Rabu, 25 Agustus 2010

[daarut-tauhiid] SEBELUM ALLAH SWT MENGAMBILNYA

 

SEBELUM ALLAH SWT MENGAMBILNYA

Pagi ini terlampaui sudah batas maksimal keterlambatan hadir yang

telah ditetapkan kantorku tempat bekerja, berarti bulan depan aku harus
mau

menerima surat cinta yang diberikan oleh unit kerjaku. Ya, tentu karena
unit

kerjaku masih mencintaiku karena masih mau mengingatkanku agar
selanjutnya

aku bisa lebih disiplin lagi,

Namun bukan tanpa alasan keterlambatanku kali ini, pagi tadi, bulak

kapal bekasi, sebagai jalur yang harus kulalui, macet total. Lima belas

menit sudah angkot yang aku tumpangi tidak juga jalan, hatiku sangat
gelisah

karena keterlambatanku bulan ini sudah melampaui toleransi yang
diberikan.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki menyebrangi rel kereta

api yang memang selalu crowded. Mungkin ada kecelakaan pikirku, ternyata

dugaanku benar, Sebuah mobil bak terbuka yang mengangkut sayur tertabrak

kereta dan terseret hingga lebih dari 100 meter. Mobil itu hancur
bagaikan

bengkokan bengkokan besi.

Disamping rel tampak sebuah mobil polisi yang telah diparkir di

Tempat Kejadian Perkara.

Sementara dua orang polisi berdiri di depan korban yang kepalanya

sudah ditutupi koran. Polisi itu mengharapkan pertolongan masyarakat
yang

melihatnya, namun tak seorangpun yang mau membantunya. Hampir semua
orang

hanya menonton, melihat sejenak kemudian langsung pergi meninggalkannya

mayat yang telah berlumuran darah..

Aku mencoba untuk mengajak seorang pemuda ganteng yang berbadan

tegab untuk membantu polisi, namun dia menolak dengan alasan tidak tega.

Kuajak lagi seorang anak muda yang bersragam kantoran, namun diapun
menjawab

saya udah kesiangan takut terlambat, ketika aku mengajak seseorang yang

cukup umur, merekapun hanya menggelengkan kepala dan melambaikan
tangannya

tanda menolak, ketika kuaja seorang bapak yang berumur 50 tahunan,
diapun

menjawab yang lain aja.

Akhirnya akupun mengajak polisi yang sejak tadi sudah berdiri di

depan janazah, Kita angkat bertiga aja yuk pak, polisipun
menyetujuinya.

Ternyata polisi itupun tidak berani mengangkat kepalanya, begitu pula
aku,

khawatir kalau-kalau isi kepala itu berantakan. Koran Republika yang
setia

menemanikupun kugunakan untuk menutup dan membungkus kepala yang penuh

darah. Akhirnya sambil menggigit jaket yang terbungkus amplop coklat
besar,

kedua tanganku mengangkat kepala dan bahu korban. Dengan iringan doa,
kami

letakkan jenazah itu ke dalam mobil kijang.

Di dalam bis aku sempat merenung> ...> ...> ...> Inikah Jakarta ?

Begitu padat penghuninya, namun disaat pertolongan diperlukan, kota

ini begitu sunyi, sepi seperti tak berpenghuni.

Allah SWT telah menciptakan kita dengan sempurna, lengkap dengan ;

Sebuah hati, namun sayang sering kali kita tidak mau membukanya,

Kedua tangan, namun sayang sering kali tidak kita gunakan untuk

menolong mahlukNYA>

Kedua kaki, namun sering kali tidak kita gunakan untuk melangkah ke

jalanNYA,

Mungkinkah ada sebutir makanan haram yang telah menutupi hatinya ?

Hingga memberatkan langkahnya ? memberatkan tangannya untuk membantu

sesama ?

Terbayangkah oleh kita,

Bagaimana jika Allah swt tidak lagi percaya kepada kita ? menutup

hati kita dan mengambil mata, telinga, tangan dan kaki kita ?

Haruskah kita merasakan nikmat yang Allah berikan setelah hilang

dari diri kita ?

Seandainya saja aku masih punya mata, tentu aku akan selalu membaca

Kitab suci Al qur'an

Seandainya saja aku masih mempunyai dua buah tangan, tentu aku akan

menolong sesama mahlukNYA

Seandainya saja telingaku masih bisa mendengar, tentu aku akan

selalu mendengarkan ceramah,

Seandainya saja aku masih punya kedua belah kaki tentu aku akan

selalu pergi ke Mushola,

Seandainya saja aku masih berkuasa, tentu aku akan mensejahterakan

rakyatku

Seandainya saja aku masih punya harta, tentu akan aku sedekahkan

Seperti sebuah pepatah yang pernah diucapkan oleh Imam Gozali ?

Kenikmatan itu baru terasa perlunya bila dia telah hilang dari diri

kita.

Semoga kita semua, dapat menggunakan apapun yang kita miliki untuk

menolong sesamanya, tanpa harus diminta, sebelum Allah swt yang

menitipkanNYA mengambil kembali milikNYA dari kita. Dan kemudian meminta

pertanggung jawabannya, amin.

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu

bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Adz Dzaariyaat QS.51;55)

Wallahu a'lam bish shawwab, selamat bertugas, semoga bermanfaat

mohon maaf apabila tidak berkenan. Tulisan ini tidak bermaksud
menggurui,

namun sekedar mengingatkan dan berbagi informasi, Insyaallah kebaikan
yang

kita tanam akan menjadi ladang amal yang akan diikuti oleh saudara kita
yang

lain, amin.

Wassalam,

VR

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: