Uniknya Tradisi Salat Tarawih di Maroko
Nasrulloh Afandi - detikRamadan
Masjid Koutobia Maroko (Nasrulloh)
Rabat -Maroko, negara Islam yang menganut mazab Fiqh Maliky, tiap Ramadan
ternyata mempunyai tradisi unik dalam melaksanakan ibadah salat tarawih.
Jauh beda dari negara-negara Arab lain yang juga menganut mazab yang sama.
Termasuk jauh berbeda dengan negara-negara tetangga dekat sekalipun.
Demikian dilaporkan H Nasrulloh Afandi, Lc yang sedang merampungkan
thesisnya di jurusan fiqih kontemporer, Pascasarjana Universitas Qodi Iyadh
Maroko.
Dua Putaran
Hampir semua imam masjid di Maroko hafal seluruh Al Quran. Sejak awal
Ramadan, salat tarawih di Maroko dilaksanakan dua putaran setiap malamnya.
Ketika azan Isya berkumandang, kaum muslimin berduyun-duyun menuju masjid
untuk melaksanakan salat tarawih secara berjamaah sebanyak sepuluh rakaat,
masing-masing dua rakaat. Dengan menghabiskan separuh juz lebih ayat-ayat Al
Quran.
Sekitar satu jam menjelang dikumandangkannya azan Subuh, muslimin kembali
berduyu –duyun ke masjid untuk melaksanakan salat tarawih putaran kedua
sebanyak 10 rakaat, juga dengan menghabiskan separuh juz lebih ayat-ayat Al
Quran, dan ditutup dengan salat witir.
Jadi dalam semalam rata-rata menghabiskan lebih dari satu juz Al Quran.
Sehingga ketika sampai pada tanggal 23 Ramadan genap mengkhatamkan total 30
juz Al Quran. Dan salat tarawih malam berikutnya (tanggal 24) dimulai lagi
dari awal Al Quran (surat Al Baqarah)
Selingan Tarawih
Hampir semua masjid di Maroko, seperti hari-hari biasa di luar Ramadan,
masjid-masjid selalu terkunci di luar waktu salat, tak terkecuali di bulan
Ramadan sekalipun. Sehingga kesulitan mencari tempat i'tikaf.
Di bagian akhir Ramadan nanti, tepatnya di malam-malam tanggal ganjil mulai
tanggal 21, 23 dan seterusnya yang oleh mayoritas ulama disinyalir sebagai
Lailatul Qadar, mulai magrib, masjid-masjid dibuka sampai larut malam.
Di malam-malam tanggal ganjil itu, selepas salat Isya, mereka melaksanakan
salat tarawih 10 rakaat sebagaimana di malam-malam sebelumnya.
Uniknya, selepas 10 rakaat tarawih itu, 'diselingi' dengan dilanjutkan salat
sunah berjamaah, dengan jumlah rakaat kian banyak, masing-masing dua rakaat.
Umumnya dilakukan sampai tengah malam, sehingga banyak jamaah yang
'mengundurkan diri' kelelahan. Namun menjelang Subuh nanti maka akan kembali
salat 10 rakaat dengan niat tarawih dan ditutup dengan salat witir.
Itu adalah 'tradisi lokal' qiyamul lail (salat malam) yang sangat unik, yang
hanya terdapat di masjid-masjid Maroko.
Berpindah-pindah
Di antara kegemaran orang Maroko dalam melaksanakan salat tarawih adalah
banyak yang berpindah-pindah masjid setiap malamnya, dari masjid satu ke
masjid yang lainnya. Mereka pun bangga bila mendapati imam tarawih yang enak
membaca Al Quran-nya.
Fanatisme simbol beragama pun kian akut mewarnai aktivitas ibadah, mereka
bangga memakai jallabah (jubah khas Maroko). Meskipun mengutamakan berwarna
putih sesuai sunnah Rasulullah, biasanya di sepuluh hari terakhir (bulan
Ramadan) dengan pakaian tradisional itu, berpindah-pindah masjid pun kian
meningkat, bahkan dalam satu malam pun satu orang bisa berpindah-pindah tiga
masjid atau lebih untuk ber'ítikaf.
Apalagi mayoritas pemukiman penduduk di sini sangat padat, jadi dalam satu
lingkungan hay(pemukiman) saja bisa terdapat dua sampai tiga masjid atau
lebih. Kian memudahkan untuk berpindah-pindah masjid. Tidak sebagaimana
masjid di Indonesia yang umumnya terpisah jauh antar desa yang bertetangga.
Bahkan banyak pula yang menggunakan kendaraan bermotor demi untuk memburu
masjid yang diinginkannya.
Rombak Imam
Setiap bulan Ramadan, untuk imam salat tarawih, mayoritas atau bahkan hampir
di setiap masjid mengalami 'perombakan', dengan menurunkan para imam hafal
Al Quran yang masih muda usianya. Tak jarang mereka adalah para master atau
doktor bidang studi Islam jebolan Maroko maupun dari negeri tetangga.
Pengaturan ini juga dikordinir oleh Departemen Agama di daerah
masing-masing.
Hal itu selain faktor untuk mempercepat gerakan salat, juga karena realitas
di Maroko bahwa para ustad muda belakangan ini jauh lebih rapih tajwid
(kaidah baca)-nya dan enak suara bacaan Al Quran-nya, dibanding para ustad
(imam masjid) yang sudah sepuh usianya.
"Sangat asing yah cara bacaan Al Quran imam di masjid-masjid Maroko", kata
Vika Rifqah Khasanah, mahasiswi studi islam Universitas Qadi Iyadh Maroko
asal Tegal Jawa Tengah yang mendalami Ilmu al-Quran dan telah hafal separuh
lebih dari totalitas Al Quran ini.
Apalagi para imam masjid yang sepuh usianya itu, banyak yang hanya berlomba
menghafal dan kurang memperhatikan tajwid-nya. Demikian dikatakan oleh Ustad
Muhammad Tuhami (Imam Masjid di kawasan perumahan elite di jantung Kota
Gueliz, Provinsi Marrakesh , Maroko. Kawasan yang mayoritas penduduknya
warga negara asing itu.
Kalaupun ada imam-imam masjid yang sepuh usianya dan rapi tajwid-nya, namun
mereka cenderung menggunakan bacaan Imam Warats dari Imam Al Azraq, sehingga
terlalu panjang tanda bacanya(Mad-nya). Dan terkesan terputus-putus
bacaannya. Jadi memakan waktu dalam salat tarawih.
Sedangkan para imam masjid muda mayoritas menggunakan cara baca imam Warats
dari imam Al Ashbahani yang pendek mad-nya dan dengan gaya mengalir serta
lebih empuk di telinga. Demikian tandas ustad yang juga pernah
bertahun-tahun menjadi imam Masjid Syeikh Jazuli, masjid di area makam
pengarang kitab Dalail al-Khoirot (kitab yang tak asing lagi di kalangan
kiai pesantren Indonesia itu).
Jadi di Maroko jika imam masjidnya membaca Al Quran 'apa adanya' maka
umumnya kekurangan jamaah tarawih. Apalagi jarang sekali ada musala seperti
di Indonesia , sehingga masjid adalah satu-satunya tempat pusat ibadah di
setiap lingkungan tempat tinggal di Maroko.
(nwk/nwk)
Source :
http://ramadan.detik.com/read/2009/08/31/093313/1192847/631/uniknya-tradisi-salat-tarawih-di-maroko
note:
aljazair, tunisia, maroko, libya ==> madzhab maliki. Qiraat mereka biasanya
menggunakan warsy dan bukan hafsh seperti yg dipakai layaknya di al
haramain, indonesia, etc. Khusus aljazair, mereka sudah mulai "berganti"
madzhab hanbali (atau salafy) terutama setelah perang saudara antara FIS dg
pemerintah.
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
1 komentar:
I've heard somewhere that a redone placement was in the present circumstances contribution free xbox 360 codes. The codes are proficient for the treatment of either a payment or points redeamable for the benefit of more points and content.
Wasn't positive if anyone else has heard of [url=http://www.freeplaycodes.com]Free xBox Live[/url]
After doing some probing on my own and using a not many of their codes myself, I in short order realized that their codes are in reality valid and working.
Spread the word guys!!
Posting Komentar