga ada hasilnya. Bahkan aku telah melamar sebagai satpam, tetap saja ditolak.
Sementara adikku, ia semakin produktif. Dalam satu bulan, ia bisa menulis satu buku mengenai pengembangan diri. Selain itu, ia sering mendapat undangan seminar ataupun pelatihan. Ia pergi kesana-kemari tanpa biaya. Ia pergi ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Irian Jaya. Ia telah berkeliling Indonesia. Sebentar lagi, mungkin ia akan ke luar negeri.
Aku? Hanya berkutat dengan kekosonganku. Aku tetap saja sebagai seorang pengangguran. Tidak ada lagi wali murid yang mau berkunjung. Tidak ada lagi tertawaan atau celotehan anak-anak. Semua itu tinggal kenangan. Kesana kemari surat lamaran kubawa, tak jua berhasil.
"Abang menulis aja. Kalau sudah selesai, nanti biar aku yang ngedit. Tugas abang tinggal menulis!" adikku kembali memotivasi.
"Menulis apa?" tanyaku.
"Terserah! Tulis aja yang abang ketahui dan pahami. Itu saja!"
***
"ah…"
"aduh…"
"uh…"
Berlembar-lembar kertas kubuang kedalam tong sampah. Semua tulisanku jelek. Tidak ada yang menarik. tulisanku tidak berbobot. Akhirnya aku putus asa.
"Dunia kepenulisan memang bukan duniaku. Aku tidak boleh berspekulasi dan mencoba-coba untuk masuk kedalam dunia kepenulisan. Dunia kepenulisan bukanlah dunia yang dihuni oleh orang-orang seperti aku. Dunia tersebut begitu menyeramkan."kutukku dalam hati.
"Kenapa dibuang, Bang?" Tanya adikku.
"Ga' bagus!"
"Lho? Siapa yang bilang?"
"Aku. Garing. Ga' berbobot sama sekali." Jawabku singkat dan akupun pergi meninggalkan adikku.
Dari kejauhan, aku melihat adikku mengambil kertas-kertas yang kubuang itu satu per satu. Ia membaca dan tertawa. Membaca lagi dan tertawa lagi. Aku menjadi penasaran. Aku mendekatinya, ia tersenyum.
"Dah! Buang aja. Buat malu!" Ucapku seraya merampas kertas-kertas yang ada ditangannya.
"Ups! Ni untukku. Aku mau baca-baca." Balas adikku menghindar sambil tersenyum.
***
Sungguh! Sangat sakit rasanya pengangguran. Tidak punya apa-apa kecuali kerjaan yang sia-sia. Makan, tidur, makan lagi, dan tidur lagi. Itu-itu saja. Aku yang dahulu produktif kini menjadi pemalas. Tidak tahu apa yang mau dikerjakan. Sangan membosankan.
Ditengah kebosananku, aku membuka-buka buku adikku. Sebagai seorang penulis, adikku mempunyai buku yang banyak sebagai referensi dari tulisan-tulisannya. Ada yang kecil tetapi tebal. Ada juga yang besar tetapi tipis. Bermacam-macam hal. Walaupun menulis buku-buku tentang motivasi dan pengembangan diri, adikku tetap membaca buku-buku yang membahas permasalahan lain.
Kubaca judulnya dan kuletakkan kembali. Tidak ada semangat untuk membacanya. Kuambil yang lebih kecil. Dan tetap saja, keinginan untuk membaca hilang seiring hilangnya pekerjaan-pekerjaanku.
"Abang baca yang ini aja!" adikku menyodorkan sebuah buku.
"Buku apa?"
"Buku motivasi. Cerita-cerita ringan. Baca aja satu atau dua cerita, kalau memang tidak suka, cari yang lain!"
"Ya dah!" ucapku sambil mengambil buku itu dari tangannya.
***
Menyemai impian, meraih sukses mulia. Itulah judul buku yang diberikan adikku kepadaku. Tak tahu apa maksudnya memberikan buku itu kepadaku. Yang jelas, aku mendapatkan motivasi hidup dari buku itu. Aku mengetahui bahwa arti mimpi begitu besar dalam sebuah kehidupan. Ya mimpi. Bermimpilah untuk sukses, begitu kira-kira makna yang kudapat dari buku karangan Jamil Azzaini ini. Walaupun kecil, buku ini menyimpan banyak makna.
Selain itu, ada satu hal lain yang aku dapatkan dari buku itu. Yaitu gaya penulisannya. Begitu santai tetapi berbobot. Hanya berisi cerita sehari-hari saja. Cerita ketika ia kecil dan menuliskan impian-impiannya. Cerita ketika teman-temannya menghina dan mencaci makinya. Cerita yang begitu santai bahkan aku merasa, aku juga mengalami cerita tersebut, bahkan lebih seru dan lebih memotivasi.
Ya, kenapa aku tidak menuliskan cerita seperti itu? Toh, buku yang berisi cerita-cerita santai mampu seperti itu menjadi buku best seller. Menjadikan penulisnya tampil di televisi. Menjadi pembicara di luar kota bahkan di luar negeri.
Semangat menulisku membara. Begitu besar. Kututup buku itu dan kuambil buku catatanku. Kuambil pulpen dan kuatur kamarku agar nyaman. Aku tidak ingin motivasi besar ini hilang begitu saja. Ya, mulai hari ini, aku bermimpi untuk menjadi penulis yang sukses mulia.
"Terima kasih Jamil" ucapku dalam hati.
***
"ah…"
"aduh…"
"uh…"
Lagi-lagi kata itu menghantuiku. Aku tidak percaya. Aku tidak bisa menulis walaupun cerita-cerita santai seperti Jamil Azzaini. Ide-ide segar itu hilang begitu aku ingin menuliskannya. Satu paraghraf selesai tetapi aku tidak tahu harus melanjutkannya dengan apa. Kubuang dan kuganti dengan cerita yang lain. Tapi tetap saja tidak semenarik tulisannya Jamil Azzaini.
"ah…" teriakku dalam hati,"Dunia kepenulisan memang bukan duniaku!"kutukku dalam hati.
"Kenapa Bang? Ko' berhenti?" adikku muncul dari belakang.
"Ga' tahu. Memang dah takdir, aku ga' pandai menulis!" jawabku seraya meninggalkan adikku.
Dan, lagi-lagi, aku melihat adikku memungut kertas-kertas hasil tulisanku. Tak tahu apa maksudnya, ia merapikan kertas itu lagi dan menyatukannya. Ia membacanya dan tersenyum. Membaca lagi dan tersenyum lagi.
"Kenapa tersenyum?" tanyaku.
"Tulisan ini bagus lho?" jawabnya.
"Jangan nyindir. Buang aja! Memalukan tau!" aku merebut kertas-kertas tersebut.
"Ye… jangan. Ini untukku. Khusus!" adikku kembali tersenyum.
***
Terhitung semenjak hari pemecatanku, ini adalah bulan keempat aku menganggur dan memakan hasil jerih payah adikku tanpa kerja sama sekali. Lamaran-lamaran yang aku ajukan tetap saja ditolak. Dunia itu begitu sempit bagiku. Tidak ada orang yang perhatian dengan nasibku. Bahkan untuk menjadi penjaga sekolah tempatku mengajar dulu, aku ditolak dengan alasan yang klasik. Sekolah seperti ini tidak membutuhkan penjaga sekolah. Tidak ada barang berharga yang bisa dicuri. Hanya menghabiskan anggaran pendidikan.
Aku berpindah ke pekerjaan yang lain dan tetap saja aku ditolak. Tak tahu apa yang telah aku lakukan sehingga dunia seakan-akan menolak keberadaanku. Aku tidak dibutuhkan oleh siapapun. Aku diciptakan hanya untuk ditolak dan ditolak. Tidak ada yang membutuhkan tenaga maupun jasaku. Begitu kejam.
Sampai disini, pikiran-pikiran kacau menghantuiku. Sampai-sampai aku sempat berniat untuk bunuh diri. Begitu sakit rasanya pengangguran. Tidak ada aktivitas yang harus dijalankan. Hanya makan dan tidur. Sesekali ke kamar mandi dan tidur lagi. Begitu kejam.
"Bang!" panggil adikku,"Abang menjadi penulis aja. Lowongannya masih banyak. Terbuka untuk umum."
"Menulis, menulis, menulis lagi! Apa kau ga punya tawaran lain? Aku ga' bisa menulis." ujarku agak keras. Emosiku mulai bangkit.
"Ya aku cuma bisa menyarankan aja. Toh, yang menjalani hidup ini abang sendiri. Abang masih ingatkan tulisannya pak Jamil tentang impiannya di waktu kecil. Ia mencatat impian itu disetiap bukunya. Namaku Jamil, cita-citaku menjadi insinyur pertanian dosen atau guru. Dan akhirnya, ia mendapatkan semuanya walaupun pernah dicaci dan diolok-olok temannya."
"Dengan situasi seperti ini, bidang kepenulisan yang semestinya abang geluti. Abang tekadkan harus bisa menulis satu hari 2 lembar atau tiga. Itu aja."
"Ya… ya… ya.."ucapku merendahkan emosiku yang mulai bangkit,"selain menulis ada ide ga'? Aku ga' pandai menulis."
"Kalau aku ya ga' ada ide selain menulis. Hidupku aja dari tulisan,"ucap adikku santai,"Karena aku dah merasakan nikmatnya dunia kepenulisanlah, makanya aku ingin abang mencicipinya juga."
"Ya udah. Terserahmu aja!"jawabku singkat.
***
Hari-hariku tetap tidak berubah. Aku tetap seorang pengangguran yang memakan hasil jerih payah adikku. Aku tetap tidak menulis walaupun adikku selalu memotivasi. Aku tetap dirumah, tidur, makan dan tidur lagi. Tidak ada pekerjaan. Pengangguran abadi.
Suatu malam, antara tidur dan bangun, aku melihat seorang yang berbicara didepan orang banyak. Ia tersenyum melayani setiap pertanyaan yang disampaikan oleh peserta forum tersebut. Kucoba mendekati forum tersebut akhirnya aku mengetahui bahwa itu adalah forum kepenulisan. Forum mengenai nikmatnya dunia kepenulisan.
"Tulislah apa yang ada disekelilingmu. Kamu mempunyai adik yang cerdas, yang memiliki kemampuan lebih baik dari dirimu? Tulis. Kamu mepunyai tetangga yang cerewet? Tulis. Kamu mempunyai teman yang stress? Tulis. Tulislah apa yang kamu pikirkan dan jangan pernah memikirkan apa yang akan kamu tulis."
"Bang! Bangun! Shalat subuh!"adikku membangunkanku.
Mimpi itu hilang. Walaupun kucoba untuk tidur lagi dan menggapai mimpi itu, mimpi itu telah pergi. Tak tahu kemana.
***
Mimpi tadi malam begitu berkesan dalam hidupku. Aku harus menuliskan hal-hal yang dekat dengan diriku. Seperti mimpiku tadi malam, aku mempunyai adik yang memiliki kecerdasan lebih baik daripada diriku. Jadi aku bisa menuliskannya.
"Tapi? Apa adikku tidak marah? Nanti, jika misalnya tulisan ini bagus dan layak diterbitkan, bagaimana dengan aku? Cerita dibuku ini kan bukan ceritaku. Cerita ini cerita adikku?"pikirku dalam hati.
"ada apa Bang?" tiba-tiba adikku muncul.
"ah.. ga' ada!" jawabku meninggalkannya.
***
"Menulis tidak membutuhkan bakat sama sekali. Semua orang bisa menjadi penulis. Seorang dokter, ia bisa menjadi seorang penulis khusus bidang kedokteran. Seorang ibu rumah tangga, bisa menulis hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangganya. Seorang pengusaha menulis buku mengenai bisnis dan ekonomi. Seorang dosen menuliskan ilmu-ilmu yang diajarkannya. Kesimpulannya, menulis itu tidak membutuhkan bakat sama sekali. Cukup anda menulis sesuai dengan kemampuan anda!"
"Tapi sayangnya, banyak orang yang berfikir bahwa menulis itu membutuhkan bakat. Itu hal yang salah. Jika anda konsisten dan fokus terhadap tujuan hidup anda, percayalah, anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan. Menulislah dari sekarang dan tunggulah, anda akan menjadi seorang penulis hebat."
"Bang!" adikku kembali membangunkanku. "Aku pergi dulu. Ada undangan ke Aceh. Dah dijemput tu!"
"Ya… ah.. ganggu aja!" ucapku sekenanya dan melanjutkan mimpiku,"masukkan kuncinya dari bawah pintu!"
***
Kenapa mimpi itu hadir lagi? Apakah ini perintah sebagaimana nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya? Kalau iya, ah mana mungkin. Aku bukanlah orang seperti Ibrahim yang mempunyai ketaatan ibadah yang tinggi. Aku hanya hamba biasa yang bisa berbuat salah sebagaimana yang lainnya. Ah, mimpi ini hanya bunga tidur saja. Tidak perlu dihiraukan. Toh, aku bukanlah nabi Ibrahim.
Semakin aku ingin melupakannya, mimpi itu semakin sering menyapa. Seakan bersambung, seminggu ini aku dikursus untuk menulis. Malam pertama aku diberitahu bahwa dunia kepenulisan itu nikmat. Cukup menuliskan apa yang dipikirkan dan berada disekitar. Malam kedua aku kembali dimotivasi. Menulis sama sekali tidak membutuhkan semangat. Malam ketiga, keempat hingga ketujuh, mimpi mengenai dunia kepenulisan selalu menyapa.
"Baiklah, aku akan menulis!" niatku dalam hati.
"Tapi? Aku harus menulis apa? Tentang adikku? Apa nanti ia tidak marah? Kalau aku menulis tentangnya, apa nanti aku tidak dituntut olehnya karena menuliskan kepribadiannya?"
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kembali menyapaku. Seakan godaan syetan ketika nabi Ibrahim akan menyembelih Ismail, godaan itu begitu gencar. Aku bukanlah nabi Ibrahim yang tahan akan godaan. Hanya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu aku telah meyakinkan diriku bahwa aku sama sekali tidak berbakat didunia kepenulisan.
"Gimana Bang? Abang jadi menulis?" lagi-lagi adikku bertanya mengenai tulisan.
"Blum tau!" jawabku sekenanya.
"Trus apa yang abang pikirkan? Dalam dunia kepenulisan ada motto yang bagus. Jangan pernah pikirkan apa yang akan kau tulis, tapi tulislah apa yang sedang kau pikirkan. Jadi menulis ya menulis, itu kata Helvy tiana rosa, seorang penulis terkenal dari Indonesia."
Ingatanku langsung tertuju pada mimpi-mimpiku. Apa yang dikatakan adikku persis dengan apa yang dikatakan seseorang didalam mimpiku. Menulis apa yang dipikirkan. Tidak memikirkan apa yang akan ditulis. Ya menulis adalah menulis.
"Tapi?.."ucapku sekenanya
"Hah… tapi apa Bang?"
"Aku ga' pandai menulis."
"Abang pandai. Coba aja resep yang tadi. Apa yang abang pikirkan sekarang, langsung aja ditulis."
"Ya.. aku paham. Tapi sebenarnya aku ingin menulis tentang kau? Gimana tu? Nanti kau marah karena aku menceritakan tentang kau?"
"Lho? Kenapa tidak? Aku malah senang karena ada yang mau menulis tentang aku!"
"Jadi, kau ga' marah?" tanyaku tak percaya.
"Ya ga' lah… kapan abang mau menuliskannya? Aku siap diwawancara? He he he"
"Betul ni…?"
"Iya..!"
***
Hanya membutuhkan waktu dua minggu, tulisan mengenai sejarah hidup adikku berhasil kuselesaikan tanpa aku mengetahui kekurangan maupun kelebihannya. Adikku berhasil meyakinkanku bahwa apa yang aku tulis itu benar. Tidak ada yang salah. Masalah bahasa, biarlah editor yang bertangggung. Ini artinya, aku menulis sesuka hatiku mengenai apa yang aku ketahui dari adikku. Hasilnya, adikku yang akan memperbaiki tata bahasa yang salah dan amburadul. Aku hanya menerima bersihnya saja.
Diluar dugaan, tulisanku diterima penerbit. Alasannya sangat simpel. Adikku adalah penulis buku best seller dan tulisanku adalah sejarah tentang dia. Pastinya, pasar sangat membutuhkan bacaan seperti ini. Bukuku di terbitkan, dan sejak saat itu, aku mulai meraih mimpi-mimpiku. Menjadi seorang penulis.
***
"Gimana Bang? Enak menjadi penulis?" sindir adikku.
"Ni kertas-kertas abang dulu. Tulis ulang dan perbaiki. Bagus itu jadi motivasi. Buat aja judulnya `Jalan Terjal Menjadi Penulis Buku', he he he" adikku tertawa
Surabaya, 30 April 2009. Pukul 10.40

Radinal Mukhtar Harahap
http://kumpulan-q.blogspot.com

6a.

Re: [catcil] Perjalanan Malam

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Sep 24, 2009 7:37 pm (PDT)



Eheeem.. semakin lama, saya perhatikan
sinta semakin bijak euy dalam menulis :D
saya menebak2, apa yang menyebabkan itu ;))
kemungkinan besar ini karena sinta kebanyakan
ngelamun, jadi setiap objek yang ada di angkot
banyak yang jadi pelajaran.

Coba kalo Nopi, dia kan kalo ga nyasar ya tidur
jadi ya suka luput deh pelajarannya.
Heuheuheu.. piss Nooop :D

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ukhti hazimah <ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Lepas maghrib saya berdiri di depan Borma Kiara Condong, menunggu angkutan ke arah cicaheum. Rencana hari ini sedikit mendadak, saya tiba-tiba ingin pergi ke Togamas, tak tahu akan beli buku atau sekedar mampir, yang pasti saya berkeinginan ke sana walaupun hari menjelang malam. Akhirnya sebuah angkutan bercat coklat dengan rute ciwastra-cicaheum kusambut dan perjalanan malam pun dimulai...

7a.

Re: [catcil] Idul Fitri Once More

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Sep 24, 2009 8:42 pm (PDT)



pertama-tama saya haturkan minal aidin wal faidzin buat teman-teman semua...

mohon maaf, mbak retno, aku baru liat emailnya hari ini karena aku udah
berangkat ke balikpapan, kaltim, sejak 19 sep lalu dan hari ini aku juga
masih di balikpapan...
selamat ya buat mba retno & mas catur dan selamat datang buat hana..
dalam bahasa jepang, hana artinya bunga. semoga menjadi bunga bagi org2 di
sekitarnya ya...amiin ^_^

terima kasih mba retno.. semoga senantiasa mengingatkan kita utk bersyukur
dan bersyukur ya...

salam
lia

2009/9/19 punya_retno <punya_retno@yahoo.com>

>
>
> subhanallah mb lia,indah sekali. di awal ramadhan bertamu ke rumah sy,ia jg
> membw bnyak kado. salah satu yg tbesar dan trindah dr sgalanya,adl raihana
> zahra ramadhani. atas kado ini,sy btanya pd ramadhan,'knp sy?rumah sy tlalu
> kusam,suram,kotor dan pengap'. dgn tsenyum bijak,ramadhan mjawab 'ya,sy
> tahu.krn itu,kado inilah yg akan mengajarkanmu cr membersihkan ruang2
> hati.insya Allah,tahun dpan sy dtg lg btamu,utk melihat sjauh mana kamu
> membersihkan rumahmu'. thanx 4 writing beautifully,mb lia..
>
>
>
7b.

Re: [catcil] Idul Fitri Once More

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Sep 24, 2009 8:45 pm (PDT)



semoga kita bisa dipertemukan lagi dengan ramadhan tahun depan..amiin...

makasih mbak sinta... ^_^

salam
lia

2009/9/20 ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com>

>
>
> Sedih euy bacanya :( Walaupun banyak kado yang diberikan, tetapi kado
> terindah adalah saat mendengar ketukannya dan kembali merasakan perjumpaan
> dengannya di setiap tahunnya. Hiks!
>
> :sinta:
>
> "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
>
> BloG aKu & buKu
> http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
>
> BloG RaMe-RaMe
> http://sinthionk.multiply.com <http://sinthionk.rezaervani.com>
>
> YM : SINTHIONK
>
>
>
> --- On *Thu, 9/17/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>* wrote:
>
>
> From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Idul Fitri Once More
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Thursday, September 17, 2009, 9:48 AM
>
>
>
> http://mutiaracinta .multiply. com/journal/ item/260/ Idul_Fitri_ Once_More<http://mutiaracinta.multiply.com/journal/item/260/Idul_Fitri_Once_More>
>
>
> Idul Fitri Once More
>
>
>
>
>
8.

[Rampai] Merumpun Senja

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Thu Sep 24, 2009 9:25 pm (PDT)



*Merumpun Senja*

Ini bukan soal menghitung bulan purnama
sampai genap tengah tahun depan
bukan pula kidung kesedihan
soal anak ditinggal induknya menyemai
ini soal merumpun senja
bersama ilalang bermandi cahaya
tak ku gemetar gelepar
lalu senyap menghilang
tak.. tak...
tak 'kan terkubur duka di penghujung malam
sebab pagi masih bersinar
sebab senja punya hitungan
1... 2... 3....
sampai jauh setengah abad ke depan.

*lama tak berpuisi
(perbendaharaan kata masih jauh dibanding zun
an-nizami<http://zunannizami.multiply.com/>
)
9.

[lonceng] Talkshow ON AIR Padang Oase di RRI Pro 2 Jakarta 105 FM

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Sep 24, 2009 9:35 pm (PDT)



TALKSHOW ON AIR PADANG OASE DI RRI PRO 2 105 FM JAKARTA

Sebelumnya, kami atas nama para penyair yang tergabung dalam tujuh musafir
muda mengucapkan minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin pada
sahabat-sahabat semua dan selamat membuka lembaran baru dalam perjalanan
kita mengarungi padang kehidupan ini.

Setelah rehat selama Ramadhan dan Idul Fitri yang lalu, alhamdulillah tujuh
musafir penyair - yang tergabung dalam buku antologi puisi "PADANG OASE"
bekerjasama dengan Halaman Moeka Publishing dan RRI Pro 2 FM Jakarta, insya
Allah akan mengadakan talkshow pada:

Hari / Tanggal : Ahad / 27 September 2009
Waktu : Pukul 15.30 WIB - selesai
Talkshow on air pada gelombang 105 FM RRI Pro 2 dalam acara PRO RESENSI yang
dipandu oleh Lia Ahmadi bersama para penyair "PADANG OASE"

Don't miss it & stay tune!

Salam hormat,
Tujuh musafir muda: Lia Octavia, Nia Robie', Dani Ardiansyah, Divin Nahb,
Emir Fanha, Arrizki Abidin, Jun An Nizami
dan
Halaman Moeka Publishing: Catur & Retno

*Untuk pembelian buku antologi puisi "PADANG OASE" dapat menghubungi Nia
Robie' di 081381437790 atau Dani Ardiansyah di 085694771764, harga Rp
30,000/buku belum termasuk ongkos kirim*

http://mutiaracinta.multiply.com
10.

(rampai) nge-jam puisi dgn sapardi djoko damono

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 24, 2009 9:58 pm (PDT)



Tentu saja, saya nggak nge-jam puisi langsung tatap muka dgn Pak Sapardi ya.
Kebetulan, saya cuma membaca salah satu puisinya, dan tiba2 pingin nerusin.
Tentu saja, dgn kosakata terbatas dan sangat sangat awam ya :)
Enjoy.

Salam,

-Retno-
====================================================================

Sapardi:
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali
Menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu
Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik
Dan lorong sepi
Agar ia bisa berjalan sendiri saja
Sambil menangis dan tak ada orang bertanya
Kenapa

Retno:
Dan pada suatu pagi hari, ia juga ingin sekali
Menarik napas panjang
Tanpa harus membayar mahal setiap atom oksigennya,
Dengan tatapan simpati basa-basi,
Atau dengan sebentuk topeng senyum
Yang dipaku di wajah kuat-kuat sampai karatnya menggoresi pipi

Sapardi:
Ia tidak ingin menjerit-jerit
Berteriak-teriak, mengamuk
Memecahkan cermin membakar tempat tidur
Ia hanya ingin menangis lirih saja
Sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik
Di lorong sepi
Pada suatu pagi

(Pada Suatu Pagi Hari – Sapardi Djoko Damono)

Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Yahoo! Groups

Small Business Group

Share experiences

with owners like you

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: