Messages In This Digest (9 Messages)
- 1.
- (Cerpen) THR From: fiyan arjun
- 2a.
- Re: [Ruang Film] Men of Honor From: ukhti hazimah
- 2b.
- Re: [Ruang Film] Men of Honor From: rinurbad
- 2c.
- Re: [Ruang Film] Men of Honor From: rahmad nurdin
- 2d.
- Re: [Ruang Film] Men of Honor From: Hadian Febrianto
- 3a.
- Re: [bahasa] Ramadhan Terakhir From: ukhti hazimah
- 4.
- [Ruang Film] The Forbidden Kingdom From: rinurbad
- 5.
- [Ruang Film] Bride Wars From: rinurbad
- 6a.
- Re: (Syukur) Buku n Kaos Gretongan From: novi_ningsih
Messages
- 1.
-
(Cerpen) THR
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Fri Sep 11, 2009 5:37 am (PDT)
*THR*
Fiyan Arjun
Sudah cukup lama aku mengabdi di perusahaan ini. Lima tahun. Ya, lima tahun
waktu yang cukup menguras tenaga dan pikiran untuk mengadikan diri. Tetapi
apa yang kuharapkan tak sesuai dengan keinginanku. Terlebih saat-saat
menjelang Lebaran semakin dekat. Aku harus bergelut dengan berbagai
permintaan dari kanan-kiriku. Baik dari keluargaku, anak-anakku, istri serta
mertuaku. Mau tidak mau aku harus mengupayakan permintaan mereka agar
terlaksana sebelum hari raya itu tiba. Dan tinggallah aku dibuat tujuh
keliling bila saat-saat Ramadhan telah sampai di penghujung.
Ekor mata minusku terus saja menatap nanar ke arah uang yang terbungkus
amplop coklat itu di atas meja kerjaku. Tergeletak tanpa daya di hadapanku.
Namun itu semua tak menarik perhatianku. Apalagi aku sudah tahu berapa
nominal uang yang berada di amplop itu. Itu pun karena Rahmat, rekan kerjaku
yang memberitahukannya setelah ia usai mendapatkan uang dispensasi tahunan
dari perusahaan. Uang THR. Atau, uang Tunjangan Hari Raya.
"Sudahlah ambil uang itu, Kus? Ingat anak-anak kamu di rumah? Apa mau di
Lebaran nanti anak-anak kamu tak memakai baju baru. Cobalah kau pikirkan
lagi niatan kamu untuk mengembalikan uang itu ke perusahaan. Aku tahu kamu
memang salah satu karyawan yang paling berprestasi di sini. Tapi cobalah
untuk kali ini kau redam niatmu itu dulu," Rahmat terus-terusan menasehatiku
saat aku duduk termangu di ruang kerjaku. Dan ekor mataku terus saja tak
beralih dari uang itu.
Amplop itu terus saja merayuku agar aku segera tertarik dengan jumlah yang
ada di dalamnya. Terlebih Rahmat, rekan kerjaku itu semakin gencar untuk
menggagalkan niatku untuk mengembalikan amplop itu.
"Bukan itu Mat yang aku inginkan. Dengan uang itu memang aku bisa beli apa
saja. Bisa membelikan baju baru untuk anak-anakku tapi bagaimana dengan
istri, keluargaku dan mertuaku bagaimana? Apa aku tak memberikan mereka sama
sekali! Padahal aku sudah berjanji akan memberikan yang terbaik untuk
mereka."
Rahmat tersentak. Diam mendadak saat aku mengeluarkan ucapan seperti itu.
Betapa yang aku pikirkan tak sepemikiran dengannya. Rekan kerjaku satu
profesi di bagian auditor keuangan itu.
Tiba-tiba suasana di ruang kerjaku senyap. Tak ada ucapan-ucapan yang
terlontar. Baik dari mulutku maupun Rahmat. Yang ada hanya keraguan yang
tersumbat di benakku. Antara aku menuruti permintaan Rahmat atau tidak. Aku
terus berupaya menenangkan pikiranku. Begitu juga dengan Rahmat ia terus
mencari jalan untuk membantu kesulitanku.
"Sudahlah begini saja Kus ini aku pinjamkan uang THRku kepada kamu. Toh, aku
juga tak begitu perlu-perlu sekali. Lagi pula ibu dari Surti, istriku ada di
sini. Jadi aku tak perlu mudik lagi. Dan sebagai rasa simpatiku terimalah
uang ini," tiba-tiba Rahmat mengulurkan bantuannya kepadaku. Ia memberikan
uang THR yang baru diterimanya itu pindah ke tanganku." Aku ikhlas kok, Kus.
Aku senang bisa menolong sesama rekan kerja seperti kamu," lanjut Rahmat
menyerahkan uang THRnya yang masih dibungkus oleh amplop coklat itu. Aku tak
bisa mengelak. Apalagi menolak bantuan dari Rahmat yang sudah berbaik
kepadaku itu.
Mau tidak mau aku pun menerimanya. Ya, walau ada rasa sungkan dalam diriku
betapa aku memiliki rekan kerja sebaik Rahmat.
^^^
Menjadi pegawai di sebuah perusahaan sebenarnya adalah bukan keinginanku
sepenuhnya. Itu aku lakukan untuk membalas budi orangtuaku yang sudah lelah
menguliahkanku selama beberapa tahun. Sesungguhnya keinginanku selepas
kuliah lalu aku ingin berwiraswasta saja. Tapi keinginanku itu dilarang
keras oleh orangtuaku saat aku ingin memutuskan berwiraswasta. Katanya
berwiraswata itu tak selamanya maju. Tak memberi kesejahteraan. Itulah yang
dikatakan oleh orangtuaku menegaskan lagi. Namun apa dikata aku tak bisa
berbuat banyak terhadap keinginan mereka. Bagaimana mereka bagian dari
hidupku.
"Oya, Mas anak-anak sudah menanyakan kapan mau dibelikan baju baru untuk
mereka. Ingatlah lho Mas aku tak mau membuat mereka kecewa pada kita," ujar
Resti, istriku membuyarkan lamunanku.
"Ya, iya aku sudah mengerti kok. Ya, sudah besok kamu pergi ke pasar
sama-anak-anak."
"Terus Mas tidak ikut menemani kita-kita. Kenapa, Mas?" Resti lagi-lagi
menanyakan ketidakikutanku dalam menemani mereka. Berbelanja baju baru untuk
anak-anakku.
"Ah, aku tidak apa-apa kok. Oya, jangan lupa belikan baju koko dan mukena
buat ayah-ibuku serta orangtuamu ." lanjutku mengalihkan pertanyaan Resti.
Ya, aku tak boleh Resti mengetahui hal ini. Bahwa uang hasil yang mereka
belanjakan adalah hasil uang THR dari Rahmat. Hasil dari bantuan rekan
kerjaku itu. Biarlah aku saja yang mengetahuinya. Asal anak-anak, istri,
ayah-ibuku dan mertuaku bisa menikmati di Lebaran nanti.
^^^
* Mas, Reno kecelakaan. Sekarang aku ada dirumah sakit, Mas!*
* *
Handphonku tiba-tiba berbunyi. Ternyata pesan singkat itu dikirimkan oleh
Resti dengan panik. Reno, anak keduaku kecelakaan saat melintasi jalan raya
bersama Resti. Dan kini berada di rumah sakit. Akhirnya aku pun segera lekas
tiba ke rumah sakit.
Oh, Tuhan kenapa hari-hariku saat ini begitu malang. Saat hari-hari
kemenangan akan datang kini berganti dengan kedukaan. Reno, anak keduaku
kini tergolek di rumah sakit. Tanpa daya. Banyak sekali mengeluarkan darah
dari kepalanya.
Kulihat wajah pias anakku itu. Tak ada kegembiraan di saat ia pertama kali
pergi bersama ibunya ke pasar untuk berbelanja baru untuknya. Kini yang
terlihat hanya ruang kebisuan yang berbalut duka yang menghiasi dirinya.
Kucoba terus bertahan walau hati ini merasa sangat bersalah. Karena aku tak
bisa menemani mereka pergi berbelanja.
"Mas, istirahat saja. Mas sudah seharian tak pulang. Biar aku saja yang
gantian menunggu Reno di sini. Sekarang Mas pulang saja," tiba-tiba pundakku
ada yang menyetuh. Halus. Penuh ketenangan. Ternyata Resti telah
membangunkanku untuk beristirahat lebih lanjut di rumah. Tapi aku tak bisa.
Saat-saat itu adalah saat aku dipenuhi penyesalan. Terlebih ketika aku
melihat ruang kecil semacam mushallah. Astaghfirullah, aku lupa aku belum
menunaikan kewajibanku. Aku belum shalat Subuh saat aku terlelap menunggu
Reno, anakku yang terbaring tak berdaya. Untung saja Resti membangunkanku.
Akhirnya dengan gontai aku melangkah ke tempat itu.
^^^
Kutatap sajadah yang memajang di hadapanku. Kubersujud di dekatNya. Memohon
atas segala penyesalan dan ketidaksyukuranku kepadaNya. Apalagi saat itu
aku telah banyak menyusahkan orang lain. Seperti rekan kerjaku Rahmat yang
begitu baik kepadaku. Telah membiarkan uang THRnya itu diserahkan untuk
membahagiakan orang-orang terdekatku. Walau hasilnya lain aku perkirakan.
Hanya kedukaan yang menyelemuti saat akan menjumpai hari kemenangan seluruh
umat muslim di dunia. Hari Raya Idul Fitri. Ternyata uang THR yang aku
peroleh itu tak dapat memberikan kebahagiaan saat Reno, anakku tergeletak
tak berdaya di rumah sakit.*
* *
--
"Books inside you"
Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
www.bukumurahku.multiply. com
fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758-0079
- 2a.
-
Re: [Ruang Film] Men of Honor
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Fri Sep 11, 2009 8:24 am (PDT)
Oooohhh...ini filmnya bikin mata rela melek walaupun kabarnya baru dipejamkan 1 jam dalam sehari??? hahahahaha...
Rasisme selalu jadi topik yang menarik dalam sebuah film. Sebenernya judul ini familiar di mata, karena hampir setiap mampir ke rental pasti ni film nangkring dengan tenangnya. Tapi rupanya tangan masih blum berkehendak untuk mengambilnya :P Ntar deh, kalo utang nonton filmnya dah kebayar, ku mampir plus nengokin Om "Man of Honor" ... ya kalo duitnya mumpuni ya digendong pulang ke rumah =))
Tengkyu Mbak Rin
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
YM : SINTHIONK
--- On Thu, 9/10/09, rinurbad <rinurbad@yahoo.com > wrote:
From: rinurbad <rinurbad@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [Ruang Film] Men of Honor
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Thursday, September 10, 2009, 10:05 PM
Telah berulang kali film yang diangkat dari kisah nyata Master Chief Carl Brashear, penyelam kulit hitam pertama di Angkatan Laut Amerika, ini diputar di televisi. Tetapi saya selalu menyerah di 45 menit pertama karena larut malam dan panjangnya film [ditambah sekeranjang iklan sekian menit sekali].
- 2b.
-
Re: [Ruang Film] Men of Honor
Posted by: "rinurbad" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Sep 11, 2009 2:54 pm (PDT)
Hehehe..iya, Sin, salah satu film terbaik De Niro pula menurutku.
Walaupun aku sempat ikutan megap-megap waktu adegan dalam air, mungkin kebawa tegang:D
Semoga bisa menenteng Men of Honor ya..jangan digendong, berat:)
Makasih ya sudah baca ulasanku,
Rinurbad
- 2c.
-
Re: [Ruang Film] Men of Honor
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Fri Sep 11, 2009 5:00 pm (PDT)
Sungguh film yang sangat menginspirasi. Kalau saya menggunakan film
ini, untuk menjelaskan tentang "PASSION" dalam materi training
MOTIVASI. Metafora film ini sangat membantu, karena peserta akan
tersentuh hatinya.
Bahwa IMPIAN butuh sebuah KOMITMEN didalamnya. Karena adanya komitmen,
Maka rasa sakit itu bukan penghalang. Itulah Hasrat terdalam bagi
seorang PEMENANG. Film ini juga mengilustrasikan, Bahwa, saat kita
memiliki impian. Tantangan selalu ada. dan tantangan terbesar
datangnya dari orang-orang terdekat kita. (Keluarga & Shahabat)...
On 9/12/09, rinurbad <rinurbad@yahoo.com > wrote:
> Hehehe..iya, Sin, salah satu film terbaik De Niro pula menurutku.
> Walaupun aku sempat ikutan megap-megap waktu adegan dalam air, mungkin
> kebawa tegang:D
>
> Semoga bisa menenteng Men of Honor ya..jangan digendong, berat:)
>
> Makasih ya sudah baca ulasanku,
>
> Rinurbad
>
>
--
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh
- 2d.
-
Re: [Ruang Film] Men of Honor
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Fri Sep 11, 2009 5:22 pm (PDT)
Betul pa rahmad, ini salah satu film andalan untuk pelatihan saya
bersama beberapa film lainnya. Makanya film ini bertahan di hard disk
eksternal saya...
Hatur nuhun teh rini yang telah menuliskan ulasannya
On 9/12/09, rahmad nurdin <rahmad.aceh@gmail.com > wrote:
> Sungguh film yang sangat menginspirasi. Kalau saya menggunakan film
> ini, untuk menjelaskan tentang "PASSION" dalam materi training
> MOTIVASI. Metafora film ini sangat membantu, karena peserta akan
> tersentuh hatinya.
>
> Bahwa IMPIAN butuh sebuah KOMITMEN didalamnya. Karena adanya komitmen,
> Maka rasa sakit itu bukan penghalang. Itulah Hasrat terdalam bagi
> seorang PEMENANG. Film ini juga mengilustrasikan, Bahwa, saat kita
> memiliki impian. Tantangan selalu ada. dan tantangan terbesar
> datangnya dari orang-orang terdekat kita. (Keluarga & Shahabat)...
>
>
>
> On 9/12/09, rinurbad <rinurbad@yahoo.com > wrote:
>> Hehehe..iya, Sin, salah satu film terbaik De Niro pula menurutku.
>> Walaupun aku sempat ikutan megap-megap waktu adegan dalam air, mungkin
>> kebawa tegang:D
>>
>> Semoga bisa menenteng Men of Honor ya..jangan digendong, berat:)
>>
>> Makasih ya sudah baca ulasanku,
>>
>> Rinurbad
>>
>>
>
>
> --
> --
> RAHMADSYAH
> Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
> www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh
>
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
- 3a.
-
Re: [bahasa] Ramadhan Terakhir
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Fri Sep 11, 2009 10:41 am (PDT)
fuh...cerita yang mengingatkan dengan pertanyaan teman kos baru-baru ini, "sebentar lagi Ramadhan usai, aku udah dapet apa yah?" Sebuah pertanyaan yang juga berputar-putar di kepala. Teringat juga curhat teman, "babak belur juga nih tilawahku". Rasanya ikutan sedih, karena ternyata dia menyuarakan apa yang juga terjadi ma aku sendiri.
Melihat nasib Dhani koq rasanya ngeri membayangkan, bisa jadi ini Ramadhan terakhir. Dan sekarang lagi terus menerus meneror diri dengan pertanyaan, "udah dapet apa selama Ramadhan?" Semoga menjadi pelecut buat memaksimalkan sisa Ramadhan yang ada, karena belum tentu waktu akan menghantar menuju ke Ramadhan berikutnya. *tsaaaaahhh...dirasa- rasa bahasaku sekarang koq jadi resmi begeneh*
Makasih Mbak Lia, walaupun tulisan lama tapi maknanya insyaALLAH bisa membantu untuk membuka lembaran baru a.k.a semangat baru ^^
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
YM : SINTHIONK
--- On Wed, 9/9/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com > wrote:
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [bahasa] Ramadhan Terakhir
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 9, 2009, 4:35 AM
Ramadhan Terakhir
Oleh Lia Octavia
- 4.
-
[Ruang Film] The Forbidden Kingdom
Posted by: "rinurbad" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Sep 11, 2009 2:54 pm (PDT)
Bagaimana jika seorang bintang film kungfu sekaliber Jet Li dipertemukan dengan pendahulunya yang bahkan tidak tergeser oleh putranya sendiri, Jacky Chen? Itulah kemenarikan film berbasis legenda yang dibesut sutradara Rob Minkoff ini. Rumusnya sendiri biasa saja: Seorang remaja yang menjadi saksi kematian pedagang tua di Pecinan karena terpaksa membawa beberapa berandalan untuk merampoknya. Jason [Ryan Kavanaugh] mendapat amanat berupa tongkat sakti dan diharuskan mengembalikan kepada si empunya. Dalam pelarian dari para perampok yang ingin melenyapkan dirinya, Jason menembus lintasan waktu dan berada di negeri asing.
Ternyata tongkat di tangannya bukan benda sembarangan. Senjata berkemampuan sihir dahsyat itu adalah milik Raja Kera alias Sun Go Kong. Ia memicu permusuhan dengan Dewa Perang ketika bermain-main di perayaan Kaisar Langit tanpa diundang. Pertempuran sengit terjadi di istana sang dewa di Gunung Lima Unsur. Ketika Dewa Perang bermaksud curang, Raja Kera melemparkan tongkat saktinya jauh-jauh dan berubah menjadi batu yang abadi.
Jason tersaruk-saruk menunaikan misi. Ia ditemani Golden Sparrow, seorang gadis yang menjadi yatim piatu akibat kebengisan Dewa Perang dan bersumpah akan membunuhnya. Masih ada si penyair mabuk (Jackie Chen) dan biksu pendiam (Jet Li) yang sama-sama menggembleng Jason bela diri. Dialog-dialog lucu sekaligus bernas mengalir dari sini. Ketika tengah melatih Jason, keduanya sepakat bahwa dua harimau tidak mungkin menempati satu gunung. Namun akhirnya mereka berjanji, "Kita bisa saling bunuh setelah urusan ini selesai."
Perjalanan ke Gunung Lima Unsur sangat tidak mudah. Mereka harus berhadapan dengan balatentara yang tangguh, termasuk Pembunuh Berambut Putih yang diiming-imingi ramuan panjang umur oleh Dewa Perang. Saat hampir sampai di tujuan, panah si Rambut Putih merubuhkan penyair mabuk yang kesukaran bertahan hidup tanpa arak sebagai sumber tenaganya.
Kedekatan Jason dan si penyair sangat mengundang haru, pula kala ia menaruh hati pada Golden Sparrow yang manis. Secara keseluruhan, jalan cerita film ini dapat diterka. Akan tetapi di samping action dan special effect yang hebat, para penggemar Jet Li akan menikmati penampilannya yang berbeda sebagai Raja Kera. Jackie Chen pun memperoleh porsi untuk berperan ganda. Bisakah Anda menebak siapa karakter satunya lagi?
Peace,
RInurbad
- 5.
-
[Ruang Film] Bride Wars
Posted by: "rinurbad" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Sep 11, 2009 2:58 pm (PDT)
Jika hidup kita bersentuhan dengan seseorang, sedikit banyak gesekan tentu akan timbul juga. Emma Allen (Anne Hathaway) dan Liv (Kate Hudson) tidak menduga persahabatan mereka selama 20 tahun harus retak karena ego demi hari bersejarah masing-masing. Akibat kesalahan pegawai wedding organizer, pernikahan mereka didaftarkan di The Plaza pada hari dan waktu yang sama. Semula Emma dan Liv mencoba mendekati seorang mempelai lain untuk bertukar tanggal, namun usaha mereka sia-sia belaka. Meruncinglah alasan keduanya untuk bersiteguh. Emma merasa telah menabung sejak usia 16 tahun untuk itu, sedangkan bagi LIv, menikah di Plaza penting sebab di sanalah kenangan masa kecilnya yang manis.
Kedua wanita muda ini mulai saling mendiamkan dan melanggar kesepakatan untuk tidak melakukan tindakan lebih jauh. Bagaikan persaingan bisnis, Emma dan Liv tak segan menggunting dalam lipatan. Emma mengirimi Liv manisan dan gula-gula supaya berat badannya naik terus dan tidak muat di gaun pengantin Vera Wang, lalu berpura-pura semua itu dari Daniel, tunangan Liv. Sementara Liv menukar rekaman video montase yang dimasukkan dalam agenda perkawinan Emma dengan sesuatu yang dimilikinya.
Perseteruan mereka semakin sengit saja. Liv harus membayar asistennya untuk menjadi pendamping pernikahan, sedangkan Emma terpaksa meminta tolong sesama guru di sekolah yang sesungguhnya ia benci. Di sinilah mereka baru menyadari ketidakbaikan hubungan dengan kerabat masing-masing. Liv, misalnya, harus mencoret nama seorang saudara dari daftar calon karena tanpa diduga saudaranya itu menikah dengan lelaki yang pernah tidur bersama dengannya. Karena ulah Liv, kulit Emma yang dirawat di salon menjadi merah cabe sekujur tubuh. Emma membalas dendam maka jadilah rambut Liv biru dan ia harus menelan teguran keras dari atasan usai presentasi besar.
Keterpisahan dua sahabat ini membuka kenyataan demi kenyataan. Emma adu mulut dengan Fletcher, tunangannya, yang bosan mendengar rasa puas wanita itu sebab berhasil mengacaukan pesta bujangan sahabatnya sendiri (di sinilah Anda akan tahu, mengapa di setiap filmnya, Anne Hathaway selalu menari). Sedangkan makin rapuh Liv, makin mesra hubungannya dengan sang calon suami. Daniel mengerti bahwa Liv merindukan teman baik dan selalu berusaha membuatnya merasa berharga apa pun yang terjadi. Percik-percik pesona Nathan, adik Liv, menerpa Emma dalam masa yang peka itu.
Menonton film ini tak ubahnya membaca chicklit yang selalu renyah dan seru. Kata orang, hati perempuan sukar diselami. Betapa banyak seluk-beluk yang berawal dari hal sepele. Tetapi meski bertaut ringan, Bride Wars mengajak kita berpikir tentang menjadi diri sendiri, merenungkan pilihan besar sekali seumur hidup, dan tak ternilainya persahabatan. Dua jempol masing-masing untuk Kate Hudson dan Anne Hathaway.
Peace,
Rinurbad
- 6a.
-
Re: (Syukur) Buku n Kaos Gretongan
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Fri Sep 11, 2009 3:52 pm (PDT)
Selamat ya, mbak indar dan mbak endah ;)
hihihih, dapat gretongan :D
hehehe, happy parenting :D
jangan lupa, tengok siapa layouter isinya :D
salam
Novi :D
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "patisayang" <patisayang@com ...> wrote:
>
> Alhamdulillah, iseng-iseng kirim kuis LPPH, aku dapat yang tentang komentar pernikahan. Hadiahnya, buku Happy Parenting. Sama Mbak Endah uminya Nibras juga.
> Selang beberapa hari kemudian, kompetisi Sail Your Hope di penerbit Bentang Pustaka keluar pengumumannya. Alhamdulillah, meski kukirim di detik terakhir dapat juga, kaos.
> Kalau mau tahu isi tulisanku, ini linknya n silakan berkomentar.
> http://lembarkertas.multiply. com/journal/ item/200/ Domba_Memimpin_ Serigala? replies_read= 4
> atau
> http://www.facebook.com/home. php?#/notes. php?id=142469031 6
> Thanks!
>
> salam,
> Indar
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar