Selasa, 26 Oktober 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3226

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1a.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Ketika Sakit Infeksi Usus

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Mon Oct 25, 2010 7:22 am (PDT)



kalo makan dijaga atuh...
jgn main makan aja ya
moga lekas sembuh
amin

________________________________
Dari: Mimin <minehaway@gmail.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 23 Oktober, 2010 20:31:28
Judul: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Ketika Sakit Infeksi Usus

Assalamu'alaikum

Lagi kangen curhat
Beberapa hari yang lalu, saya mengajak teman2 semua untuk jaga kesehatan. Tapi
justru saya lupa jaga kesehatan sendiri T_T.

Penting dibaca bagi mereka yang punya riwayat sakit maag atau infeksi saluran
pencernaan, usus.

Jadi ceritanya saya jenguk teman yang sakit typus + DBD di RS Permata Ibu -
Depok. Kondisi perut emang kosong karena nggak makan siang. Karena rasanya
perutku masih penuh dengan sarapan pagi (salah satu ciri-ciri penderita maag).
Pulangnya, uteman2 ngajak makan bakso kotak - Kukusan. Saya cuman ambil sambal
dikit dan cuka dikit. Sebenarnya itu pantangan bagi penderita maag, karena cuka
kecut dan sambal pedas. Sampai kos langsung mules, BAB berdarah. Lama2 demam +
pusing. Tak kasih madu untuk pertolongan pertama. Temanku kasih saran air hangat
+ garam setengah sdm + gula 3 sdm. Tapi saya gak bikin karena belum yakin sakit
diare.

Esok harinya saya ke Dokter umum terdekat. Dikasih obat sakit perut, antibiotik
dan gastrucid buat ngurangin keasaman lambung. Tapi masih demam dan pusing.
Padahal dalam obatnya sudah ada kandungan paracetamol. Udah gitu sore harinya
tak paksa ke Semarang. Gak biasa melewatkan kesempatan, jadi ya bela-belain ke
Semarang sebelum tutup pendaftarannya. Badan udah gak karuan rasanya. Masih
dipaksa lagi langsung pulang Pati. Kehujanan pula (sudah pake payung tapi tetep
kehujanan karena deras banget).

Sampai rumah otomatis ortu khawatir, karena saya cuman tidur, lemah, letih,
lesu, perut keras dan panas, kadang mual. Lalu saya minum air kelapa ijo. Ortu
ngajak berobat lagi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dan ternyata saya
menderita infeksi usus. Kalau sudah parah biasanya dilakukan operasi usus.
Alhamdulillah resep Dokter manjur. Saya dikasih resep Nausile bila mual, Baquios
(antibiotik sebelum makan), Biodiar bila mencret (ini obat ajaib banget bisa
ngubah cairan jadi koloid), Stomacain biar perut gak melilit lagi. Gak boleh
makan pedas, kecut dan bersantan kental, banyak minum air putih.

Sekarang sudah resmi jadi musuh sambal pedas, makanan kecut dan bersantan. Gak
boleh telat makan lagi (inget2 pesan Ibu).
Kapok makan bakso dikasih sambal dan cuka.
Kalau telat makan suhu badan naik dan perut mengeras, saya anggap sebagai alarm
buat pengingat makan hehe...

Begitulah cara Allah mengingatkan hambanya, semoga dosa-dosa saya digugurkan
dengan sakit itu.
Semoga tulisan ini juga bisa jadi pengingat bagi kita semua agar lebih
menyayangi perut.

Dan menunaikan semua hak-haknya, sehingga kita tidak termasuk orang yang zalim
pada diri sendiri.

Buat kalian yang pernah mengalami sakit seperti itu, silakan share.

Wassalamu'alaikum

--
Write what you think!
http://minesweet.blogspot.com

2a.

Re : [sekolah-kehidupan] [Artikel] Mengajari anak mengenal Rasululla

Posted by: "Luth" l_u_t_h@yahoo.fr   l_u_t_h

Mon Oct 25, 2010 7:22 am (PDT)



Mas Sismanto,
terima kasih atas apresiasinya. Alhamdulillah kalau menyenangi tulisan ini.

Kalau mau mengikuti acara seperti ini, tidak ada salahnya anda mencari beasiswa
untuk sekolah di negara yang anda kehendaki sehingga bila ada acara seperti ini
bisa mengikutinya.

Untuk negera lain saya ngak punya tulisannya. Tapi memang kalau suatu saat saya
hadir di acara yang sama di negara lain atau tempat lain, tentu saya akan
tuliskan.

Salam kenal

Luth

________________________________
De : Sismanto <sirilwafa@gmail.com>
À : sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc : l_u_t_h@yahoo.fr
Envoyé le : Ven 22 octobre 2010, 3h 20min 42s
Objet : Re: [sekolah-kehidupan] [Artikel] Mengajari anak mengenal Rasulullah
melalui maulid di mesjid Rennes, France

Waalaikumsalam wr. wb.

Ceritanya menarik sekali. saya jadi pingin ke sana untuk meramaikan maulid nabi
bersama anak-anak..he2..
untuk yang di negara-negara lain, bagaimana? ditunggu ceritanya lho...!!!

Salam,
Sis
http://mkpd.wordpress.com

2010/10/21 Luth <l_u_t_h@yahoo.fr>

>Assalamualaikum W W
>
>Salam sejahtera
>
>Tulisan tentang suasana maulid untuk anak-anak di Rennes, France.
>
>Semoga dapat mengambil nilai2 di dalamnya.
>
>Salam
>
>Luth
>
>= = = = = = = = = = = = = = = = = =
>MENGAJARI ANAK MENGENAL RASULULLAH MELALUI MAULID DI MESJID RENNES, FRANCE
>
>

3.

[ revival! ] Antena Berkarat

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Mon Oct 25, 2010 7:22 am (PDT)



*Antena Berkarat*
oleh Made Teddy Artiana, S.Kom

Malam itu, acara menonton televisi dirumah kami agak terganggu. Ribuan semut
memenuhi layar televisi kami. Belum lagi bunyi kresek-kresek tak jelas
mengganggu telinga. Padahal dua hari yang lalu, setidaknya 80% dari
gambarnya masih dapat kami nikmati. Program hiburan favorit yang telah
ditunggu-tunggu menjadi sama sekali tidak menghibur. Malam yang seharusnya
indahpun, perlahan tapi pasti jadi menjengkelkan.

Jelas bukan salah stasiun televisi. Mereka tentu tetap memancarkan sinyalnya
sedemikian rupa. Apalagi tawa riuh tetangga memberitahu kami bahwa televisi
mereka baik-baik saja. Kesalahan bukan terletak pada stasiun televisi, bukan
juga pada pemancarnya, apalagi pada televisi diruang keluarga, kesalahan ada
pada antena televisi kami.

Entah apa penyebabnya antena kami lebih cepat berkarat dari yang seharusnya.
"Begini nih kalau beli antena China !", timpal salah satu dari antara kami
menyalahkan. Aku sendiripun tidak mengingat dengan pasti, apakah benar
antena yang kami beli memang import dari China. Ucapan itu lebih dari
sekedar mencari kambing hitam untuk menyalurkan kekesalan. Lagu lama manusia
: mau benar atau salah, yang penting buang sampah !

Namun jika dipikir-pikir, betapa hidup kita seringkali sangat mirip dengan
Si Antena Berkarat itu. Cukup banyak penderitaan, pergumulan dan masalah
yang timbul hanya karena salah memutuskan. Kita mengira TUHAN diam jauh
disana tak peduli, padahal diri-diri kitalah yang harusnya berbenah diri.
Ribuan kali bertanya dan mengeluh lewat doa. Kita kira Ia, Sang Pemberi
Petunjuk diam seribu bahasa, padahal telinga inilah yang tak mampu mendengar
akan suara Surga.

Dunia membutakan mata hati kita, hingga tak mampu melihat kebaikan Nya. Lalu
hidup terasa kian sulit. Kehidupan yang seharusnya indah, malah berbalik
menghajar kita hingga lebih dari sekedar babak belur. Berputar-putar
kelelahan. Compang-camping mengenaskan.

Jelas itu bukan takdir kita. Kita adalah kalifah, pemimpin. Rahmat bagi
semesta alam. Bahkan lebih dari itu semua : biji mata TUHAN. Lalu mengapa
ini semua terjadi ? Pasti ada sesuatu yang salah !!

Padahal, TUHAN yang Maha Kasih itu dapat dipastikan tetap setia. Tidak hanya
menunggu, namun dengan segala inisiatif yang proaktif. Pasti tak terhitung
jumlahnya, Ia sudah dan selalu berusaha mengarahkan kita menuju kehidupan
yang 'penuh' dengan segala kebaikan dan rahmat.

Ternyata memang sesuatu harus dilakukan. Sesuatu yang memang merupakan porsi
kita. Dan sesuatu itu adalah : membersihkan diri dari segala karat. Sehingga
kita tidak salah pilih, tersesat kemudian menderita, bukan karena tidak
dikasihi, bukan karena ditinggalkan, namun hanya karena berkarat.

Mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk merasakan kehadiran-Nya. Secara
penuh mengalami kebaikan hidup. Dan yang paling penting, membuat kasih TUHAN
yang mesra, memeluk kita lalu mengalir bebas, menyelesaikan segala perkara.
Sehingga kita dapat menikmati surga di bumi dan surga di surga nanti (*)

*"Andai saja kita mengetahui
betapa kita sangat dicintai-Nya
& betapa luar biasanya kita dicipta
maka setiap saat
hati kita akan berpesta pora"
*
*M T A*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com
mobile# 0813 178 227 20
email# teddyartiana_photography@yahoo.com

*Galery & Stock Photo
*http://theBeautyofBelitung.multiply.com
http://fromBaliWithLove.multiply.com
http://LawangSewuKotaTua.multiply.com
http://TriptoPulauPramuka.multiply.com

http://HongkongMacauShenzen.multiply.com*
**

*
4a.

Re: Art-Real Living Sos 2010 (A-10  Gunting...gunting...

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Mon Oct 25, 2010 7:23 am (PDT)




Pinter banget angkat temanya, soal gunting menggunting niih jadi inget
dulu waktu smp suka dapet tugas nggunting pola baju. Hmmm nggunting pola
lingkaran tuh ternyata mayan ribet yak...

Btw..aku suka yang ini mbak Ietje :

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering kali membutuhkan orang
lain, terutama pasangan kita. Apakah itu pasangan hidup seperti pacar,
kekasih, suami, isteri, sahabat, teman atau mitra kerja...semua mereka
kita butuhkan karena kemiripan dan kesamaan visi. Belah kiri harus
sejajar dengan belah kanan. Perjalanan gunting harus selalu maju ke
depan. Seiring sejalan dan setujuan...Tidak bisa belah kiri ingin maju,
dan belah kanan ingin mundur. Atau belah yang kiri ingin belok ,
sedangkan belah yang kanan ingin berhenti.

>
>
>

> Kita bisa belajar dari gunting. Seandainya saja kita bisa menjadi
gunting bersama-sama. Yang dengan kekuatan dan sinergi harmonis dapat
memotong dan membentuk bagian-bagian kehidupan ini untuk menjadi sesuatu
yang lebih bermakna .

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR"
<ietje_guntur@...> wrote:
>
>
>
> Dear Allz.....
>
>
>
> Met pagiiiiii....Semangat pagiiiiii....Selamat hari Senin,
yaaaaa....semangattt dwoooongggg....Awal minggu niiih...biasanya kita
suka tergoda untuk malas... halaah... Kenapa, ya setiap hari Senin kita
seperti enggan membuka mata...dan pundak atau bahu seakan digelayuti
beban yang berat....
>
>
>
> Padahal seyongyanya di awal minggu ini kita lebih semangat...Kan sudah
istirahat di hari Sabtu atau minggu...Seharusnya energi kita sudah pulih
kembali....Hmmh...tapi namanya manusia, kita selalu punya alasan untuk
malas...Sekarang kita coba deh, kalau kita punya alasan untuk
bermalas-malasan...kita pun harus punya alasan untuk berajin-rajin
ria...hehehehe...
>
>
>
> Memang, rajin dan malas adalah pasangan yang selalu seiring sejalan.
Walaupun saling bertolak belakang, tetapi rajin dan malas memiliki satu
kesamaan yaitu tenaga atau energi. Kita bisa rajin karena ada sesuatu
yang akan kita lakukan dengan penuh semangat. Ada harapan yang membuat
energi kita seakan berlimpah-ruah.
>
>
>
> Sedangkan malas bisa terjadi karena kita merasa ada beban yang tidak
ingin kita selesaikan. Kita merasa tidak mampu, dan tenaga mendadak
hilang. Kita seakan jatuh di dalam kesenyapan aktivitas , seolah tidak
ada harapan. Malas memang berkaitan dengan rasa tidak berdaya.
>
>
>
> Bila berbicara mengenai tenaga atau energi, maka sebaik-baik tenaga
adalah yang terakomodasi dengan efektif sehingga tidak terbuang sia-sia.
Rajin, tetapi tidak dibarengi dengan pengelolaan energi yang baik, akan
menimbulkan kelelahan lebih cepat. Sedangkan malas, adalah pembuangan
energi secara sia-sia, yang akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
>
>
>
> Ngomong-ngomong tentang energi dan kekuatan, sebetulnya kita bisa
belajar dari sebuah gunting. Iya...gunting...yang dapat mengakomodasi
energi menjadi sebuah kekuatan yang sinergis. Gunting, dengan kedua
belah sisinya, bila digunakan dengan efisien akan menghasilkan karya
yang luar biasa....hmmh...
>
>
>
> Mumpung hari Senin...mumpung semangat sedang berkobar...mari kita
ngobrol sedikit tentang gunting.....Mau yaaaa....???? Selamat
menikmati....
>
>
>
> Jakarta, 18 Oktober 2010
>
>
>
> Salam hangaaaaattt full semangat,
>
>
>
>
>
> Ietje S. Guntur
>
>
>
> ♥♥♥
>
>
>
>
>
> Art-Living Sos 2010 (A-10
>
> Ide : Kamis, 14 Oktober 2010
>
> Start : 14/10/2010 10:49:33
>
> Finish : 15/10/2010 16:56:06
>
>
>
>
>
>
>
> GUNTING...GUNTING...KRESSH...
>
>
>
>
>
> Hari Kamis. Hmmmh...menjelang akhir pekan. Saya sudah penuh semangat
menyambut hari libur yang merentang di depan mata. Tapi tunggu
dulu...ssttt...jadwal minggu ini cukup padat. Ada undangan resmi, dan
ada undangan bergembira-ria...asyiiiikkk...
>
>
>
> Saya lalu memperhatikan penampilan diri...hmh...kelihatannya sih
rambut saya sudah mulai awut-awutan. Rambut yang kadang ikal, sekarang
sudah cukup panjang dan siap-siap memberontak ke sana ke
mari...hehehe...Sudah waktunya dipotong lagi...Kan rambut seperti
rumput. Harus selalu dirawat dan dipotong agar tampak rapi .
Setujuuuuu....!
>
>
>
> Jadi deh, sepulang dari kantor, saya mampir di salon langganan yang di
dekat kantor. Sekali lagi, inilah untungnya bekerja di lingkungan
perkantoran yang dekat dengan pertokoan dan pusat aktivitas. Selain ada
toko, juga ada salon...hehehe...Tidak usah jauh-jauh dan berkubang di
dalam kemacetan kalau sekedar mau memotong dan menata rambut.
>
>
>
> Di salon, saya disambut oleh hair stylist langganan.
>
>
>
> “ Mas, mau potong rambut nih. Sudah gondrong ,” ujar
saya, setelah duduk di kursi salon yang bisa berputar ke kiri kanan. Si
Mas, yang biasa merawat rambut saya tersenyum. Ia memegang dan mengurai
rambut saya yang sudah dicuci oleh petugas lainnya.
>
>
>
> “ Iya, Bu...sudah tidak rata panjangnya. Mau dipotong model apa
?”
>
> “ Laaah...nggak usah model aneh-aneh deh. Pokoknya tampak rapi
dan mudah diatur.”
>
> “ Oke, Bu...dipotong bertingkat saja, ya.”
>
> “ Terserah. Yang penting keren...hmm...”. Kami sama-sama
tersenyum. Keren itu kan relatif, ya...hehe...
>
>
>
> Si Mas mengambil gunting dan sisir, lalu dengan cekatan mulai memotong
helai demi helai rambut saya. Guntingnya seperti menari-nari di atas
kepala saya dengan suara lembut...kresh..kresh...Tidak lama, bagian kiri
disamakan dengan bagian kanan. Bagian belakang di potong miring,
diratakan lagi. Terakhir, bagian atas rambut dibuat lebih pendek, agar
mudah ditata.. Si Mas mengambil gunting lainnya, lalu menipiskan
beberapa bagian dengan gunting yang khusus..Tarik...
kressh...sisir..tarik…kressh... Selesai...hmmhh....
>
>
>
> Saya melihat bayangan di cermin di hadapan saya. Rambut saya sekarang
tampak lebih rapi dan tidak acak-acakan lagi. Itu pasti berkat tangan
dingin si Mas dengan gunting rambut yang bergerak cekatan membentuk
model rambut saya. Woooww...benar-benar keren..(Narsis mode on).
>
>
>
> ♥
>
>
>
> Di saat lain. Di tempat lain. Di sebuah pojok Pasar Bendhil...Itu
lho...Pasar milik Pemda Jaya di kawasan Bendungan Hilir...Nama singkatan
yang keren dan populer di wilayah Jakarta Selatan.
>
>
>
> Saya sedang mengepas baju pesanan, dan berbincang dengan penjahit
langganan. Ada bagian baju yang tampak kepanjangan di tubuh saya.
>
>
>
> “ Coba deh dilihat, Uda. Kayaknya lengannya nih
kepanjangan.” Unjuk saya. Si Uda, menarik bagian lengan baju yang
sedang saya coba. Ia memberi tanda dengan jarum pentul.
>
>
>
> “ Iya, Bu. Nanti saya potong sedikit. Segini, ya Bu.” Si
abang penjahit yang biasa kami panggil dengan sebutan Uda menunjukkan
bagian yang akan dipendekkan. Saya menganggukkan kepala. Pakaian yang
tadi dicobakan ke badan saya sekarang direntangkan di atas meja jahitan
si Uda. Ia mengambil gunting, lalu dengan cekatan memotong bagian bawah
lengan yang kepanjangan....kresh..kresh...sebentar saja. Dan baju saya
pun bisa diselesaikan dengan keliman dan jahitan penutup.
>
>
>
> Acch...untunglah. Berkat adanya gunting, baju saya bisa dipotong
dengan beragam model. Tidak hanya membentuk sisi kiri kanan, tetapi juga
berbagai lengkungan, untuk sambungan leher, sambungan lengan dan
memotong bagian-bagian lain untuk kemudian disambung menjadi satu
kesatuan . Baju indah dan sesuai model yang telah dirancang sebelumnya.
>
>
>
> ♥
>
>
>
> Cerita tentang gunting memang tidak hanya di salon atau di penjahit
langganan. Gunting adalah barang yang sangat akrab dengan kita. Di
rumah, di kantor, di rumahsakit, di bengkel, di toko dan di banyak
tempat lain gunting selalu dipergunakan dan menjadi alat bantu yang
sangat diandalkan.
>
>
>
> Sekarang bayangkan, sebuah rumahsakit tanpa gunting !
>
>
>
> Bagaimana dokter atau suster mau memotong perban untuk membalut luka
? Bukan itu saja. Bagaimana sebuah operasi dapat dilakukan tanpa bantuan
gunting ? Walaupun belakangan ada pisau pemotong dengan teknik laser,
tapi tetap saja gunting dibutuhkan untuk mendukung kelancaran operasi.
>
>
>
> Hmmhh...ngomong-ngomong soal operasi. Ternyata tidak hanya manusia
yang dapat dipotong dengan gunting. Ikan dan daging juga bisa lho. Di
restoran-restoran...dan sekarang di dapur saya juga...para koki kerap
memotong ikan atau daging agar bisa dibentuk dengan lebih baik. Kadang
untuk memotong tahu, sayuran, mie juga dipergunakan gunting, yang
khusus untuk gunting masak atau gunting dapur.
>
>
>
> Itulah hebatnya gunting. Dia bisa ada di mana saja, dan bisa
dipergunakan untuk banyak keperluan. Rasanya sekarang tidak ada orang
yang tidak kenal gunting. Tapi coba kita simak asal usulnya.
>
>
>
> Kita tahu, bahwa gunting adalah alat pemotong , yang terdiri dari dua
bilah logam, besi, baja, perak atau emas. Gunting terdiri dari dua belah
logam berbentuk khusus dan saling bertautan oleh sekrup yang
memungkinkan kedua sisi ini bergerak secara bersamaan saat melakukan
tugasnya untuk memotong. Tidak bisa sendiri-sendiri. Dengan cara yang
mudah dan sederhana, gunting dapat dipegang dengan sebelah tangan pada
saat digunakan
>
>
>
> Konon, gunting yang kita kenal sekarang ini sudah cukup panjang
sejarahnya. Beberapa peneliti yang melakukan penggalian di banyak situs
di dunia telah mengakui menemukan bahwa gunting telah dipergunakan
sejak beberapa abad lalu. Di Mesir gunting telah digunakan sekitar 1500
SM. Sedangkan gunting yang mirip dengan gunting kita masa kini telah
ditemukan di Romawi beberapa abad yang lalu. Belakangan, gunting modern
yang terbuat dari baja dikembangkan oleh Robert Hinchcliffe .
>
>
>
> Waawww....Tidak heran....gunting memang salah satu hasil penemuan
teknologi tempa dan rekayasa logam yang sangat maju . Penemuan dan
perkembangan gunting telah merobah banyak aktivitas manusia. Menjadi
lebih mudah dan lebih cepat.
>
>
>
> ♥
>
>
>
> Gunting dalam hubungannya dengan budaya, ternyata memiliki kaitan
dengan mitos-mitos tertentu.
>
>
>
> Menurut beberapa kepercayaan di dalam budaya Nusantara, antara lain di
Jawa, gunting sering dibekalkan kepada wanita hamil. Gunanya untuk
melindungi wanita hamil dan bayi yang sedang dikandungnya dari gangguan
mahluk halus dan roh-roh jahat. Saya sendiri semasa hamil dulu memang
suka membawa-bawa gunting di dalam tas, tetapi lebih pada kegunaan
praktis. Misalnya untuk menggunting kantong plastik bungkusan kerupuk
bila jajan di warung atau pun menggunting kertas dan benang pada saat
mendadak dibutuhkan.
>
>
>
> Tidak hanya itu. Mitos pun terkait dengan waktu jual beli gunting.
Saya ingat, di beberapa daerah di Sumatra dan Jawa , tidak boleh membeli
gunting setelah matahari terbenam. Saya pernah mau membeli gunting untuk
membuat tugas prakarya sekolah pada malam hari. Penjualnya bilang tidak
boleh membeli gunting malam-malam. Walaupun saya sudah membujuknya
dengan wajah memelas, tapi pemilik toko yang sekaligus sebagai
penjualnya tetap bersikukuh tidak mau menjual guntingnya... hiiiksss....
>
>
>
> Begitu akrabnya manusia dengan gunting, sehingga ada ungkapan seperti
ini : Seperti menggunting dalam lipatan.
>
>
>
> Nah, menggunting di atas meja saja kadang masih bisa meleset. Tentunya
menggunting dalam lipatan adalah perbuatan yang mengarah pada coba-coba
atau spekulasi. Melakukan suatu aktivitas secara sembunyi-sembunyi untuk
maksud menguntungkan diri sendiri. Semoga kita dijauhkan dari sikap dan
perbuatan seperti itu, ya...
>
>
>
> ♥
>
>
>
> Kembali kepada gunting, kembali kepada kondisi nyata di dalam
kehidupan kita.
>
>
>
> Setiap belahan gunting seperti cermin dari belahan bagian lainnya.
Mereka mirip dan hampir sama, kecuali beberapa gunting khusus ada
bagian yang menandakan kiri dan kanannya. Tapi semirip apa pun dia
dengan pasangannya, dia tetap tidak bisa berfungsi sendiri. Gunting baru
disebut sebagai gunting ketika dia bertautan. Gunting yang terlepas,
bukan gunting lagi namanya...
>
>
>
> Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering kali membutuhkan orang
lain, terutama pasangan kita. Apakah itu pasangan hidup seperti pacar,
kekasih, suami, isteri, sahabat, teman atau mitra kerja...semua mereka
kita butuhkan karena kemiripan dan kesamaan visi. Belah kiri harus
sejajar dengan belah kanan. Perjalanan gunting harus selalu maju ke
depan. Seiring sejalan dan setujuan...Tidak bisa belah kiri ingin maju,
dan belah kanan ingin mundur. Atau belah yang kiri ingin belok ,
sedangkan belah yang kanan ingin berhenti.
>
>
>
> Kita bisa belajar dari gunting. Seandainya saja kita bisa menjadi
gunting bersama-sama. Yang dengan kekuatan dan sinergi harmonis dapat
memotong dan membentuk bagian-bagian kehidupan ini untuk menjadi sesuatu
yang lebih bermakna .
>
>
>
> Semoga sajaaaaaaaaa.....
>
>
>
> ♥
>
>
>
> Jakarta, 15 Oktober 2010
>
>
>
> Salam hangat di sore hari yang cerah....
>
>
>
>
>
>
>
> Ietje S. Guntur
>
>
>
>
>
> Special note :
>
> Terima kasih untu Ma yang memperkenalkan berbagai jenis gunting dan
fungsinya kepadaku...terima kasih juga atas gunting kecil yang
diwariskan untuk aku sejak masih SD dulu, sehingga aku dapat menghargai
dan belajar dari gunting...Juga untuk Pa, yang selalu merapikan kumis
dengan gunting kecil berujung lengkung...Thanks sudah menjadi inspirasi
tulisan dan hidupku...Oya, thanks buat Gugun yang memotong rambutku
menjadi keren...dan Uda Shendy yang menjahit baju batikku...thanks sudah
menjadi gunting kehidupan...
>
>
>
>
>
> ♥♥
>
>
>
>
>
> :BCA:
>

5a.

Re: Menang? Siapa takut!!!! Kalah? Hmmmmm....gak tahu deh

Posted by: "Chairiyah Agustina" khoiriyyah@rocketmail.com   khoiriyyah@rocketmail.com

Mon Oct 25, 2010 7:23 am (PDT)



really really inspiring our self
semoga kita dapat menjadi insan yang jauh lebih baik dan beruntung dari beliau
berusaha menjadi mampu dan kaya serta giat beramal...
aamiiin...

________________________________
From: "thia_sly@yahoo.com" <thia_sly@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Fri, October 22, 2010 9:40:53 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Menang? Siapa takut!!!! Kalah? Hmmmmm....gak tahu
deh

Catatan ini terinspirasi dari artikel yang pernah ditulis ayahku di sebuah
harian local daerah tempat tinggalku sekarang. Waktu itu artikelnya dimuat
beberapa bulan jelang pelaksanaan PEMILUKADA. Inti dari artikel itu adalah
”Semua orang siap menang. Tapi apakah kita siap untuk menerima kekalahan dengan
lapang dada?”
Seperti biasaanya, jika menjelang PEMILUKADA begitu banyak orang yang siap
cmenjadi calon atau siap dicalonkan sebagai kandidat untuk memperebutkan puncuk
pimpinan di daerah. Entah orang yang datang dari mana, mungkin melihat tanah
airnya sebelumnyapun di tak pernah. Tapi kalau dijadikan bakal calon pemimpin:
“Siapa takut!”.
Mereka mulai merancang serangkaian kata yang entah ilhamnya dari mana menjadi
suatu visi misi atau program atau entah apalagi namanya, yang penting bisa
memikat hati masyarakkat. Tanpa bermaksud berburuk sangka, terkadang senjata
pamungkaspun mere ka keluarkan, (MONEY).
Di zaman seperti sekarang ini siapa yang tidak butuh uang. Dan biasaanya para
bakal calon cukup jeli menangkap peluang ini sebagai ajang tepar pesona,
sosialisasi, atau apalah semacamnya. Mulai deh muncul para dermawan dadakkan,
siap membuka pintu rumahnya buat siapa saja yang datang dan siap memberi kepada
siapa saja dengan imbalan (Tak usahlah kusebutkan. Toh kalian sudah tahu
maksudku) Namun begitu, aku sering bertanya? “Seharga itukah hak politik kita?
Setara beberapa kilogram beras, mie instan, atau sembako lainnya? Atau sederet
angka yang tertera pada secarik kertas yang dinamakan uang dapat membeli masa
depan bangsa ini?”
Aku sering geli sendiri ketika mendengar pernyataan seperti ini: “Kita kan udah
makan beras dari dia, masa kita enggak mau pilih dia?” Atau: “Kan uang dari si …
udah buat bayar SPP kamu kemarin, masa kamu pilih orang lain?”

Kembali ke masalah kalah dan menang. Apakah para bakal calon ini benar2 siap
mental?” Jangan2 hanya siap menerima kemenangan karena tergiur pada sederet
kekuasaan yang terbayang akan dalam genggamannya? Jangan2 pintu yang tadinya
terbuka lebar berubah menjadi benteng kokoh sebagai pembatas dengan rakyat!Siapa
yang tak Akan tergiur dengan iming2 kekuasaan? Menjadi raja kecil dalam suatu
wilayah tentu akan membanggakan bukan hanya dirinya bahkan seluruh keluarga
besar. Tapi pernahkah mereka menghitung kira2 berapa point dari janji mereka
yang masuk akal dan sanggup mereka tepati? Ingat! Janji adalah hutnag dan mereka
telah berhutang pada rakyat! Jangan2 untaiann kat itu malah mereka tidak tahu
isinya? Bisa itu semua hanya naskah yang disusun segelintir orang yang ingin
memuluskan jalan sang bakal ccalon?” Entahlah…. Kita berpikir positif saja! Yang
jelas buatku, kembalilah pada hati nurani kita. Masalah rezeki bukan tergantung
pada bakal calon. Tapi Tuhan yang tahu segala keperluan kita. Jangan sampai masa
depan kita tertukar dengan kg5 beras, atau selembar uang kertas yang angka 0nya
ber-deret2.

Yang sering membuatku geli, jika tak terpilih, maka para bakal calon yang entah
munculnya dari mana langsung hengkang dari daerah kita. Mereka seolah hilang
tertelan bumi. Enggak tahu lagi gimana kabarnya. Kemudian mulailah terjadi
kasak-kusuk sana-sini, saling menjatuhkan satu sama lain, men-cari2 kesalahan
para pesaing. Andai saja semua orang mempunyai mental “Siap menang dan siap
kalah” tentu suatu proses pemilihan akan berlangsung lebih nyaman tanpa ada
curiga dan permusuhan, Sebab biasaanya suasana ini akan terbawa sampai ke
tingkat pemilih fanatic. Kalau semua bakal calon memiliki mental seperti ini
tentu ia mampu mengendalikan para pengikutnya sekaligus jadi panutan buat
mereka.
Mudah2an ke depan akan lebih bermunculan pribadi2 yang benar2 dewasa dalam
berpolitik yang siap menerima segalanya, sehingga tak ada lagi cerita (Si A
sakit jantungnya kumat karena tahu suaranya tak mencukupi.) Atau (Si B meinta
televise yang pernah diberikan ke pos kamling waktu dia tahu dia kalah) Bahkan
(Si C gantung diri karena tak sanggup membayar hutangnya akibat pinjaman yang
menggunung saat mengikuti tahap kampanye kemrin). Miris…Kejadian ini sungguh
miris.

Begitu pula dalam suatu pertarungan hidup, dalam segi apapun, mari kita siap
menerima hasil positif namun tetap berjaga dengan hasil negative yang mungkin
akan kita trima. Mulailah menjadi pribadi yang ikhlas. Hingga kita mampu
berkata: “Menang, siapa takut! Kalah, Siapa Takut!”. Tapi bukan berarti kita
jadi enggan berusaha lho! Melainkan sebelum kita memulai suatu rencana atau
menata langkah kita, jangan hanya membayangkan keberhasilan dan kesenangan yang
akan kita capai, tapi miliki kebesaran hati dan kesiapan mental seandainya semua
tidak berjalan sesuai rencana

Peace regard by Synthia Montolalu
Manado
Link facebook.com/thia.montolalu
Please visit my blog:Link http://www.synthiasly.multiply.com
Ym: thia_sly
Sms: 081244444889

6a.

Re: [Catcil] Ketika Sakit Infeksi Usus

Posted by: "wifa_10" wifa_10@yahoo.co.id   wifa_10

Mon Oct 25, 2010 7:24 am (PDT)




thanks ya mbak atas sharing tulisannya
wah ahrus jaga2 nih, sebelum sakit menyapa

moga cepat sembuh ya mbak
sabar ya, moga dengan ini kan tersucikan segala dosa

salam hangat

Wiwik Hafidzoh
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Mimin <minehaway@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum
>
>
> Lagi kangen curhat
> Beberapa hari yang lalu, saya mengajak teman2 semua untuk jaga kesehatan.
> Tapi justru saya lupa jaga kesehatan sendiri T_T.
>
>
> Penting dibaca bagi mereka yang punya riwayat sakit maag atau infeksi
> saluran pencernaan, usus.
>
> Jadi ceritanya saya jenguk teman yang sakit typus + DBD di RS Permata Ibu -
> Depok. Kondisi perut emang kosong karena nggak makan siang. Karena rasanya
> perutku masih penuh dengan sarapan pagi (salah satu ciri-ciri penderita
> maag). Pulangnya, uteman2 ngajak makan bakso kotak - Kukusan. Saya cuman
> ambil sambal dikit dan cuka dikit. Sebenarnya itu pantangan bagi penderita
> maag, karena cuka kecut dan sambal pedas. Sampai kos langsung mules, BAB
> berdarah. Lama2 demam + pusing. Tak kasih madu untuk pertolongan pertama.
> Temanku kasih saran air hangat + garam setengah sdm + gula 3 sdm. Tapi saya
> gak bikin karena belum yakin sakit diare.
>
> Esok harinya saya ke Dokter umum terdekat. Dikasih obat sakit perut,
> antibiotik dan gastrucid buat ngurangin keasaman lambung. Tapi masih demam
> dan pusing. Padahal dalam obatnya sudah ada kandungan paracetamol. Udah gitu
> sore harinya tak paksa ke Semarang. Gak biasa melewatkan kesempatan, jadi ya
> bela-belain ke Semarang sebelum tutup pendaftarannya. Badan udah gak karuan
> rasanya. Masih dipaksa lagi langsung pulang Pati. Kehujanan pula (sudah pake
> payung tapi tetep kehujanan karena deras banget).
>
> Sampai rumah otomatis ortu khawatir, karena saya cuman tidur, lemah, letih,
> lesu, perut keras dan panas, kadang mual. Lalu saya minum air kelapa ijo.
> Ortu ngajak berobat lagi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dan ternyata
> saya menderita infeksi usus. Kalau sudah parah biasanya dilakukan operasi
> usus. Alhamdulillah resep Dokter manjur. Saya dikasih resep Nausile bila
> mual, Baquios (antibiotik sebelum makan), Biodiar bila mencret (ini obat
> ajaib banget bisa ngubah cairan jadi koloid), Stomacain biar perut gak
> melilit lagi. Gak boleh makan pedas, kecut dan bersantan kental, banyak
> minum air putih.
>
> Sekarang sudah resmi jadi musuh sambal pedas, makanan kecut dan bersantan.
> Gak boleh telat makan lagi (inget2 pesan Ibu).
> Kapok makan bakso dikasih sambal dan cuka.
> Kalau telat makan suhu badan naik dan perut mengeras, saya anggap sebagai
> alarm buat pengingat makan hehe...
>
> Begitulah cara Allah mengingatkan hambanya, semoga dosa-dosa saya digugurkan
> dengan sakit itu.
> Semoga tulisan ini juga bisa jadi pengingat bagi kita semua agar lebih
> menyayangi perut.
> Dan menunaikan semua hak-haknya, sehingga kita tidak termasuk orang yang
> zalim pada diri sendiri.
>
> Buat kalian yang pernah mengalami sakit seperti itu, silakan share.
>
>
> Wassalamu'alaikum
>
> --
> Write what you think!
> http://minesweet.blogspot.com
>

6b.

Re: [Catcil] Ketika Sakit Infeksi Usus

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Mon Oct 25, 2010 9:53 pm (PDT)



2010/10/25 wifa_10 <wifa_10@yahoo.co.id>

>
> thanks ya mbak atas sharing tulisannya
> wah ahrus jaga2 nih, sebelum sakit menyapa
>
> moga cepat sembuh ya mbak
> sabar ya, moga dengan ini kan tersucikan segala dosa
>
U'r welcome
Iya harus jaga diri

Amin, do'anya

@ BangFy : Sekarang dah lebih berhati-hati kalau mau makan. Amin makasih
do'anya

Ini tinggal pemulihan, saya minum sari kurma.
--
Write what you think!
http://minesweet.blogspot.com
7a.

(Catper- bag 2)Bali.. oh... bali

Posted by: "Wiwik Hafidzoh" wifa_10@yahoo.co.id   wifa_10

Mon Oct 25, 2010 7:24 am (PDT)



Dari Tanjung Benoa kami merencanakan pergi ke pantai Kuta, setelah gagal melihat sunrise di Sanur, kami ingin menebus dengan melihat sunset di Kuta. Aku sudah membayangkan akan melihat keindahannya, karena keinginan itu sudah lama setelah melihat foto teman yang mengabadaikan sunset di sana.

Tetapi mengapa busnya berjalan begitu lambat, matahri sudah mulai kembali keperaduannya, apakah aku tak ditakdirkan lagi untuk meihat sunset di Kuta, alhasil karena kemalaman, dan tidak ada angkutan di Kuta. Jalan di kuta sempit, sehingga tidak bisa di lalui mobil â€" mobil besar. Untuk sampai di sana kami harus memarkir di pusat parkir dan baru kemudian naik mobil angkutan dengan membayar 3000 rupiah. Tetapi kerena kemalaman akhirnya rencana itu dibatalkan dan dialihkan ke pusat oleh â€" oleh di Bali, yaitu Krisna, hemm.. belanja lagi, sepertinya perjalanan ke Baliku kalli ini belanja-belanja, ehm.. sedih juga karena aku ga ngefan amat sama yang namanya belanja tetapi karena ikut arus ya udah nikmati saja. Di krisna ini kita bisa mencari oleh â€" oleh khas Bali, mulai dari seninya juga kerajinan ataupun kaos â€"kaos yang harganya terjangkau, tetapi yang menjadi tanya dalam hatiku mengapa ya kaos Bali kebanyakan berwarna putih, apa karena biaya
operasinya lebih murah karena tidak memerlukan warna.

Setelah jam 8 wita aku sampai d hotel, rugi jika aku harus bengong di hotel,akhirnya aku cari korban untuk bisa mengantarku keliling kota, adik sepupu, ya dia yang kebetulan punya kekuasaan di Bali, meski harus mengorbankan kerja malamnya, tetapi demi aku dia rela meninggalkannya he… ngerepoti orang lagi he..

Mulailah melihat pesona Bali di malam hari, dengan naik motor di terpa dingin dan tanpa helm, kami berkeliling kota, tujuanku Cuma ingin melihat suasana malam di Kuta juga ke Renon.

Menyusuri sepanjang jalan legian, sebuah jalan di Kuta yang pernah menjadi sasaran bom beberapa tahun lalu. Ehm jika melihat suasana di sana, siapa yang tidak geram untuk meledakkannya karena memang pusat kemaksiatan bercokol di sana.

Diskotik yang digelar secara terbuka, dan gegap gempita lampu malamnya serta music rocknya terdengar bugitu menggoda, meski banyak sekali café dan diskotik bertengger di sana, anehnya semua penuh di huni oleh si kulit putih berambut pirang dengan pakaian yang ah kau pasti tahu teman.

Masuk di kawasan legian ini, seakan bukan Negara sendiri, karena di sepanjang jalan pun yang ditemui hanya turis. Jalanan sempit yang sedikit macet membuat kami harus rela berjalan lebih pelan dari biasanya, dengan sekalian mengamati suasana kuta. Karena bertepatan dengan piala dunia, ada kafe yang memasang keseluruhan bendera Negara â€" Negara yang ikut piala dunia, dan ketika piala dunia berlangsung, piala dunia di putar seperti sebuah layar tancap, sehingga orang merasa puas, bukan di Kuta saja sebenernya yang melihat kejuaraan piala dunia ala layar tancap, tetapi di beberapa kafe di pusat kota. Aku membayangkan jika bergabung dengan mereka pasti seru apalagi jika jagoanku memasukkan bola ke gawang, wah bisa seru tuh he…

Setelah puas melihat keremangan di Kuta,perjalanan kami teruskan menaklukkan Renon. Renon itu sebuah tempt yang merupakan tempat beberapa perkantoran di bali, di sana terdapat sebuah monument perjuangan rakyat bali, kalau di Jakarta mungkin semacam monas. Tetapi sayangnya aku sampai disana jam 11 wita, dipastikan sudah sepi, awal sampai di sana melihat keremangan cahaya lampunya kami seakan tak bernyali, keremangan itu tidak biasa seakan menyimpan ah aku terlalu berlebihan memaknainya.

Untuk itu kami mencari tempat yang pas untuk bisa masuk ke sana, pertama kami memutari bangunan itu untuk mencari pintu masuk yang paling terang dan nyaman, di sekitar monument di kelilingi taman hijau. Ehm senang, tetapi ketika aku sampai di pintu masuk, ah pastilah sudah di tutup dan aku takkan bisa memijak bangunan itu, hanya pada tangganya kalaupun di foto yang ada hanya kegelapan. Monument itu di buka sampai sore hari saja, seperti orang kerja kerena itu dibawah deperteman kebudayaan.

Tak apa aku melihat suasana dari pagar, tetapi akhirnya aku bsia menapakkan kakiku di sana. Setelah merasa puas meliahat monument itu, kami pun pulang ke hotel. Di perjalanan, hujan menemani kami, masih untung hanya rintik- rintik saja menambah keindahan malam itu. (bersambung)

Sidoarjo, 9 Juli 2010

salamWiwik H.

7b.

Re: (Catper- bag 2)Bali.. oh... bali

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Mon Oct 25, 2010 10:08 pm (PDT)



2010/10/25 Wiwik Hafidzoh <wifa_10@yahoo.co.id>

>
>
> Dari Tanjung Benoa kami merencanakan pergi ke pantai Kuta, setelah gagal
> melihat sunrise di Sanur, kami ingin menebus dengan melihat sunset di Kuta.
> Aku sudah membayangkan akan melihat keindahannya, karena keinginan itu sudah
> lama setelah melihat foto teman yang mengabadaikan sunset di sana.
>

Wah ...senangnya bisa jalan2 ke Bali
Saya dua kali ke Bali karena acara sekolah, jadi gak bebas explore
Mau dong foto sunset & sunrise nya
Tag ya

>

--
Write what you think!
http://minesweet.blogspot.com
Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Cat Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to cats.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

Tidak ada komentar: