Selasa, 28 September 2010

[daarut-tauhiid] Lailtaul Qadr Masih Terasa?

 

Masih ingat Anda saat pembagian rapor di sekolah dulu? Katakanlah, pembagian rapor kenaikan kelas akan diumumkan pada tanggal 21. Kita senang atau sedih? Apakah kita yakin menerima hasil yang baik atau hasil yang buruk di tanggal 21 tersebut, tentunya tergantung pada perjuangan kita selama setahun sebelumnya, saat ulangan harian dan ujian pra semester, dan ujian-ujian lain.

Bila kita telah absen 100%, melalui ulangan harian selalu maksimal, ujian lainnya juga telah kita siapkan dan hasilnya baik, tentu kita boleh menyambut tanggal 21 itu dengan hati yang gembira. Sebaliknya, bila perjuangan sebelumnya selalu kita lalui dengan persiapan minim, sering bolos, tentu jangan berharap di tanggal 21 itu kita akan menerima hasil yang baik pula..

Itulah gambaran analogi dari siapa yang berhak menerima rahmat pada malam Lailatul Qadr. Malam yang nilainya setara dengan nilai ibadah 1000 bulan. Saya pribadi merasa tidak layak mendapatkan malam seribu bulan itu karena saya menyadari hari-hari saya, selama 11 bulan sebelumnya saya lalui dengan kurang maksimal dalam beribadah kepada Allah SWT, bahkan cenderung banyak melakukan maksiat.

Dan semestinya kita semua juga jangan (sombong) berharap bisa mendapatkannya, terlebih bila mulai getol ibadah hanya saat memasuki bulan Ramadhan saja. Apalagi menunggu tanggal 21 Ramadhan, dst, baru mulai datang ke masjid dengan harapan mendapatkan malam nan agung itu. Jelas, ini sangat naif! Tuhan Maha Mengetahui dan pasti tidak akan pernah meleset menyerahkan "rapor baik" (rahmat-Nya) pada manusia di malam Lailatul Qadr itu.

Siapa yang berhak dan siap lah yang insya Allah dianugerahi malam Lailatul Qadr itu! Yaitu orang-orang beriman yang telah memperjuangkannya (untuk mendapatkan malam Lailatul Qadr) selama 11 bulan sebelumnya (dilanjutkan selama bulan Ramadhan) dengan beribadah dan beramal sholeh lillahi ta'ala.

Subhanallah. Astaghfirullahal adziim...

Berikut hadits Bukhari Muslim tentang Lailatul Qadr dan anjuran untuk mencari pada waktunya. Ingat, cerita penyerahan rapor di atas.

723. Ibn Umar r.a. berkata: Ada beberapa sahabat Nabi saw. telah diperlihatkan Lailatul Kadar dalam mimpi di malam dua puluh tujuh, maka Nabi saw. bersabda: Aku perhatikan impianmu bertepatan dalam malam dua puluh tujuh, maka siapa berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada malam dua puluh tujuh Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

724. Abu Said r.a. berkata: Kami i'tikaf bersama Nabi saw. pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, lalu keluar pada pagi hari 20 (dua puluh) Ramadhan dan berkhotbah: Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, kemudian dilupakan, karena itu kalian cari pada malam-malam yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29. Pada malam-malam yang terakhir, dan aku diperlihatkan seakan-akan aku sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang i'tikaf bersama Nabi saw. hendaknya pulang. Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awanpun di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sehingga mengalir dari atas masjid yang terbuat dari daun kurma, kemudian terdengar iqamat untuk shalat, maka aku melihat Nabi saw. sujud di atas air dan tanah, sehingga aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi saw. (Bukhari, Muslim).

725. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Biasa Nabi saw. i'tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, maka apabila telah sore hari ke-20 Ramadhan beliau pulang ke rumah demikian pula para sahabat yang mengikutinya. Kemudian pada saat yang biasanya pulang, tiba-tiba berkhotbah dan bersabda: Aku biasa i'tikaf pada malam-malam ini, kemudian terasa padaku untuk i'tikaf pada malam-malam akhir (21-30) Ramadhan, maka siapa yang telah i'tikaf bersamaku tetaplah dalam i'tikafnya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar kemudian dilupakannya, karena itu kalian cari pada malam-malam ganjil (21-23-25-27-29), aku ditunjukkan seakan-akan aku sujud di atas tanah berair, tiba-tiba malam itu berawan dan hujan, sehingga bocor di masjid terutama mushola Nabi saw. pada malam dua puluh satu, kemudian aku melihat dengan mata kepalaku ketika Nabi saw. keluar dari shalat Subuh, muka Nabi saw. berlumuran tanah berair (lumpur). (Bukhari, Muslim).

726. 'Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i'tikaf pada malam-malam sepuluh terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

Bagaiman dengan Anda, masihkah lailatul qadr itu Anda rasakan pengaruhnya bagi Anda???

http://www.kompasiana.com/gunsri2003

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: