Jumat, 22 Oktober 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3223

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1.

[Artikel] Mengajari anak mengenal Rasulullah melalui maulid di mesji

Posted by: "Luth" l_u_t_h@yahoo.fr   l_u_t_h

Thu Oct 21, 2010 7:02 am (PDT)



Assalamualaikum W W

Salam sejahtera

Tulisan tentang suasana maulid untuk anak-anak di Rennes, France.

Semoga dapat mengambil nilai2 di dalamnya.

Salam

Luth

= = = = = = = = = = = = = = = = = =
MENGAJARI ANAK MENGENAL RASULULLAH MELALUI MAULID DI MESJID RENNES, FRANCE

"Ini mesjid apa taman bermain ya?"
Pertanyaan itulah yang ada di benak saya ketika saya memasuki Centre Culturel
d'Avicenne (Pusat Kebudayaan Ibnu Sina, mengambil nama salah satu nama ilmuan
Islam). Di pusat kebudayaan ini yang juga berfungsi sebagai mesjid pada pagi itu
dekorasinya berubah total. Di depan pintu masuk utama shalat dan di dinding
dipasangi hiasan yang sering terdapat di taman bermain untuk anak-anak.

Pada pagi itu tanggal 23 Maret 2008, di beberapa media baik cetak maupun
elektronik memberitakan, temperatur pada pagi itu sekitar -2 sampai 4 °C.
Walaupun dingin tetapi cuaca sangat cerah dan suasana nampak ceria. Apalagi di
dalam ruang shalat, sangat timbul kesan keceriaan pada diri anak-anak yang ada
di sana.

Pada malam sebelumnya (22 Maret 2008), ada acara peringatan kelahiran Rasullah
di Centre Culturel d'Avicenne. Dan pagi harinya giliran acara untuk anak-anak.
Pada hari-hari biasa, di hari minggu ada kelas anak-anak untuk mepelajari bahasa
Arab dan Islam di pusat kebudayaan ini.

Beberapa minggu sebelumnya, di papan pengumuman telah ada poster tentang akan
adanya pelaksanaan perayaan kelahiran Nabi Muhammad, SAW di pusat kebudayaan
ini. Khusus bagi anak-anak, orang tua diminta membawa putra-putrinya ke pusat
kebudayaan ini untuk mengikuti acara ini.

Dari keterangan Foudil, salah seorang pengurus Centre Culturel Avicenne, pusat
kebudayaan ini mulai dipakai sejak September 2006. Tempat ini berfungsi juga
sebagai mesjid karena di dalamnya ada ruangan shalat berukuran 220 m2 dan
digunakan untuk shalat 5 waktu dan shalat jumat tentunya. Beberapa waktu lalu
saya lihat juga ada diskusi antar pemeluk agama di tempat ini.

Selain tempat shalat, di tempat ini ada juga perpustakaan dan beberapa ruangan
yang yang bisa dijadikan tempat pertemuan. Untuk penyandang cacat juga
disediakan kamar mandi dan WC khusus.

Centre Culturel d'Avicennesendiri terletak di rue (rue=jalan)Recteur Paul
Hendry. Lokasinya sangat dekat dengan salah satu Universitas di kota Rennes
yaitu Université Rennes 2 atau Université de Haute Bretagne yang mempunyai
spesialisasi kajian di bidang ilmu sosial, politik, budaya, sastra dan bahasa.
Rennes adalah sebuah kota di bagian barat. Kota ini merupakan ibukota dari
région (region : setingkat provinsi di Indonesia) yang bernama Bretagne
sekaligus ibukota dari departement (Departement : setingkat Kabupaten di
Indonesia)yang bernama Ille et Vilaine. Selain Centre Culturelle d'Avicenne,
juga masih ada beberapa mesjid dan tempat shalat di kota Rennes.

Begitu saya masuk ke ruang shalat utama, di sana sudah tertata rapi kursi-kursi.
Yang duduk di bagian depan adalah anak-anak. Sedangkan beberapa ibu dan bapak
yang ikut menemani putra-putrinya duduk di bagian belakang. Di bagian depan
Cheikh Naoufel Boukadoum tengah memberi ceramah. Pada malam sebelumnya beliau
memberi ceramah untuk orang dewasa.

Pada kesempatan ini, tentu gaya berceramahnya berbeda dengan yang malam
sebelumnya. Dan pakainan yang dikenakan juga lebih informal. Penceramah
menggunakan komputer jinjing yang monitornya diproyeksikan ke dinding mesjid
sebagai layar atau mungkin mirip layar lancap. Dan gambar yang ditampilkan juga
khas anak-anak. Penuh warna dan keceriaan.
Di satu sisi penceramah memberi ceramah, di bagian belakang, anak-kecil pada
berlarian ke sana-kemari. Ada yang memegang balon. Setelah saya cermati,
ternyata memang ada seorang bapak pengurus mesjid yang berkeliling sambil
membagikan balon.

Aneka Kegiatan
Ceramah dilakukan dengan suasana santai. Sebagian besar penceramah melemparkan
pertanyaan sederhana tentang kehidupan Rasulullah kepada anak-anak. Mungkin ini
cara penceramah menarik perhatian anak-anak pada ceramahnya.

Jika saya bandingkan dengan masa kecil saya dulu, mungkin suasananya sangat
berbeda. Penceramah berbicara di depan dan kita duduk mendengarkan ceramah.
Mungkin bisa dikatakan komunikasi satu arah.
Kalau pada perayaan kelahiran nabi ini, setiap pertanyaan, langsung disambut
dengan acungan tangan anak-anak untuk menjawab pertanyaan itu. Walau mungkin
pertanyaannya sederhana, tetapi penceramah menginginkan terjadinya komunikasi
dua arah. Ini juga merangsang anak-anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya

Di bagian pinggir ruang shalat sudah ditata meja-meja yang menjadi tempat
berbagai macam kegiatan. Mulai dari menempel, mewarnai dan membuat kaligrafi.
Dan di bawah meja dilapisi tikar plastik untuk menghindari dari tumpahnya bahan
yang digunakan dan mempermudah untuk membersihkan.
Sekitar jam sebelas kurang sepuluh menit ceramah dihentikan. Anak-anak dibagi
dalam beberapa kelompok. Ada yang kelompok yang menuju meja mewarnai, ada yang
menuju meja menempel dan ada yang ke meja pembuatan kaligrafi.
Sebelum kegiatan dimulai, orang dewasa yang juga pengurus mesjid ikut membantu
yang mengarahkan kegiatan berpesan ke anak-anak kalau di akhir acara karya-karya
yang mereka hasilkan akan dinilai oleh tim juri. Untuk itu selain setiap
individu membuat karya masing-masing, mereka juga membuat karya bersama. Dalam
ini ada sebuah pesan tak langsung kalau antar manusia saling berkerja sama untuk
sesuatu yang baik. "Wata awwanu allal birri wat taqwa, wa la tawwanu allal ismi
wal udwan".
Di kesempatan pertama saya melihat ke bagian temple menempel. Di tempat itu,
terdapat lem, kertas berwarna yang bisa digunakan untuk origami serta kertas
putih yang bergambar tertentu seperti mesjid, rumah dan gambar-gambar lucu
tentunya. Anak-anak yang yang ada di bagian ini akan memotong kertas-kertas
berwarna tersebut dengan gunting dan menempelkan mengikuti gambar yang ada di
kertas putih. Beberapa jamaah wanita juga membantu membuat potongan untuk hiasan
pinggir.

Kemudian saya melanjutkan langkah ke meja mewarnai. Di deratan meja-meja itu,
anak-anak melakukan aktifitas mewarnai dengan cat air dan spidol. Dibantu
beberapa jemaah wanita, anak-anak mewarnai kertas putih yang sudah ada gambarnya
dengan peralatan warna. Gambar di kertas putih berupa mesjid, bunga, boneka dan
lain-lain. Ada juga gambar ayat-ayat Al. Qur'an yang diwarnai.
Yang menarik selanjutnya adalah di bagian kaligrafi. Dibantu seorang bapak yang
memang jago dalam membuat kaligrafi, anak-anak belajar menulis namanya mereka
dengan huruf arab dan dibentuk menjadi kaligrafi indah. Jika si anak yang bisa
membuat kaligrafi, ia bisa langsung menulisnya sendiri. Tetapi bila si anak
belum bisa membuat kaligrafi atau menulis huruf arab, maka si bapak yang jago
kaligrafi tadi akan membuatkan kaligrafinya dan si anak yang menambahkan hiasan
pinggir kertasnya. Ada juga anak yang membuat tulisan basmalah dan beberapa
kata-kata dari Al. Qur'an. Dalam kegiatan ini, anak-anak sudah mulai belajar
mengenal huruf arab.

Ketika saya berada di sekitar meja aktifitas kaligrafi, si bapak pembuat
kaligrafi menanyakan nama saya. Katanya ia mau menuliskan nama saya untuk
kaligrafi. Saya menolak dengan halus penawaran bapak yang simpatik itu. Bagi
saya, sudah cukup senang melihat teman-teman kecil ini membuat kaligrafi dan
memperlihatkan karyanya ke orang tuanya atau orang-orang dewasa di sekitarnya.
Saat itu saya serasa kembali ke masa kecil di tanah air. Pada waktu luang,
kegiatan menempel, mewarnai dan membuat kaligrafi sederhana adalah
kegiatan-kegiatan yang tentunya disukai hampir semua anak-anak kecil termasuk
saya. Apalagi kalau karya yang kita hasilkan bagus dan dipuji banyak orang,
tentu sangat membanggakan.
Tiba-tiba pengurus mesjid menambah meja-meja. Hati saya bertanya-tanya "Apakah
masih ada anak-anak yang akan datang?" Ternyata, pengurus mesjid membuat
aktifitas baru yaitu membuat keramik. Beberapa saat kemudian pengurus mesjid
menaruh baki-baki yang berisi tanah liat untuk pembuatan keramik. Disediakan
juga air dan pewarna keramik. Anak-anak berkelompok membuat karya keramik
mereka. Ada yang membuat binatang, mangkuk sampai bentuk-bentuk yang menurut
saya ngak jelas tetapi lucu.
Pengurus juga melengkapi membawa oven untuk membakar atau mengeringkan tanah
liat yang basah untuk menjadi keramik. Setelah anak-anak menyelesaikan satu
tahapan karya berupa tanah liat basah yang sudah mempunyai bentuk tertentu,
mereka memasukkannya ke dalam oven. Dan tentunya, ada juga yang memberi warna
pada karya mereka dengan pewarna keramik yang telah disediakan sebelum karya
tersebut dimasukkan ke dalam oven.

Rehat Sejenak
Waktu menunjukkan pukul 12.15. Panitia kegiatan memberitahukan kepada seluruh
anak-anak untuk mengakhiri mereka dan mengumpulkan karya tersebut ke panitia
untuk dinilai. Dalam pengumumannya diberitahuakan akan adanya pemberian hadiah
yang menarik untuk hasil karya yang bagus.
Sambil menunggu anak-anak mengumpulkan karya-karya dan panitia mulai menilai
karya-karya yang sudah terkumpul, sekitar jam 12.30 penceramah mengajari
anak-anak membaca surat Al. Fatihah. Metodenya sama seperti umumnya. Penceramah
melafalkan ayat demi ayat Ummul Qur'an tersebut lalu diikuti oleh anak-anak.
Acara ini berlangsung sekitar sepuluh menit.
Kemudian ada drama yang dimainkan oleh beberapa anak-anak. Tetapi mungkin karena
kurang latihan, penampilan drama kurang begitu bagus. Tetapi yang patut diberi
pujian adalah keberanian anak-anak tersebut untuk menampilkan kemampuannya.

Sekitar pukul 12.50 adalah acara makan siang. Semua anak-anak pergi ke lorong
mesjid. Di beberapa meja panjang sana sudah disediakan sandwich yang berisi
sayuran dan daging ikan untuk makan siang. Untuk minumannya disediakan jus jeruk
dan air mineral.
Anak-anak mengambil porsi makan siang mereka satu persatu. Mereka makan siang
saling berhadapan. Karena tidak cukupnya kursi, ada yang makan sambil berdiri
dan ada yang duduk. Tetapi suasananya tenang dan tidak berisik. Walau mungkin
ini semacam waktu beristirahat, tidak ada anak-anak yang saling bercanda
sehingga mengganggu makan siang mereka. Semuanya menikmati makan siang.



Belajar Sedini Mungkin
Sementara di bagian ruangan shalat utama, beberapa panitia mesjid
membereskan kursi-kursi yang digunakan untuk duduk karena ruangan akan segera
dipakai untuk shalat Dhuhur. Shalat Dhuhur pada saat itu dimulai pada pukul
13.15.
Sekitar jam 13.10 beberapa anak sudah menyelesaikan makan siang
mereka. Mereka lalu menuju ruang wudhu. Di tempat itu saya melihat bapak-bapak
mengajari anak-anaknya cara melakukan wudhu. Mulai pada bagian mana yang harus
dibasuh, cara membasuh bagian badan, berapa kali dibasuh dan doa habis berwudhu.
Sesekali si anak bertanya sudah benar atau tidak apa yang dilakukannya atau
bagian apa yang harus dibasuh selanjutnya. Dari aktifitas di dalam ruang wudhu
ini, saya rasakan ini merupakan sebuah tahapan pembelajaran tentang
prosedur-prosedur ibadah dalam islam yang dilakukan mulai dini.

Acara Selingan
Setelah pelaksanaan shalat Dhuhur yang diikuti seluruh anak-anak,
panitia kembali mengatur kursi-kursi di ruang utama shalat. Acara perayaan
kelahiran Rasulullah dilanjutkan kembali.
Sambil menunggu panitia memilih karya terbaik, diadakan acara yang
bernama Unshuda. Unshuda adalah puisi dan nyanyian dalam bahasa arab yang
bertema keislaman. Di kesempatan kali ini, anak-anak yang melakukannya walau
sambil diarahkan oleh orang dewasa dan sambil membaca teks.
Acara selanjutnya adalah kuis atau cerdas-cermat. Oleh panitia,
anak-anak dibagi 2 tim; tim anak putri dan tim anak putra yang saling
berhadapan. Dua kelompok anak-anak itu maju ke bagian depan. Panitia menggunakan
laptop dan layarnya diproyeksikan ke dinding. Begitu satu pertanyaan diajukan,
satu kelompok saling berdiskusi dan ada salah satu dari anak putri atau putra
yang menjadi wakil untuk menjawab. Pertanyaannya seputar kehidupan Rasulullah,
seperti siapa bapak/ibu Rasulullah, di gua mana Rasulullah bersembunyi pada saat
perjalanan melakukan hijrah, surat pertama AL.qur'an dan lain-lain. Pada kali
itu, tim putri yang menang karena bisa menjawab seluruh pertanyaan.

Dalam hal ini, panitia Pusat Kebudayaan Ibnu Sina ingin memberikan
pelajaran tentang kehidupan nabi secara tidak langsung. Pertanyaan yang
sederhana dan ditambah dengan penampilan menggunakan teknologi animasi komputer
yang atraktif, membuat anak-anak lebih tertarik mempelajari segala aspek dari
Rasulllah untuk menambah pengetahuan mereka.
Dan dari cara saling berdiskusi dahulu sebelum menjawab, panitia
juga ingin mengajari untuk saling bermusyawarah untuk menentukan keputusan
bersama dan menghormati orang lain tentunya. Karena bagaimanapun, bisa saja
jawaban yang ada di pikiran satiap orang berbeda. Dengan saling bermusyawarah,
bisa didapat hasil yang terbaik.
Ketika melihat kuis atau cerdas-cermat tersebut, kenangan saya
kembali ke tanah air pada masa kecil dulu. Biasanya pada acara hari besar, juga
ada acara cerdas-cermat yang diadakan terkadang oleh sekolah atau organisasi
keislaman. Walau mungkin tujuannya lebih ke arah uji wawasan keislaman bukan
untuk memperkenalkan Islam.

Penghujung Acara
Setelah acara kuis, anak-anak diminta kembali dan duduk di tempatnya
masing-masing. Sementara panitia, menyiapkan pengumuman dan hadiah. Beberapa
anak masih mencoba membuat kaligrafi namanya dan tentunya dibantu oleh si bapak
yang ahli kaligrafi tersebut.

Sementara itu di bagian depan, panitia sudah mulai mengumumkan para
pemenang baik dari aktifitas menempel, mewarnai, membuat kaligrafi maupun
membuat keramik. Hadiah-hadiahnya berupa buku-buku, komik-komik Islam, komik
tata cara shalat dan peralatan tulis. Selain pemenang, sebenarnya beberapa
barang diberikan kepada seluruh anak-anak yang ikut serta.
Setelah pembagian hadiah, kemudian panitia kembali mengeluarkan
baki-baki yang di dalamnya ada kantongan-kantongan plastik berisi permen, kurma
dan kue kering. Tentunya anak-anak senang mendapatkan kantongan ini walau mereka
mengantri untuk mendapatkannya.

Waktu menunjukkan pukul 15.45. Seluruh acara telah selesai
dilaksanakan. Beberapa panitia juga sudah membereskan seluruh peralatan yang
dipakai untuk acara dan membersihkan ruangan karena tempat ini akan digunakan
untuk shalat Ashar berjamaah.
Ketika saya bertemu dengan salah seorang panitia, dia
menginformasikan kalau jumlah orang yang datang pada perayaan maulid Rasulullah
ini sekitar 150 orang dan sebagian besarnya adalah anak-anak. Dia juga
menginformasikan kalau tujuan acara ini yaitu memperkenalkan kepribadian
Rasulullah sebagian besar telah tercapai.

Di luar Pusat Kebudayaan Ibnu Sina, hujan sudah mulai turun sesuai
dengan prakiraan cuaca di media cetak atau elektronik. Tetapi saya lihat ada
kebahagian dan keceriaan di muka anak-anak yang ikut acara ini karena mereka
telah mempelajari banyak hal dan tentunya mendapat hadiah yang bisa mereka bawa
pulang ke rumah. (Luth)
Diterbitkan oleh majalah Tarbawi no 184, Juli 2008

== = = = = = = = = =
Kisah Unik
Ketika saya sedang duduk di daerah belakang menunggu pembagian hadiah, tiba-tiba
ada anak gadis kecil menangis datang ke saya. Setelah saya tanyakan kenapa ia
menangis, dengan tersendak-sendak ia menjawab bahwa balonnya diambil anak gadis
kecil lain. Ia juga melirik sesekali ke arah kerumunan orang untuk mencari anak
gadis kecil yang mengambil balonnya, tetapi ia tidak menemukannya. Ketika ada
panitia yang memang sedari awal membawa balon lewat di depan saya, saya meminta
satu balon dan langsung meniupnya. Dan panitia tadi juga menenangkan anak gadis
kecil supaya berhenti menangis.
Walaupun sudah saya mencoba berikan balon tersebut, si gadis kecil
masih terus meminta mencarikan balonnya yang direbut oleh gadis kecil lain.
Ketika ada seorang anak gadis kecil lainnya lewat, si gadis kecil sebelah saya
bilang kalau balonnya direbut oleh anak gadis kecil yang baru lewat dan ia
meminta saya mengambil balon itu. Saya pikir ini, menyelesaikan masalah dengan
membuat masalah baru. Karena bisa saja si anak gadis kecil yang lewat tadi
menangis karena balonnya saya ambil. Inilah mungkin digariskan Allah supaya kita
tidak durhaka kepada orang tua karena biasanya orang tua akan melakukan yang
terbaik untuk anaknya. Sering anak meminta sesuatu yang susah didapat, tetapi
mungkin bisa dipenuhi orang tua dengan sesuatu yang mirip dengan itu. Tetapi si
anak tetap menolak padahal orang tua sudah berusaha maksimal. Dalam kasus anak
gadis kecil tadi, untungnya akhirnya dia mau menerima juga balon yang saya tiup.
Mungkin ia sudah meresapi sifat baik dari Rasulullah berupa sabar yang
diterangkan oleh penceramah di awal acara tadi.

2.

(Catcil) Perjalanan Agama Cinta

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Thu Oct 21, 2010 6:52 pm (PDT)



*Perjalanan Agama Cinta*

:yons achmad*

*Jika kau bukan seorang pecinta, jangan
pandang hidupmu adalah hidup.
Sebab, tanpa cinta segala perbuatan tidak
akan dihitung pada hari perhitungan nanti.
Setiap waktu yang berlalu tanpa cinta, akan
menjelma menjadi wajah memalukan di
hadapan Tuhan*

* *

(Jalalludin Rumi)

Eliza namanya, teman SD saya. Gadis beragama Nasrani. Kami dulu bersekolah
di SD Kanisius. Sekolah ini milik orang Katholik. Di depan sekolah kami, ada
gereja menjulang, gereja untuk beribadah satu kecamatan. Gereja itu, sekira
satu kilometer dari rumah saya.

Di belakang gereja, ada kuburan, entah punya keluarga siapa. Yang tersimpan
dalam ingatan, kami berdua pernah duduk santai di kuburan belakang gereja
itu. Mengobrol sambil makan jajan masing-masing.

Elisa namanya. Dia Katholik dan saya Islam. Kami saling menabur kasih. Tak
pernah saling menebar benci. Lebaran lalu kami bertemu dan rasa itu masih
seperti dulu. Selalu berwajah harmoni. Itu kisah masa kecil kami.

Saya yakin. Setiap agama menaruh hati pada cinta. Begitu juga Islam, agama
saya. Yang selalu digambarkan orang-orang sana. Media-media. Tentang orang
Islam yang bengis, di cap teroris, suka perang; tidak toleran saya kira
kurang begitu tepat.

Agama saya adalah agama cinta.

Rasanya, yang demikian tidak begitu adanya.

Saya memang mengenal agama belum lama. Di mulai dari kelas 2 SMA Begarlish
High School Magelang. Saat sekolah itu, saya diajak masuk pesantren.
Awalnya saya menolak dengan ribuan alasan, tapi akhirnya menerima. Pagi,
sore, malam di habiskan di asrama belajar agama. Siangnya belajar di sekolah
umum.

Lewat proses itu, saya mengenal agama dari gus-gus anak kiai NU di pesantren
itu. Namun, di sela-sela waktu, saya juga terombang-ambing dengan begitu
banyak aliran atau kelompok agama.

Mulai dari jamaah Tabligh, pergi jauh berkeliling-keliling kampung mengajak
orang sholat, lalu ikut jamaah Salafi yang ajarannya saya pikir terlalu
kaku tapi pemahaman bahasa arab dan hadist-hadinya hebat, kemudian sedikit
sentuhan NII yang sebelum berhasil di baiat (disumpah setia) saya kabur.

Lulus SMA, saya ikut pers mahasiswa yang kebanyakan berideologi kiri
(sosialis), saya pun tenggelam di dalamnya selama 2 tahun. Massa ini banyak
sekali saya membaca buku-buku pergerakan orang-orang kiri serta buku
teori-teori sosial progresif (maju) tapi non profetik (kering spirit,
tidak punya ruh spiritualitas)

Sebab tak tahan kemana ujung perjuangan dan rasanya spiritualitas begitu
mengering akhirnya saya berhasil dibujuk untuk bergabung sama anak-anak
masjid kampus. Ikut kepengurusan Lembaga Dakwah Kampus (LDK), mendaftarkan
diri di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), lalu tiba tiba
ikut aktif di Jamaah Tarbiyah (PKS).

Kemudian setelah kabur dari kampus, saya merantau bekerja di Jakarta. Di
sinilah rasa-rasanya agama saya jadi berantakan. Saya mulai kehilangan
pegangan. Saya meraba-raba kembali agama cinta saya. Agama yang saya yakini
kebenarannya. Agama yang tak akan membakar masjid atau mengusir penduduk
ketika mereka berbeda keyakinan. Agama yang bisa membuat hidup damai dan
tenang dengan agama lain asalkan mereka tak berbuat curang.

Jalan agama cinta dari kelompok-kelompok yang sama masuki diatas mungkin
semua benar. Tapi belum sanggup menjawab rintihan jiwa saya, spiritualitas
saya yang begitu haus. Hingga, saya menemukan jalan agama cinta.

Agama yang mengajarkan interaksi dengan Tuhan bukan lewat rasa takut dan
hukum-hukum yang kaku tapi lewat tenggelam dengan *mahabbah* cinta. Agama
yang mencintai sesama. Agama yang meyakini kebahagiaan sempurna bukan
semata-mata setelah bisa berbuat baik dan bisa memberi sesuatu kepada
sesama, tetapi kebahagiaan sempurna adalah ketika kita mengenalNya dan kelak
bisa memandang wajahNya.

Itulah agama cinta, dan kini saya sedang �tenggelam� di dalamnya. []

Jakarta: 22 Oktober 2010/08.26

*Penulislepas, tinggal di Jakarta

--
==========
yons achmad
Twitter: @Senjalova
"Kekuatan Ilmu Terletak Pada Bagaimana Kita Berbagi"
3.

Art-Living Sos 2010 (A-10  Sebentar

Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Fri Oct 22, 2010 12:06 am (PDT)





Dear Allz....

Hmmh...apakabaaarrr ? Semoga semua teman dan sahabatku sehat-sehat di akhir pekan ini, yaaaa...Sehat dan gembira, agar hidup kita menjadi lebih bermakna.

Mumpung sekarang hari Jum'at....akhir pekan...saya mau menyajikan sepotong kata saja, yang pendek dan sederhana, yaitu : SEBENTAR...

Nggak usah berpanjang kata seperti biasanya...hehehe...kita langsung saja, ya... Namanya juga sebentar....

Sebelumnya, ijinkan saya mengutip sedikit anekdot pendek mengenai kata 'Sebentar' atau 'entar', yang saya peroleh beberapa waktu lalu dari seorang sahabat ( terima kasih, ya...inspiratif banget).

Selamat menikmatiiiiiiiiii....have a nice day....

Jakarta, 22 Oktober 2010

Salam hangat,

Ietje S. Guntur

♥♥

Art-Living Sos 2010 (A-10

Selasa, 19 Oktober 2010

Start : 19/10/2010 15:12:11

Finish : 19/10/2010 17:33:15

SEBENTAR

Pertanyaan menggelitik : Berapa lamakah sebentar itu ?

Ide dari sebuah email seperti ini :

Mas Karjo jalan2 ke Mangga Dua mau melihat pameran komputer.
Mas Karjo penasaran dengan tulisan "ENTER" disalah satu komputer terus dia tanya ke SPG yang lagi membagikan brosur.

"Mbak mau nanya dong "ENTER" ini maksudnya apaan sih?"
Ternyata SPG-nya juga gaptek.
"Kayaknya untuk mempercepat program aja Mas!"

"Mempercepat gimana maksudnya Mbak?"
"Ya mempercepat aja, Mas . Kan kalau tulisannya 'ENTAR' jadinya lama!"



Cerita berikutnya.

Saya sudah berjanji dengan seorang teman, untuk bertemu di suatu sore. Saya sudah berada di tempat yang dijanjikan, ketika ponsel saya bergetar lembut. Sebuah pesan singkat alias SMS masuk. " Sabar, ya. Sebentar lagi. Kena macet nih."

Saya membalas cepat. " Tidak apa-apa. Aku cari tempat dulu. Kira-kira berapa lama lagi ?" tekan tombol . Kirim.

Dalam hitungan detik, ponsel saya bergetar lagi. " Wah, ndak tahu nih. Macetnya nyaris nggak bergerak."

Saya memperkirakan, paling tidak yang dimaksud 'sebentar' oleh teman saya adalah sekitar 15 menit hingga setengah jam. Di sore hari Jum'at seperti ini, apalagi ditambah dengan hujan , maka kemacetan bisa terjadi dimana-mana. Urusan sebentar, tidak bisa lagi diukur dengan semenit atau lima menit. Sebentar itu pun bisa mulur, menjadi paling cepat 15 menit, dan paling lama ....ya, tidak terbatas...hmmm...



Di tempat lain. Di saat yang lain. Seorang teman mengeluh. Dia kehilangan tas berisi barang belanjaan yang diletakkan di dekatnya ketika sedang berjalan-jalan di pusat keramaian yang padat pengunjung.

" Baru saja aku menoleh sebentar, tas jinjinganku sudah lenyap. Waduuuh...sial banget." Wajahnya tampak jengkel dan gemas.

" Lha, memangnya nggak dijaga ?" tanya saya. Prihatin.

" Ya, dijaga. Aku Cuma bergeser beberapa senti meter, untuk melihat situasi. Eeeh, malah si tangan panjang lebih cepat dari kedipan mata. Gesit banget."

" Iyalah...mereka kan bekerja efisien. Secepat kilat." Sahut saya lagi.

" Hmmh...emang lagi apes. Untung aja, isinya bukan barang berharga. Tapi memang jengkel banget. Astagaaaa...kok bisa, ya...".

Itulah. Sebentar yang terjadi kali ini memang sebentar yang sangat singkat. Mungkin hanya sekitar beberapa menit. Mungkin hanya beberapa detik. Ketika terjadi kelengahan, maka orang yang lebih gesit akan bergerak cepat .



Sebentar.

Itu memang hanya sebuah kata yang pendek. Tetapi seperti keadaan yang terjadi di sekitar kita. Sebentar itu bisa sangat relatif rentang waktunya.

Ketika kita menunggu seseorang, maka tidak ada waktu yang sebentar. Lima menit sudah lebih dari cukup untuk menguji kesabaran. Urusan 'sebentar' ini bisa menjadi dua bentar, tiga bentar...bahkan bisa menjadi seratus bentar kalau kita sedang menunggu sesuatu atau seseorang.

Gara-gara urusan sebentar ini , tidak jarang kita pun bisa berselisih pendapat dan bertengkar. Masing-masing orang akan mempergunakan ukuran sebentar, sesuai dengan kepentingannya. Sulit sekali untuk mengakurkan arti sebentar dalam satuan detik, menit atau jam. Belum pernah ada peraturan dan undang-undang, yang menyebutkan satuan 'sebentar ' ini...heh heh..

Memang, dipikir-pikir, urusan sebentar ini erat kaitannya dengan waktu dan nafsu....hmmh...ssttt...tunggu dulu. Jangan murka.

Konon, orang yang bisa menahan nafsu, maka waktu 'sebentar'nya bisa mulur menjadi lebih panjang. Contohnya, kalau kita sedang berpuasa menahan lapar, maka waktu sebentar kita adalah tidak makan dan minum selama sehari penuh. Kita akan bersabar sepanjang hari, dan menghitung waktu satu jam hingga lima jam sebagai bagian yang pendek dan hanya sebentar dibandingkan dengan waktu berpuasa seharian.

Tapi coba , kalau kita sedang kebelet mau buang air...( uuppss...maaf). Jangankan satu jam. Satu menit pun sangat berarti untuk kita. Siapa yang kuat menahan dorongan berkolaborasi...eh, bukan...dorongan untuk mengeluarkan isi perut dalam hitungan jam ? Kalau kebutuhan biologis akibat metabolisme usus sudah begitu mendesak, maka urusan sebentar benar-benar hanya dalam hitungan detik. Lewat dari detik itu, maka urusannya bisa gawat...hehehe...

Jadi memang nyata. Bahwa nafsu dan sebentar itu seperti saudara sepupu.

Kalau kita sedang menahan nafsu, maka semua seakan terasa lama. Tapi begitu nafsu dilampiaskan, maka waktu pun seakan bergulir sangat cepat. Setelah puas, biasanya kita bisa berkomentar ," Aah...Cuma sebentar inilah !"



Selain tidak ada peraturannya, kata 'sebentar' ini juga bisa digunakan kapan saja, kalau kita mau menghindar dari sesuatu. Ibaratnya, kata 'sebentar' bisa dijadikan tameng untuk melindungi diri dari satu situasi yang gawat.

Misalnya kita mengatakan begini ," Waduuuh...maaf, ya. Tadi saya ketemu dengan teman jaman sekolah . Jadi ngobrol sebentar. Keasyikan deh. Maklum sudah lama nggak berjumpa." Bweeeh...basi banget...hih...hiiih...

Sebaliknya, kata 'sebentar' ini pun bisa dijadikan senjata untuk menyerang, kalau kita sedang memiliki kekuatan dan keperluan. Contoh-contoh di dalam komunikasi pemaksaan bisa dilakukan dengan kata 'sebentar'. Misalnya begini ," Pinjam mobilmu sebentar. Saya mau ke luar kota !" Dengan wajah galak dan mata membelalak.

Dari mana kita bisa mengukur, bahwa keluar kota bisa sebentar saja ? Hikks...tapi bukan karena kata 'sebentar' itu yang membuat kita mau meminjamkan mobil kita. Melainkan gaya dan wajah menakutkan dari orang yang menyemburkan kata 'sebentar ' tadi.

Oya...kata sebentar juga belakangan sudah beranak-pinak dalam berbagai dialek daerah, terutama dalam pergaulan sehari-hari. Contohnya di Jakarta, kata sebentar telah berubah menjadi : Entar atau ntar. Penggunaannya pun bisa lebih fleksibel. Kita sering mendengar ucapan seperti ini ," Iye...ntar-ntar aje !". Yang kurang lebih artinya nanti saja. Bisa ditunda.

Contoh lain ," Ntar dululah...gue lagi sibuk nih." Artinya, nanti saja, bisa dikerjakan atau dilakukan lain waktu.

Bisa juga untuk ajang rayu merayu, seperti ini : "Ntar nih, kalo abang punya duit, adik akan abang belikan emas berlian dan sepatu kaca !" Huuu...gubrak banget deh. Hari gini pakai sepatu kaca ? Bukannya bisa belah dan luka tuh kaki ? Heh heh...



Kembali pada kata 'sebentar'.

Setelah saya renung-renungkan, kata sebentar ini mengandung unsur subyektivitas yang sangat tinggi dan mengusung nilai-nilai yang sangat pribadi.

Kita jarang bisa mengakurkan nilai atau arti sebentar dengan seseorang. Bahkan dengan saudara kembar sekalipun, yang konon sering sehati dan sepikiran ( bener gak sih, kan kepalanya dua, dan jantungnya juga berbeda ?).

Itu sebabnya, karena nilai subyektivitas dari kata 'sebentar' ini begitu tinggi, maka seyogyanya kita harus berhati-hati dalam penggunaannya. Ketika kita berhadapan dengan orang yang memiliki kepentingan mendesak, maka kita dapat menenangkannya dengan kata 'sebentar'. Tentunya dengan nada penghiburan. Tetapi hati-hati, bila kita menggunakan nada yang agak tinggi, bisa-bisa orang yang kita ajak bicara malah marah-marah karena merasa dipermainkan.

Masih ada lagi.

Sekarang coba perhatikan. Apakah ada di dalam komunikasi formal, seperti di dalam surat-surat perusahaan yang menggunakan kata 'sebentar'. Misalnya di dalam sebuah proposal : "Dengan hormat. Sebentar lagi kami akan menerbitkan sebuah buku. Mohon bantuannya untuk sumbangan dana."

Pihak penerima proposal pasti akan bertanya :" Sebentar itu, berapa lama ? Apakah ada kepastian ?"

Bahkan di dalam surat non-formal, kecuali sebagai bagian dari cerita, kita jarang menggunakan kata sebentar. Kata ini lebih banyak digunakan di dalam bahasa lisan yang bersifat pribadi. Kadang-kadang, kata sebentar yang bersayap ini juga digunakan oleh para politikus atau pengumbar janji untuk menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya ," Sebentar lagi daerah ini akan aman dari banjir."...atau " Sebentar lagi anak-anak kita tidak usah membayar biaya pendidikan ." ...eheem...



Itulah. Hanya dari sebuah kata, kita bisa mengambil banyak maksud dan tujuan. Kata yang kita pikir hanya sebuah kata sederhana, tetapi bila salah tempat dan salah waktu, akan runyam akibatnya.

Sebetulnya, saya masih ingin membahas mengenai kata sebentar ini lebih lanjut. Tapi..hmmh...tunggu sebentar, ya...saya mau mikir dulu...hehehehehe....

Sampai jumpa di episode berikutnya...Sebentaaaaaar lagi...



Jakarta, 20 Oktober 2010

Salam hangat,

Ietje S. Guntur

Special note :

Thanks untuk Edo yang telah mengirimkan joke yang inspiratif. Terima kasih kepada penulis joke yang telah saya kutip tulisannya...

:BCA:
4.

[Ruang Baca] Hijrah Atas Nama Pencarian dan Janji Penghambaan (ulasa

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Fri Oct 22, 2010 12:49 am (PDT)



<http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1649453604520&set=o.442643448919>

* *

*Judul Buku : From Cat Stevens to Yusuf Islam*

*Penulis : Hermawan Aksan*

*Penerbit : Mizania*

*Hal : 190 hal, cetakan I, Desember 2008*

"Yusuf Islam adalah 'duta' besar dari agama yang sering disalahfahami"
(Pangeran Charles)

Steven Demerte Georgiou, lahir di London pada 21 juli 1948, merupakan sosok
yang lebih dikenal dengan nama Cat Stevens. Memilih nama Cat Stevens karena
beranggapan banyak orang yang mencintai kucing dan dengan begitu mudah untuk
diingat.

Memulai dunia musik dan seni semenjak belia penuh dengan keuletan dan mimpi,
menjadikan seorang Cat Stevens pada akhirnya meraih kesuksesan di dunia
musik dengan gemilang, di saat umurnya baru menginjak 18 tahun.

*Morning has broken, like the first morning*

*Blackbird has spoken,like the first bird*

*Praise for the singing, praise for the morning*

*Praise for the springing fresh from the word *

*Morning Has Broken*, lagu yang ditulis oleh Eleanor Forjeun, sukses
dinyanyikan dengan Cat Stevens sehingga lagu tersebut terkenal di beberapa
negara. Walaupun begitu, banyak karya-karya lain yang dinyanyikan Cat
Stevens sebenarnya adalah lagu yang ditulis olehnya sendiri. Lagu-lagu
tersebut biasanya banyak berbicara tentang kehidupan dan perenungan.

"Saya memperoleh lagu dan kemudian terus menyanyikan lagu itu sampai
kata-kata muncul dari sana. Ini semacam keadaan hipnotik yang bisa Anda
capai setelah beberapa saat anda memainkannya dan kata-kata bermunculan dari
sana."(hal. 19)

Kesuksesan dan kebergelimangan harta justru membuat Cat Stevens mencari
tentang makna kehidupan, mencari apa yang sebenarnya ia cari di hidup ini,
dan mencoba menemukan esensi agama sebagai *'way of life*'. Buku. *"From Cat
Stevens to Yusuf Islam"* merupakan buku yang didalamnya memuat tentang kisah
perjalanan hidup Cat Stevens, terutama tentang makna pencarian. Pencarian
hidup dan pencarian tentang Tuhan.

Sebuah insiden menimpa Cat Stevens ketika arus air laut hampir
menenggelamkannya dan menjauhkannya dari pantai saat berenang. Hal ini yang
membuat titik balik utama tentang janji dan penghambaannya kepada Tuhan.

"O Tuhan, jika Engkau menyelamatkan saya, saya akan bekerja untuk-Mu" (Hal
142)

Dilahirkan dari orang tua berdarah Yunani – Siprus dan lingkungan yang tidak
mengenal Islam nyatanya tak menghentikan hidayah datang kepadanya. Hidayah
itu begitu unik menghampiri seorang Cat Stevens, walaupun sebelumnya ia
sempat berpindah-pindah agama bahkan sampai melakukan ritual kejiwaan
seperti bertapa. Hingga pada akhirnya agama Islam hadir dalam kehidupannya
lewat Al-Qur'an.

Kakak kandung Cat Stevens, seorang non muslim, yang awalnya memberikan
sebuah Al-Qur'an kepada Cat Stevens sebagai bentuk 'keisengan'. Awalnya
memberikan Al-Qur'an hanya sebagai cindera mata, namun pada akhirnya
membuka pandangan Cat Stevens tentang agama Islam. Cat Stevens membaca
terjemahan dari Al-Qur'an tersebut lalu mengagumi agama Islam dan menyadari
justru agama ini yang ia cari. Bahkan ia mengambil nama Yusuf Islam, yang
berasal dari kisah nabi Yusuf AS yang begitu menginspirasi.

Setelah memeluk agama Islam, kehidupan Cat Stevens mengalami banyak
perubahan. Dalam buku yang dituliskan oleh Hermawan Aksan ini banyak kisah
haru antara kebahagiaan dan tantangan yang Yusuf Islam lalui. Tentang
pilihan hidupnya, untuk memutuskan berhenti dari dunia musik dan hiburan.
Tak hanya itu cemoohan bahkan beberapa fitnah menguji Yusuf Islam. Bahkan,
sempat ia tidak dibolehkan masuk ke Amerika, karena dugaan keterkaitannya
dengan issue teroris.

Kisah-kisah yang menarik, mulai dari kehidupan pribadi seperti bagaimana ia
memilih istri dan membesarkan anak-anaknya menjadi pelajaran tersendiri.
Dalam buku ini juga, dibahas mengenai alasan Yusuf Islam keluar dari dunia
hiburan dan pada akhirnya memtuskan 'memetik gitar' kembali.

Buku, "From Cat Stevens dan Yusuf Islam" menggambarkan liku-liku
perjuangannya mencari sebuah jati diri dan keislaman. Dari lagunya banyak
kita mendengar tentang hidup dan kehidupan, cinta, kasih sayang dan
perdamaian. Seperti lagu "Peace Train" tentang kereta kedamaian yang seakan
bercerita tentang kerinduannya terhadap perdamaian dunia.

Kehidupan nyata Yusuf Islam juga mengajarkan banyak hal tentang makna
kedermawanan dan kehidupan bersosial. Tak hanya sumbangsih materi, tenaga,
dan pikiran yang ia berikan ketika bencana Tsunami melanda Aceh tahun 2005,
namun ia juga menciptakan lagu yang kaya makna, "Indian Ocean". Lagu yang
bercerita tentang liburan sebuah keluarga yang berasal dari London yang
pada akhirnya mengajarkan mereka tentang bencana dan kuasa Tuhan lalu merasa
menemukan syurga di mata seorang gadis kecil.

Walaupun buku ini merupakan kumpulan kisah yang disusun hanya lewat
referensi dan beberapa wawancara tidak langsung dan didalamnya terdapat
beberapa bahasan yang diulang, namun buku ini begitu menginspirasi. Belajar
tentang makna sebuah pencarian. Mencari sisi lain pembelajaran hidup dan
kehidupan, menjadikan agama sebagai jalan kehidupan.

***

*Nb : maaf kalo ulasannya kepanjangan, nafsu banget nyeritain buku ini :D ni
buku juga cocok buat hadiah para musisi dan pengamen jalanan ;)*

*Liriknya Indian Ocean :*
<http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1649456804600&set=o.442643448919>

*Indian Ocean*

*By Yusuf Islam*

*It was a cold day in London,*

*Dark clouds rumbling,*

*Grabbed the yellow pages under the bed,*

*I noticed an ad it said,*

*'Indian Summer', '10 Days of Wonder',*

*'Paradise is yours for £50!'*

*I thought to myself, 'That's it!'*

*Told the wife to pack the bag,*

*Forget about the plans we had*

*"We're going east instead."*

*She looked at me and shakes her head.*

*I said, "O now baby,*

*I know it sounds crazy,*

*But this may be the only chance we get.*

*We only get one life to live!"*

*So we grabbed the kids and some body-lotion*

*and we went to the middle of the*

*Indian Ocean*

*Our guide was there to meet us;*

*Welcome sign to greet us*

*Ten porters stood up like a wall*

*Carried our bags to the hall*

*The custom man smiled to me*

*Begs so politely*

*"Tell me sir, have you any more?"*

*I looked at him and said, "that's all."*

*They drove us to the beach house,*

*I said, "Is this all ours?"*

*They nodded and rolled out the bed*

*I turned to my wife and said,*

*"Ooh now honey, I guess it's still sunny,*

*Let's all go down for a dip*

*Before the sun sets."*

*Suddenly I gazed up,*

*Upon the rising wave, I*

*Saw the sea drawn from the sand*

*I grabbed the wife and kids and ran.*

*"Please God! save us!*

*Please don't blame us,*

*For this is the only life we have;*

*We'll make it up if we were bad."*

*The wave was a-pounding as we*

*scrambled up the mountain*

*No one even dared to turn their head*

*Just one slip and you're dead!*

*As the waves were dying,*

*A child was crying*

*Searching for her mum and dad*

*A thin dress was all she had*

*She held us tight,*

*We looked far and wide*

*But nothing there...*

*There was nothing left*

*We all broke down and wept.*

*Then came the morning,*

*A New Year was born*

*The girl had been with us all night*

*My wife looked down at her and sighed:*

*"O my Darling! It's suddenly dawning,*

*But just take a look at those eyes*

*She must be Paradise!*

* *
5.

Mind-Therapy : Sipemilik no misterius, Penguji Kesabaranku...

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Fri Oct 22, 2010 1:24 am (PDT)



Assalamu�alaikum wr.wb

Shahabat yang baik, Bagaimana kabar Anda hari ini? Saya tau Anda mau
mengatakan penuh dengan Semangat Alhamdulillah. Mungkin juga dengan tagline
hidup Anda sendiri, Super, power, Dahsyat, luar biasa, Jauh Luar biasa...
dan terkadang juga biasa aja kalau diluar ya... ^_^ Semoga langkah-langkah
dan perbuatan yang sedang kita lakukan, menjadi ukiran di buku-buku
kebaikan, tatkala dibagikan kepada kita kelak, Pada hari yang telah
ditentukan.

Saya mau bertanya kepada Anda. Perasaan seperti apakah yang akan anda alami
atau muncul, bila ada yang menghubungi Anda, dengan No HP yang belum
terdaftar atau tersimpan di Phone book Anda? Kemudian Saat Anda konfirmasi
dengan SMS �Siapa ini?�, Adapun yang terjadi, yang bersangkutan menghubungi
kembali, tetapi begitu Anda angkat, dia matikan...

Ini saya alami minggu yang lalu. Pertama kali saya membaca informasi di HP
BB (Bukan Berry) kesayangan saya, saya mengira ini adalah no teman saya.
Karena sebelum tidur, ada seorang teman janji mau menghubungi saya, karena
ada hal yang mau dibicarakan. Selama menunggu telf darinya, ternyata sang
mata sudah tidak sanggup lagi menahan rasa mengantuk. Dan tertidur lah
saya...

Dipagi hari, begitu saya lihat HP saya, ada 4 panggilan gagal pada jam 01.30
wib. Saya mengira teman saya ini penting sekali masalahnya. Dengan asumsi
ingin bertanya, saya sms lah pada no itu �Siapa ini?�... Saya tunggu
beberapa menit, tidak ada balasan datang. Ya sudah, saya pun mengabaikan.

Kemudian, saya melakukan kembali aktivitas sehar-hari. Berangkat kerja
ke *Mind-Talks
Clinic* di Jl.Wolter Monginsidi No 58C Kebayoran baru Jakarta selatan.
Selama dalam perjalanan, no misterius itu menghubungi saya lagi. Dan begitu
saya angkat durasinya berjalan 02.00 detik, dia matikan lagi. Ini
berlangsung hampir 5 kali pada setiap jam nya. Emosi saya sempat timbul
tenggelam saat itu. Cuma, saya berusaha menyadari timbul tengelam fikiran,
supaya tidak menyebabkan saya kesal atau marah, melainkan prihatin. Saya
maknailah kejadian itu dengan �*Mungkin ini orang mau curhat, atau
konsultasi masalahnya, tetapi malu-malu. Atau mungkin saja takut diminta
bayaran atau bahkan minta saya yang menghubunginya karena gak ada pulsa
untuk menelfon�.. *

Selain itu juga, ada pemikiran yang muncul dalam diri saya.*�Jangan-jangan
orang ini yang mau menipu dengan memanfaatkan rasa penasaran dalam diri
saya, atau memanfaatkan kondisi emosi �penasaran dan ingin tau�.* (Fikiran
kurang tepat untuk orang lain muncul ya, Kalau pembenaran nya �Pemikiran
Waspada�). Karena *Dengan saya menelfonya kembali, bearti saya sudah siap
untuk masuk dalam jebakannya.* Sebab saya tau dan belajar hypnosis.
Bahwa, *hypnosis
tidak terjadi kalau saya tidak mengizinkannya.* *Dan hyposis tidak mesti
tidur, Asal sudah mengizinkan, maka terjadi.�* (*Mari kita SADARI, *Keahlian
para penipu bisa membuat kita untuk* RELA, memperbolehkan diri dan
mengizinkan diri,* untuk melakukan apa yang mereka mau, Jadi
waspadalah...waspadalah... Kalau sempat ktia tertipu, itu bukan disebabkan
mereka semata, melainkan karena kita LALAI dan Teledor). Sayapun akhirnya
memutuskan tidak menghubunginya.

Sore hari saya pulang kembali ketempat istirahat di Jl.Matraman Dalam I.
Saya bersyukur tidak lagi mendapat telf yang tak jelas pemiliknya itu.
Keesokan harinya pun, alhamdulillah sudah tidak ada lagi. Dalam hati saya
terbesit �Alhamdulillah sudah aman dari telf tak jelas..�

Dua malam yang lalu, tepatnya sekitar jam 01.20 wib... *�We will not go down
...� *berbunyilah suara nada dering HP saya. Suara itu cukup membuat saya
terbangun. Saya lihat dengan mata yang sayup-sayup jelas tak jelas. Ternyata
no sang misterius itu. Saya putuskan menjawab *�Halo dengan siapa ini?� *Suara
yang lumayan tinggi, yang dipakai untuk menanyakan seolah-olah saya sedang
dintrogasi dari sang penelfon �*Saya Rahmadsyah*� saya jawab. Dalam hati
saya, kok malah saya yang ditanya siapa ini?

Kemudian dia tambah menguatkan pertanyaan �*Kok no ini ada sama kamu*?� saya
jawab �*Iya ini no saya...*� tidak cukup sampai disitu, dia tambah ingin tau
lagi dengan meninggikan lagi nadanya �*Kamu dimana...*� Saya jawab �*Saya di
Jakarta, Matraman Dalam I*�... hening sejenak, kemudian dia merendahkan
suaranya. �*Maaf salah sambung*...� tut..tut...tut... Panggilannya
berarkhir.

Setelah telfnya berakhir, emosi marah saya, hampir bergejolak. Karena ada
bisikan dalam diri �*Masa kamu diginiin, kamu marahin dia kembali. **Sudah
telf malam-malam, nada tinggi, ganguin tidurmu lagi..*.� Saya sempat hampir
MARAH. Tapi Alhamdulillah, ada suara lain yang muncul. �*Masa... gara-gara
dia, kamu lebih mengorbankan waktu tidur dan nikmatnya istirahat? Kalau kamu
marah bagaimana bisa nyenyak*�... Dan sayapun kembali ingin meninggalkan
dunia ini sejenak dari Kesadaran Logika saya... ZZZzz,, (Mungkin alasan lain
karena yang telf adalah suara lelaki. Jadi gak usah dipedulikan ya. Tapi,
kalau perempuan akan saya peduli, bila suara itu dari calon istri saya ^_^),
Barangkali sipenelfon mengira, ini no pacarnya ??? ).

Shubuh harinya, tatkala saya bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi
untuk wudhu. Entah apa sebabnya, saya mau MARAH saja. Karena sebagaimana
kita tau bersama, marah itu pasti ada pemicu, atau proses timbulnya emosi
tersebut. Ternyata, sisuara ajakan untuk marah dalam diri saya semalam,
muncul lagi. Langsung disaat itu juga, ada suara lain �*Masa kamu marah,
bukankah kamu sudah tau cara mengelola Emosi Marah?*�

Disaat itu, secara otomatis terjadilah pencarian data informasi dalam
memori. Langsung mengakses Tips Terapi Cara mengelola Emosi
Marah<http://rahmadsyahnlp.blogspot.com/2010/09/12-langkah-mengelola-emosi-marah.html>.
(Mungkin ini adalah salah satu manfaat kita berbagi informasi kepada orang
lain. Bila Anda mau tau, bisa membaca kembali di blog saya). Dengan
cepatnya, otak saya melakukan langkah-langkah pada tips tersebut. Dan
sayapun kembali tenang, karena EMOSi langsung stabil. (Saya menjadi ingin
tau bagaimana dengan pengalaman shahabat yang memprakteknya, apakah cocok
cara tersebut? Atau memang bermanfaat?).

Shahabat yang Baik. Sungguh aneh ya. Terkadang kita mengizinkan diri kita
untuk marah, kecewa, kesel entah emosi lainnya. Anehnya, *karena kita telah
memperbolehkan orang lain mengusik kenyamanan diri kita.* Yang mungkin ada
orang sengaja memang ingin kita marah, atau bahkan dia menjadi senang, bila
kita kesel, kecewa, marah dan lainya. Padahal kalau kita mau berfikir jernih
dan mengunakan fikiran kita. Orang yang paling rugi saat itu adalah diri
kita sendiri. Barangkali juga, karena itu sampai membuat jantung berdegup
begitu cepat, sehingga menjadi stroke, atau menyerang anggota tubuh kita
yang lain, yang akhirnya membuat kita menjadi SAKIT.

Sekali lagi padahal, kita kuasa untuk memilih dan memutuskan, respon apa
yang bisa kita putuskan dari kejadian itu. Apakah mau marah atau membiarkan
itu bagian kehidupan saja atau sesuka hati Anda. Maka, Mari kita S A D A R I
setiap proses timbulnya FIKIRAN kita, agar kita mampu mengelolanya dengan
baik, sehingga hidup kita damai nan bahagia.

Salam Mind-Therapy...

Sumber ; www.terapinlp.com

Rahmadsyah Mind-Therapist

Jakarta 20 oktober 2010.

--
Rahmadsyah Mind-Therapist
*www.terapinlp.com* I* 081511448147* I *YM; rahmad_aceh* I *FB :
rahmadnlp@yahoo.co.id*
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.

Tidak ada komentar: