Seruan Makanan Bergizi bagi Pengungsi Disambut Baik Donatur
Ada beberapa hal yang cukup membuat para relawan bersedih saat membantu para korban bencana di lokasi, antara lain melihat mereka sangat kekurangan bahan makanan, dan satu lagi, ketika kami harus mengantarkan makanan-makanan kurang bergizi untuk menjadi bahan makanan mereka. Dalam kondisi normal saja, setiap orang baik orang dewasa terlebih lagi anak-anak dianjurkan mengonsumsi makanan dengan standar gizi yang cukup dan layak, apalah lagi dalam kondisi darurat usai dilanda bencana seperti yang baru saja menimpa saudara-saudara kita di Jawa Barat.
Gempa berkekuatan 7,3 SR yang terjadi Rabu 2 September 2009 sekitar pukul 14.55 WIB mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi dan tersebar di berbagai wilayah mulai dari Tasikmalaya, Ciamis, Garut Selatan, Bandung Selatan dan Cianjur Selatan. Gempa meluluhlantakkan rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya, bencana ini juga merusak perekonomian warga, bahkan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Setelah itu, puluhan ribu orang terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian, sebagian masih menggunakan terpal seadanya, bahkan beberapa keluarga Kampung Cikole, Pangalengan harus tinggal di kandang sapi saking mereka tidak punya apa-apa untuk tempat berteduh. Meskipun kami sudah biasa –dari bencana ke bencana- melihat kondisi yang demikian, tetap saja tak kuasa menahan air mata keprihatinan atas kondisi yang mereka jalani.
Sebagian pengungsi terpaksa menggadaikan rasa malunya untuk meminta-minta bantuan di jalan, atau mendatangi posko-posko bantuan lantaran mereka sering terabaikan tanpa bantuan. Jangankan mereka yang jauh dari posko utama bantuan, bahkan beberapa pengungsi yang tinggal di tenda-tenda dekat posko utama pun sering kami dapati belum mendapat bantuan yang mencukupi. Padahal jika kami lihat, bantuan di posko utama cukup menumpuk.
Seperti disebutkan diatas, bahwa salah satu kesedihan yang dirasakan para relawan adalah saat harus mengantar bantuan ke tenda-tenda pengungsi, sebab yang harus kami antar sebagian adalah makanan yang gizinya kurang. Sekali lagi, dalam kondisi darurat seperti bencana, disaat mereka tidur tanpa penghalang angin, malam mereka terserang hawa dingin yang menusuk, dan siang hari terjemur matahari, makanan bergizi lah yang seharusnya kami bisa berikan.
Oleh karena itu, tak bosan-bosan kami terus menghimbau para donatur dimanapun berada, terlebih dari daerah yang cukup terjangkau jika ingin memberi bantuan makanan lebih diutamakan yang bergizi. Masalah utama para pengungsi adalah kesehatan, jika dalam kondisi yang tidak normal mereka tetap dipasok makanan yang kurang gizinya, tinggal tunggu mereka dilanda penyakit. Inilah yang tidak diinginkan terjadi.
Alhamdulillah, seruan kami itu mendapat sambutan baik. Bermula seorang donatur dari Bandung yang datang langsung ke Posko ACT di Cikangkareng, Cibinong, Cianjur Selatan. Ia bersama rekan-rekannya rela datang meskipun kondisi jalanan teramat sulit dilalui. Mereka membawa makanan jadi dengan gizi yang cukup bagi para pengungsi, dan juga relawan. "Selain pengungsi, relawan juga harus diberi makanan bergizi. Mereka kan bekerja keras membantu para pengungsi, justru harus lebih sehat," ujar donatur yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Tak cukup hanya ke Cianjur, lantaran ia tahu posko ACT juga ada di Pangalengan, Bandung, maka ia pun mengirimkan makanan jadi dengan menu "luar biasa" bagi para pengungsi. Tidak tanggung-tanggung, ibu satu anak beserta keluarganya ini mengirimkan 400 paket makanan bergizi bagi para pengungsi dan relawan. Tentu saja hal ini mendapat sambutan senyum kebahagiaan dari para pengungsi yang hampir setiap hari makan dengan menu seadanya. Bahkan setelah melihat langsung kondisi para pengungsi, ia berniat untuk memasok terus menerus makanan bergizi.
Sebelumnya, beberapa donatur juga membelikan seekor kerbau untuk dipotong dan diolah bersama di posko pengungsian Cikangkareng, Cianjur Selatan. Direncanakan, ada donatur lain yang akan memasok seekor sapi di Pameungpeuk, Garut Selatan, di Tasikmalaya dan juga di Pangalengan, Bandung. Kabar ini tentu menggembirakan bagi kami para relawan, dan pastinya para pengungsi. Terbayang, ratusan pengungsi akan tercukupi gizinya dengan olahan makanan dari daging sapi atau kerbau yang diberikan donatur.
Para pengungsi, layak mendapatkan kehormatan dan kemuliaan. Salah satu cara menghormati dan memuliakan mereka adalah dengan memberi bantuan yang terbaik, jika kita bisa memberi yang lebih baik kenapa harus yang biasa-biasa saja. Ada memang makanan "standar dan biasa" ketika bencana terjadi, dan itu yang selalu kami lihat di lokasi bencana. Tetapi tentu saja bukan makanan "standar dan biasa" itu yang kami dan pengungsi harapkan. Okelah jika soal kepraktisan menjadi alasan utama, namun insya Allah relawan di lokasi bencana siap bekerja lebih keras untuk mengolah makanan dari bahan-bahan yang bergizi. Semua demi kemuliaan kita, ya donatur, ya pengungsi, juga relawan. Insya Allah.
Salam kami untuk para donatur, terima kasih! (Gaw)
Bayu Gawtama
Life-Sharer
http://solifecenter
0852 190 68581
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar