Rabu, 25 Agustus 2010

[daarut-tauhiid] MARI BERTAUBAT DI 2/3 RAMADHAN

 

Asslm,

Ma'a syiral muslimin wal muslimat rahimmakumullah,

Manusia tidak lepas dari kesalahan, besar maupun kecil, disengaja
maupun tanpa disengaja. Apalagi jika hawa nafsu sudah menguasai jiwa raganya,
ia akan menjadi bulan-bulanan berbuat kemaksiatan. Ketaatan, seolah-olah tidak
memiliki nilai berarti.
Meski manusia dirundung oleh kemaksiatan dan dosa menumpuk, bukan
berarti tak ada lagi pintu untuk memperbaiki diri. Karena, betapapun menggunung
perbuatan maksiat seorang hamba, namun pintu rahmat Allah SWT selalu terbuka.
Manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, yaitu dengan bertaubat dari
perbuatan-perbuatan yang bisa mengantarkannya ke jurang Neraka. Taubat yang
dilakukan haruslah total, yang dikenal dengan "taubatan nashuha".

Allah berfirman,
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.(Ali-Imran [3]: ayat 135)
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan Surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik
pahala orang-orang yang beramal.(Ali-Imran [3]: ayat 136)
Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam ayat diatas bahwa salah satu
ciri orang yang bertaqwa kepada Allah bukanlah orang yang tidak pernah berbuat
dosa dan tidak punya salah, akan tetapi, orang yang bertaqwa yaitu mereka yang
apabila melakukan kesalahan, mereka kemudian mengingat Allah serta bertaubat
atas segala kesalahan yang dilakukannya. Mengingat manusia adalah tempat salah
dan lupa, maka Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya senantiasa membuka pintu
taubat dan ampunan-Nya sampai kelak matahari terbit dari arah barat, saat dimana
Qiamat kubra terjadi.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan akan hal itu dalam sabdanya yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang artinya: " Sesungguhnya Allah
ta'ala membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima taubat orang
yang berdosa pada waktu siang, dan Ia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang
untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu malam, sehingga matahari
terbit dari arah barat ( sampai qiamat )." ( H.R. Muslim )
Taubat sendiri berarti menyesal atau kembali. Seseorang bertaubat
berarti seseorang tersebut menyesali perbuatan dosa atau kesalahan yang telah
diperbuat dengan menghentikan perbuatan dosa dan kembali kepada kebenaran
seperti yang sudah digariskan oleh Allah SWT. Dengan demikian, taubat itu
berarti melepaskan diri dari keadaan yang dibenci dan dikutuk Allah untuk menuju
pada kebenaran yang dicintai dan diridhai Allah SWT. Taubat hukumnya wajib 'ain
atas orang-orang yang melakukan dosa. Taubat selalu berkaitan dengan perbuatan
dosa, dan dosa terjadi karena dua hal, yaitu melanggar larangan-larangan-Nya dan
meninggalkan perintah-perintah-Nya.
Ditinjau dari keterkaitannya, dosa dibagi atas:
§ Dosa manusia dengan Allah, seperti meninggalkan shalat lima waktu, tidak
mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, berbuat syirik /menyekutukan Allah dan
melakukan pelanggaran-pelanggaran yang bersifat individu.
§ Dosa manusia terhadap sesamanya, seperti berbohong, menipu, mencuri dan
pelanggaran-pelanggaran yang bersifat umum.
Oleh sebab itu agar Allah mengampuni segala dosa yang telah
dilakukannya, maka Allah memerintahkan kepada hamba-Nya yang berdosa agar segera
bertaubat kepada Allah dan tidak pernah berputus asa mengharap rahmat-Nya. Oleh
karena kita sebagai manusia tidak pernah lepas dari kesalahan dan dosa, maka
sudah seharusnyalah kita setiap saat untuk selalu bertaubat kepada Allah, dengan
memperbanyak membaca istighfar kepada-Nya.

Rasul bersabda,
"Wahai sekalian manusia bertaubatlah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya
aku bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari."
Maka bersegeralah kalian wahai para hamba Allah untuk menuju
kepada-Nya, niscaya kalian akan mendapatkannya sebagai Dzat Yang Maha Penerima
taubat dan Maha Penyayang serta berjalanlah di atas jalan orang-orang mukmin
yang bertaubat, niscaya Rabb kalian akan membangkitkan kalian pada kedudukan
yang mulia lagi terhormat.
INTROSPEKSI DIRI
Betapa zalimnya diri ini, bergelimang dosa dan mengaku diri sebagai
hamba Allah SWT, hamba macam apakah kebanyakan manusia di jaman modern ini? yang
tidak malu berbuat maksiat, kadang dengan bangga menceritakan perbuatan maksiat
kepada teman-temanya, naudzubillahi mindaliq…sudah tidak malu & terang-terangan
di hadapan Allah SWT, wahai jiwa… kenalilah kehinaan dirimu…, sadarilah
keagungan Rabb yang telah menciptakan dan memberikan nikmat tak berhingga
kepadamu…, ingatlah pedihnya siksa yang menantimu, jika engkau tidak segera
bertaubat.
Cepatlah kembali tunduk kepada Ar-Rahman, Yang Maha Pengasih, sebelum
terlambat. Karena apabila ajal seseorang telah dating, maka tidak ada seorang
pun yang bisa mengundurkannya barang sekejap ataupun menyegerakannya, ketika
maut itu datang… beribu-ribu penyesalan akan menghantui orang tersebut, dan
bencana besar ada di hadapan dia, siksa kubur yang meremukkan dan gejolak api
neraka yang menghanguskan kulit-kulit manusia. Maha Suci Allah, sesungguhnya
hukuman-Nya amat sangat keras.

Padahal tidak ada satu jiwa pun yang tahu di bumi mana kita akan mati,
kapan waktunya, bisa jadi seminggu lagi atau bahkan beberapa detik lagi, siapa
yang tahu? Bangkitlah segera dari lumpur dosa… dan songsonglah pahala yang siap
menanti dihadapan….kita , dengan sungguh-sungguh bertaubat kepada Allah SWT.
Kedudukan Taubat
Taubat itu wajib dilakukan untuk setiap dosa yang diperbuat, pokok dari
taubat adalah penyesalan. Para ulama telah sepakat bahwa taubat dari segala
maksiat hukumnya wajib, dan taubat itu wajib dilakukan dengan segera dan tidak
boleh ditunda-tunda, sama saja apakah maksiat itu termasuk dosa kecil atau dosa
besar. Taubat merupakan salah satu prinsip agung di dalam agama Islam dan kaidah
yang sangat ditekankan di dalamnya…
Taubat yang terbesar dan paling wajib adalah bertaubat dari kekufuran,
kekafiran menuju keimanan. Kemudian tingkatan kedua adalah bertaubat dari
dosa-dosa besar, kemudian diikuti dengan tingkatan ketiga yaitu bertaubat dari
dosa-dosa kecil. Allah berfirman,
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Jika mereka berhenti (dari
kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka
yang sudah lalu." (Al-Anfaal [8]:ayat 38).

Al-Quran Memerintahkan Manusia untuk Bertaubat.
Allah berfirman,
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung." (An-Nuur [24]: ayat 31)
Penjelasan ayat tersebut, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman" , bahwa seorang mukmin itu, memiliki keimanan dan
Allah SWT yang menyerunya untuk bertaubat, kemudian Allah SWT mengaitkan taubat
itu dengan keberuntungan, "Supaya kamu beruntung", maka tidak ada jalan lain
menuju keberuntungan kecuali dengan taubat, yaitu kembali dari segala sesuatu
yang dibenci Allah SWT, lahir maupun batin, menuju segala sesuatu yang
dicintai-Nya, lahir maupun batin. Hal ini menunjukkan bahwa setiap mukmin, orang
yang beriman itu membutuhkan taubat, sebab Allah menujukkan seruan-Nya kepada
semua orang yang beriman.

Rasul memerintahkan untuk bertaubat
Rasulullah Muhammad SAW bersabda,
"Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan minta ampunlah kepada-Nya,
sesungguhnya aku ini bertaubat 100 kali dalam sehari."(HR. Muslim)
Dengan bertaubat itu akan diperoleh dua manfaat:
§ Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Sedangkan dengan melaksanakan
perintah Allah dan Rasul-Nya itulah terkandung segala kebaikan. Di atas
kepatuhan, melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya itulah terdapat sumber
kebahagiaan dunia dan akhirat yang abadi.
§ Meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana beliau itu
senantiasa bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling taat beribadah kepada Allah, dan
memang demikianlah sifat beliau. Beliau itu adalah orang yang paling takut
kepada Allah di antara kita, beliau orang paling bertaqwa kepada Allah di antara
kita, dan beliau adalah orang paling berilmu tentang Allah di antara kita,
semoga shalawat dan keselamatan dari-Nya senantiasa tercurah kepada beliau. Dan
di dalamnya juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa beliau adalah sosok
pengajar kebaikan dengan ucapannya dan dengan perbuatannya. Beliau senantiasa
beristighfar kepada Allah dan menyuruh orang-orang agar beristighfar, sehingga
para sahabat & pengikutnya pun bisa meniru beliau, demi melaksanakan perintahnya
dan mengikuti perbuatannya. Ini merupakan bagian dari kesempurnaan nasihat yang
beliau berikan kepada umatnya.
Maka sudah semestinya kita juga meniru beliau, apabila kita
memerintahkan sesuatu maka hendaknya kita adalah orang pertama yang melaksanakan
perintah ini. Dan apabila kita melarang sesuatu hendaknya kita juga menjadi
orang pertama yang meninggalkannya, sebab inilah sebenarnya hakekat sebagai
"da'i ilallah" (penyeru kepada agama Allah), bahkan inilah hakekat dakwah, yaitu
kita lakukan apa yang kita perintahkan dan kita tinggalkan apa yang kita larang,
kita mohon kepada Allah SWT untuk menerima taubat kita, serta semoga Allah SWT
memberi petunjuk kepada kita menuju jalan yang lurus.

SYARAT-SYARAT DITERIMANYA TAUBAT.
4 syarat agar taubat seseorang diterima Allah SWT:
1. Ikhlas karena Allah.
Yaitu orang yang bertaubat hendaknya mengharapkan ampunan Allah SWT dengan
taubatnya itu dan berharap supaya Allah menerima taubatnya serta mengampuni dosa
yang telah dilakukannya, dengan taubatnya itu ia tidak bermaksud riya' di
hadapan manusia atau demi mendapatkan kedekatan dengan mereka, dan bukan juga
semata-mata demi menyelamatkan diri dari gangguan penguasa dan pemerintah
kepadanya. Tapi dia bertaubat hanya demi mengharapkan ridha dan rahmat Allah dan
pahala di negeri akhirat yang abadi.
2. Menyesali perbuatan dosa
Harus benar-benar menyesal atas dosa yang telah dilakukannya, sebab
perasaan menyesal dalam diri seorang manusia itulah yang membuktikan dia benar
dan jujur dalam bertaubat, ini artinya dia menyesali apa yang telah diperbuatnya
dan merasa sangat sedih karenanya, dan dia memandang tidak ada jalan keluar
darinya sampai dia benar-benar bertaubat kepada Allah SWT dari dosanya.
3. Meninggalkan dosa yang dilakukannya.
Ini termasuk syarat terpenting untuk diterimanya taubat, meninggalkan
dosa itu maksudnya adalah apabila dosa yang dilakukan adalah karena meninggalkan
kewajiban, maka meninggalkannya ialah dengan cara mengerjakan kewajiban yang
ditinggalkannya itu, seperti contohnya: ada seseorang yang tidak membayar zakat,
lalu dia ingin bertaubat kepada Allah maka dia harus mengeluarkan zakat yang
dahulu belum dibayarkannya.

Apabila ada seseorang yang dahulu meremehkan berbakti kepada kedua orang
tua, kemudian ingin bertaubat, maka dia harus berbakti dengan baik kepada kedua
orang tuanya. Apabila dia dahulu meremehkan silaturahim maka kini dia wajib
menyambung silaturahim. Apabila maksiat itu terjadi dalam bentuk mengerjakan
keharaman maka dia wajib bersegera meninggalkannya, dia tidak boleh
meneruskannya walaupun barang sekejap. Apabila misalnya ternyata dia termasuk
orang yang memakan harta riba maka wajib baginya melepaskan diri dari riba
dengan cara meninggalkannya dan menjauhkan diri darinya dan dia harus
menyingkirkan harta yang sudah diperolehnya dengan cara riba, apabila dia telah
meraup harta dengan cara haram ini maka dia wajib mengembalikan harta itu kepada
pemiliknya atau meminta penghalalan kepadanya.

Apabila dia mengatakan "Saya sudah bertaubat kepada Allah", akan tetapi
ternyata dia masih meneruskan perbuatan yang diharamkan, maka taubat ini
tidaklah diterima. Bahkan taubat seperti ini sebenarnya seolah-olah merupakan
tindak pelecehan terhadap Allah SWT, bagaimana seseorang bertaubat kepada Allah
SWT sementara dia masih terus bermaksiat kepada-Nya? Dalam kondisi bagaimanapun
setiap insan harus meninggalkan dosa yang dia sudah bertaubat darinya, apabila
dia tidak meninggalkannya maka taubatnya tertolak dan tidak akan bermanfaat
baginya di sisi Allah SWT.

4. Bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa.
Seseorang yang bertaubat, harus dengan sungguh-sungguh bertekat untuk
tidak mengulangi dosa yang sama dimasa yang akan datang. Apabila seseorang
masih mengulangi perbuatan dosa ketika terbuka kesempatan bagimu untuk
melakukannya, maka sesungguhnya taubat itu tidak diterima Allah SWT. Tidak dalam
keadaan Sakatarul Maut.
Apabila ada seseorang yang bertaubat dimana taubatnya sudah tidak bisa
diterima lagi oleh Allah SWT, maka saat itu taubatnya tidak lagi bermanfaat.
Tidaklah diterima taubat seseorang apabila nyawa sudah berada dikerongkongan
(sakaratul maut), seperti taubatnya raja Fir'aun. Allah berfirman,
Dan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang".(An-Nisa [4]:
ayat 18)
Maka seseorang apabila sudah berhadapan dengan maut dan ajal sudah
mendatanginya ini berarti ia sudah hampir terputus dari kehidupannya, maka
taubatnya itu tidak berada pada tempat yang semestinya! Sesudah dia berputus asa
untuk bisa hidup lagi dan mengetahui dia tidak bisa hidup untuk seterusnya, maka
dia pun baru mau bertaubat. Ini adalah taubat di saat terjepit, dan tidak akan
diterima taubatnya, sebab seharusnya taubat itu dilakukannya sejak dahulu,
ketika masih hidup normal, bukan di ambang kematian. Allah berfirman,
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (Al-Baqarah [2]: ayat 222)
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah SWT yang suka bertaubat
dan mensucikan diri, dimatikan Allah dalam keadaan khusnul khatimah, amin.
Wabillahit-taufiq wal hidayah
Wasslm.wr.wb
Aa Ghoen (Pengasuh Pondok Yatim Akhlaqul Kharimah, www.akhlaqulkharimah.com, Jl.
Biliton 28 Madiun)
Kami menerima zakat, infaq dan sadakah u/ kelangsungan Pondok
di Syariah Mandiri: a/n YYS. AKHLAQUL KHARIMAH No. rek: 1260033009

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: