Senin, 30 Agustus 2010

[daarut-tauhiid] Allah Itu Dekat

 

Assalamu'alaikum wr. wb.,

Semoga terusan berikut bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr. wb.,
CA

--begins--
Allah Itu Dekat

Tafsir Ayat

16/7/2010 | 05 Sya'ban 1431 H | Hits: 9.798

Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA



dakwatuna.com – "Dan Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku
mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia memohon kepadaKu. Maka
hendaklah mereka memenuhi (panggilan/perintah)Ku, dan beriman kepadaKu
agar mereka mendapat petunjuk (bimbingan)". (Al-Baqarah: 186)

Ayat ini meskipun tidak berbicara tentang Ramadhan seperti pada tiga
ayat sebelumnya (Al-Baqarah: 183-185) dan satu ayat sesudahnya
(Al-Baqarah: 187), namun keterkaitannya dengan Ramadhan tetap ada.
Jika tidak, maka ayat ini tidak akan berada dalam rangkaian ayat-ayat
puasa seperti dalam susunan mushaf. Karena setiap ayat Al-Qur'an
menurut Imam Al-Biqa'I merupakan satu kesatuan (wahdatul ayat) yang
memiliki korelasi antar satu ayat dengan yang lainnya, baik dengan
ayat sebelumnya atau sesudahnya. Disinilah salah satu bukti
kemu'jizatan Al-Qur'an.



Kedekatan Allah dengan hambaNya yang dinyatakan oleh ayat di atas
lebih khusus daripada kedekatan yang dinyatakan dalam surah Qaaf ayat
16: "Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" yang
bersifat umum. Kedekatan Allah dengan hambaNya dalam ayat di atas
merupakan kedekatan yang sinergis, kedekatan yang aplikatif, tidak
kedekatan yang hampa dan kosong, karena kedekatan ini terkait erat
dengan doa dan amal shalih yang berhasil ditunjukkan oleh seorang
hamba di bulan Ramadhan, sehingga merupakan motifasi terbesar yang
memperkuat semangat ber Ramadhan dengan baik dan totalitas.

Dalam konteks ini, korelasi ayat doa dan kedekatan Allah yang khusus
dengan hambaNya dengan ayat-ayat puasa (Ayatush Shiyam) paling tidak
dapat dilihat dari empat hal berikut ini: Pertama, Salah satu dari
pemaknaan Ramadhan sebagai Syahrun Mubarok yang menjanjikan beragam
kebaikan adalah Syahrud Du'a dalam arti bulan berdoa atau lebih jelas
lagi bulan dikabulkannya doa seperti yang diisyaratkan oleh ayat ini.
Karenanya Rasulullah saw sendiri menjamin dalam sabdanya: " Bagi orang
yang berpuasa doa yang tidak akan ditolak oleh Allah swt." (HR. Ibnu
Majah). Kondusifitas ruhiyah seorang hamba di bulan Ramadhan yang
mencapai puncaknya merupakan barometer kedekatannya dengan Allah yang
juga berarti jaminan dikabukannya setiap permohonan dengan modal
kedekatan tersebut.  Dalam kitab Al-Ma'arif As-Saniyyah Ibnu Qayyim
menuturkan: "Jika terhimpun dalam doa seseorang kehadiran dan
keskhusyuan hati, perasaan dan kondisi kejiwaan yang tunduk patuh
serta ketepatan waktu yang mustajab, maka tidaklah sekali-kali doanya
ditolak oleh Allah swt. Padahal di bulan Ramadhanlah kondisi dan
situasi 'ruhiyah' yang terbaik hadir bersama dengan keta'atan dan
kepatuhannya dengan perintah Allah swt.

Kedua, Ungkapan lembut Allah " Sesungguhnya Aku dekat" merupakan
komitmen Allah untuk senantiasa dekat dengan hambaNya, kapanpun dan
dimanapun mereka berada.  Namun kedekatan Allah dengan hambaNya lebih
terasa di bulan yang penuh dengan keberkahan ini dengan indikasi yang
menonjol bahwa hambaNya juga melakukan pendekatan yang lebih intens
dengan berbagai amal keshalihan yang mendekatkan diri mereka lebih
dekat lagi dengan Rabbnya. Padahal dalam sebuah hadits qudsi Allah
memberikan jaminan: "Tidaklah hambaKu mendekat kepadaku sejengkal
melainkan Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Tidaklah hambaKu
mendekat kepadaKu dengan berjalan melainkan Aku akan mendekat
kepadanya dengan berlari dan sebagainya". (Muttafaqun Alaih)

Ketiga, Istijabah (falyastajibu li) yang dimaknai dengan kesiapan
hamba Allah untuk menyahut dan melaksanakan setiap panggilanNya
merupakan media dikabulkannya doa seseorang. Hal ini pernah
dicontohkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw yang menceritakan tiga
orang yang terperangkap di dalam gua. Masing-masing dari ketiga orang
tersebut menyebutkan amal shalih yang mereka lakukan sebagai media dan
wasilah mereka berdoa kepada Allah. Dan ternyata Allah swt serta merta
memenuhi permohonan masing-masing dari ketiga orang itu dengan
'jaminan amal shalih yang mereka lakukan'.  Padahal bulan Ramadhan
adalah bulan hadirnya segala kebaikan dan berbagai jenis amal ibadah
yang tidak hadir di bulan yang lain; dari ibadah puasa, tilawah
Al-Qur'an, Qiyamul Lail, Zakat, infaq, Ifthorus Shoim dan beragama
ibadah lainnya. Kesemuanya merupakan rangkaian yang sangat erat
kaitannya dengan pengabulan doa seseorang di hadapan Allah swt.  Dalam
hal ini, Abu Dzar menyatakan: "Cukup doa yang sedikit jika dibarengi
dengan kebaikan dan keta'atan seperti halnya garam yang sedikit cukup
untuk kelezatan makanan".

Keempat, Kata 'la'alla secara bahasa menurut pengarang Tafsir
Al-Kasyaf berasal dari kata 'alla' yang kemudian ditambah dengan lam
di awal yang berarti 'tarajji' merupakan sebuah harapan yang langsung
dari Zat Yang Maha memenuhi segala harapan. Logikanya, jika ada
harapan maka ada semangat, apalagi yang berharap adalah Allah swt
terhadap hambaNya sehingga tidak mungkin hambaNya menghampakan harapan
Tuhan mereka. Karenanya rangkaian ayat-ayat puasa diawali dengan
khitab untuk orang-orang yang beriman: "hai orang-orang yang beriman".
Dalam konteks ini, setiap hamba yang selalu mendekatkan diri dengan
Allah tentu besar harapannya agar senantiasa mendapat bimbingan dan
petunjuk Allah swt. Demikian redaksi 'La'alla' yang selalu mengakhiri
ayat-ayat puasa termasuk ayat doa ini, menjadi korelasi tersendiri
dalam bentuk keseragaman dengan ayat-ayat puasa sebelum dan sesudahnya
'La'allakum Tattaqun, La'allakum Tasykurun, La'allahum Yarsyudun, dan
La'allahum Yattaqun'.

Demikian pembacaan terhadap satu ayat yang disisipkan dalam rangkaian
ayat-ayat puasa. Tentu tidak semata untuk memenuhi aspek keindahan
bahasa. Namun lebih dari itu, terdapat korelasi dan hikmah yang patut
diungkap untuk memperkaya pemaknaan terhadap Ramadhan yang terus akan
mendatangi kita setiap tahun. Karena pemaknaan yang komprehensif
terhadap ayat-ayat puasa akan turut mewarnai aktifitas Ramadhan kita
yang berdampak pada peningkatan kualitas keimanan kita dari tahun ke
tahun. Saatnya momentum special kedekatan Allah dengan hamba-hambaNya
di bulan Ramadhan dioptimalisasikan dengan doa yang diiringi dengan
amal shalih dan keta'atan kepadaNya.
--ends--

--
Sent from my mobile device

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: