Minggu, 31 Oktober 2010

[daarut-tauhiid] Kisah Kejujuran Bankir Bank Syariah dan Tegaknya Ajaran Islam

 

By : Alihozi

Al-Kisah ada seorang bankir Bank Syariah berinisial RM, seorang pekerja yg jujur. Pada suatu hari ia pergi melakukan survei ke salah satu nasabah bank syariah yg ingin mengajukan pembiayaan untuk usahanya. Setelah selesai semua survei usaha tsb dari wawancara s/d pengambilan gambar, nasabah bank syariah tsb memberikan sejumlah uang kpd RM yg nominalnya cukup besar sekitar 3 x gaji nya RM per bulan.

Tanpa disangka oleh nasabah tsb, RM ternyata menolaknya , dg mengatakan "Maaf pak bukan saya tdk menghormati pemberian bapak, tapi ini sudah menjadi tugas saya pak dan saya sudah mendapat gaji untuk tugas saya ini." Dan nasabah tsb menjadi tersenyum kagum dg sikap RM tsb

Selain jujur RM juga sangat cerdas dan baik kpd rekan-rekannya mau berbagi ilmu praktek perbankan syariah. RM seorang pekerja yg profesional ia tidak selalu mengukur hasil pekerjaannya dg materi yg didapatkannya. Yang terpenting baginya adalah ia bisa bekerja sebaik mungkin sesuai dg tuntunan ajaran agama Islam, Shidiq, Amanah dan Fathonah. Yaitu selain jujur ia juga selalu berusaha dg banyak belajar agar ilmunya dalam praktek perbankan syariah bisa terus bertambah.

Suatu hari akhirnya datang juga buah manis hasil kejujuran RM selama ini , karena kinerjanya yg bagus target selalu tercapai dan juga sedikit tingkat pembiayaan bermasalahnya, perusahaan tempat ia bekerja salah satu bank syariah ternama mempromosikannya menjadi pimpinan salah satu cabang Bank Syariah di Jakarta.

Menjadi Bankir Syariah yg menjujung tinggi nilai kejujuran dalam mencari nafkah hidup seperti apa yg telah dilakukan RM pada kehidupan saat ini, adalah merupakan suatu hal yg bisa jadi sangat sulit di jalankan kecuali bagi Bankir Syariah yg ikhlas dan beriman kpd Allah,SWT yg mampu menjalankannya..

Mengapa seperti itu ? karena dalam kehidupan sekarang ini banyak manusia tidak terkecuali ummat Islam sudah memandang kehidupan ini tolak ukurnya adalah serba materi. Hal inilah yg ikut berperan besar dalam mendorong kerusakan – kerusakan dalam masyarakat kita yaitu seperti KORUPSI , KOLUSI DAN NEPOTISME.

Padahal dalam ajaran Islam kita harus menanggalkan seluruh asosiasi mental yang telah melekat pada harta kekayaan maksudnya adalah kaum Muslim JANGAN menjadikan kepemilikan harta pribadi sebagai ukuran kehormatan dalam masyarakat Muslim dan memandangnya bernilai dalam hubungan sosial.

Sebagai catatan akhir artikel ini adalah sudah seharusnya seorang bankir bank syariah itu memiliki Sifat Shidiq, Amanah dan Fathonah sebagai dari konsekuensi logis dari kesediaannya bekerja di sebuah insitusi keuangan syariah. Harus diingat dan menjadi renungan kita bersama khususnya para bankir syariah adalah :

1.Bekerja di sebuah institusi keuangan syariah tanggungjawab nya lebih besar dan berat di hadapan Allah,SWT karena masyarakat telah terlanjur menjadikan orang-orang yg bekerja di bank syariah adalah orang bisa menjalankan hukum-hukum syariah secara baik bukan hanya seputar bidang ekonomi.

2. Orang-orang yg memusuhi Islam paling tidak suka (membenci) kalau ummat Islam bisa MENEGAKKAN ajarannya di muka bumi ini, mareka berusaha menghambat bahkan menjatuhkan usaha-usaha ummat Islam sekecil apapun untuk menegakkah ajaran Islam seperti Ekonomi Syariah di muka bumi ini.

Mohon Maaf atas Segala Kekurangan,

Salam Ukhuwah

Alihozi http://alihozi77.blogspot.com/
Praktisi Bank Syariah Hp: 021-92999-803

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: