Selasa, 27 Juli 2010

[daarut-tauhiid] Pengantar Al-Arbain An-Nawawiyah

http://www.dakwatuna.com

Pengantar Al-Arbain An-Nawawiyah

Oleh: Syarifuddin Mustafa, MA
________________________________


dakwatuna.com – Hadits Arba'in Nawawiyah adalah kumpulan 40 hadits
Nabi saw yang dikumpulkan oleh Imam Nawawi ra. dan merupakan kitab
yang tidak asing bagi kita umat Islam, bukan hanya di Indonesia namun
di seluruh dunia. Umat Islam mengenalnya dan akrab dengannya, karena
banyak dibahas oleh para ulama dan menjadi rujukan dalam menyebarkan
ajaran Islam kepada kaum muslimin berkaitan dengan kehidupan beragama,
ibadah, muamalah dan syariah.

Mungkin Imam Nawawi dalam mengumpulkan hadits-hadits ini ter inspirasi
dengan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ali, Abdullah
bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Abi Darda, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas
bin Malik, Abu Hurairah, Abu Sa'id Al-Khudhri –semoga Allah meridhai
mereka semua- dari berbagai metode periwayatan- bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Barangsiapa yang menghafal dari umatku 40 hadits –yang
berisi di dalamnya- akan perkara agamanya, maka Allah akan
membangkitkannya di hari kiamat nanti bersama golongan para fuqaha dan
ulama". Dalam riwayat lain disebutkan, "Allah akan membangkitkannya
sebagai seorang faqih dan alim". Dan dalam riwayat Abu Darda, "Aku
pada hari kiamat akan menjadi pemberi syafaat dan saksi". Dan dalam
riwayat Ibnu Mas'ud, "Dikatakan kepadanya: Masuklah kamu pada pintu
mana yang kamu suka". Dan dalam riwayat Ibnu Umar, "Akan ditulis
bersama golongan para ulama dan dibangkitkan bersama para syuhada".

Walaupun para huffazh al-hadits melemahkan kedudukan hadits di atas
seperti imam Abdullah bin Al-Mubarak, Ad-Daruqutni, Al-Hakim, Abu
Nu'aim dan para ulama lainnya dari ulama terdahulu dan sekarang, namun
imam Nawawi tetap mengambilnya karena –seperti yang disepakati oleh
ulama lainnya- boleh mengambil hadits dhaif (lemah) jika hanya
berkaitan dengan fadlail a'mal (perbuatan yang diutamakan). Meskipun
demikian Imam Nawawi tidak hanya bersandar pada hadits tersebut di
atas namun berpedoman pada hadits lainnya, sebagaimana sabda
Rasulullah saw dalam hadits shahih, "Agar dapat disampaikan orang yang
menyaksikan kepada orang yang tidak menyaksikan". Dan hadits Rasul
lainnya, "Allah memberkahi seseorang yang mendengar sabdaku, lalu dia
sadar dan menunaikannya seperti yang didengarnya". Karena itulah imam
Nawawi mencoba mengumpulkan 40 hadits, mengikuti dan meneladani apa
yang disampaikan Rasulullah saw dan yang banyak dilakukan oleh para
ulama terdahulu.

Karena sebelumnya para ulama banyak mengumpulkan 40 hadits berkaitan
dengan ushuluddin (dasar-dasar agama), sebagian lainnya mengumpulkan
pada hadits yang berkaitan dengan cabang-cabang ilmu, sebagian lainnya
pada masalah jihad, sebagian lainnya pada masalah adab (etika dan
akhlaq) dan sebagian lainnya juga ada yang mengumpulkan pada
hadits-hadits tentang khutbah Rasulullah saw, semuanya memiliki tujuan
yang baik, karena itu Imam Nawawi juga ingin berkecimpung dalam
mengumpulkan 40 hadits yang mencakup segala aspek kehidupan, berkaitan
dengan kaidah agama yang agung, aqidah dan syariah, ibadah dan
muamalah. Namun demikian, untuk melegalisasikan kebenaran hadits ini,
imam Nawawi tidak mengambil hadits dari yang dhaif kecuali berusaha
mengambil atau mengumpulkan 40 hadits dari hadits-hadits yang shahih,
lebih banyak dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari
dan Muslim.

Imam Nawawi mengumpulkan 40 hadits dengan tidak menyebutkan secara
lengkap sanad-sanadnya; guna mempermudah menghafal dan lebih luas
manfaatnya. Dan bagi kita sebagai umat disarankan untuk mengambil,
mempelajari dan menghafal hadits-hadits tersebut, karena memiliki
komprehensivitas dalam kehidupan agama dan akhirat, ketaatan dan
urusan duniawi.

Mengapa Harus Kitab Al-Arba'in Nawawiyah

Paling tidak ada beberapa alasan perlunya membahas kitab al-arba'in
An-Nawawiyah:

1. Karena mencakup segala urusan dan kebutuhan umat Islam di dunia dan
di akhirat baik dari aqidah, hukum, syariah, muamalah dan akhlaq.

2. Merupakan kumpulan hadits-hadits nabi pilihan, dan merupakan
jawami'ul kalim yang memiliki keutamaan dalam pembahasan yang singkat
dan padat.

3. Hadits-haditsnya merupakan satu kesatuan yang menjadi cakupan
ajaran Islam, baik setengahnya, atau sepertiganya atau seperempatnya.

4. Banyak digunakan oleh para ulama untuk mengajarkan kepada umat
Islam bahkan menjadi sandaran utama dalam memberikan pemahaman ajaran
Islam sehingga sebagian ulama konsen dengan hadits-hadits ini lalu
mensyarahnya dengan lebih rinci. Ada yang menyebutkan tidak kurang 51
kitab yang mensyarah hadits Al-Arba'in An-Nawiwayah.

Biografi Pengumpul Hadits Ar-Ba'in Imam Nawawi

1. Nama Lengkap, kelahiran, keturunan dan kegigihannya dalam menuntut ilmu.

Imam Nawawi dijuluki dengan Al-imam Al-hafizh al-auhad (satu-satunya)
al-qudwah (tauladan) Syaikhul Islam (syaikh islam) ilmu awliya
(pemimpin para wali) Muhyiddin ( pemberi kehidupan agama) Abu Zakariya
(Bapaknya Zakaria) Yahya bin Syaraf bin Muri Al-Khuzami Al-Hawaribi
As-Syafi'i. Beliau lahir pada bulan Muharram tahun 631 H

Pada tahun 649, atau pada umur 10 tahun beliau berkelana menuju kota
Damaskus dan tinggal di sana untuk menuntut ilmu, menghafal kitab
at-tanbiih dalam kurun waktu 4,5 bulan, menghafal kitab al-muhadzdzab
dalam kurun setengah tahun di hadapan gurunya Al-Kamal bin Ahmad,
kemudian menunaikan ibadah haji bersama orang tuanya dan tinggal di
kota Madinah selama satu setengah bulan, dan menuntut ilmu di sana.
Dikisahkan oleh Syeikh Abul Hasan bin Al-Atthar bahwa imam Nawawi
setiap belajar 12 mata pelajaran dan menghafalnya di hadapan
guru-gurunya dengan syarah yang begitu gamblang dan benar; dua
pelajaran pada kitab al-wasith, satu pelajaran kitab al-muhadzab, satu
pelajaran pada kitab al-jam'u baina as-shahihain, satu pelajaran pada
kitab shahih Muslim, satu pelajaran pada kitab al-Luma' karangan Ibnu
Jana, satu pelajaran pada kitab ishlahul mantiq, satu pelajaran pada
kitab tashrif, satu pelajaran pada kitab ushul fiqh, satu pelajaran
pada kitab "Asmaur rijal", satu pelajaran pada kitab ushuluddin.

Imam Nawawi berkata, "Saya berusaha melekatkan diri dalam menjelaskan
sesuatu yang sulit dipahami, menjelaskan ungkapan yang samar dan
menertibkan tata bahasa, dan Alhamdulillah Allah memberkahi waktu yang
aku miliki, namun suatu ketika terbetik dalam hati ingin bergelut
dalam ilmu kedokteran sehingga aku pun sibuk dengan ilmu
perundang-undangan, sehingga aku merasa telah menzhalimi diri sendiri
dan hari-hari selanjutnya aku tidak mampu melakukan tugas; akhirnya
aku pun rindu pada ilmu yang sebelumnya telah aku pelajari, aku jual
kitab perundang-undangan sehingga hatiku kembali bersinar.

2. Guru-guru imam Nawawi

Imam Nawawi berguru pada syaikh Ar-Ridha bin al-Burhan, Syaikh Abdul
Aziz bin Muhammad Al-Anshari, Zainuddin bin Abdul Daim, Imaduddin
Abdul Karim Al-Khurasani, Zainuddin Khalaf bin Yusuf, Taqiyyuddin bin
Abil Yasar, Jamaluddin bin As-Shayarfi, Syamsuddin bin Abi Umar dan
ulama-ulama lainnya yang sederajat.

Beliau banyak belajar kitab-kitab hadits seperti kutub sittah,
al-Musnad, al-Muwattha, Syarah Sunnah karangan Al-Baghwi, Sunan
Ad-Daruquthni, dan kitab-kitab lainnya.

Sebagaimana beliau juga belajar kitab al-Kamal karangan al-Hafizh
Abdul Ghani Alauddin , Syarah Hadits-hadits shahih bersama para
muhaditsin seperti Ibnu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi. Belajar kitab
Ushul dengan ustadz Al-Qadhi At-tafalisi. Kitab Al-Kamal dengan ustadz
ishaq al-Mu'arri, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh, Izzuddin Umar bin
Sa'ad Al-Arbali dan Al-Kamal Salar Al-Arbali. Belajar kitab tentang
bahasa bersama ustadz Ahmad Al-Masri dan ustadz lainnya. Lalu setelah
itu beliau konsen dalam mengajarkan dan menyebarkan ilmu, beribadah,
berdzikir, berpuasa, bersabar dengan kehidupan yang sederhana, baik
makan maupun pakaian.

3. Murid-murid Imam Nawawi

Adapun murid-murid Imam Nawawi yang menjadi ulama terkenal setelah
beliau adalah Al-Khatib Shadr Sulaiman Al-Ja'fari, Syihabuddin Ahmad
bin Ja'wan, Syihabuddin Al-Arbadi, Alauddin bin Al-Atthar, Ibnu Abi
Al-Fath dan Al-Mazi serta Ibnu Al-Atthar.

4. Ijtihad Imam Nawawi dan Aktivitas ubudiyahnya

Dikisahkan oleh syeikh Ibnu Al-Atthar: Bahwa Imam Nawawi bercerita
kepadanya, beliau tidak pernah sedikit pun meninggalkan waktu terbuang
sia-sia baik malam ataupun siang hari bahkan saat berada dijalan.
Beliau melakukan mulazamah selama 6 tahun lalu menulis kitab,
memberikan nasihat dan menyampaikan kebenaran.

Imam Nawawi memiliki semangat yang tinggi dalam beribadah dan beramal,
teliti, wara', hati-hati, jiwa yang bersih dari dosa dan noda, jauh
dari kepentingan pribadi, banyak menghafal hadits, memahami seni dalam
ilmu hadits, perawi hadits, shahih dan cacat hadits, serta menjadi
pemuka dalam mengenal madzhab.

Syeikh Imam Rasyid bin Al-Mu'allim berkata, "Syeikh imam Nawawi adalah
sosok yang tidak terlalu banyak masuk ke dalam kamar mandi,
menyia-nyiakan waktu dalam makan dan berpakaian serta urusan-urusan
lainnya, beliau sangat takut terkena penyakit sehingga menjadikan
dirinya lengah dalam bekerja". Beliau juga tidak mau makan buah-buahan
dan mentimun, beliau berkata, "Saya khawatir membuat diri saya lemas
dan menjadi suka tidur".

5. Kitab-kitab karangan Imam Nawawi

Di antara kitab karangan Imam Nawawi adalah sebagai berikut: Syarah
Shahih Muslim, Riyadlus shalihin, Al-Adzkar, Al-Arbain, Al-Irsyad Fi
ulumil hadits, At-Taqrib, Al-Mubhamat, Tahrirul Al-Alfazh littanbih,
Al-Idhah fil Manasik, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran, Al-Fatawa,
Ar-Raudlatu Arbaati Asfar, Syarah Al-Muhadzab ila bab al-mirah (4
jilid) Syarah sebagian kitab Al-Bukhari, syarah kitab al-Wasith dan
banyak lagi kitab lainnya dalam bidang hukum, bahasa, adab dan
ilmu-ilmu fiqh.

6. Wara'nya Imam Nawawi

Imam Nawawi adalah seorang ulama yang wara' dan zuhud, beliau sama
sekali tidak menerima imbalan apapun dalam mengajar ilmu, beliau
pernah menerima hadiah lampu templok dari seorang fakir. Imam
Burhanuddin al-Iskandarani pernah mengajaknya buka puasa bersamanya,
beliau berkata, "Bawalah makananmu kemari dan kita berbuka bersama di
sini, lalu beliau makan hanya dua jenis makanan, selain itu
ditinggalkan".

Diceritakan oleh Imam Quthbuddin Al-Yunini bahwa Imam Nawawi adalah
satu-satunya seorang ulama yang luas ilmunya, wara', ahli ibadah,
sederhana dan tidak bermewah-mewah dalam kehidupannya.

7. Sikap Imam Nawawi terhadap raja di masa hidupnya

Imam Nawawi selalu berhadapan dengan raja dan kezhaliman, mengingkari
dan mengingatkan mereka dalam bentuk tulisan dan peringatan akan azab
Allah. Di antara contoh surat beliau adalah sebagai berikut:

"Dari Abdullah bin Yahya An-Nawawi, Salamullah alaikum warahmatuhu
wabarakatuh atas raja yang baik, raja para umara Badruddin, semoga
Allah mengekalkan baginya kebaikan dan membimbingnya dengan kebenaran
dan menyampaikannya menuju kebaikan dunia dan akhirat pada segala
cita-cita dan urusannya, serta memberikan keberkahan dalam setiap
perbuatannya. Amin.

Sebagaimana diketahui bahwa penduduk Syam sedang mengalami kesempitan
dan kekeringan karena sudah lama tidak turun hujan… beliau menjelaskan
secara detail dan panjang dalam surat tersebut kepada sang raja, namun
sang raja menjawabnya dengan lebih keras dan menyakitkan, sehingga
menambah runcing keadaan dan kekhawatiran para jamaah".

Imam Syeikh Ibnu Farh mengisahkan perjalanan hidup beliau yang penuh
dengan kenangan, beliau berkata, "Syeikh Muhyiddin An-Nawawi memiliki
tiga tingkatan yang jika setiap orang mengetahui akan setiap
tingkatannya maka akan segera pergi kepadanya, "Ilmu, zuhud dan
al-amru bil ma'ruf dan an-nahyu anil mungkar".

8. Wafatnya Imam Nawawi

Setelah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis dan kembali ke kota
Nawa, Imam Nawawi menderita sakit di samping orang tuanya, lalu
meninggal pada tanggal 24 Rajab tahun 676 H. dan dikubur di kota
Yazar. Rahimahullah al-imam An-Nawawi.

http://www.dakwatuna.com/2007/pengantar-al-arbain-an-nawawiyah/


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: