Rabu, 21 Juli 2010

[daarut-tauhiid] Sebagian muslim tidak mengimani bahwa kita dapat seolah-olah melihat Allah

 

Mengapa sebagian muslim tidak mengimani bahwa kita dapat seolah-olah melihat Allah ?

Tasawuf adalah salah satu pokok dari tiga pokok ajaran agama Islam yang menguraikan tentang Ihsan. Pokok ajaran lainnya adalah Fikih yang menguraikan tentang Islam (rukun Islam) dan Ushuluddin yang menguraikan tentang Iman (rukun Iman).

Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan perbuatan yang baik, akhlak dan budi pekerti, bertobat, bertalian dengan hati (tazkiyatun nafs) , cara-cara ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, qanaah, tawakal, zuhud, ma'rifatullah dan lain-lain

Namun sebagaian muslim terpengaruh istilah-istilah dari orang lain atau dari yang keliru memahami tentang Tasawuf.

Coba perhatikan pendapat yang sebagian muslim pahami yang berasal dari para ulama kaum mereka,

Tasawuf merupakan gerakan berpola pikir filsafat klasik yang mengekor kepada para filosof dan ahli syair Romawi, India dan Persia. Namun, dalam hal ini, kita akan membatasi kajian masalah sufi dengan berkedok Islam. Kedok Islam ini dikenakan sebagai upaya menutupi hakikatnya. Maka barangsiapa yang meneliti dan mengamati gerak-geriknya, niscaya akan berkesimpulan, bahwa sufi bukan Islam. Baik menyangkut aqidah, prilaku dan pendidikan.

Orang-orang ahli Tasawuf, dalam beragama dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, (mereka) berpegang teguh pada suatu pedoman seperti pedoman yang dipegang oleh orang-orang Nashrani. Yaitu ucapan-ucapan yang tidak jelas maknanya, dan cerita-cerita yang bersumber dari orang yang tidak dikenal kejujurannya. Kalaupun ternyata orang tersebut jujur, tetap saja dia bukan seorang (nabi/rasul) yang terjaga dari kesalahan. Maka (demikian pula yang dilakukan orang-orang ahli tashawwuf), mereka menjadikan para pemimpin dan guru-gurunya sebagai penentu/pembuat syari'at agama bagi mereka, sebagaimana orang-orang Nashrani menjadikan para pendeta dan rahib mereka sebagai penentu/pembuat syari'at agama bagi mereka".

Sesungguhnya Tasawuf itu adalah tipuan / makar paling rendah / hina dan tercela. Setan telah membuatnya menipu para hamba Allah dan memerangi Allah Azza wa Jalla dan rasulNya. Sesungguhnya tasawuf adalah (sebagai) topeng kaum Majusi agar ia terlihat sebagai seorang yang Rabbani , bahkan juga topeng semua musuh agama ini (Islam). Bila diteliti ke dalam akan ditemui di dalamnya (ajaran sufi itu) Brahmaisme, Budhisme, Zaratuisme, Platoisme, Yahudisme, Nashranisme, dan Paganisme.

Begitulah contoh indoktrinasi dari para ulama mereka yang sesungguhnya kemungkinan para ulama mereka terkena perang pemahaman (ghazwul fikri) dari orang-orang yang mempunyai rasa permusuhan terhadap orang-orang mukmin.

Secara tidak disadari para ulama mereka menjauhkan ummatnya dari kemungkinan memperdalami perbuatan-perbuatan baik, akhlakul karimah dan salah satunya adalah tentang zuhud. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.

Dari Abul Abbas — Sahl bin Sa'ad As-Sa'idy — radliyallahu `anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia." Maka Rasulullah menjawab: "Zuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu." (Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).

Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa ulama-ulama mereka secara tidak disadari menjauhkan ummatnya dari kemungkinan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.

Sungguh, dengan mengamalkan Tasawuf , kita dapat mencapai muslim tingkatkan Ihsan atau orangnya disebut Muhsin, jamaknya Muhsinin yaitu kita menyembah kepada Allah seolah-olah kita melihatNya padahal kita tidak melihatNya. Yang dimaksud dengan seolah-olah melihat Allah disini adalah bukan dengan kasat mata (mata kepala) namun dengan mata hati (bashirah).

Rasulullah saw berkata, "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda."

Ketika saya sampaikan kepada sebagian muslim bahwa kita dapat seolah-olah melihatNya sebagaimana tulisan saya pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/07/19/terhalang-melihat-allah/

Ada tanggapan negatif yang diberikan oleh sebagian muslim baik bantahan, olok-olokan, tuduhan, ketidak percayaan dan perbuatan tidak berguna lainnya.

Kenapa mereka tidak mengimani apa yang telah saya sampaikan dari Al-Qur'an dan Hadits ?

Apakah mereka taqlid buta kepada ulama-ulama mereka ?

Padahal ulama mereka pernah ada yang menganjurkan untuk tidak perlu taqlid pada Imam Madzhab yang empat karena kata ulama mereka, Imam Madzhab tidak maksum , lalu mereka sekarang malah taqlid begitu saja pada ulama mereka yang tentu tidak maksum juga.

Coba kita tanya kepada mereka , mana yang lebih banyak kemungkinan menyalahi Al-Qur'an dan Hadits , ulama-ulama mereka atau Imam Madzhab yang empat ?

Padahal saya sangat yakin perkataan Imam Madzhab bahwa jika kita menemukan pendapat mereka yang keliru maka kita kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits adalah semata-mata agar kita selalu merujuk Al-Qur'an dan Hadits dan sikap tawadhu yang mereka tunjukkan. Suatu akhlak yang terpuji.

Mari kita simak nasihat/diwan salah satu imam madzhab yang empat, yakni Imam Syafi'i tentang tasawuf.

"Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fikih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fikih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?"
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

Dengan menjalankan Tasawuf , kita dapat mencapai muslim tingkatkan Ihsan atau orangnya disebut Muhsin, jamaknya Muhsinin

Pengertian Muhsinin
Al Qur'an adalah petunjuk bagi orang yang berbuat baik, Ihsan perbuatan atau tingakatannya, orangnya disebut Muhsin, kalau jamak muhsinin, Ihsan itu ialah kita menyembah kepada Allah seolah-olah kita melihatNya padahal kita tidak melihatNya.

Sifat-sifat Muhsinin
Pertama, muhsinin adalah orang yang menjadikan Qur'an itu sebagai hidayah Artinya setiap perilakunya / akhlaknya selalu sesuai dengan tuntunan Al Qur'an, dan seluruh waktunya penuh berinteraksi dengan Al Qur'an.

Allah menjadikan Al Qur'an ini sebagai obat/rujukan untuk orang yang muhsinin,
Mereka itu orang-orang yang selalu berbuat baik dengan mengikuti syari'at.
Kadang-kadang orang memahami syari'at itu sempit, potong tangan, rajam begitu pemahaman sebagian orang ketika syari'at itu akan ditegakan.
Padahal, bersikap adil, qanaah, zuhud, ikhlas, taqarub, dan akhlakul karimah yang lain juga syari'at.

Tentang muhsinin , lihat QS Lukman 1-7

[31:1] Alif Laam Miim
[31:2] Inilah ayat-ayat Al Quraan yang mengandung hikmah (pemahaman yang dalam).
[31:3] menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin)
[31:4] (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.
[31:5] Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[31:6] Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
[31:7] Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.

Semoga kita dapat mengimani firman Allah secara menyeluruh, sebaiknya tidak memilah-milah berdasarkan kepentingan atau pembenaran pemahaman saja. Seluruh pokok-pokok ajaran agama Islam harus dapat kita pahami dan jalani.

Dengan tulisan ini saya sekedar ingin menyampaikan bahwa kita harus memahami ketiga pokok ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
Kenyataan yang ada saat ini, kerusakan telah timbul banyak dikarenakan akhlak yang buruk, seperti tawuran. materialisme, individualisme, hubud dunya, al wahan, rakus, tamak, bakhil, tidak malu, tidak jujur, kerusuhan pilkada, bunuh diri, lebih baik mereka lapar daripada tidak bisa mengikuti gaya hidup dll.

Semua ini karena kita dan para ulama secara tidak sadar melupakan salah satu pokok ajaran Islam yakni tentang ihsan yang semuanya diuraikan dalam kitab Tasawuf. Kita mau saja dibodohi oleh orang-orang yang mempunyai rasa permusuhuan besar terhadap kaum mukmin, bahwa kitab Tasawuf adalah klasik, kolot, melemahkan semangat, menghambat modernisasi agama dan stigma negatif yang lainnya.

Ulama-ulama kita dahulu yang mengajarkan kitab Tasawuf, bisa kita temukan masyarakat yang terkenal santun, ramah dan teguh berpendirian. Para ulama dan umara pun diakui di kancah dunia.

Untuk itulah saya mengajak baik diri pribadi saya maupun para pembaca untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits secara menyeluruh.

Apapun profesi kita lakukanlah dengan profesional, istiqomah, tawakal dan berakhlakul karimah.

Akhlakul karimah, akhlak yang selalu sadar dan mengingat Allah.

Wassalam

Zon di Jonggol
http://mutiarazuhud.wordpress.com

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: