Lady Evelyn: Bangsawan Inggris yang Pertama Kali Naik Haji
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pada musim haji tahun 1933 silam, menyimpan cerita
tersendiri bagi masyarakat Kota Suffolk, Inggris, khususnya umat Islam.
Sebab, pada tahun itu, salah seorang penduduknya pergi ke Tanah Suci Makkah
untuk menunaikan ibadah haji.
Hebatnya lagi, ia adalah seorang perempuan. Namanya adalah Lady Evelyn
Zainab Murray Cobbold. Konon, dialah Muslimah pertama aslI Inggris yang
menunaikan ibadah haji. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk
kepercayaan Anglikan, berita kepergian Evelyn Cobbold ke Makkah itu membuat
kaget masyarakat Inggris, terutama penduduk Kota Suffolk.
Mengingat Evelyn Cobbold berasal dari keluarga bangsawan Suffolk yang paling
berpengaruh. Karuan saja, kabar tersebut menghiasi pemberitaan media-media
di Inggris saat itu. Sejumlah media bahkan menempatkannya sebagai
*headline*di halaman depan.
Laman Wikipedia menyebutkan bahwa Lady Evelyn merupakan putri tertua dari
pasangan Charles Adolphus Murray-Earl of Dunmore ketujuh-dan Lady Gertrude
Coke-yang merupakan putri dari Earl of Leicester kedua. Perempuan yang lahir
di Edinburgh pada 1867 ini, disebut-sebut masih keturunan dari Pangeran
William I Inggris, yang juga dikenal sebagai William Sang Penakluk dan
William dari Normandia.
Dalam tulisannya yang bertajuk "From Suffolk to Saudi", editor berita BBC
Suffolk, Lis Henderson, mengungkapkan bahwa Lady Evelyn memutuskan untuk
memeluk Islam pada akhir 1800-an atau menjelang abad ke-19. Di usia
kanak-kanak, ia sudah mempelajari berbagai macam keyakinan. Sewaktu kecil,
ia kerap menghabiskan liburan musim dinginnya dengan mengunjungi wilayah
Afrika Utara. Di benua hitam inilah Evelyn tertarik dengan Islam.
Lady Evelyn menikah dengan salah seorang anggota keluarga Cobbold, John
Dupius Cobbold, pada 1891. Di negeri Inggris, keluarga Cobbold dikenal luas
sebagai pendiri Cobbold Brewery, industri pembuatan bir. Namun,
pernikahannya dengan John Cobbold hanya bertahan selama tiga dasawarsa. Pada
1922, pasangan ini memutuskan untuk berpisah.
Obat pelipur lara
Kandasnya bahtera rumah tangga yang telah dibinanya selama 31 tahun membuat
Lady Evelyn mengalami kesedihan yang teramat dalam. Berbagai usaha telah
ditempuhnya untuk menghapus kesedihan tersebut, tetapi tidak juga berhasil.
Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke Afrika. Di benua hitam
ini, ia menemukan obat pelipur laranya tersebut, yaitu agama Islam.
Dalam buku Islam Our Choice, bangsawan asal Suffolk ini mengungkapkan bahwa
ia tidak mengetahui secara pasti kapan dia mendapatkan hidayah tersebut.
"Saya merasa kalau saya selamanya sebagai seorang Muslim. Ini tidaklah aneh,
bila mengingat Islam adalah agama fitrah, di mana seorang anak dibiarkan
tumbuh menurut fitrahnya," ujarnya. "Karena itu, saya sependapat dengan
perkataan seorang sarjana Barat bahwa Islam adalah agama rasional dan sesuai
dengan akal sehat manusia."
Ia mengakui, makin banyak mempelajari dan membaca literatur tentang agama
Islam, semakin bertambah pula keyakinannya akan keistimewaan agama yang
dibawa Nabi Muhammad SAW ini dibandingkan agama lainnya. Menurutnya, Islam
adalah agama yang paling sesuai dengan kehidupan dan segala problematikanya.
Ia juga menegaskan, Islam adalah agama yang paling mampu menyelesaikan
segala kesulitan dan kepincangan di dunia ini, serta yang dapat membawa
manusia pada perdamaian dan kebahagiaan.
"Saya sudah tidak ragu bahwa Allah adalah tunggal. Dan Musa, Isa, Muhammad,
serta banyak nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum mereka adalah nabi dan rasul
yang mendapatkan wahyu dari Allah, Tuhan mereka. Setiap umat diutus Allah
kepadanya seorang rasul. Kita terlahir ke dunia ini tidak membawa dosa asal,
karenanya kita tidak membutuhkan orang lain untuk menanggung atau menebus
dosa kita," paparnya.
Lady Evelyn menambahkan, Islam identik dengan kedamaian. Muslim adalah
seorang yang harmonis dalam melaksanakan ajaran Pemilik dan Pencipta Alam
ini. Di samping itu, seorang Muslim adalah orang yang hidup damai dengan
Allah dan hidup damai pula dengan makhluk ciptaan Allah.
Wanita Inggris Pertama Menjadi Hajah
Pada April 1933, ia berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Ia menjadi
wanita Inggris pertama yang melakukan perjalanan ibadah haji. Saat
menunaikan haji, usianya terbilang lanjut, 65 tahun. Lady Evelyn mengakui,
ibadah haji memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupannya. Ia pun
merasa takjub dengan ritual ibadah rukun Islam ini.
"Bayangkan! Seseorang menceburkan diri ke dalam kelompok manusia yang begitu
besar dengan jumlahnya mencapai jutaan orang, dan datang dari segenap
penjuru dunia untuk melakukan ibadah suci di tempat yang suci. Mereka
meleburkan diri ke dalam kelompok manusia, lalu dengan segala kerendahan
hati, khusyuk, dan tunduk bersama-sama memuji, membesarkan, dan menyucikan
Allah," ujarnya.
Mengunjungi negeri tempat awal munculnya agama Islam dan menyaksikan
tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan Rasulullah SAW, menjadi pengalaman
yang hebat sepanjang hidupnya. "Dari pengalaman ini, saya terdorong untuk
mencontoh kehidupan Rasulullah," paparnya.
Ia juga melihat ibadah haji sebagai sarana untuk memperkokoh rasa
persaudaraan di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia. Perbedaan warna
kulit dan jarak antara satu dan yang lain tidak menjadi penghalang. Segala
perbedaan kesukuan dan mazhab dikesampingkan pada saat itu. "Kesatuan akidah
umat Islam telah menjadi persaudaraan yang kokoh kuat, persaudaraan yang
telah memberikan inspirasi kepada mereka untuk dapat mewarisi kebesaran
nenek moyang mereka," tukasnya.
Pengalamannya selama menunaikan haji ini, kemudian ia tuangkan dalam sebuah
buku berjudul Pilgrimage to Mecca. Buku ini dirilis pertama kali pada 1934.
Seiring perjalanan waktu dan usia yang cukup lanjut, perempuan bangsawan
kerajaan Inggris ini akhirnya wafat pada Januari 1963.
Red: Budi Raharjo
Rep: Oleh Nidia Zuraya
http://voa-islam.com/lintasberita/republika/2010/10/19/11058/lady-evelyn-bangsawan-inggris-yang-pertama-kali-naik-haji/
10/19/2010 7:59 PM
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar