Menilik usiaku, barangkali sudah lebih dari lima puluh dua kali Ramadhan datang dan pergi. Setiap kali Dia datang, kurencanakan sederetan kegiatan ritual untuk menyambut dan mengisinya, agar pribadiku berkembang lebih baik dan lebih baik lagi. Tapi dari sederetan rencana tadi, rasanya selama ini hanya sebagian kecil saja yang terlaksana, karena berbagai alasan. Dulu, ketika usia masih relatif muda, selalu ada kata pemaaf untuk diri yang batal melaksanakan rencana pemuliaan Ramadhan, oh...masih ada tahun depan. Ramadhan tahun depannya hadir lagi,..oh ada tahun depannya lagi dan...terus lagi.
Kini aku mulai gelisah, bukankah Rasulullah berwasiat, bila hari ini sama saja dengan kemarin berarti merugi. Dan bagaimana kalau hari ini lebih buruk dari kemarin ? Duh ...Gusti Allah, janganlah hamba ini jadi golongan orang-orang yang terlaknat. Hamba takut Ya Allah, tak berdaya untuk mengatur diri sendiri agar hidup sesuai dengan risalahMu. Entah mengapa, begitu sulit rasanya untuk mengendalikan keinginan, perasaan dan angan-angan yang selalu ingin membumbung tinggi, bahkan ketika sedang berdiri, rukuk dan sujud dalam shalat. Wahai adakah saudaraku seiman yang bisa menuntunku, agar dalam mengisi hari-hari yang semakin senja ini, lebih berarti ?
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar