Messages In This Digest (25 Messages)
- 1.1.
- salam kenal From: heru.oktaprianto
- 1.2.
- Re: salam kenal From: Sisca Lahur
- 2a.
- Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca From: inga_fety
- 2b.
- Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca From: Lia Octavia
- 2c.
- Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca From: asma_h_1999
- 2d.
- Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca From: batikmania
- 2e.
- Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca From: novi_ningsih
- 3a.
- Re: (CATCIL) Weekend wife From: inga_fety
- 3b.
- Re: (CATCIL) Weekend wife From: rina_fam
- 3c.
- Re: (CATCIL) Weekend wife From: Siwi LH
- 4a.
- Re: [Kabar Duka] Ayah dari Mbak Endah Meninggal Dunia From: inga_fety
- 5a.
- Re: [Catcil] Diambil Sang Empunya--Mbak Fety From: inga_fety
- 6a.
- Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta From: inga_fety
- 6b.
- Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta From: Siwi LH
- 6c.
- Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta From: fil_ardy
- 7.
- [CatatanKaki] Sang Pewarya (memulai menulis di milis SK ini) From: diwz_rebelz
- 8.
- Saya Mencari Achi TM From: yaqinsaja
- 9.
- Artikel: Apa Yang Akan Terjadi Setelah Ini? From: Dadang Kadarusman
- 10a.
- [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook From: novi khansa'
- 10b.
- Re: [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook From: Siwi LH
- 10c.
- Re: [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook From: novi_ningsih
- 11a.
- [catcil] sebuah senyuman :) From: novi khansa'
- 11b.
- Re: [catcil] sebuah senyuman :) From: fil_ardy
- 12.
- info: Ber-LeBaY yuks..- 1 tiket untuk anak yatim piatu From: silvi_18drlv
- 13.
- [Renungan] Seorang Perempuan Tua Duduk Termangu From: Bang Aswi
Messages
- 1.1.
-
salam kenal
Posted by: "heru.oktaprianto" heru.oktaprianto@yahoo.com heru.oktaprianto
Mon Sep 14, 2009 2:52 am (PDT)
Halo salam kenal...semuanya
- 1.2.
-
Re: salam kenal
Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com sapijinak2000
Mon Sep 14, 2009 3:20 pm (PDT)
Ya, salam kenal juga.
Duh, lebih panjang lagi dong kenalannya.
sapijinak
--- On Mon, 9/14/09, heru.oktaprianto <heru.oktaprianto@yahoo.com > wrote:
From: heru.oktaprianto <heru.oktaprianto@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] salam kenal
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, September 14, 2009, 4:34 PM
Halo salam kenal...semuanya
- 2a.
-
Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Sep 14, 2009 2:53 am (PDT)
buat retno dan catur,
barakallah untuk kelahiran puterinya..
moga menjadi puteri yang sholeha, menjadi penyejuk hati dan cahaya mata ayah bundanya..
salam hangat,
fety dan keluarga
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <nursalam.ar@com ...> wrote:
>
> Assalammu'alaikum wr.wb.
>
> Maaf, mendahului empunya berita:). Sekadar meneruskan berita gembira sebagai
> sesama keluarga besar SK. Alhamdulillah, pada hari ini, Senin, 14 September
> 2009, pukul 04.15 WIB, telah lahir puteri dari pasangan Retnadi (Retno)
> Nur'aini dan Catur Catriks (Sukono) di klinik di daerah Tanjung Duren,
> Jakarta Barat. Anak pertama yang belum bernama ini (konon, belum final,
> katanya) lahir dengan berat badan 3,2 kg dan panjang 49 cm.
>
> Untuk yang ingin memberikan doa dan tahniah, silakan sms atau telepon ke
> 0813-25494096 (Catur).
>
> Semoga pasutri Retno & Catur diberkahi Allah dalam merawat puerinya, dan
> anaknya menjadi puteri sholihah. Amin!
>
> Wassalammu'alaikum wr.wb.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
> --
> KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> Knowledge is power (but) character is more
> (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
>
>
> Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply. com
> www.facebook.com/nursalam. ar
>
- 2b.
-
Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Sep 14, 2009 3:02 am (PDT)
Waalaikumsalam wrwb
Naaah, Mas Nur ini yang mengajukan pertanyaan aneh padaku hehehe ^_^.
Pada hari Sabtu malam, Mas Nur mengirim sms padaku menanyakan kapan Mba
Retno melahirkan. Lalu aku bilang bahwa waktu aku ke rumah Mbak Retno hari
Jumat sorenya, Mbak Retno masih hamil, jadi kalau mau tahu kapan Mba Retno
melahirkan harusnya nanya sama Allah..
Dan Mas Nur ketawa2 menjawab smsku dan bilang bahwa harusnya ada prediksi
dokter dll... yah mohon maaf, aku awam banget sih soal hamil ;p
Anyway, akhirnya berita bahagia itu kuterima juga subuh tadi dari Mas Catur.
Selamat menjadi ayah dan ibu! Semoga putrinya menjadi anak yang
solehah..amiin..
Salam
Lia
2009/9/14 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com >
>
>
> Assalammu'alaikum wr.wb.
>
> Maaf, mendahului empunya berita:). Sekadar meneruskan berita gembira
> sebagai sesama keluarga besar SK. Alhamdulillah, pada hari ini, Senin, 14
> September 2009, pukul 04.15 WIB, telah lahir puteri dari pasangan Retnadi
> (Retno) Nur'aini dan Catur Catriks (Sukono) di klinik di daerah Tanjung
> Duren, Jakarta Barat. Anak pertama yang belum bernama ini (konon, belum
> final, katanya) lahir dengan berat badan 3,2 kg dan panjang 49 cm.
>
> Untuk yang ingin memberikan doa dan tahniah, silakan sms atau telepon ke
> 0813-25494096 (Catur).
>
> Semoga pasutri Retno & Catur diberkahi Allah dalam merawat puerinya, dan
> anaknya menjadi puteri sholihah. Amin!
>
> Wassalammu'alaikum wr.wb.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
> --
> KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> Knowledge is power (but) character is more
> (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
>
>
> Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply. com
> www.facebook.com/nursalam. ar
>
>
- 2c.
-
Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca
Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com asma_h_1999
Mon Sep 14, 2009 5:47 am (PDT)
Selamat ya. Semoga jadi anak yang sholehah, menjadi cahaya mata bagi kedua orang tuanya, ammiin.
Wsslm
asma
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Lia Octavia <liaoctavia@com ...> wrote:
>
> Waalaikumsalam wrwb
>
> Naaah, Mas Nur ini yang mengajukan pertanyaan aneh padaku hehehe ^_^.
> Pada hari Sabtu malam, Mas Nur mengirim sms padaku menanyakan kapan Mba
> Retno melahirkan. Lalu aku bilang bahwa waktu aku ke rumah Mbak Retno hari
> Jumat sorenya, Mbak Retno masih hamil, jadi kalau mau tahu kapan Mba Retno
> melahirkan harusnya nanya sama Allah..
> Dan Mas Nur ketawa2 menjawab smsku dan bilang bahwa harusnya ada prediksi
> dokter dll... yah mohon maaf, aku awam banget sih soal hamil ;p
>
> Anyway, akhirnya berita bahagia itu kuterima juga subuh tadi dari Mas Catur.
>
> Selamat menjadi ayah dan ibu! Semoga putrinya menjadi anak yang
> solehah..amiin..
>
> Salam
> Lia
>
> 2009/9/14 Nursalam AR <nursalam.ar@...>
>
> >
> >
> > Assalammu'alaikum wr.wb.
> >
> > Maaf, mendahului empunya berita:). Sekadar meneruskan berita gembira
> > sebagai sesama keluarga besar SK. Alhamdulillah, pada hari ini, Senin, 14
> > September 2009, pukul 04.15 WIB, telah lahir puteri dari pasangan Retnadi
> > (Retno) Nur'aini dan Catur Catriks (Sukono) di klinik di daerah Tanjung
> > Duren, Jakarta Barat. Anak pertama yang belum bernama ini (konon, belum
> > final, katanya) lahir dengan berat badan 3,2 kg dan panjang 49 cm.
> >
> > Untuk yang ingin memberikan doa dan tahniah, silakan sms atau telepon ke
> > 0813-25494096 (Catur).
> >
> > Semoga pasutri Retno & Catur diberkahi Allah dalam merawat puerinya, dan
> > anaknya menjadi puteri sholihah. Amin!
> >
> > Wassalammu'alaikum wr.wb.
> >
> > Tabik,
> >
> > Nursalam AR
> >
> > --
> > KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> > Knowledge is power (but) character is more
> > (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
> >
> >
> > Nursalam AR
> > Translator & Writer
> > 0813-10040723
> > 021-92727391
> > www.nursalam.multiply. com
> > www.facebook.com/nursalam. ar
> >
> >
>
- 2d.
-
Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca
Posted by: "batikmania" batikmania@yahoo.com batikmania
Mon Sep 14, 2009 6:22 am (PDT)
Alhamdulillah...
Selamat atas kelahiran puti pertama mbak Retno dan mas Catur. Barakallaahu. Semoga ananda jadi anak shalihat yang membanggakan ayah & bundanya, jadi cahaya mata dan penyejuk hati kedua orang tuanya. Amiin.
Wassalaam
Diah Utami
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <nursalam.ar@com ...> wrote:
>
> Assalammu'alaikum wr.wb.
>
> Maaf, mendahului empunya berita:). Sekadar meneruskan berita gembira sebagai sesama keluarga besar SK. Alhamdulillah, pada hari ini, Senin, 14 September 2009, pukul 04.15 WIB, telah lahir puteri dari pasangan Retnadi (Retno) Nur'aini dan Catur Catriks (Sukono) di klinik di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Anak pertama yang belum bernama ini (konon, belum final, katanya) lahir dengan berat badan 3,2 kg dan panjang 49 cm.
>
> Untuk yang ingin memberikan doa dan tahniah, silakan sms atau telepon ke 0813-25494096 (Catur).
>
> Semoga pasutri Retno & Catur diberkahi Allah dalam merawat puerinya, dan anaknya menjadi puteri sholihah. Amin!
>
> Wassalammu'alaikum wr.wb.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
> --
> KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> Knowledge is power (but) character is more
> (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
>
>
> Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply. com
> www.facebook.com/nursalam. ar
>
- 2e.
-
Re: [LONCENG] Selamat untuk kelahiran anak pertama dari Retno dan Ca
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Sep 14, 2009 9:21 am (PDT)
Barokallahu Retno n Catur....
moga menjadi anak yang solehah, penyejuk mata hati kedua orang tuanya... aamiin
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <nursalam.ar@com ...> wrote:
>
> Assalammu'alaikum wr.wb.
>
> Maaf, mendahului empunya berita:). Sekadar meneruskan berita gembira sebagai
> sesama keluarga besar SK. Alhamdulillah, pada hari ini, Senin, 14 September
> 2009, pukul 04.15 WIB, telah lahir puteri dari pasangan Retnadi (Retno)
> Nur'aini dan Catur Catriks (Sukono) di klinik di daerah Tanjung Duren,
> Jakarta Barat. Anak pertama yang belum bernama ini (konon, belum final,
> katanya) lahir dengan berat badan 3,2 kg dan panjang 49 cm.
>
> Untuk yang ingin memberikan doa dan tahniah, silakan sms atau telepon ke
> 0813-25494096 (Catur).
>
> Semoga pasutri Retno & Catur diberkahi Allah dalam merawat puerinya, dan
> anaknya menjadi puteri sholihah. Amin!
>
> Wassalammu'alaikum wr.wb.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
> --
> KENNIS IS MACHT, KARAKTER IS MORE
> Knowledge is power (but) character is more
> (kutipan buku "Dan Toch Mar" )
>
>
> Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply. com
> www.facebook.com/nursalam. ar
>
- 3a.
-
Re: (CATCIL) Weekend wife
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Sep 14, 2009 3:07 am (PDT)
tergelitik untuk menanggapi tulisan bu rina, secara sampai sekarangpun tetap jadi istri weekend:D
sama bu, dulu sebelum menikah, konsep ideal rumah tangga dalam benak saya adalah satu rumah, tapi Allah Maha Baik, sampai sekarang saya masih tetap jadi istri weekend:)
Dulu di Indonesia, terpisah jakarta-bandung, sekarang di jepang pun terpisah dengan jarak hampir 5 jam perjalanan menggunakan kereta. Paling tidak, menjadi istri weekend mengajarkan banyak hal untuk saya: belajar mencinta, belajar masak, dan belajar patuh pada kesepakatan bersama kami: tidak boleh berantem, bertengkar dan perang mulut karena kami tahu waktu bersama terlalu sedikit. dan karena itulah, klo ada kesempatan bersama, bersama suami lebih suka berdiam di apato kami: menonton tv brg, masak brg, ngenet brg dll.
Satu hal yang kami yakini, setiap pilihan kami mempunyai konsekuensi, dan ketika memilih sesuatu kami pun harus menjalani konsekuensinya dengan hati yang bahagia.
yang tetap berdoa semoga suatu saat bisa menjadi istri fulltime:)
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "rina_fam" <rina_fam@..com .> wrote:
>
> Week end Wife
>
> Dear
> Mau sedikit berbagi pengalaman saat jadi week end wife, dua tahun lalu.
>
> Menikah tapi bertemu dan berkumpul dengan suami hanya pada akhir pekan?
> Sepertinya kini bukan hal yang aneh ya. Perubahan jaman memang bukan hanya memunculkan teknologi baru yang makin canggih dan memberi kemudahan dalam nenjalani hidup. Dampak lainnya pola dan gaya hidup. Saya ingat, jauh (kalau gak salah saat masih sekolah) sebelum saya menikah mama saya kerap bilang, dalam kontek percakapan berbeda, yang intinya jika telah menikah perempuan itu harus ikut dan nurut suami. Dibawa merantau kemanapun ya harus mau. Malah beberapa budaya di daerah tertentu jika suaminya mati harus turut mati (membakar diri) atau memotong salah satu bagian tubuh.
> Tapi pendapat mama berubah setelah saya menikahi seorang pria yang berlainan kota dan bekerja di kota yang tidak sama dengan kota di mana saya tinggal dan bekerja. Malah mama bersikeras, aku sebaiknya tidak ikut suami sebelum mendapat pekerjaan yang jelas di sana. Dan terkuak kekhawatiran yang selama ini disembunyikannya. Katanya, ia tidak mau aku mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Setelah menikah mama keluar kerja dengan alasan ikut suami (pindah ke lain kota) dan menjadi ibu rumah tangga. Tak lama bapak kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Untuk beberapa waktu ekonomi keluarga hancur dan hanya sedikit yang bisa dilakukan mama karena harus mengurus tiga anak yang masih kecil-kecil. Mama berandai-andai, kalau saja dulu ia tidak keluar kerja mungkin keadaannya akan lebih baik. Walaupun pada akhirnya kami bisa keluar dari situasi itu tetap saja kenangan buruk itu sepertinya menghantui mama. Katanya, itu juga salah satu menyekolahkan aku tinggi-tinggi, biar bisa mandiri, tidak bergantung pada suami.Akhirnya aku menuruti saran mama, pertimbangannya tentu saja bukan karena takut seperti yang mama alami, tapi karena aku memang ingin dan membutuhkan pekerjaan agar bisa membantu orang tua.
> Singkat cerita, suami saya setuju kami tinggal terpisah untuk sementara. Jadilah aku tetap di Bandung sementara suamiku di Jakarta dan kami bertemu seminggu sekali. Kadang saya yang ke Jakarta atau sebaliknya. Jika kami sama-sama kelelahan atau mau sedikit hemat, kami bertemu dua minggu sekali. Tapi itu jarang terjadi, mana tahan...he...he... Yang pasti, saya selalu tak sabar untuk segera sampai di akhir pekan ketika saya mengunjungi suami di Jakarta atau dia menemui saya di Bandung. Ada sedikit rasa sakit ketika rindu ini menggebu, mungkin ini katanya orang bahwa cinta tidak bisa dipisahkan dari rasa sakit. Entah itu sakit karena rindu atau rindu yang menjadi benci. Kadang ada rasa sedih dan bersalah setiap kali membayangkan suami saya membuat sarapan dan makan malam sendiri jika dia sudah bosan dan jenuh dengan makanan yang dibelinya di fast food atau warung nasi.
> Btw, model rumah tangga yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Model rumah tangga yang kata salah seorang temanku lagi trend. Tentu saja aku kaget dengan istilah `trend' yang dia gunakan. Lalu teman ini menunjuk contoh orang-orang di sekeliling kami entah itu tetangga, teman kuliah, teman kantor atau relasi kami yang menjalankan kehidupan rumah tangganya seperti yang aku jalani. Ehm, saya teringat senior ditempat saya bekerja dulu, yang biasa saya panggil Bu Ida. Sudah menikah selama delapan tahun dan dikaruniai dua anak dan mengaku masih belum bisa memastikan sampai kapan dia akan bertemu suaminya hanya diakhir pekan. Karena untuk mengatakan selamanya alias sampai pensiun, waktu yang terentang terlalu jauh. Sejujurnya, ia berharap ada keajaiban yang membuatnya bisa berkumpul dalam satu rumah dengan suaminya. Keberatan Bu Ida untuk ikut suami karena statusnya sebagai pegawai negeri sipil. Ia sudah diangkat menjadi pns saat masih dalam masa penjajakan dengan calon suaminya yang juga teman kuliahnya. Mereka menikah setelah calon suaminya bekerja di Tangerang. Bagaimana pun ia merasa berat jika harus mengorbankan status pnsnya apalagi setelah kehadiran dua orang anak. Terpikir untuk mutasi tapi bagaimana dengan kondisi lingkungan yang belum tentu bisa diterima anak-anaknya dan ia sendiri. Entah itu kondisi cuaca atau kultur sosial.
> Tapi menunggu weekend belum seberapa, ada juga rekan kerja senior saya yang merelakan suaminya bekerja di Amerika dan harus bertemu tiap semester alias perenam bulan. Mungkin ada ratusan atau lebih pasangan yang menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini.
> Faktor ekonomi tentu bukan segala-galanya ketika seorang perempuan memutuskan tetap bekerja, walaupun faktor ini tidak bisa di abaikan terlebih di jaman yang serba mahal ini termasuk untuk hal urgent seperti pendidikan anak-anak. Motif lain yang mendasari perempuan bekerja mungkin keinginan mengamalkan ilmu yang dimilikinya (seperti profesi dokter atau bidan), membantu membangun masyarakat (pekerja social), membantu keluarga, dll.
> Ada juga yang menilai ini terjadi sebagai imbas gaya hidup yang konsumeristis, mengejar rejeki bukan karena tuntutan hidup tapi tuntutan gaya hidup. Karena toh rejeki Allah swt yang dibagikan pada setiap orang tak bisa diukur dan dihitung dengan logika matematis. Mungkin salah satu dari kita pernah mendengar cerita sukses dari orang yang latar belakang keluarganya `pas-pasan' jika dilihat dari faktor ekonomi. Istrinya hanya seorang ibu rumah tangga tidak berpenghasilan. Suaminya seorang guru sekolah negeri tapi mampu menyekolahkan kedua anaknya sampai perguruan tinggi. Jika di hitung dengan logika matematika sederhana, keluarga ini tak akan mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Itulah kebesaran Allah swt. Percaya atau tidak Dialah sebaik-sebaiknya konsultan keuangan
> Saya setuju dengan pendapat bahwa rejeki diatur yang di Atas, tapi jika kita punya keahlian kenapa tidak dimanfaatkan dengan maksimal untuk menjemput rejeki. Karena kalau uang di dompet pas-pas an bikin deg-deg an, khawatir dan was-was. Benar gak? Seperti sebuah pepatah, uang bukan segalanya tapi bisa jadi segalanya. Tapi semuanya kembali pada niat. Bekerja untuk menjemput rejeki dan mencukupi kebutuhan (kalau lebih berarti bonus) atau menumpuk rejeki sebanyak-banyaknya? Tentunya hanya hati kecil kita masing-masing yang tahu.
> Kembali ke istilah week end husband/wife, saya tetap keberatan jika model rumah tangga ini dikatakan `trend'. Karena untuk bisa bertahan dengan keadaan seperti itu dibutuhkan komitmen, kepercayaan dan pengertian yang lebih besar. Lha wong yang saban hari ketemu dan serumah saja bisa selingkuh apalagi jauhan? Logikanya kan begitu. Pengorbanan lainnya tenaga dan finansial. Saya ingat, waktu bulan-bulan pertama pasca nikah, saya dan suami ketemu tiap minggu. Lama-lama badan terasa rontok dan tabungan yang makin berkurang. Karena jika sudah bertemu rasanya gak enak kalau tidak pergi jalan-jalan dan keliling kota. Maklum, Jakarta hal kota baru untuk saya, begitupun Bandung untuk suami.
> Dan yang tak kalah penting dari semua itu adalah komunikasi setiap saat walaupun sekedar sms, `sedang apa?'. Untungnya saat berperan sebagai week end wife pulsa telpon selular sudah murah, malah sangat murah. Tentu saja tulisan ini tidak dimuati pesan sponsor, toh sekarang hampir semua operator hp memasang tarif super murah. Komunikasi pada akhirnya bukan sekedar melepas rindu. Dari situ saya menjadi kenal dan tahu banyak karakter dan sifat suami walaupun tidak setiap hari bersama.
> Di balik duka dan perjuangan (maaf kalau pilihan bahasanya lebay...he...he..) menjadi weekend wife, sukanya tentu saja adalah saat akhirnya kami bertemu di akhir pekan dan melepas rindu. Saat itu saya merasa seperti itulah rasanya rindu dan melepas rindu. Tapi setelah kami serumah (tepat usia pernikahan 8 bulan saya keterima kerja di Bogor dan kini usia pernikahan saya genap 3 tahun) ternyata rasa rindu dan melepas rindu terasa kurang gregetnya di banding saat kami harus bertemu seminggu sekali. Hal itu juga ternyata dirasakan suami. Well, ini bukan berarti kami ingin kembali menjadi week end wife atau week end husband tapi pelajarannya, kadang diperlukan jeda - ruang dan atau waktu untuk menumbuhkan, melanggengkan atau menakar rasa rindu.
>
> Salam,
> Rina S
> www.momsbooksclub.blogspot. com
>
- 3b.
-
Re: (CATCIL) Weekend wife
Posted by: "rina_fam" rina_fam@yahoo.com rina_fam
Mon Sep 14, 2009 6:25 am (PDT)
Makasih tanggapannya. betul setiap pilihan ada konsekuensinya, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
semoga segera jadi fulltime wife :)
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "inga_fety" <inga_fety@.com ..> wrote:
>
> tergelitik untuk menanggapi tulisan bu rina, secara sampai sekarangpun tetap jadi istri weekend:D
>
> sama bu, dulu sebelum menikah, konsep ideal rumah tangga dalam benak saya adalah satu rumah, tapi Allah Maha Baik, sampai sekarang saya masih tetap jadi istri weekend:)
>
> Dulu di Indonesia, terpisah jakarta-bandung, sekarang di jepang pun terpisah dengan jarak hampir 5 jam perjalanan menggunakan kereta. Paling tidak, menjadi istri weekend mengajarkan banyak hal untuk saya: belajar mencinta, belajar masak, dan belajar patuh pada kesepakatan bersama kami: tidak boleh berantem, bertengkar dan perang mulut karena kami tahu waktu bersama terlalu sedikit. dan karena itulah, klo ada kesempatan bersama, bersama suami lebih suka berdiam di apato kami: menonton tv brg, masak brg, ngenet brg dll.
>
> Satu hal yang kami yakini, setiap pilihan kami mempunyai konsekuensi, dan ketika memilih sesuatu kami pun harus menjalani konsekuensinya dengan hati yang bahagia.
>
>
> yang tetap berdoa semoga suatu saat bisa menjadi istri fulltime:)
> fety
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "rina_fam" <rina_fam@> wrote:com
> >
> > Week end Wife
> >
> > Dear
> > Mau sedikit berbagi pengalaman saat jadi week end wife, dua tahun lalu.
> >
> > Menikah tapi bertemu dan berkumpul dengan suami hanya pada akhir pekan?
> > Sepertinya kini bukan hal yang aneh ya. Perubahan jaman memang bukan hanya memunculkan teknologi baru yang makin canggih dan memberi kemudahan dalam nenjalani hidup. Dampak lainnya pola dan gaya hidup. Saya ingat, jauh (kalau gak salah saat masih sekolah) sebelum saya menikah mama saya kerap bilang, dalam kontek percakapan berbeda, yang intinya jika telah menikah perempuan itu harus ikut dan nurut suami. Dibawa merantau kemanapun ya harus mau. Malah beberapa budaya di daerah tertentu jika suaminya mati harus turut mati (membakar diri) atau memotong salah satu bagian tubuh.
> > Tapi pendapat mama berubah setelah saya menikahi seorang pria yang berlainan kota dan bekerja di kota yang tidak sama dengan kota di mana saya tinggal dan bekerja. Malah mama bersikeras, aku sebaiknya tidak ikut suami sebelum mendapat pekerjaan yang jelas di sana. Dan terkuak kekhawatiran yang selama ini disembunyikannya. Katanya, ia tidak mau aku mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Setelah menikah mama keluar kerja dengan alasan ikut suami (pindah ke lain kota) dan menjadi ibu rumah tangga. Tak lama bapak kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Untuk beberapa waktu ekonomi keluarga hancur dan hanya sedikit yang bisa dilakukan mama karena harus mengurus tiga anak yang masih kecil-kecil. Mama berandai-andai, kalau saja dulu ia tidak keluar kerja mungkin keadaannya akan lebih baik. Walaupun pada akhirnya kami bisa keluar dari situasi itu tetap saja kenangan buruk itu sepertinya menghantui mama. Katanya, itu juga salah satu menyekolahkan aku tinggi-tinggi, biar bisa mandiri, tidak bergantung pada suami.Akhirnya aku menuruti saran mama, pertimbangannya tentu saja bukan karena takut seperti yang mama alami, tapi karena aku memang ingin dan membutuhkan pekerjaan agar bisa membantu orang tua.
> > Singkat cerita, suami saya setuju kami tinggal terpisah untuk sementara. Jadilah aku tetap di Bandung sementara suamiku di Jakarta dan kami bertemu seminggu sekali. Kadang saya yang ke Jakarta atau sebaliknya. Jika kami sama-sama kelelahan atau mau sedikit hemat, kami bertemu dua minggu sekali. Tapi itu jarang terjadi, mana tahan...he...he... Yang pasti, saya selalu tak sabar untuk segera sampai di akhir pekan ketika saya mengunjungi suami di Jakarta atau dia menemui saya di Bandung. Ada sedikit rasa sakit ketika rindu ini menggebu, mungkin ini katanya orang bahwa cinta tidak bisa dipisahkan dari rasa sakit. Entah itu sakit karena rindu atau rindu yang menjadi benci. Kadang ada rasa sedih dan bersalah setiap kali membayangkan suami saya membuat sarapan dan makan malam sendiri jika dia sudah bosan dan jenuh dengan makanan yang dibelinya di fast food atau warung nasi.
> > Btw, model rumah tangga yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Model rumah tangga yang kata salah seorang temanku lagi trend. Tentu saja aku kaget dengan istilah `trend' yang dia gunakan. Lalu teman ini menunjuk contoh orang-orang di sekeliling kami entah itu tetangga, teman kuliah, teman kantor atau relasi kami yang menjalankan kehidupan rumah tangganya seperti yang aku jalani. Ehm, saya teringat senior ditempat saya bekerja dulu, yang biasa saya panggil Bu Ida. Sudah menikah selama delapan tahun dan dikaruniai dua anak dan mengaku masih belum bisa memastikan sampai kapan dia akan bertemu suaminya hanya diakhir pekan. Karena untuk mengatakan selamanya alias sampai pensiun, waktu yang terentang terlalu jauh. Sejujurnya, ia berharap ada keajaiban yang membuatnya bisa berkumpul dalam satu rumah dengan suaminya. Keberatan Bu Ida untuk ikut suami karena statusnya sebagai pegawai negeri sipil. Ia sudah diangkat menjadi pns saat masih dalam masa penjajakan dengan calon suaminya yang juga teman kuliahnya. Mereka menikah setelah calon suaminya bekerja di Tangerang. Bagaimana pun ia merasa berat jika harus mengorbankan status pnsnya apalagi setelah kehadiran dua orang anak. Terpikir untuk mutasi tapi bagaimana dengan kondisi lingkungan yang belum tentu bisa diterima anak-anaknya dan ia sendiri. Entah itu kondisi cuaca atau kultur sosial.
> > Tapi menunggu weekend belum seberapa, ada juga rekan kerja senior saya yang merelakan suaminya bekerja di Amerika dan harus bertemu tiap semester alias perenam bulan. Mungkin ada ratusan atau lebih pasangan yang menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini.
> > Faktor ekonomi tentu bukan segala-galanya ketika seorang perempuan memutuskan tetap bekerja, walaupun faktor ini tidak bisa di abaikan terlebih di jaman yang serba mahal ini termasuk untuk hal urgent seperti pendidikan anak-anak. Motif lain yang mendasari perempuan bekerja mungkin keinginan mengamalkan ilmu yang dimilikinya (seperti profesi dokter atau bidan), membantu membangun masyarakat (pekerja social), membantu keluarga, dll.
> > Ada juga yang menilai ini terjadi sebagai imbas gaya hidup yang konsumeristis, mengejar rejeki bukan karena tuntutan hidup tapi tuntutan gaya hidup. Karena toh rejeki Allah swt yang dibagikan pada setiap orang tak bisa diukur dan dihitung dengan logika matematis. Mungkin salah satu dari kita pernah mendengar cerita sukses dari orang yang latar belakang keluarganya `pas-pasan' jika dilihat dari faktor ekonomi. Istrinya hanya seorang ibu rumah tangga tidak berpenghasilan. Suaminya seorang guru sekolah negeri tapi mampu menyekolahkan kedua anaknya sampai perguruan tinggi. Jika di hitung dengan logika matematika sederhana, keluarga ini tak akan mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Itulah kebesaran Allah swt. Percaya atau tidak Dialah sebaik-sebaiknya konsultan keuangan
> > Saya setuju dengan pendapat bahwa rejeki diatur yang di Atas, tapi jika kita punya keahlian kenapa tidak dimanfaatkan dengan maksimal untuk menjemput rejeki. Karena kalau uang di dompet pas-pas an bikin deg-deg an, khawatir dan was-was. Benar gak? Seperti sebuah pepatah, uang bukan segalanya tapi bisa jadi segalanya. Tapi semuanya kembali pada niat. Bekerja untuk menjemput rejeki dan mencukupi kebutuhan (kalau lebih berarti bonus) atau menumpuk rejeki sebanyak-banyaknya? Tentunya hanya hati kecil kita masing-masing yang tahu.
> > Kembali ke istilah week end husband/wife, saya tetap keberatan jika model rumah tangga ini dikatakan `trend'. Karena untuk bisa bertahan dengan keadaan seperti itu dibutuhkan komitmen, kepercayaan dan pengertian yang lebih besar. Lha wong yang saban hari ketemu dan serumah saja bisa selingkuh apalagi jauhan? Logikanya kan begitu. Pengorbanan lainnya tenaga dan finansial. Saya ingat, waktu bulan-bulan pertama pasca nikah, saya dan suami ketemu tiap minggu. Lama-lama badan terasa rontok dan tabungan yang makin berkurang. Karena jika sudah bertemu rasanya gak enak kalau tidak pergi jalan-jalan dan keliling kota. Maklum, Jakarta hal kota baru untuk saya, begitupun Bandung untuk suami.
> > Dan yang tak kalah penting dari semua itu adalah komunikasi setiap saat walaupun sekedar sms, `sedang apa?'. Untungnya saat berperan sebagai week end wife pulsa telpon selular sudah murah, malah sangat murah. Tentu saja tulisan ini tidak dimuati pesan sponsor, toh sekarang hampir semua operator hp memasang tarif super murah. Komunikasi pada akhirnya bukan sekedar melepas rindu. Dari situ saya menjadi kenal dan tahu banyak karakter dan sifat suami walaupun tidak setiap hari bersama.
> > Di balik duka dan perjuangan (maaf kalau pilihan bahasanya lebay...he...he..) menjadi weekend wife, sukanya tentu saja adalah saat akhirnya kami bertemu di akhir pekan dan melepas rindu. Saat itu saya merasa seperti itulah rasanya rindu dan melepas rindu. Tapi setelah kami serumah (tepat usia pernikahan 8 bulan saya keterima kerja di Bogor dan kini usia pernikahan saya genap 3 tahun) ternyata rasa rindu dan melepas rindu terasa kurang gregetnya di banding saat kami harus bertemu seminggu sekali. Hal itu juga ternyata dirasakan suami. Well, ini bukan berarti kami ingin kembali menjadi week end wife atau week end husband tapi pelajarannya, kadang diperlukan jeda - ruang dan atau waktu untuk menumbuhkan, melanggengkan atau menakar rasa rindu.
> >
> > Salam,
> > Rina S
> > www.momsbooksclub.blogspot. com
> >
>
- 3c.
-
Re: (CATCIL) Weekend wife
Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com siuhik
Mon Sep 14, 2009 6:24 pm (PDT)
Sepakat ma Fety karena dulu juga sempat menjadi Weekend wife, saya di Sby sementara suami di Bandung. Alhamdulillah sekarang sudah kumpul bersama lagi.
Emang benar menjadi suami istri yang berjauhan sangat berat menurut saya, berat di hati berat diongkos berat diwaktu juga, tapi memang ketika dinikmati jadi terasa indah kok, ikatan emosional diantara kami juga jadi ajaib. Pernah saat dia harus balik ke Bandung hati saya gelisah banget, waktu itu saya belum pegang hape akhirnya pergi ke wartel karena gelisahnya luar biasa, ternyata dia emang sedang kecelakaan, mobilnya terperosok dan harus kerek ke bengkel, juga pas kangennya sundul langit sementara pulsa cekak, toba-tiba ajaib dia menelpon, yah semua memang ada konsekwensinya, tapi gimanapun enaknya suami istri berjauhan masih terasa indah bila berkumpul serumah. Walaupun semua memang bergantung komitmen sejak awal.
Salam kenal mbak Rina...
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
_____________________ _________ __
From: inga_fety <inga_fety@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Monday, September 14, 2009 5:07:16 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (CATCIL) Weekend wife
tergelitik untuk menanggapi tulisan bu rina, secara sampai sekarangpun tetap jadi istri weekend:D
sama bu, dulu sebelum menikah, konsep ideal rumah tangga dalam benak saya adalah satu rumah, tapi Allah Maha Baik, sampai sekarang saya masih tetap jadi istri weekend:)
- 4a.
-
Re: [Kabar Duka] Ayah dari Mbak Endah Meninggal Dunia
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Sep 14, 2009 3:08 am (PDT)
Semoga mas dani dan mbak endah serta keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan dan semoga almarhum dilapangkan kuburannya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah.
salam,
fety&aan
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "rah_ma18" <rah_ma18@..com .> wrote:
>
> Innalillahi wainnailaihi rojiun turut berduka cita kepada keluarga
> Mas Dani Ardiansyah semoga diterima sgala amal baik almarhum dan diberi ketabahan bagi yang ditinggalkan.
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "patisayang" <patisayang@com > wrote:
> >
> > Turut berduka ya Ndah, Dan. Smg arwah n sgl kebaikan beliau diterima di sisiNYA. Amin. Btw, gmana perjalanan kmarin? Smg kembali ke Jakarta lancar n dmudahkanNYA. Amin.
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "novi_ningsih" <novi_ningsih@com > wrote:
> > >
> > > assalamu'alaykum wr. wb
> > >
> > > Innalillahi wa inna ilayhi rooji'un
> > >
> > > Telah meninggal dunia, ayahanda dari Mbak Endah Widayati (mertua dari Dani Ardiansyah) di Ponorogo.
> > >
> > >
> > > Semoga almarhum diterima di sisi-Nya... ditempatkan di surga-Nya
> > > Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan...
> >
> > > Wassalamu'alaykum wr wb
> > >
> > >
> > > Novi
> > > (salah satu) moderator
> > >
> >
>
- 5a.
-
Re: [Catcil] Diambil Sang Empunya--Mbak Fety
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Sep 14, 2009 3:11 am (PDT)
Sama seperti tahun yang lalu, sint. tahun ini juga lebaran di jepun.
yang kangen lebaran di Indo,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , ukhti hazimah <ukhtihazimah@com ...> wrote:
>
> amin, makasih Mbak Fety...betewe mudik ke mana Mbak? atau lebaran di Jepun?
>
> :sinta:
>
> "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
>
> BloG aKu & buKu
> http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
>
> BloG RaMe-RaMe
> http://sinthionk.multiply. com
>
> YM : SINTHIONK
>
>
>
> --- On Mon, 9/7/09, inga_fety <inga_fety@...> wrote:
>
> From: inga_fety <inga_fety@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Catcil] Diambil Sang Empunya
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Date: Monday, September 7, 2009, 4:07 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> InsyaAllah ada rejeki untuk beli yang baru, sint..
>
>
>
> salam,
>
> fety
>
- 6a.
-
Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Sep 14, 2009 3:19 am (PDT)
membaca cerita mbak siwi, jadi ingat puasa masa kecil. Dulu, bapak ibu juga sering ngasih reward berupa uang untuk jumlah puasa yang full sampai adzan magrib. Tapi, cuma berlaku saat kita usia SD. Alhamdulillah bisa jadi pemacu semangat untuk berpuasa smpi magrib, karena sudah kebayang jumlah yang didapat pas lebaran:D
salam untuk mas gangga...
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Tegas Dalam Bingkai Cinta
> By Siu Elha
> Puasa Ramadhan selalu menyisakan cerita tentang Mas Gangga. Karena cerita tentang puasanya selalu meninggalkan romansa tersendiri buat saya sebagai bundanya. Yang pasti pelajaran sederhana namun mempunyai bentuk keindahannya tentang arti ketegasan. Tahun 1430 H kali ini adalah gerbong Ramadhan ke-3 yang telah dilaluinya dengan berpuasa. Puasa pertamanya saat ia menginjak bangku TK B, masih puasa Dhuhur, dan sempat berpuasa hingga Ashar diakhir-akhir Ramadhan. Gerbong kedua Ramadhan saat ia duduk dibangku kelas satu SD, ia berpuasa Dhuhur hanya delapan hari, selebihnya dia puasa penuh. Nah, di gerbong ketiga kali ini saya sudah menyemangatinya untuk puasa full sampai maghrib terus. Dianya ho-oh juga. Alhamdulillah.
>
> Ternyata ho-ohnya juga masih harus dengan perjuangan, saya pikir dengan pengalamannya berpuasa tahun kemaren memberikan dia gambaran tentang puasa penuh setiap harinya, sehingga tak akan ada kendala berarti. Oh no! ternyata saya salah! Bahwa dalam sebuah tingkatan akan menemukan sendiri permasalahan dan solusinya. Alhamdulillah awal puasa tahun ini jatuh hari Sabtu yang berarti hari libur kantorku yang berarti juga saya bisa menemaninya menjalankan puasanya, minimal untuk 2 hari. Bila dalam dua gerbong Ramadhan di belakang saya merasa bisa sukses mengantarkan puasanya dengan kalimat penyemangat, dengan penyelesaian yang selalu win-win solution, maka tidak untuk gerbong Ramadhan ketiganya kali ini. Entah karena saya sudah kelelahan untuk menyemangatinya, atau memang ada pelajaran yang ingin Dia berikan pada saya.
>
> Sore sekitar jam 4 Mas Gangga mulai merengek-rengek haus, bahkan sampai menangis. Saya masih berusaha membujuknya. Bahkan akhirnya saya harus menyerah kalah -walaupun dengan berat hati- dengan memberinya iming-iming uang â"karena setelah membaca cerita Arzetti Bilbina (model) bahwa masa kecilnya dia puasa walaupun dengan iming-iming uang tapi dia tak merasakan dampak pada dirinya- sayapun berharap siapa tahu memang tak akan berdampak buruk bagi mas Gangga. Karena saya punya perhitungan lain, saat ini dia sudah bisa berhitung dengan uang, juga banyak keinginan yang ingin diraihnya, salah satunya adalah membeli mobil-mobilan tamiya. Nah, yang ingin coba saya tanamkan bahwa setiap keinginan harus diperjuangkan, kalau ia menginginkan sesuatu yang bisa ditebusnya dengan puasanya kenapa tidak? Seribu rupiah setiap hari, semoga bisa memberi sedikit pelajaran tentang kehidupan padanya, karena kalau urusan pahala puasanya biarlah menjadi hak mutlak Allah saja.
> Dan Alhamdulillah sampai Ramadhan ke-4 puasanya sampai di gerbang adzan Maghrib. Untuk hari ke-5 saya mulai mendapatkan kendala, karena dia menangis sejadi-jadinya di jam 14.30, sementara saya masih ada dikantor. Saya hanya bisa menyampaikan pesan ke dia, âTerserah mas Gangga pilihan ada di mas Gangga, apalagi adzan maghrib tinggal sebentar lagi, bila mas Gangga sudah berbuka sebelum Maghrib berarti tidak terhitung puasa, dan artinya reward juga hilang untuk hari ini!â ternyata sesampai saya di rumah jam 16.30 dilapori mbak kalau mas Gangga sudah minum dan makan sebelum Ashar.
>
> Dan dari mulai dia mokel (batal puasa) hari â"ke 5 merembet di hari-hari selanjutnya, yang Alhamdulillahnya tak sampai membuat dia batal lagi, karena saya sempat memwarning-nya dengan keras, saya merasa sekali dia membatalkan puasanya maka rasa perjuangannnya juga ikut luntur. âKalau Mas Gangga masih merengek-rengek dengan puasanya, besok juga akan begitu lagi, besoknya akan begitu lagi, dan seterusnya, trus kapan Mas Gangga mau puasa dengan keikhlasan?â dengan nada agak tinggi aku mencoba memberinya pengertian.
> âBuat apa puasa bila tidak dengan keikhlasan Le, hanya akan dapat lapar dan haus, capek!â lanjutku.
> âSemua orang yang puasa juga merasakan lapar dan haus yang seperti mas Gangga rasakan, tapi kami semua berusaha ikhlas, sehingga Allah membantu kami, kalau mas Gangga nggak ikhlas dengan puasanya , ya Allah akan enggan bantu mas Gangga!â lanjutku. Dia masih tetap memangis merengek kehausan, saya hanya bisa mendiamkannya setelah memberinya opsi,âTerserah, silahkan mas Gangga makan dan minum, berarti mas Gangga belum siap untuk berpuasa!â kataku. Walaupun masih terdengar isaknya tapi akhirnya dia berbuka setelah adzan Maghrib berkumandang. âNah, lain kan rasanya bisa berbuka sampai Maghrib dengan mas Gangga batalin puasa?â candaku, yang dibalas dengan senyum manisnya.
>
> Hari-hari selanjutnya memang terasa agak ringan, hanya sekali saya menemukan kendala, sore harinya kulihat dia memandangi siomay ditangan yang dibungkus plastik, padahal masih jam 4 sore. âLho kok bawa-bawa makanan?â tanyaku. Dengan tersipu malu dia bilang untuk buka puasa, âDari mana mas Gangga dapetnya?â tanyaku. âDikasih temenâ, temannya kebetulan non muslim. Duh! Kuhampiri dia, âTapi bener ya untuk buka puasa?â tegasku masih khawatir dengan komitmennya. Dia mengangguk. âMas, puasa Mas Gangga bukan untuk Bunda atau Ayah, Mas Gangga bilang puasa tapi kalau pas main di luar yang nggak ketahuan Bunda mas Gangga bisa makan minum sepuasnya, Bunda nggak akan tahu, tapii.. Allah pasti tahu Le!â lanjutku. Dia mengangguk dan tak lupa dengan senyum manisnya.
>
> Mengajari sebuah komitmen pada anak-anak memang gampang-gampang susah, karena seringkali berbenturan dengan emosi saya sendiri. Mengajaknya berpuasa sementara teman-temannya di rumah masih jarang yang puasa penuh, juga banyak teman non muslim, mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Perasaan tak tega , tak sampai hati, seringkali menimpahi keinginan hati untuk mengajarinya berkomitmen â"entah untuk puasa, merapikan mainan, alat-alat tulis dsb.- Ditengah rengekannya untuk membatalkan puasa seringkali saya harus berperang dengan diri saya sendiri, âBenarkah dengan apa yang saya lakukan?â âapakah ibu-ibu yang lain juga berbuat seperti yang saya perbuat?â âapakah saya tidak terlalu âkejamâ pada anak-anak saya?â, Namun dalam perjalanannya saya mencoba mengembalikan niat ini pada rel yang semestinya, bahwa ketegasan bukan berarti kejam, ketegasan bukan diktator, adakalanya kesabaran Bunda ada batasnya, dan disitulah peran ketegasan mulai
> diperhitungkan. Dan di usia mas Gangga yang semakin besar harus semakin kuat pula rambu-rambu nilai dan akhlaq untuk ditegakkan agar pengertian yang tertanam diaplikasikan dalam kehidupannya. Wallahuaâlam, saya tahu masih banyak titik kelemahannya disini, namun satu yang saya harapkan, bahwa semoga ketegasan ini bermuara dari tangan Al Aziz, bukan nafsu saya semata. Semoga ketegasan yang saya terapkan bisa memberikan jejak kebaikan dalam kehidupannya, semoga!
>
> PacarKembang, 19 Ramadhan 1430 H/ 9.9.09
> Refleksi milad Mas Gangga yang kemaren berusia tujuh tahun,
> Semoga ia ditakdirkan sebagai anak yang sholeh
>
>
> Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
- 6b.
-
Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta
Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com siuhik
Mon Sep 14, 2009 6:09 pm (PDT)
To Mbak Anty : Makasih sudah membacanya mbak, Amin Allahumma untuk do'anya. Dapat salam dari Mas Gangga...
To Mas Dayat : Ora e Mas, Maknya nggak suka mokel waktu kecil, hehehe...
To Mbak Fety : Iya saya juga berharap seperti itu, semoga tak memberi dampak buruk dibelakang hari, sebenarnya saya tak terbiasa memberi reward di depan, tapi untuk kali ini saya benar-benar sudah kehilangan akal mbak. mohon dukungan doanya, makasih sudah membaca. Insyaallah salam disampaikan.
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
_____________________ _________ __
From: inga_fety <inga_fety@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Monday, September 14, 2009 5:19:23 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta
membaca cerita mbak siwi, jadi ingat puasa masa kecil. Dulu, bapak ibu juga sering ngasih reward berupa uang untuk jumlah puasa yang full sampai adzan magrib. Tapi, cuma berlaku saat kita usia SD. Alhamdulillah bisa jadi pemacu semangat untuk berpuasa smpi magrib, karena sudah kebayang jumlah yang didapat pas lebaran:D
salam untuk mas gangga...
fety
--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>
> Tegas Dalam Bingkai Cinta
> By Siu Elha
- 6c.
-
Re: (Teka) Tegas Dalam Bingkai Cinta
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Mon Sep 14, 2009 9:05 pm (PDT)
Waaah, mbak Siwi, saya baru baca nih
dapat pelajaran juga buat nanti menghadapi
Nibras jika ramadhannya tiba :)
haturnuhun :)
Dani
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Tegas Dalam Bingkai Cinta
> By Siu Elha
> Puasa Ramadhan selalu menyisakan cerita tentang Mas Gangga. Karena cerita tentang puasanya selalu meninggalkan romansa tersendiri buat saya sebagai bundanya.
- 7.
-
[CatatanKaki] Sang Pewarya (memulai menulis di milis SK ini)
Posted by: "diwz_rebelz" diwz_rebelz@yahoo.com diwz_rebelz
Mon Sep 14, 2009 6:25 am (PDT)
Berjalanlah lelaki kurus kering yang berambut panjang itu ke tengah keramaian pasar. Para pedagang, ibu-ibu rumah tangga, bocah-bocah penjaja plastik tumpah ruah disana. Ramai begitu ramai suasana pasar. Nyaring suara terdengar disana-sini. Seputar tawar-menawar harga, berapa nomor togel yang keluar hari ini, teriak rentenir menagih paksa hutang yang berbunga-bunga kepada korbannya semua membaur membentuk formasi karnaval paling anarkis.
Namun, akhirnya sepi. Nyaris tak ada lagi bising ketika lelaki kurus itu angkat bicara. Matanya yang tajam mencengkeram kuat setiap pandangan manusia yang ada disana. Getar suaranya yang keras lagi menggelegar seperti menikam setiap jengkal kebisingan tadi itu. Bahasa tubuhnya menggenapi kesempurnaan eksistensinya yang membius. Tak banyak tingkah polah. Sederhana, namun membunuh.
"Jangan pernah percaya pada roda yang berputar. Bila itu adalah tamsil yang seringkali diangkat ke muka untuk meringkas kehidupan, pada kenyataannya itu justru tidak lain adalah dusta belaka. Berhubung terlanjur diterima sebagai sebuah kebenaran, maka jadilah benar. Begitu lah kadar ironisnya.
Sederhana pesannya terkadang hidup itu ada di atas, selebihnya di bawah. Seperti itu ungkap para bijak bestari menyoal ayat-ayat roda itu tadi. Entah dan sejujurnya memang kita tidak pernah mau untuk repot-repot bertanya (yang akhirnya lupa segalanya) dari mana asalnya si bijak itu ?. lagi-lagi, karena memang terlanjur ditelan membabi buta sebagai kebenaran, jadilah benar tanpa perlu diselami lagi dalamnya kebohongan yang tersimpan disana.
Mungkin si bijak adalah tuan tanah yang tinggal duduk tenang di kursi kuda safarinyayang tentu hanya tahu bahwa bagaimanapun caranya kuda safari itu harus tetap bisa dipakai. Siapa tahu ?...sementara ihwal kenyataan roda-roda itu hanya budaknya yang tahu ; apakah rodanya aus, jari-jarinya kelelahan dan sebagainya. Akhirnya, si bijak bangga dengan pengetahuannya tentang roda yang berputar sedangkan si budak letih dengan kenyataan roda-roda yang dipaksa harus tetap berputar (bagaimanapun caranya)".
Beku. Kekakuan demi kekakuan berjalan beriringan bersama udara yang hilir-mudik di sana. Tak ada yang berani bicara. Berkata lah kembali si lelaki yang masih belum beranjak dari posisinya :
"Kenapa tidak lantas percaya saja pada si budak ?. Kenapa tidak memilih pasir atau batu daripada roda ?. Kita percaya pada kebohongan !...kita sepakat kepada otak bebal si pembohong !".
"orang gila !...orang gila !", teriakan seseorang disambut gemuruh letupan kalimat yang serupa. Riuh sejadi-jadinya. Hiruk-pikuk suasana pasar beranjak kembali biasa di waktu si lelaki melontarkan bait-bait sabda terakhirnya untuk mereka :
"percayalah kepada pasir dan batu untuk keyakinan hidupmu. Pada keutuhan wujudnya, kau temukan kenyataan hidup. Hidup ! hidupmu yang bergelombang dan tertahan. Roda yang malang roda yang tak mampu lagi berputar. Tak ada lagi pembalikan atas dan bawah. Habis !...habis dimakan dia oleh ganasnya pasir dan batu.
Roda-rodamu adalah fatamorgana, sementara kerikil dan batuku adalah kenyataan. Itu-lah hidup. Singkirkan kerikil dan batu yang menghalangi laju hidupmu. Buang dan kalau perlu habisi sekalian !".
Ditinggalkannya lautan manusia di pasar itu dengan tanpa beban apapun. Padahal sejuta cela, cibiran jijik dan gelak tawa menghinakan jelas ditujukan untuknya. Sabda-sabda telah disampaikan, demikian ungkapnya dalam hati yang tertahan untuk mem-bludak keluar melalui jembatan lisan.
Wanayasa, 6 September 2009
(ditulis di kamarku yang makin ringkih saja sekadar demi menuntaskan kerinduanku kepada sahabat lama yang kini kembali hadir menyapa ; Nietzche)
- 8.
-
Saya Mencari Achi TM
Posted by: "yaqinsaja" yaqinsaja@yahoo.com yaqinsaja
Mon Sep 14, 2009 9:06 am (PDT)
Hallo, man-teman, apakah ada Achi TM di milis ini? Saya ingin berdiskusi sejenak dengan Achi TM. Kalau Achi ada di sini, tolong balas email saya ini ya. di-japri aja. Atau, kalau ada teman-teman yg kenal Achi, mohon tolong sampaikan pesan saya padanya bahwa saya mencarinya.
Terimakasih,
salam kenal, hormat, sayang, dan sebagainya
ttd
Yaqin Saja
- 9.
-
Artikel: Apa Yang Akan Terjadi Setelah Ini?
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Mon Sep 14, 2009 9:25 am (PDT)
Artikel: Apa Yang Akan Terjadi Setelah Ini?
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Ada kalanya kita berharap untuk bisa mengetahui apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Namun, bahkan seorang peramal terbaikpun tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi esok. Yang bisa kita ketahui hanyalah sederetan kemungkinan. Alasan mengapa semua itu disebut kemungkinan adalah karena hal itu mungkin terjadi, mungkin juga tidak.
Ada sebuah kisah tentang seorang karyawan yang bekerja lembur hingga larut malam dikantornya. Tiba-tiba, ada pesan aneh dilayar monitor komputernya. Sebelum mengklik pesan itu, sempat terlintas dipikirannya;"jangan-jangan pesan aneh ini mengandung virus...." Tetapi, tampilan yang menarik mengalahkan kewaspadaannya. "Ah, mumpung tidak ada orang lain dikantor," pikirnya. Tetapi, begitu dia meng-klik pop-up itu, serta merta saja isi komputernya diacak-acak virus. Dan karena komputernya terhubung ke jaringan kantor, maka seluruh sistem dikantornya terinfeksi. Setelah semua kekacauan itu, dilayar komputernya muncul sebuah gambar mahluk bertanduk merah dan berekor tombak, yang berkata; "Now, explain this to your boss!!!"
Rupanya, hidup kita juga kurang lebih demikian. Kita tidak sungguh-sungguh tahu apa yang akan terjadi sepersekian detik setelah ´saat ini´. Sehingga ketika menjalani hidup, sesungguhnya kita dihadapkan pada banyak kemungkinan. Mungkin hidup kita menjadi lebih baik, atau sebaliknya menjadi lebih buruk. Lantas, bagaimana kita bisa tahu semua itu? Karena sejatinya kita semua ingin agar hari esok kita senantiasa lebih baik dari hari ini. Tetapi, seperti pesan pop-up dilayar komputer itu; kita tidak tahu apa yang tersembunyi dibalik setiap peristiwa, setelah kita meng-klik-nya.
Setiap pakar internet berbagi sebuah gagasan yang sama. Gagasan itu berbunyi;"Hanya link atau lampiran yang datang dari sumber terpercaya saja yang patut dibuka." Dengan value ini, para pakar internet etis bersedia saling memberi komitment untuk tidak secara sengaja mengirim link yang berbahaya. Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan pesan dari teman kita, kita percaya bahwa itu baik adanya. Sehingga, setiap kali kita mendapatkan pesan dari teman terpercaya, kita tidak memiliki sedikitpun keraguan untuk membukanya. Dan dengan cara itu, kita bisa saling menjaga.
Kelihatannya, prinsip itu berlaku juga dengan hidup kita. Kita akan baik-baik saja jika tetap konsisten untuk hanya meng-klik link-link yang datangnya dari sumber-sumber terpercaya. Namun demikian, kita semua percaya bahwa segala sesuatu yang mutlak bukanlah milik para manusia, sehebat apapun dirinya. Sebab satu-satunya pemilik kemutlakan adalah dzat yang maha mutlak sendiri. Sehingga, sejatinya kita memiliki keyakinan yang lebih tinggi untuk mengklik link yang dikirimkan oleh Tuhan kepada kita. Tanpa harus mengkhawatirkan kemana link ini akan membawa hidup kita. Bahkan sekalipun kelihatannya itu menuju sebuah jalan yang berliku.
Bayangkan jika kita bisa menerima apapun yang Tuhan mau kita ´klik´ dalam komputer kehidupan kita. Kita pasrah saja kepada apa maunya Dia. Kita terima saja apa yang Dia mau kita terima. Mungkin kita bisa terbebas dari keluh kesah ini. Mungkin kita bisa merdeka dari risau ini. Mungkin kita bisa keluar dari ragu ini. Sebab, kita percaya bahwa semua yang datang darinya pastilah hanya kebaikan saja. Sehingga, ketika Dia mengirimi kita dengan rona-rona indah kehidupan, kita tidak terlena untuk berbalik lupa kepadaNya. Sebaliknya, ketika Dia menguji kita dengan awan dan halilintar yang mendebarkan, kita tidak terlampau takut untuk menjalaninya.
Dia adalah yang terpercaya. Sehingga kita percaya bahwa apapun yang Dia pilihkan untuk kita, adalah yang terbaik bagi kita. Yang perlu kita lakukan untuk menyambut kepercayaan itu adalah; mengklik isyarat link nya dengan sepenuh hati dan segenap potensi. Sebab, jika kita menjalani semuanya dengan seluruh potensi diri dan daya hidup yang kita miliki, maka kita mempunyai kesempatan untuk bersiap diri menghadapi segala kemungkinan yang Dia hamparkan dimasa depan. Dan kita, bisa menghadapinya tanpa keraguan. Jika gagal sekalipun, mungkin kita bisa memperbaikinya lain kali.
Pertanyaannya adalah;"Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita bisa menjalani semua keputusanNya?" Kita tahu karena kita percaya bahwa Dia menciptakan kita dengan penuh perhitungan. Dia tahu bahan baku untuk membuat kita. Karakteristiknya, dan batas kekuatannya. Karenanya, Dia tahu sampai dimana kita bisa menerima tempaan dariNya. Dia sudah memperhitungkan beban seperti apa yang bisa kita terima. Sehingga, Dia hanya akan membebani kita sesuai dengan kemampuan kita. Tantangannya adalah; sudahkah kita menggunakan seluruh daya hidup yang kita miliki untuk menjalaninya?
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator
http://www.dadangkadarusman. com/
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
Catatan Kaki:
Kadang kita meragukan kebenaran bahwa Tuhan hanya memberi cobaan sesuai dengan kemampuan kita. Padahal, kita tidak bisa memastikan apakah kita sudah menggunakan seluruh kemampuan kita untuk menjalaninya atau tidak.
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com
- 10a.
-
[Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Sep 14, 2009 4:06 pm (PDT)
Lebaran semakin dekat...
Lebaran dengan sejuta cerita
Lebaran dan sejuta makna
Mari menuliskan dan mengabadikannya...
Ceritakan ceria lebaranmu
- Dari mulai mudik bareng keluarga
- Mudik dengan kapal, pesawat, motor, dll
- Perjuangan cari tiket mudik...
- Silaturahim dari kota A, B hingga C, D
- Mengisi lebaran dengan wisata kuliner, traveling
- Jalan-jalan lebaran ke beberapa tempat wisata...
- dan banyak lagi...
Dalam lomba nulis selanjutnya
[KELANA LEBARAN]
Siapkan cerita lebaranmu, rekam semua itu dalam sebuah tulisan
Lengkapi dengan foto-foto...*
tuangkan kisah seru, indah, menyenangkan dan penuh hikmah...
Dan tunggu tanggal mainnya pada awal Oktober 2009
Info:
Novi [novi_ningsih@yahoo.com ]
Sinta [sinthionk@gmail.com ]
Departemen Penerbitan dan Kepustakaan
http://sekolah-kehidupan. com/
http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan/
Novi Khansa- Ukhti Hazimah - Hamasah Putri - Listya
*sebagai pelengkap saja ;)
***
"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)
***
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.wordpress. com/
- 10b.
-
Re: [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook
Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com siuhik
Mon Sep 14, 2009 10:09 pm (PDT)
Nopi n Sinta emang te o pe deh! selalu bikin yang heboh...heboh... mau dong ikutan! mau mudik nih! di kantor sudah berasa hari jum'at jam empat,.... BTW Nopi mudik gak?
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
_____________________ _________ __
From: novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com >
To: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >; kabinet eska <kabinet-eska@com yahoogroups. >com
Sent: Tuesday, September 15, 2009 6:06:18 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook
Lebaran semakin dekat...
Lebaran dengan sejuta cerita
Lebaran dan sejuta makna
Mari menuliskan dan mengabadikannya...
Ceritakan ceria lebaranmu
- Dari mulai mudik bareng keluarga
- Mudik dengan kapal, pesawat, motor, dll
- Perjuangan cari tiket mudik...
- Silaturahim dari kota A, B hingga C, D
- Mengisi lebaran dengan wisata kuliner, traveling
- Jalan-jalan lebaran ke beberapa tempat wisata...
- dan banyak lagi...
Dalam lomba nulis selanjutnya
[KELANA LEBARAN]
Siapkan cerita lebaranmu, rekam semua itu dalam sebuah tulisan
Lengkapi dengan foto-foto...*
tuangkan kisah seru, indah, menyenangkan dan penuh hikmah...
Dan tunggu tanggal mainnya padaawal Oktober 2009
Info:
Novi [novi_ningsih@ yahoo.com]
Sinta [sinthionk@gmail. com]
Departemen Penerbitan dan Kepustakaan
http://sekolah- kehidupan. com/
http://groups. yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan/
Novi Khansa- Ukhti Hazimah - Hamasah Putri - Listya
*sebagai pelengkap saja ;)
***
"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)
***
novi_khansa' kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi. multiply. com
http://novikhansa. wordpress. com/
- 10c.
-
Re: [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Sep 14, 2009 10:22 pm (PDT)
Hayu atuh mbak ikutan :)
dipikirkan dari sekarang
dan ketika penguman pengumpulan naskah tinggal kirim
lebih keren pake poto :D
ga hanya cerita ttg mudik, tapi jalan2 :D
ya silaturahim, ya wisata :)
Insya Allah, aku mudik bareng ibu hari pertama lebaran ke Solo, klaten dan sekitarnya :)
Mudik, nyoooooooook
salam
Novi
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Nopi n Sinta emang te o pe deh! selalu bikin yang heboh...heboh... mau dong ikutan! mau mudik nih! di kantor sudah berasa hari jum'at jam empat,.... BTW Nopi mudik gak?
>
> Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
>
>
>
> _____________________ _________ __
> From: novi khansa' <novi_ningsih@...>
> To: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >; kabinet eska <kabinet-eska@com yahoogroups. >com
> Sent: Tuesday, September 15, 2009 6:06:18 AM
> Subject: [sekolah-kehidupan] [Kelana Lebaran] Ikutaaaan, nyoook
>
>
> Lebaran semakin dekatâ¦
> Lebaran dengan sejuta cerita
> Lebaran dan sejuta makna
>
> Mari menuliskan dan mengabadikannyaâ¦
>
> Ceritakan ceria lebaranmu
> - Dari mulai mudik bareng keluarga
> - Mudik dengan kapal, pesawat, motor, dll
> - Perjuangan cari tiket mudik...
> - Silaturahim dari kota A, B hingga C, D
> - Mengisi lebaran dengan wisata kuliner, traveling
> - Jalan-jalan lebaran ke beberapa tempat wisataâ¦
> - dan banyak lagiâ¦
>
> Dalam lomba nulis selanjutnya
> [KELANA LEBARAN]
>
>
> Siapkan cerita lebaranmu, rekam semua itu dalam sebuah tulisan
> Lengkapi dengan foto-fotoâ¦*
> tuangkan kisah seru, indah, menyenangkan dan penuh hikmah...
>
>
> Dan tunggu tanggal mainnya padaawal Oktober 2009
>
>
>
>
> Info:
> Novi [novi_ningsih@ yahoo.com]
> Sinta [sinthionk@gmail. com]
>
>
>
> Departemen Penerbitan dan Kepustakaan
> http://sekolah- kehidupan. com/
> http://groups. yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan/
>
>
>
> Novi Khansa- Ukhti Hazimah - Hamasah Putri - Listya
>
>
>
> *sebagai pelengkap saja ;)
>
>
>
>
> ***
>
>
> "Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
> (Syekh Muhammad Al Ghazali)
>
>
> ***
>
>
>
> novi_khansa' kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi. multiply. com
> http://novikhansa. wordpress. com/
>
- 11a.
-
[catcil] sebuah senyuman :)
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Sep 14, 2009 4:26 pm (PDT)
Kata sebagian orang tersenyum itu mudah. Cukup menggerakkan bibir
akan terbentuk sekulum senyum. Tapi, kata sebagian yang lain, dari
senyuman bisa terlihat ketulusan seseorang.
Senyuman tulus, senyuman terpaksa, senyuman miris, senyuman sinis, senyuman gokil dan banyak lagi...
Tapi, tahukah kawan, seulas senyummu sedikit saja bisa memberi kebahagiaan buat orang lain.
Pernah, ga lagi mumet-mumetnya, terus ketemu orang, tampangnya bete,
rasanya kan sebel. Atau lagi mau berbaik-baik sama orang, eh disambut
dengan cemberut atau muka asem. Grrrr, buat yang moody rasanya hal itu
bisa mengubah suasana hati.
Beberapa waktu lalu, saya sedang mampir ke toko boneka kakak saya (eh
ya saya jualan boneka, lho :D *halah) saya menemukan sebuah bantal
sederhana. Bentuknya bulat berwarna kuning, harganya tidak terlalu
mahal. Di sana tak banyak pernik-pernik. Hanya terlukis sepasang mata
dan sebentuk senyuman. Selain bantal, ada juga tempelan untuk di kaca
atau di mobil. Entah kenapa ketika melihat bantal atau tempelan di kaca
itu saya jadi senang...
Beberapa waktu saya pernah menghadiahkan bantal atau tempelan tersebut
kepada sahabat atau untuk doorprise sebuah acara. Saya berpikir, benda
ini hanya sebuah bantal. Hanya sebuah bros (bisa jadi bros, gantungan,
dll) tapi saya ingin menyampaikan ke sahabat-sahabat saya itu untuk
selalu tersenyum atau mengingat saya dengan senyuman :D. Hehe
Sekarang, terserah deh mau senyum atau ga :D *lho...
Senyum itu ibadah :)
senyum tulusmu menyejukkan orang-orang di sekitarmu
so, tersenyumlah kawan...
seberat apapun apa yang kamu rasakan...
serumit apapun masalahmu...
Insya Allah diawali dengan sebentuk senyuman...
akan hadir banyak kebahagiaan, aamiin :)
***
"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)
***
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.wordpress. com/
- 11b.
-
Re: [catcil] sebuah senyuman :)
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Mon Sep 14, 2009 8:25 pm (PDT)
Yg dapat dorprizenya pak ydhi, ya nop?
duh nyesel deh ga milih yg itu. Hiks
mau lagi dong :D
Dani
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , novi khansa' <novi_nina gsih@...> wrote:com
>
> Kata sebagian orang tersenyum itu mudah. Cukup menggerakkan bibir
> akan terbentuk sekulum senyum. Tapi, kata sebagian yang lain, dari
> senyuman bisa terlihat ketulusan seseorang.
- 12.
-
info: Ber-LeBaY yuks..- 1 tiket untuk anak yatim piatu
Posted by: "silvi_18drlv" silvi_18drlv@yahoo.com silvi_18drlv
Mon Sep 14, 2009 10:28 pm (PDT)
> :)
> LeBaY....
> Lebaran Bareng Anak Yatim...
> Mau ??
>
Berkenaan dengan kegiatan Berbagi Ceria Lebaran `Lebaran Bareng Anak Yatim
(LeBAY) 2009' yang akan dilaksanakan Sahabat Peduli yang insyaAllah melibatkan
150 anak yatim dari 7 panti asuhan di sekitar daerah Tanggerang dan Jakarta.
Kembali kami mengajak para relawan dan donatur untuk ikut ambil bagian
ber-lebaran berbagi kebahagiaan dan senyum keceriaan dengan anak yatim dalam
kegiatan yang akan kami laksanakan, InsyaAllah pada :
Tanggal : 22 September 2009
Lokasi : Kampung Maen, Alam Sutra Tanggerang (BSD)
(denah dan peta lokasi klik :
http://pelangiers.multiply. com/photos/ album/23/ Lokasi_Outbond_ LeBAY_Kampoeng_ Mae
n
Acara : Outbond, games, dongeng, makan ketupat bareng dan pemberian bingkisan
lebaran.
Penanggung Jawab Acara LeBAY : ARIE 0812 852 82 70
INFAK: Rp. 125.000/orang (sudah termasuk snack dan makan siang bagi
donatur/relawan)
INFAK diperuntukan untuk tiket masuk outbond bagi 1 orang anak yatim, dengan
infak tersebut kita telah membantu 1 anak yatim untuk berbagi senyum keceriaan
dihari nan fitri.
Donasi Infak, Sedekah dll melalui Rekening Sahabat Peduli :
Bank Central Asia (BCA) KCU Cipete, No. Rekening: 218 303 800 1
Bank Syari'ah Mandiri KC. Pondok Indah, No Rekening : 004 016 800 4
Bank Permata Syariah KC. Kemang, No Rekening: 007 021 100 4
Konfirmasi infaq melalui sms ke Kosi di 0812 851 0372 dengan menuliskan : INFAK
1 Tiket (Jumlah infak) (tgl.transfer dan asal bank) (Nama Donatur/relawan)
Sahabat Peduli juga menerima donasi dalam bentuk penjualan PIN - DONATION dengan
harga Rp. 15.000,- (belum termasuk ongkos kirim)
klik design PIN :
http://www.facebook.com/inbox/ ?ref=mb#/ photo.php? pid=30444323& id=1026190996& comm
ents&alert
Kami menerima bingkisan lebaran lainnya maupun parcel lebaran bagi ke-7 panti
asuhan peserta LeBAY (bentuk parcel dapat pula berbentuk bahan kebutuhan pokok
untuk menunjang kebutuhan pangan panti asuhan). Atau melalui rekening Sahabat
Peduli.
Terima kasih, tetap semangat untuk terus berbagi dan Peduli.
Salam Peduli
LeBAY Team
http://sahabatpeduli.org
http://pelangiers.multiply. com/photos/ album/23/ Lokasi_Outbond_ LeBAY_Kampoeng_ Mae
n
"Akankah terngiang di fikiran kita, makanan apa yang tersedia untuk mereka di
hari nan fitri? Punggung tangan lembut yang mana, yang akan mereka kecup dan
kaki siapa yang akan menjadi tempatnya bersimpuh? Pakaian seperti apa yang akan
mereka kenakan? Bila semua itu menjadi kesedihannya akankah ia berfikir tempat
wisata mana yang akan mereka kunjungi?"
:)
silvia
- 13.
-
[Renungan] Seorang Perempuan Tua Duduk Termangu
Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com bangaswi
Mon Sep 14, 2009 10:33 pm (PDT)
--Panas. Suasana Bandung yang saban hari semakin terik saja.
Melepuhkan aspal-aspal. Melelehkan plastik-plastik. Menguapkan
keringat-keringat. Mengeringkan genangan-genangan. Mencipta bias
fatamorgana pada permukaan jalan. Mencipta angan-angan. Bersama angin
yang raib begitu saja. Menghilang. Lenyap. Terembuskan begitu saja.
Menjadi ghaib. Kembali lagi menjadi awal. Berputar dan terus berputar.
Pada titik yang pada akhirnya kembali menjelma panas.--Seorang
perempuan tua duduk termangu. Pada lapaknya yang tidak jauh dari
lapak-lapak pedagang kaki lima yang banyak berkumpul di pinggir jalan
utama. Memenuhi trotoar yang tidak ada lagi ruang bagi pejalan kaki.
Lapaknya selalu sepi; yang tampak berbeda jauh dari lapak-lapak lainnya
dimana calon pembeli berjubel. Mungkin karena barang dagangannya yang second.
Mungkin karena dia hanya perempuan tua yang tidak aktif menawarkan
dagangannya. Mungkin karena rezekinya belum datang. Mungkin.... --Seorang
perempuan tua duduk termangu. Ketika seorang calon pembeli datang dan
melihat-lihat barang-barang dagangannya yang hanya berupa pakaian, dari
anak sampai dewasa. Sebagian tergantung dengan warna-warni dan model
yang menarik. Sebagian lainnya bertumpuk pada lapak yang membukit. Tak
ada yang baru dari dagangannya. Tapi semuanya layak untuk dijual. Layak
untuk dipakai, bagi mereka yang mau menghargai. Dan calon pembeli itu
kemudian memegang, melihat-lihat, mengukur, melipat, meneliti.
--"Berapa ini, Mbah?" tanya calon pembeli itu memperlihatkan sehelai baju.
--Mata tua perempuan yang duduk termangu berkilat, "Lima belas ribu."
--"Wahh ... kok mahal, Mbah. Lima ribu saja, ya?"
--Perempuan tua itu hanya tersenyum. Miris. Ia pun menggeleng.
--"Kalau tujuh ribu bagaimana?"
--"Tiga belas ribu," jawab perempuan tua itu bangkit dari duduknya.
Kini ia berdiri sambil bersenderkan pada pakaian-pakaian yang bertumpuk
di lapaknya.
--"Tujuh ribu lima ratus deh, Mbah. Tuh! Jahitannya saja sudah ada yang lepas satu."
--Perempuan tua itu kembali menggeleng. "Itu sudah murah. Saya cuma ngambil untung seribu lima ratus."
--"Masa sih?" sahut calon pembeli itu tak peduli. Baju yang
ditentengnya terus, kemudian diletakkan begitu saja pada tumpukan baju
yang membukit. Ia pun melihat-lihat pakaian lainnya yang menggantung.
Memegang-megangnya. Begitu pula dengan yang menumpuk di lapak.
Diangkat-angkat. Ditarik dan dilihatnya, lalu diletakkan begitu saja.
Setelah itu, ia pergi.
--Seorang perempuan tua berdiri termangu. Ia
menghela nafas panjang, dan setelah itu mulai merapikan kembali
pakaian-pakaian yang tadi sudah dipegang-pegang dan dilihat-dilihat.
Termasuk menggantungkan kembali sehelai baju yang sempat ditawar ke
tempatnya semula.
--Lebaran sebentar lagi. Hari raya tinggal
hitungan hari. Tepat lusa, semua umat Muslim akan berbondong-bondong ke
tengah lapang untuk melaksanakan Shalat Ied. Semua pedagang sudah pasti
akan menghitung keuntungan yang akan diperolehnya, agar nanti bisa
berlebaran. Lebaran yang sebenarnya. Membawa uang banyak. Membawa
oleh-oleh. Membagi-bagikan recehan pada anak-anak, keponakan-keponakan,
tetangga-tetangga, dan orang-orang yang patut dan biasa diberi.
Bergegas. Bersemangat. Akan lebaran yang sudah pasti ramai. Bersama
keluarga yang berkumpul-tanpa kecuali-dan tetangga-tetangga yang saling
berkunjung.
--Seorang perempuan tua kembali duduk termangu. Matanya
yang sudah berkabut menatap orang yang lalu-lalang di depan lapaknya.
Panasnya cuaca tidak dipedulikannya lagi. Pikirannya menerawang ke
negeri antah berantah. Mungkin bagi dirinya, inilah jalan hidupnya yang
harus dijalani, setelah berpuluh-puluh tahun. Mungkin bagi dirinya,
inilah hidup sebenarnya. Mungkin bagi dirinya-yang mungkin usianya
tidak lama lagi usai-, inilah usaha yang paling bisa dilakukannya. Yang
masih sempat dilakukannya.
--Entah angin mana yang menggerakkan,
sehelai daun tua berputar-putar di depan lapaknya. Meninggi dan
kemudian meliuk, tepat ketika angin yang ghaib itu hilang tak berbekas.
Berputar dan jatuh tepat di atas tumpukan pakaiannya yang membukit.
Perempuan tua yang duduk termangu itu kemudian bangkit, mengambil daun
kering itu. Ia pun duduk kembali, sementara jemari keriputnya membelai
permukaan daun yang sudah tidak halus lagi. Menatapnya kosong. Termangu
kembali.
--Seorang perempuan tua duduk termangu. Ketika ada seorang
perempuan kecil datang menghampiri. Di tangan kanannya tergantung
plastik hitam yang tidak baru lagi. Rambutnya sedikit kusut dan
kulitnya berbusik. Wajahnya menawarkan sesuatu yang hampa. Tak ada
senyum, tak ada ceria. Hingga akhirnya perempuan kecil itu berhadapan
dengan perempuan tua yang sedang duduk memegang daun kering, lalu
menyodorkan plastik hitam yang dibawanya.
--"Maaf, Mbah. Mbah bisa menolong saya?"
--"Nolong apa?"
--"Ini baju saya, Mbah. Baju lebaran saya tahun lalu."
--Perempuan tua itu menerima plastik hitam dari perempuan kecil,
membukanya, lalu melihat baju yang seukuran dengan ukuran tubuh si
pembawa. Baju itu sudah kotor, dan ada jahitan yang terbuka di beberapa
tempat. Perempuan tua itu kemudian menatap wajah si perempuan kecil.
--"Saya tidak punya baju lagi untuk lebaran nanti, Mbah. Mbah bisa kan menolong saya?"
--Perempuan tua itu masih menatap wajah si perempuan kecil.
--"Saya ingin punya baju baru buat lebaran nanti, Mbah. Tapi ... saya
tidak punya uang. Saya hanya punya baju ini. Mbah mau menolong saya
kan?"
--Masih menatap.
--"Boleh saya menukar baju ini, Mbah?"
--Perempuan tua itu kemudian menatap seluruh tubuh si perempuan kecil.
--"Boleh, Mbah?"
--Seorang perempuan tua yang tadi duduk lalu bangkit. Daun kering yang
tadi dipegangnya, tanpa disadari telah jatuh. Ia pun melihat-lihat baju
anak yang tergantung rapi di belakangnya. Setelah melihat-lihat,
memegang-megang, dan memilih, ia kemudian mengambil salah satunya.
Ditimang-timangnya sesaat, lalu diserahkan begitu saja pada si
perempuan kecil. "Yang ini mau?"
--"Mau, Mbah," jawab si perempuan kecil mengangguk.
--"Ya, sudah. Ini buat kamu."
--"Benar, Mbah." Si perempuan kecil tertawa, memperlihatkan giginya
yang tidak rata. Bahkan beberapa di antaranya berwarna hitam.
--Perempuan tua pemilik lapak mengangguk. "Ambil saja. Dan baju ini
bawa lagi," sahutnya kembali memberikan plastik hitam yang berisikan
baju si perempuan kecil.
--Perempuan kecil itu lalu memasukkan baju
barunya ke dalam plastik hitam, lalu pergi setelah mengucapkan terima
kasih pada si perempuan tua.
--Seorang perempuan tua berdiri
termangu. Menatap langkah riang seorang perempuan kecil hingga
menghilang dari pandangannya. Tak lama kemudian, ia kembali duduk
termangu. Melihat daun keringnya yang tadi jatuh, ia pun segera
mengambilnya kembali. Membelainya dengan penuh kelembutan. Pikirannya
kembali bermain pada negeri antah berantah. Menjadi rahasia pribadinya.
Melamunkan yang mungkin bukan dilamunkan pedagang-pedagang lainnya.
Mungkin bukan melamunkan lebaran yang tinggal dua hari lagi. Mungkin
bukan melamunkan sesuatu yang umum bagi para pedagang menjelang lebaran.
--Bagi perempuan tua itu, dua hari mendatang adalah sama dengan
hari-hari yang telah dilewatinya. Bahwa pada hari itu, ia harus
berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Mungkin untuk
memenuhi kebutuhan cucu-cucunya yang sudah tidak mempunyai orangtua
lagi. Yang baginya lebih berharga. Paling bernilai. Tentang bagaimana
menghormati hari raya yang sebenarnya.
--Dan kelak dua hari
kemudian, setelah semua umat Muslim pulang berbondong-bondong dari
lapangan. Akan dijumpai pada tepi jalan utama yang biasa, seorang
perempuan tua yang menggelar lapaknya. Duduk termangu menanti pembeli.
Sementara di rumah yang tidak terlalu jauh dari lapaknya, terdengar
sebuah syair milik Raihan dan Now See Heart:
Hari raya hari untuk semua
Hari yang bahagia
Di hari raya mari kita semua
Bersyukur pada Yang Esa
Bermaaf-maafan di hari mulia
Kunjung mengunjung sanak saudara
Sebulan puasa di bulan Ramadhan
Kini tiba masanya berhari raya
Bersalam-salaman di hari lebaran
Bandung 13.09.09
Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog [http://bangaswi.com/ ]
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar