Minggu, 29 Agustus 2010

[daarut-tauhiid] Keutamaan dan Rambu Menuntut Ilmu (oleh Aa Gym)

Keutamaan dan Rambu Menuntut Ilmu

oleh Aa Gym

Allah menciptakan ilmu, jalan untuk mendapatkan dunia akhirat. Rasulullah
saw bersabda : Barangsiapa yang menginginkan dunia, wajib bagi dirinya
dengan ilmu. Siapa yang menginginkan akhirat wajib dengan ilmu. Barangsiapa
yang menginginkan keduanya wajib baginya dengan ilmu.

Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda : "Bahwasanya Rasul saw jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara,
sedekah jariyah, doa anak shaleh, ilmu yang bermanfaat."

Dalam Al Quran Allah berfirman : "Allah mengangkat orang beriman dan berilmu
beberapa derajat di antaramu beberapa derajat…" (Q.S. Al-Mujadalah : 11)

Mencari ilmu ini menjadi ciri ketika Allah menyukai hamba-Nya, dengan cara
orang itu menjadi faqih kepada agama. Sebagaimana sabda Rasulullah saw
: "Barangsiapa
yang diingikan Allah menjadi baik, maka Allah akan menjadikan faqih kepada
agama."

Ilmu itu menjadi amanah. Ilmu yang disampaikan, manfaatnya itu akan mengalir
hingga alam Barzakh. Seperti ibadah qurban, atau seperti kita yang tahajud
dan mengajarkannya, maka itu akan mengalir kepada kita. "Barangsiapa yang
menyeru mengajak kepada petunjuk, dia akan mendapatklan pahala seperti
pahala orang yang mengikutinya tidak berkurang sedikit pun pahalanya baginya
."

Allah mengangkat derajat seseorang dengan ilmu, tapi ada yang turun
derajatnya dengan ilmu, mengapa? Karena ia berniat mencari ilmunya salah.
Niatnya untuk duniawi. Alah menciptakan ilmu untuk memandu kita agar dekat
dengan Allah. manfaat bagi hamba-Nya, ilmu yang manfaat akan membuat kita
mengenal Allah. Tapi memiliki ilmu banyak akan tidak manfaat, karena ilmunya
untuk mencari dunia daripada mencari kedudukan di sisi Allah. misalkan,
ingin disebut ustadz, masuk TV, ingin popular, atau mengharap imbalan
manusia. Kita belajar agama supaya dekat dengan Allah. Kalau kita takwa
janji pasti datang. Jangan mencari ilmu akhirat untuk kepentingan dunia.
Mustahil Allah tidak menjamin hamba-Nya, kepada hamba-Nya yang senantiasa
patuh.

Lalu mengapa ada orang yang berilmu tidak bisa dekat dengan Allah? Karena
hatinya belum bisa optimal berniat untuk dekat kepada Allah. Seperti dalam
berdebat yang ingin senantiasa menang.

Bahaya pertama dari mencari ilmu adalah niat, mencari ilmu untuk pembenaran
dirinya. Dalil-dalilnya dipilih untuk pembenaran nafsunya. Allah Maha Tahu,
dia akan membahas apa yang tidak cocok dengannya. Semuanya baik, pasti
benar, dan manfaat. Benar, mungkin ada waktunya yang belum pas, tapi jangan
mengingkari kebenaran yang satu dan menyukai kebenaran yang lainnya sesuai
dengan nafsunya.

Dari Abu Hurairah, Rasul saw bersabda : "Barangsiapa menuntut ilmu agama
yang seharusnya ia mengharap keridhoan agama, tapi ia mempelajari hanya
untuk memperoleh keuntungan dunia maka ia tidak akan mencium harum bau surga
pada hari kiamat."

Di akhir jaman nanti akan muncul orang-orang yang menggunakan agama untuk
mencari keuntungan dunia. Mereka memakai bulu-bulu domba, di hadapan
mansusia supaya dikira orang zuhud dan tawadhu lidah mereka lebih manis dari
gula tapi hati mereka seperti hati serigala. Allah berfirman : Apakah mereka
akan hendak menipuku atau berani melawanku. Aku bersumpah demi diri-Ku Allah
bahwa Aku akan mendatangkan kepada mereka fitnah yang akan membiarkan orang
pintar cerdik di kalangan mereka terkena fitnah itu tidak mampu menolaknya.
(HR Tirmidzi)

Dari Abu Said Al Anshari Rasul saw bersabda : Apabila Allah mengumpulkan
manusia pada hari kiamat, suatu hari tiada keraguan sedikit pun maka
berserulah Penyeru Barangsiapa menyekutukan Aku pada amalnya karena Aku dan
karena seseorang, hendaklah ia menuntut amalnya dari selain Aku. Karena
sesungguhnya Dzat Yang Maha Kaya dari kamu sekalian yang kamu persekutukan.
(HR Imam Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Umar, Rasul saw bersabda : "Barangsiapa menuntut ilmu
dengan berniat bukan karena Allah maka hendaklah ia menyediakan tempatnya di
dalam neraka" (HR Tirmidzi)

Begitulah bahayanya niat bukan karena Allah, di antaranya, ingin dianggap
cerdas, paling pintar, Jangan ada kepentingan untuk duniawi, nanti jadi
sendiri tidak terlalu diingin-ingin. Kalau maksimal berikhtiar, nanti jadi
sendiri. Tanpa harus menjadi satu-satunya target. Harus ada kesungguhan
untuk keikhlasan ini. Ada bahayanya kalau targetnya hanya sekadar penilaian
orang, harus ada kesungguhan. Tujuan kita mencari ilmu supaya dekat dengan
Allah, patuh kepada Allah, menjauhi larangan Allah dan menjadi manfaat bagi
yang lain dengan ikhlas.

Ada anak yang terbiasa terpacu dengan pujian. Dari kecil sudah menjadi
bintang kelas, KM, pujian penghargaan. Orang tua senantiasa senang karena
sang anak sering mendapat pujian, sehingga mendapat perlakuan khusus, dan
sudah mendarah daging merasuk sejak kecil dihormati diangkat-angkat.
Akibatnya si Anak Tumbuh besar dengan paradigma harus dihormati, disanjung
dan tidak terkalahkan.

Tidak ada perbuatan karena Allah, perbuatannya supaya dirinya dipuji
dihormati, supaya dirinya menjadi nomor satu. Secara duniawi Motivator
mendorong untuk menjadi nomor satu. Padahal bia maksimal itu akan jadi
sendiri, tidak perlu menjadi tujuan satu-satunya. Dalam akidah kita dituntut
untuk dicintai dan diridhoi Allah. Menjadi no 1 itu untuk merupakan bonus.
Kalau terbiasa keinginan untuk dinilai orang. Tidak ada keikhlasan *lilahi
ta'ala.*

Allah memuliakan orang tidak dengan gelar. Tidak masalah dengan gelar, namun
apabila kita belajar bertahun-tahun hanya untuk gelar sangat disayangkan.
Harusnya dengan belajar itu semakin dekat dengan Allah, memberi manfaat
kepada sebanyak-banyak manusia. Banyak gelar kalau tidak manfaat apalagi
menjadi koruptur buat apa? Bukan masalahnya ada tidak ada gelar, itu
sunnatullah. Tapi jangan menjadi gelar sebagai tujuan. Lalu bagaimana
sebelum wisuda meninggal.

Kisah seorang mahasiswa yang ditimpa sakit parah. Dan diduga tidak akan
hidup lebih lama. Ke kampus saja digendong. Tidak bisa mendengar juga.
Ketika ditanya mengapa tetap pergi kuliah sedangkan keadaan kondisi seperti
itu, 'Kak bagi saya kuliah itu ibadah. Saya tidak tahu ada umur atau tidak.
Kalau orang dapat pahala dari amal shalehnya. Walau akhirnya meninggal. Hal
demikian menjadi inspirasi bahwa kuliah itu menjadi amal shaleh. Insya Allah
akan mengangkat derajat. Tidak ada mencontek. Lurus saja.

Jangan belajar semata-mata hanya untuk mendapat kertas. Uang. Belajar jangan
untuk itu, karena dengan cara lurus ikhtiarnya dalam berusaha, seperti lurus
waktu mudanya, maka rejeki akan berbuah sendiri. Syariatnya akan bertemu
sendiri dengan rejekinya.

Belajar ilmu hati bukan untuk ingin kelihatan shaleh, atau kagum, Kita
menjadi shaleh supaya diridhai Allah saja. Kita taubat tidak ada urusan
dengan penilaian orang. Nanti ketika kita berubah dengan pertolongan Allah
akan menjadi jalan perubahan orang.

Qarun pernah mengatakan bahwa ia kaya karena ilmunya. Harusnya bukan karena
ilmu, itu jalan saja. Gigih ulet hanya amal shaleh yang dicontohkan nabi
saw. Rejeki hanya karunia Allah saja. Dalam mencarinya pantang menyerah
pantang keluh kesah. Tetapi kalau sudah menjadi nikmat jangan mengaku-ngaku
sebagai hasil jerih payah. Kalau Allah mendatangkan penyakit yang akan
menghalangi keuletannya, maka ia tidak mungkin bisa ulet. Juga jangan merasa
ujub bila merasa pintar ulet. Seorang pelajar yang belajar tekun karena
motivasinya sebagai amal shaleh.

Menuntut ilmu bukan masalah jumlah gelar hebatnya, tapi bagaimana bisa
membersihkan hati cemerlang akhlaknya semakin mendekat kepada Allah. Bukan
untuk bergaya, atau dipamerkan, melainkan ilmu itu untuk menjadi ahli takwa,
yang bisa mengangkat derajatnya. Kalau banyak ilmu tidak berubah akhlaknya
seperti keledai. Jangan sampai pula seperti keledai yang banyak membawa
buku, tapi tetap bodoh karena dia tidak memahami manfaat buku.

http://www.eramuslim.com/ramadhan/tausyiah/keutamaan-dan-rambu-menuntut-ilmu.htm

8/29/2010 1:07 PM


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: