Minggu, 31 Oktober 2010

[daarut-tauhiid] SEPULUH SEBAB HADIRNYA CINTA

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh


SEPULUH SEBAB HADIRNYA CINTA


Cinta adalah kedudukan yang banyak diperebutkan oleh manusia, bahkan dengan
antusiasnya, mereka berlomba-lomba ingin mengetahui hakikatnya.

Dengan semangat ruh cinta lah, para ahli ibadah bersungguh-sungguh
melaksanakan ibadah. Maka cinta adalah makanan hati, nutrisi jiwa, dan
penyejuk mata.

Cinta adalah kehidupan, yang jika seseorang diharamkan darinya, niscaya dia
termasuk di antara sekian banyak orang yang mati.

Cinta adalah cahaya, yang apabila seseorang kehilangannya, niscaya dia akan
berada di laut kegelapan.

Cinta adalah penawar, yang apabila seseorang tidak memilikinya, maka niscaya
semua macam penyakit akan singgah di dalam hatinya.

Cinta adalah kelezatan yang apabila seseorang tidak memperolehnya, niscaya
hidupnya seluruhnya adalah kesedihan dan kepedihan.

Cinta adalah ruhnya iman, amal perbuatan, segala kedudukan dan keadaan yang
apabila musnah darinya, niscaya ia bagaikan tubuh tanpa nyawa di dalamnya.

Cinta adalah kendaraan suatu kaum yang mereka selalu berjalan di atas
punggungnya menuju sang kekasih. Dan dia adalah jalan mereka yang sangat
kokoh yang mengantarkan mereka menuju rumah-rumah mereka dengan cepat.

Demi Allah, sungguh telah pergi sang pemilik cinta membawa kemulian dunia
dan akhirat, di mana ketika bersama kekasih mereka merupakan puncak
kesempurnaan. Dan sungguh Allah Subhanahu Wata'ala telah memutuskan dengan
kehendak dan hikmahNya yang sempurna bahwa seseorang bersama orang yang
dicintainya. Maka cinta merupakan kenikmatan yang sempurna bagi para
pecinta.

Adapun di antara sebab-sebab yang dapat menghadirkan cinta seorang hamba
kepada Rabbnya dan menghadirkan cinta Rabb kepadanya yaitu:

1. Membaca al-Qur`an dengan mentadabburinya dan memahami makna-maknanya dan
maksudnya (tafsirnya).

2. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan mengerjakan
amalan-amalan sunnah setelah amalan-amalan yang wajib. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang sesuatu yang beliau riwayatkan
dari Rabbnya , "Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan
sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan atasnya. Dan
hambaKu senantiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah
sehingga Aku mencintainya." (HR. al-Bukhari).

3. Terus menerus berdzkir kepada Allah Subhanahu Wata'ala dalam setiap
kondisi, baik dengan lisan, hati, ataupun dengan perbuatan. Maka besarnya
kecintaan seseorang (kepada sesuatu) sebesar dan sebanyak dzikirnya
kepadanya. Dan barangsiapa yang mencintai sesuatu, niscaya akan banyak
mengingatnya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman, "Aku sebagaimana perasangka hambaku kepadaKu, dan Aku
bersamanya apabila dia mengingatKu." (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dan Allah
Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, "Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tenteram." (QS. ar-Ra'd: 28).

4.Mengutamakan kecintaaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas kecintaan
kepada dirimu sendiri ketika diliputi hawa nafsu, dan mengikuti serta
mentaati RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam. Allah Subhanahu Wata'ala
berfirman, artinya, "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran: 31).

Telah disebutkan tanda cinta, buah dan manfaatnya, maka tanda cinta
(seseorang) kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah mengikuti RasulNya
shallallahu 'alaihi wasallam , sedangkan manfaat dan buahnya adalah
kecintaan Allah Subhanahu Wata'ala kepada siapa saja yang mengikutinya
(RasulNya). Maka jika tidak ada al-Mutaba'ah (mengikuti RasulNya), ini
menunjukkan bahwa cintanya adalah dusta (tidak benar).

5. Menelaah/mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wata'ala ,
mengakui dan mengenalnya serta menelusuri dan menyelaminya di dalam
taman-taman pengetahuan (tentangnya). Maka barangsiapa yang mengenal Allah
Subhanahu Wata'ala dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, serta
perbuatan-perbuatanNya pasti dia akan mencintaiNya.

6. Mengakui kebaikan Allah Subhanahu Wata'ala dan nikmat-nikmatNya yang
tampak (Zhahir) maupun yang tidak tampak (bathin), karena sesungguhnya hal
itu dapat memotivasi seseorang untuk mencintai Allah Subhanahu Wata'ala ,
dan sungguh hati ini tercipta (fitrahnya) mencintai orang yang berbuat baik
kepadanya.

7. Menundukkan hati sepenuhnya di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala.

8. Berkhalwat (menyendiri untuk beribadah) dengan Allah Subhanahu Wata'ala
pada waktu Dia turun di akhir malam untuk bermunajat kepadaNya dan membaca
kitabNya (al-Qur`an) kemudian mengakhiri ibadah kepadaNya dengan memohon
ampunan dan bertaubat kepadaNya. Karena waktu itu adalah waktu pembagian
rampasan perang (keuntungan) dan hadiah-hadiah (dari Allah ), ada yang dapat
sedikit, ada yang dapat banyak, dan ada pula yang diharamkan (tidak
memperoleh sedikitpun).

9. Berteman/bergaul dengan orang-orang yang mencintai (Allah dan RasulNya )
dan orang-orang yang jujur/ benar (keimanannya), dan mengambil yang terbaik
dari buah pembicaraan mereka, dan hendaklah kamu tidak berbicara kecuali
benar-benar pembicaraanmu terdapat maslahat dan kamu mengetahui bahwa di
dalam ucapanmu terdapat tambahan kebaikan untukmu dan bermanfaat buat orang
lain.

10. Menjauhi segala sebab yang dapat menjadi penghalang hati ini dengan
Allah Subhanahu Wata'ala.

Di antara sebab-sebab yang sepuluh ini, maka insyaAllah sampailah para
pecinta kepada lokasi-lokasi cinta dan bertemu dengan sang kekasih. (Abu
Nabiel).

Sumber: Diterjemahkan dari kitab, "An-Nuqath al-'Asyru adz-Dzahabiyah",
karya: Syaikh Abdur Rahman bin Ali ad-Dusary.

FATWA ISLAMI

Hukum Merayakan Hari Ulang Tahun

Tanya :

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ditannya tentang Apakah hukum merayakan Hari
Ulang Tahun ?

Jawab :

Merayakan Hari Ulang Tahun tidak ada landasannya dalam agama kita yang suci
bahkan ia adalah bid'ah berdasarkan kepada sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam , "Barangsiapa yang mendatangkan suatu perbuatan baru (mengada-ada)
dalam urusan kita ini (agama) sesuatu yang bukan darinya maka hal itu adalah
ditolak". (Muttafaq 'alaih). Dan dalam lafazh Imam Muslim yang dita'liq kan
(diriwayatkan secara mu'allaq) oleh Imam Bukhari rahimahullah dalam
shahihnya dengan lafazh yang Jazm (tegas, pasti), "Barangsiapa yang
melakukan suatu perbuatan yang bukan dari urusan kami (agama) maka hal itu
adalah ditolak".

Telah diketahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah
merayakan Hari Lahir (Hari Ulang Tahun) beliau selama hidupnya, tidak juga
memerintahkan hal itu serta tidak pernah mengajarkannya kepada para shahabat
beliau.. demikian juga halnya dengan para al-Khulafaur Rasyidun. Dan seluruh
shahabat beliau tidak pernah melakukan hal itu padahal mereka adalah
orang-orang yang paling mengetahui sunnah Nabi, orang-orang yang paling
dicintai oleh beliau dan orang-orang yang paling komitmen dalam menjalankan
ajaran beliau. Maka andaikata perayaan Hari Lahir (Maulid Nabi) adalah
disyari'atkan niscaya mereka pasti berlomba-lomba merayakannya. Begitu juga
(hal ini) tidak pernah dilakukan dan dianjurkan oleh seorang pun dari para
ulama yang hidup pada abad-abad utama. Maka berdasarkan hal tersebut,
diketahui bahwa perbuatan tersebut bukan termasuk ajaran syara'/agama yang
karenanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus dan kami
bersaksi dihadapan Allah dan seluruh kaum Muslimin bahwasanya andaikata
beliau melakukan atau memerintahkannya atau dilakukan oleh para shahabatnya
niscaya kami akan berlomba-lomba untuk melakukannya dan menyeru kepadanya
sebab kami – alhamdulillah – adalah termasuk orang-orang yang paling
komitmen dalam mengikuti sunnah beliau dan mengagungkan perintah dan
larangannya. Kami memohon kepada Allah agar kami dan seluruh kaum Muslimin
dapat berketetapan hati (tsabat) dalam menjalankan kebenaran dan terhindar
dari setiap hal yang bertentangan dengan syara' Allah yang suci,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pemurah lagi Mulia. [al-Fatâwa al-Jâmi'ah lil
Mar-ah al-Muslimah, Jld. III, hal. 1099].

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
---------------------------------------------------------------------
dari: YAYASAN AL-SOFWA Jakarta


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: